Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ermatita
"Dalam era informasi dan globalisasi dewasa ini, mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan bisnis dengan cepat. Untuk itu suatu perusahaan harus menerapkan suatu strategi tertentu agar dapat mengantisipasi semua perubahan yang terjadi. Ini dimaksudkan agar perusahaan tetap unggul dan exist dalam bisnisnya. Strategi-strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah strategi bisnis dan strategi sistem informasi.
Pengimplementasian strategi bisnis dan strategi sistem informasi harus melalui tahapan perencanaan. Dengan tahapan perencanaan ini maka dapat diadopsi strategi yang benar-benar sesuai dengan kondisi perusahaan. Untuk menyusun perencanaan strategi bisnis, suatu perusahaan harus melakukan analisis terhadap situasi dan kondisi serta posisi bisnis yang dihadapi perusahaan. Analisis ini dapat dilakukan dengan bantuan analisis SWOT. Melalui analisis SWOT ini perusahaan dapat melihat berbagai macam peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menyusun perencanaan strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan.
Mengingat pentingnya peranan sistem informasi di dunia bisnis pada era informasi ini, strategi bisnis harus didukung oleh strategi sistem informasi. Perencanaan strategi sistem informasi harus disusun selaras dengan strategi bisnis. Dalam membuat penyusunan perencanaan strategi sistem informasi, sebaiknya melalui analisis Strategic Grid. Dengan analisis terhadap Strategic Grid ini dapat dilihat ketergantungan perusahaan terhadap sistem informasi, sehingga dapat disusun perencanaan strategi sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Strategi bisnis dan strategi sistem informasi yang sejalan dan sesuai dengan kondisi perusahaan dapat mendukung aktivitas perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Keselarasan strategi bisnis dan strategi sistem informasi perusahaan juga dapat meningkatkan keunggulan bersaing."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugianto Ibrahim
"Sistem lnforrnasi Akuntansi merupakan salah satu hal yang penting bagi manajemen suatu perusahaan, agar manajemen dapat memperoleh suatu informasi yang akurat dan tepat waktu, Pada saat ini sistem informasi yang ada pada PT "X" kurang memadai sehingga manajemen perusahaan mendapat informasi sangat terlambat dan bahkan kadang - kadang inforrnasi yang diperolehnya tersebut tidak akurat.
Hal ini disebabkan antara lain:
Sistem Akuntansi Biaya yang berjalan saat ini tidak baik dan dapat dikatakan menggunakan pendekatan yang disebut dengan traditional approach. Hal ini berakibat informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat, sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang kurang tepat atau salah. Proses akuntansi hanya menggunakan modul general ledger saja. sedangkan untuk yang lainnya masih dilakukan dengan manual. Struktur sistematika kode akun belum sistematis dan tidak dapat menghasilkan kebutuhan informasi manajemen perusahaan. Sehubungan dengan masalah tersebut diatas maka diberikan saran untuk memperbaiki sistem akuntansi yang berjalan saat ini.
Saran perbaikan tersebut adalah sebagal berikut :
Sistem akuntansi bìaya sebaiknya menggunakan pendekatan dengan metode "two stage process", sehingga alcan dapat dihasilkan informasi yang lebih akurat. Proses akuntansi disamping menggunakan modul general ledger, juga diusulkan untuk menggunakan modul account receivable (sales), modul account payable (purchasing), modul inventory sehingga informasi dapat dihasilkan dengan tepat waktu. Sistematika kode akun perlu dimodifikasi sedemikan rupa sehingga mencakup kebutuhan informasi manajemerl perusahaan.
Agar saran - saran tersebut dapat diimplementasikan dengan balk maka diperlukan staf yang mempunyai kemampuan yang cukup dibidang akuntasi serta mempunyai pengetahuan mengenai software akuntansi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Manfaluthi
"Hingga aat ini, mayarakat masih memiliki persepi tentang lambatnya pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah. Di lain sisi, Pemerintah menganggap telah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pada kasus pembuatan akta, yang ecara fisik hanyalah suatu penulisan pada blangko dengan tidak Iebih dari lima puluh kata, penyelesaian dalam waktu tujuh hari kerja akan terasa lambat, namun bagi pihak Kantor Catatan Sipil (KCS) penyelesaian akta dalam waktu tujuh hari kerja merupakan hal yang benar karena dalam penyelesaian akta, KCS telah menggunakan peraturan yang berlaku, yang menyatakan bahwa penyelesaian akta paling lambat tujuh han kerja (Keputusan Gubernur No.3 18 Tahun 1983). Dan kasus tersebut, ke dua pihak berada dalam posisi yang tidak dapat disaiahkan, karena masyarakat akan memandang penyelesaian akta teraebut menggunakan tolok ukur hasil fisik yang diperoleh, sedangkan KCS. melihat dari sisi telah melaksanakan peraturan yang berlaku.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan era perdagangan bebas?, dimana pada masa tersebut tingkat persaingan akan semakin tinggi dan kunci keberhasilan dalam persaingan adalah kecepatan. Padahal pihak Pemenntah juga akan memiliki peran dalam menghadapi persaingan yang ada, apakah Pemerintah tetap akan menggunakan acuan peraturan yang ada? Tidakkah sebaiknya dilakukan suatu kebijakssmaan baru yang dapat memenuhi tuntutan keadaan?.
Kantor Catatan Sipil (KCS) sebagai salah satu instansi pemerintah merupakan instansi yang memberi pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pencatatan sipil. Pencatatan sipil merupakan suatu catatan tentang keberadaan seseorang secara hukum sejak lahir (akta kelahiran) hingga orang tersebut meninggal (akta kematian). Dimana akta wajib dimiliki oleh penduduk, karena sifatnya yang mendasar itulah maka kajian atas sistem informasi pembuatan akta pada KCS dilakukan.
Hingga saat ini, KCS masih menerapkan sistem pembuatan akta manual, karena acuan yang digunakan adalah peraturan yang menyatakan jangka waktu penyelesaìan akta paling lambat tujuh hari kerja, yang menyebabkan KCS menyelesaikan akta dalam waktu tujuh hari kerja Padahal produk yang dihasilkan oleh KCS hanyalah satu halaman kertas berukuran A4, dalam format yang sudah standar, yang berisi tidak lebih dari lima puluh kata masukan. Dan tinjauan tersebut maka diperlukan suatu pengembangan terhadap sistem yang telah ada ke dalam bentuk sistem informasi pembuatan akta yang akan mempercepat proses penyelesaian akta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Herliansyah
"Badan Kepegawaian Daerah BKD Provinsi Riau merupakan Organisasi Pemerintahan Daerah OPD yang memiliki tugas dan fungsi dalam pelayanan dan manajemen Aparatur Sipil Negara ASN di Provinsi Riau, seperti pelayanan administrasi kenaikan pangkat, pindah instansi, cuti dan pensiun. Dari Laporan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau tahun 2016 diketahui bahwa pencapaian peningkatan pelayanan manajemen ASN pada tahun 2015 realisasi yang tercapai 52.21 dari target 82, sedangkan di tahun 2016 target diturunkan menjadi 60 dari sebelumnya 84 dengan mempertimbangkan rendahnya pencapaian di tahun-tahun sebelumnya. Permasalahan yang saat ini dihadapi adalah masih ditemukannya data pegawai yang tidak konsisten, proses layanan yang lambat, dan banyaknya berkas yang menumpuk. Hal ini dikarenakan Sistem Informasi Kepegawaian yang ada saat ini hanya berfungsi menyajikan data kepegawaian secara elektronik, akan tetapi belum menyediakan fitur-fitur untuk mendukung proses pelayanan sehingga layanan kepegawaian masih berjalan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuah solusi berupa perancangan Sistem Informasi Manajemen ASN Provinsi Riau yang menyediakan fitur bagi ASN untuk mengajukan permohonan layanan ke BKD. Perancangan Sistem Informasi pada penelitian ini mengadaptasi metode pengembangan sistem SDLC yang dimodifikasi dan mengambil tahapan analisis dan desain. Pengumpulandata yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen yang menghasilkan system request yaitu kebutuhan untuk membuat data lebih akurat dan konsisten, mempercepat proses layanan, dan dapat diakses secara online. Dari kebutuhan tersebut maka diturunkan menjadi fungsi-fungsi di dalam sistem yangkemudian dimodelkan menggunakan UML sehingga dihasilkan fitur pengajuan layanan secara online, verifikasi melalui sistem, mengelola permohonan, dan pengaduan layanan. Sedangkan tahapan desain dalam penelitian ini menghasilkan human computer intercation design, data management design dan physical architecture layer design yang dirancang sesuai requirement yang didapatkan. Hasil perancangan Sistem Informasi yang dibuat juga memiliki manfaat Business Process Automation BPA seperti form input data yang konsisten, serta penghitungan SKP dan angka kredit fungsional secara otomatis. Sistem juga akan memberikan Business Process Improvement BPI dengan fitur permohonan online sehingga tidak lagi melalui pencatatan di Petugas Administrasi, dan juga adanya notifikasi apabila dokumen persyaratan tidak lengkap diunggah maka tidak bisa melanjutkan permohonan sehingga tidak perlu mengantarkan berkas ulang. Sistem juga akan memberikan Business Process Reengineering BPR dimana ASN dapat mengajukan layanan secara online tanpa harus datang ke kantor BKD dan membawa banyak berkas. Selain itu juga sistem memberikan Business Process Oppurtunity BPO berupa tersedianya layanan pengelolaan permohonan oleh ASN pengguna layanan sehingga bisa memantau perkembangan permohonannya, dan juga fitur helpdesk yang memungkinkan ASN mendapatkan kemudahan pengaduan dan informasi yang lebih baik mengenai layanan kepegawaian.

The Regional Civil Service Agency BKD of Riau Province is a Regional Government Organization OPD that has duties and responsibilities in the service and management of Civil Servant ASN in Riau Province, such as administrative services promotion, relocation agency, leave and retirement. From the Riau Civil Service Agency Performance Report of 2016, it is known that the achievement of Civil Servant management service improvement in 2015 reached the percentage 52.21 from the target 82 , while in 2016 the target was reduced to the percentage of 60 from 84 previously, considering the low achievement in the previous year. The problems currently encountered are the inconsistency of employee data discovery, the slow of service process, and the number of files that accumulate in the office space. This is because the existing Human Resources Information System only serves to present employee data electronically, but has not provided features to support the service process so that the personnel service is still running manually. To overcome these problems required a solution in the form of Management Information System Civil Servant of Riau Province that provides features for Civil Servant to apply for service to BKD. Information System that Designed in this research adapted method of development of modified SDLC system and take step analysis and design. Data collection is done through interviews, observations and document studies that result in system requests ie the need to make data more accurate and consistent, speed up the service process, and can be accessed online. From these requirements, it is derived into functions in the system which are then modeled using UML resulting in online service submission features, system verification, application management, and service complaints. While the design stage in this study produces human computer intercation design, data management design and physical architecture layer design designed according to the requirements obtained. The results of the design of Information Systems created also have the benefits of Business Process Automation BPA such as consistent data input form, and calculation of SKP and functional credit numbers automatically. The system will also provide Business Process Improvement BPI with online application feature so that it is no longer through registration in the Administration Officer, and also notification if the incomplete requirements document is uploaded then can not continue the application so there is no need to deliver the file again. The system will also provide Business Process Reengineering BPR where ASN can apply online without having to come to BKD office and carry multiple files. In addition, the system provides Business Process Oppurtunity BPO in the form of availability of application management services by Civil Servant service users so that it can monitor the progress of the request, as well as helpdesk feature that allows ASN to get complaints ease and better information about the service personnel."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Sri Murwani Kumara Kapti
"Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem pendukung administrasi manajemen suatu organisasi. Tujuan penerapan Sistem Informasi ini, baik secara manual maupun berbasis komputer, adalah untuk mempercepat pemrosesan data menjadi informasi, untuk menjamin ketelitian dan obyektifitas informasi yang dihasilkan, dan untuk mengamankan informasi dan tindakan penyalahgunaan informasi. Oleh karena itu, Sistem Informasi Manajemen harus dirancang sedemikian rupa agar supaya tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab dapat dihindarkan. Tindakan pengamanan ini dapat dilakukan, misalnya dengan memisahkan petugas pemrosesan data dan petugas pengumpulan data, membatasi petugas anggota team perancang sistem informasi dan kegiatan pemrosesan data, menunjuk orang-orang tertentu yang diperbolehkan melakukan akses terhadap data dan file laporan dengan cara memberikan nomer kode atau password yang hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan.
Lebih lanjut, efektifitas Sistem Informasi Manajemen tergantung pada kemauan dan dukungan manajemen puncak (top management), kedisiplinan dan kemampuan para petugas yang terkait dalam menjalankan fungsinya masing-masing, dan kesiapan fasilitas yang digunakan dalam implementasi Sistem Informasi Manajemen. Kemauan dan dukungan manajemen puncak mutlak diperlukan karena tanpa dukung- annya, sistem informasi itu tidak akan bermanfaat. Sementara itu, kedisiplinan dan kemampuan petugas menjalankan sistem informasi mempengaruhi kelancaran sistem tersebut. Kemudian, kesiapan fasilitas yang digunakan pun harus baik karena kece patan dan ketelitian proses sangat tergantung pada kondisi fasilitas, sehingga mainte nance atas fasilitas itu harus balk dan dilakukan secara regular.
Akhirnya, jenis laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi itu pun harus ditetapkan. Kecepatan proses informasi yang relevan terhadap keputusan-keputusan yang dibuat merupakan competitive advantage bagi organisasi yang bersangkutan terutama di dalam menghadapi persaingan yang ketat dewasa ini. Disamping Ifa, unsur pimpinan pengguna informasi perlu dilatih tentang cara interpretasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Hal mi dimaksudkan agar supaya unsur pimpinan itu lebih mampu membuat keputusan yang strategik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T3416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Melita; Yvone Augustine S.
"Sistem Informasi Akuntansi merupakan sarana yang penting di dalam memperlancar dan mengarahkan kegiatan sehari-hari serta pengambilan keputusan. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Akuntansi akan memberi manfaat bagi perusahaan terhadap masalah operasi, hingga pelayanan dan pengelolaan menjadi Iebih efisien, ekonomis dan efektif. Untuk memenuhi kebutuhan intormasi yang baik bagi pihak dalam dan luar perusahaan PT. Matan telah menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapun salah satu diantaranya adalah Sistem Informasi Akuntansi.
Sistem Ìnformasi Akuntansi seperti halnya struktur organisasi merupakan bagian dan sistem informasi manajemen PT. Matan. Selain ditujukan untuk pendukung pengoperasian dan pengusahaan juga untuk mendukung kebutuhan permintaan data dan sistem informaSi manajermen tingkat yang lebih atas. Sistem Informasi Akuntansi di PT. Matan pada dasarnya digunakan untuk menyajikan informasi guna mendukung operasi harian, pengambilan keputusan dan yang berkenaan dengan kepengurusan. Meskipun SIA Matan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan yang ekonomis, bukan berarti bahwa SIA dapat memecahkan seluruh permasalahan operaional.
Hasil temuan menunjukkan bahwa biaya overhead yang dibebankan per klien ditentukan berdasarkan biaya total yang dikurangi dengan biaya langsung, bukan merupakan biaya overhead yang sesungguhnya dimana nilainya mencapai 80 - 90 % total cost. Akibat besarnya biaya overhead hasil pembahasan menunjukkan timbul kerugian atas order pelanggan tertentu yang mengakibatkan terjadi penurunan laba perusahaan. Adapun masalah yang berkaitan dengan SIA pada umumnya berkaitan dengan perancangan sistem yang perlu ditingkatkan dan perlu dibuatnya beberapa aplikasi sistem tambahan. Setelah dilakukan pembahasan dipiIih alternatif usulan tambahan untuk program aplikasi komputer dengan menyertakan cara penentuan pembebanan tarif biaya overhead.
Sebagai tindak lanjut dan usulan tersebut telah diberikan Saran yang diharapkan dapat mempercepat dan mengamankan pengembangan Sistem Informasi Akuntansi. Saran-saran tersebut antara lain perlu dibuat tambahan pengendaIian baik akuntansi maupun administrasi komunikasi yang baik antar departemen agar dapat diperoleh data yang sesungguhnya untuk didistribusikan, dibutuhkan pelaksana yang mampu membuat program aplikasi dan menggunakannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narko
"Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem pendukung administrasi manajemen suatu organisasi. Tujuan penerapan Sistem Informasi ini, baik secara manual maupun berbasis komputer, adalah untuk mempercepat pemrosesan data menjadi informasi, untuk menjamin ketelitian dan obyektifitas informasi yang dihasilkan, dan untuk mengamankan informasi dan tindakan penyalahgunaan informasi. Oleh karena itu, Sistem Inforniasi Manajemen harus dirancang sedemikian rupa agar supaya tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab dapat dihindarkan. Tindakan pengamanan ini dapat dilakukan, misalnya dengan memisahkan petugas pemrosesan data dan petugas pengumpulan data, membatasi petugas anggota team perancang sistem informasi dan kegiatan pemrosesan data, menunjuk orang-orang tertentu yang diperbolehkan melakukan akses terhadap data dan file laporan dengan cara membenikan nomer kode atau password yang banya diketahui oleh orang yang bersangkutan.
Lebib lanjut, efektifitas Sistem Informasi Manajemen tergantung pada kemauan dan dukungan manajemen puncak (top management), kedisiplinan dan kemampuan para petugas yang terkait dalam menjalankan fungsinya masing-masing, dan kesiapan fasiitas yang digunakan dalam implementasi Sistem Infonmasi Manajemen. Kemauan dan dukungan manajemen puncak mutlak diperlukan karena tanpa dukungannya, sistem informasi itu tidak akan bermanfaat. Sementara itu, kedisiplinan dan kemampuan petugas menjalankan sistem informasi mempengaruhi kelancaran sistem tersebut. Kemudian, kesiapan fasiitas yang digunakan pun harus baik karena kece patan dan ketelitian proses sangat tergantung pada kondisi fasilitas, sehingga mainte nance atas fasilitas itu harus baik dan dilakukan secara regular.
Akhirnya, jenis laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi ini pun harus ditetapkan. Kecepatan proses informasi yang relevan terhadap keputusan-keputusan yang dibuat merupakan competitive advantage bagi organisasi yang bersangkutan terutama di dalam menghadapì persaingan yang ketat dewasa ini. Disamping itu, unsur pimpinan pengguna inforrnasi perlu dilatih tentang cara interpretasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Hal ini diniaksudkan agar supaya unsur pimpinan itu Iebih mampu membuat keputusan yang strategik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T4867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walujo Djoko Indarto
"ABSTRAK
Upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan daya saing produk Indonesia di
pasar global telah dilaksanakan awal periode 1980-an, sebagai bagian tak terpisahkan dari
implementasì strategi promosi ekspor. Realisasi dan promosi ekspor ini diwujudkan
dengan melakukan deregulasi disegala bidang, khususnya di bidang ekspor dan impor
dengan menyederhanakan bahkan menghilangkan hambatan-hambatan bagi peningkatan
ekspor khususnya ekspor non-migas.
Paket Deregulasi 6 Mei 1986 (PAKEM) dan Paket Deregulasi 24 Desember 1987
(PAKDES) telah memberikan kemudahan, penyederhanaan prosedur ekspor dan impor,
pembebasan bea masuk dan bea masuk tambahan serta penghapusan tata niaga bagi bahan
baku impor yang akan digunakan untuk memproduksi barang ekspor.
Untuk melaksanakan kedua paket deregulasi tersebut telah ditunjuk Badan
Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Keuangan (Bapeksta Keuangan)
untuk mengelola pemberian fasilitas pembebasan dan pengembalian pungutan negara bagi
bahan baku impor yang akan digunakan untuk memproduksi barang ekspor. Untuk
mendukung pengelolaan ini telah dibuat Sistem Transformasi Manajemen Pelayanan
Kemudahan Ekspor yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang mudah, cepat
dan tepat waktu bagi pengusaha yang berorientasi ekspor. Disisi lain sistem informasi ini
juga harus dapat menyelamatkan penerimaan negara dan bea masuk dari pajak barang
impor, karena fasilitas ini hanya dibenikan kcpada pengusaha yang benar-benar melakukan
ekspor.
Dewasa ini dirasakan pelayanan yang diberikan masih kurang memberikan
dukungan yang memuaskan terutama dalam hal kecepatan pemberian fasilitas. Untuk
mengatasi hal ini perlu adanya penyempurnaan dari sistem yang berjalan dengan cara
penyederhanaan prosedur pelaporan ekspor, percepatan konfirmasi keabsahaan dokumen
dengan menggunakan fasilitas Electronic Data Interchange (EDI) dimana waktu yang
dibutuhkan untuk konfirmasi yang biasanya antara 26 sampai 33 hari dapat dipersingkat
menjadi kurang dari 1 (satu) hari dan pembinaan sumber daya manusia yang mengelola
fasilitas ini sehingga dapat mencegah kolusi antar petugas dan pengusaha.
Dengan penyempurnaan tersebut di atas maka diharapkan adanya peningkalan
pelayanan dari segi percepatan pelayanan bagi pengusaha yang berdampak menurunkan
biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha dan pada akhimya dapat mening
katkan daya saing ekspor produk non-migas Indonesia di pasar global.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suginata Indradjaja
"ABSTRAK
PT PPJT adalah perusahaan pemhuat panel listrik yang
berproduksi berdasarkan Pesanan. Dalam menerapkan harga jual
pesanan PT PPJT mempunyai perumusan yang ditetapkan Direksi
setiap tahun. Menurut perumusan tersebut harga jual adalah harga
beli bahan baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pesanan ditambah lima puluh lima persen dari harga beli tersebut
yang diperlukan untuk menutup biaya overhead pabrik dan overhead
kantor serta dua puluh persen diperuntukan sebagai margin laba.
Penetapan harga jual berdasarkan biaya produksi penjual
seperti yang dianut PT PPJT sudah tepat, karena metode tersebut
adalah satu-satunya metode penetapan harga jual yang sesuai
untuk perusahaan yang bekerja berdasarkan pesanan, mengingat
produk yang dihasilkan sangat beraneka ragam dan sukar dilakukan
perbandingan dengan produk pesaing. Tetapi perhitungan harga
pokok yang dilakukan oleh PT PPJT sebagai dasar penetapan harga
jual sangat kasar. Hal tersebut dapat terjadi karena management
report yang dihasilkan oleh Divisi Akuntansi PT PPJT lebih
bersifat finansial dengan dimensi waktu masa lampau, sehìngga
tidak dapat memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan
dalam penetapan harga jual.
Kurangnya cost information yang diterima oleh Divisi
Penjualan PT PPJT tidak memungkinkan Divisi tersebut menetapkan
harga jual berdasarkan perhitungan harga pokok yang akurat yang
berakibat pada rendahnya tingkat realisasi dan permintaan
penetapan harga jual yang diterima dari pelanggan. Banyaknya
pesanan yang terlepas tentu saja menyebabkan tingkat
profitabilitas perusahaan menurun. Karena itu diperlukan suatu
tim yang dapat melakukan perhitungan harga pokok pesanan
secara akurat dan dalam waktu yang cepat.
Perhitungan harga pokok yang sekarang dilakukan oleh PT
PPJT mengasumsikan adanya hubungan yang proposional antara biaya
bahan baku suatu pesanan dengan biaya overhead pabrik dari kantor
yang diperlukan untuk menyelesaìkan pesanan tersebut. Metode
alokasi bìaya overhead yang mengasumsikan hubungan yang
proposional tersebut dikenal sebagai volume related allocation
bases. Kebaikan metode ini adalah cara perhitungan yang
sederhana tetapi mempunyai kelemahan dalam hal tingkat
keakurasiannya, karena dua buah pesanan yang mempergunakan bahan
baku yang sama nilainya tidak berarti akan menyerap biaya
overhead yang sama mengingat aktivitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan kedua pesanan tersebut dapat saja berbeda.
Untuk memperoleh perhitungan harga pokok yang akurat PT
PPJT harus mengubah metode alokasi biaya overhead dan volume
related allocation bases kepada activity based costing. Dengan
metode aktivity based costing ditentukan terlebih dahulu jenis
dan ukuran aktivitas masing masing Divisi PT PPJT, untuk
kemudian
diperoleb tarif per ukuran aktivitas untuk setiap jenis
aktivitas. Tarif tersebut diperoleh dari total cost suatu jenis
aktivitas dibagi dengan total ukuran aktivitas dari jenis
aktivitas tersebut. Dengan diperolehnya tarif per ukuran
aktivitas tersebut akan memudahkan menghitung besarnya overhead
yang harus dibebankan kepada suatu pesanan secara akurat. Dengan
menambahkan biaya bahan baku pada alokasi biaya overhead
tersebut, maka harga pokok suatu pesanan dapat diketahui.
Agar dapat diperoleh perhitungan tarif per satuan aktivitas
dengan cepat, maka diperlukan suatu Sistim Informasi Akuntansi
Manajemen yang mempergunakan Jasa pemrosesan komputer, sehingga
penetapan harga jual dapat dilakukan dalam waktu yang tidak
terlalu lama. Untuk itu perlu dilakukan suatu pemeliharaan data
base yang memuat data mengenai profil pelanggan, jenis bahan dan
harga belinya, jenis dan tarif tenaga kerja, jenis dan nilai
mesin serta peralatan lainnya dari jenis serta ukuran aktivitas
dan keempat divisi yang ada pada PT PPJT. Berdasarkan data base
tersebut, komputer akan melakukan proses perhitungan, baik
perhitungan tarif per satuan aktivitas maupun perhitungan harga
pokok pesanan serta dapat langsung menghasilkan Surat Penawaran
Pesanan kepada pelanggan setelah menambahkan margin laba yang
diperlukan untuk mencover biaya bunga dan laba perusahaan. Data
base tersebut diatas sedikitnya terdiri atas file-file
pelanggan, bahan baku, bahan tak langsung, payroll, harta tetap,
jenis aktivitas dan pesanan. Sistim Informasi Akuntansi
Manaiemen yang mempergunakan jasa pemrosesan komputer tersebut
diatas diharapka dapat memberikan dukungan pada pengambilan
keputusan untuk menetapkan harga jual. pesanan secara cepat dan
akurat, sehingga tingkat realisasi permintaan penawaran harga
pesanan menjadi lebih baik.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>