Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188327 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ana Windarsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas masalah imperialisme media dalam dinamika televisi
nasional Indonesia -Trans TV- khususnya, Metalui teori hegemoninya Gramsci
dianalisa bagaimana TV dapat berfungsi sebagai resistensi hegemoni dalam
menghadapi imperialisme media yang masuk melalui program TV asing.
Pengembangan identitas budaya merupakan salah satu srrategi yang diterapkan
pada stasiun teievisi nasional Trans TV, Menggunakan pendekatan studi kasus
dengan teknik pengumpulan data in depth interview dan observasi. Analisa data
secara ilustratif naratif setelah melalui tahap pengkategorian data. HasH penelitian
menunjukkan bahwa Trans TV sebagai stasiun televisi late comer
tnengembangkan produksi program secara in house (90%) dengan
mengedepankan identitas budaya lokal. Namun hal tersebut belum bisa dikatakan
mengcounter hegemoni, karena Trans TV sejak awal siaran sampai sekarang
masih tetap menayangkan program impor dalam Biaskop Trans TV. Faktor
lainnya, sebagai televisi komersial Trans TV di samping mengemban tugas
memberikan edukasi kepada masyarakat. di sisi lain tetap mengembangkan
bisnisnya yang sudah barang tentu semakin melanggengkan ideologi kapitalisme.

Abstract
The focus of this study Is media imperialism within the dynamic of
(Indonesian national television especially Trans TV. With Gramsci's theory
hegemony i1 will be investigated how television could function an agent of
counter hegemony against media imperialism that infiltrated television through its
imported programs. To Develop of cultural identity is a strategy that has been
practiced by Trans TV. This research is a qualitative research that uses data
collecting technics are in depth interview and observation. The analysis of data
collected were conducted through categorization and coding which was later
systematically written imo illustrative narrative. The research findings show that
Trans TV as a late comer among all national televisions has developed an in house
production straightly (90%), with priority on local cultural identity. But it is
difficult to agree that such an action is a counter hegemony against imported
program particularly since Trans TV is still displaying imported movies through a
special program called Bioskop Trans TV. Another is the role of Trans TV as a
commercial television. so besides its function to provide educational programs for
the society, it must also pay attention to the development of its business core
which with inevitably sustain the so called capitalism ideology."
2009
T32482
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febbiyanti Satyabudhi
"Program televisi berkontribusi dalam memberikan penggambaran terkait segala aspek realitas mengenai suatu ruang. Pada program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa, semua penggambaran terkait kehidupan pada Rawa Paminggir didasarkan pada persepsi pembuat dan masyarakat dalam mempersepsikan Rawa Paminggir sebagai suatu entitas ruang menggunakan metode hermeneutika. Fokus dalam penelitian ini menggunakan konsep representational of space yang mana ruang dinyatakan sebagai sesuatu yang ‘dibayangkan’ hasil ciptaan kelompok dominan. Melalui konsep representational of space, sebuah media dalam bentuk program televisi dianggap mampu menciptakan suatu citra ruang yang terbentuk oleh persepsi atau bayangan dan imajinasi si pembuatnya.. Konteks besar penelitian ini adalah mata pencaharian masyarakat.
Hasil intepretasi dalam Program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa menghasilkan 6 nilai lanskap yang tersebar di tujuh tempat pada Desa Bararawa dan Desa Sapala. 6 nilai lanskap tersebut diantaranya nilai kebudayaan, nilai rekreasi, nilai sosial, nilai subsisten, nilai ekonomi, dan nilai lingkungan. Nilai kebudayaan tersebar di seluruh elemen intangible dan tangible. Nilai rekreasi dan nilai sosial muncul di elemen intangible seperti pacuan kerbau, dan sebagian elemen tangible yakni kalang & tempat penumbuk purun. Nilai subsisten tersebar di seluruh elemen vernakular. Nilai ekonomi muncul sebagian besar pada elemen vernakular seperti sungai & rawa, padang purun, dan hutan dan sebagian pada elemen tangible yakni kalang. Nilai lingkungan muncul pada sebagian elemen vernakular yakni padang purun, sungai & rawa serta hutan. Identitas Rawa Paminggir dalam konteks nilai lanskap dimaknai sebagai suatu tempat menyambung hidup yang sarat tradisi, unik dan menarik, memiliki sumber daya yang makmur, namun secara bersamaan juga terbatas karena sifatnya yang rentan.

Television program can contribute to create an image of the space. In Indonesia Bagus Program Episode Kehidupan di Atas Rawa. All the image of the space related Rawa Paminggir’s livelihood are formed through author’s perception and people’s perceptions in interpreting Rawa Paminggir as a spatial entity. This research examines how place identity produced through those perceptions use representation of space concept used hermeneutics methods. This research always based on context, which the big context is about livelihoods. Intepretation of the narrations on Indonesia Bagus produced 6 landscape values that spread on 7 segment places in Desa Bararawa and Desa Sapala. There are 6 landscape values, it consists cultural value, recreation value, social value, economic value, subsistent value, and cultural value. Cultural value is spread all over intangible and tangible elements. Recreation value and social value are appearing on intangible element such as kerbau rawa races, and tangible elements such as kalang dan tempat penumbuk purun. Subsistent value is spread on vernacular elements. Economic value appears on tangible element such as kalang and vernacular elements such as padang purun, forest, river, and swamp. Cultural value appears on vernacular element such as padang purun, river, swamp, and forst. The identity of Rawa Paminggir produced based on those values are place to live in, full of tradition, unique, interested, prosperous but at the same time limited because the susceptibility to environments.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tahun ini hiburan/program non berita telah mendominasi layar televisi Indonesia. Memainkan peran yang signifikan sebagaimbagian dari identitas budaya, televisi membawa bersama dengan program hiburannya : produksi budaya dan reproduksi dalam bentuk simnol, barang, dan komitas. Melalui program produksi TV hiburan, keterkaitan budaya ini tak dapat dielakkan sejak keterlibatan wujud manusia, - yang mana budaya tertanam- menemani semua proses pembuatan program. Sehingga program televisi Indonesia berisi budaya dan tradisi Indonesia yang menampilkan beragam jenis dan bentuk dari entitas, suku, agama, kelas, bangsa, dan sekitarnya. Pertanyaan yang timbul yang mana simbol budaya dimunculkan pada layar televisi yang hanya menghadirkan identitas budaya (tanpa banyak valensi yang menarik) atau jika mereka bermaksud untuk menarik audiens ke stereotip tertentu.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa program non faktual pada televisi swasta nasional di aindonesia sekitar 24% menunjukkan identitas budaya ; sementara 7% dari program yang ditampilkan berisi elemen stereotip (Pusat UI Kajian Komunikasi, 2012). Penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki banyak isu seperti ini. Ini mengidentifikasi tanda budaya yang muncul pada satu televisi nasional Indonesia. Program yang dianaliais 'Untung Ada Sule' , seorang komedian yang ditayangkan setiap hari di salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Selama penulisan penelitian ini, UAS memperoleh rating yang tinggi dan hasilnya berdasarkan Penelitian AGB Media Nielsen, meletakkan program tersebut menjadi tingkat prioritas untuk iklan. Pada setiap episode, Untung Ada Sule (UAS) berisi banyak tanda budaya-termasuk pakaian, makanan, dialek, dekorasi, kerajinan tangan, ornamen, dan lainnya-yang menghadirkan etnik spesifik di Indonesia.
Objektivitas dari penelitian ini adalah untuk meneliti makna dibalik penggunaan simbol entitas budaya sebagai pemanfaatan bingkai kontekstual yang diberikan pada layar TV hiburan yang akan menciptakan sebuah makna tertentu yang akan membawa prasangka etnik. Penelitian ini akan memperkaya kajian tekx analisis pada program non faktual. Bahkan, hasil penelitian menunjukkan gambaran umum tentang apa yang ditawarkan oleh program TV hiburan yang menggangap komoditas simbol budaya. Ini bisa menjadi bukti rekomendasi untuk kebijakan kepenyiaran Indonesia untuk program televisi yang lebih baik dan lebih sehat. Akhirnya, penelitian ini ingin mengkontibusikan perkembangan kualitas dari program TV hiburan denvan cara mempromosikan pemahaman budaya dan mencegah dari stereotip negatif terhadap entitas tertentu.
Penelitian ini diteliti dengan cara teori dan konsep analisis isi, penelitian ini mennyelidiki makna proses pembuatan simbol prasangka etnik yang ditampilkan pada satu episode di program UAS. Dengan mengimplementasikan analisis isi dengan bingkai kontekstual pada setiap adegan program di episode tersebut, dimana penelitian ini dilakukan. Melalui interpretatif konstuktivisme , analisis pada setiap adegan dibuat untuk memahami bagaimana produksi dan reproduksi dari komoditas simbol yang dimanfaatkan semua cara melalui adegan tersebut dan pengaturan episode yang mungkin menciptakan makna tertentu pada konteks tersebut. Identitas budaya menghadirkan masing -masing dan setiap simbol yang muncul di layar diteliti apakah benar atau tidak beberapa tingkatan yang mereka bawa untuk stereotip tertentu terhadap entitas tertentu.
Hasil penelitian ini mengidinkasi salah satu adegan UAS yang berisi banyak simbol budaya yang menghadirkan permasalahan ide antara apa pemahaman biasa yang dianggap entitas tertentu dan menciptakan makna baru yang berbeda, yang menyebabkan prasangkan etnik.

In recent years entertainment/non-news program have been dominating the Indonesian television screen.mPlayimg a signifocant role asmpart of cultural identity industry, televisiom brongs together in its entertainment program : cultural production and reproduction in the form of symbols, goods, and commodities. Throughout the production of TV entertainment program, this cultural engagement is inevitable since the involvement of humannentity -in which culture is embedded -naccompanies thenoverallnprocess of the making. zThus,mthe Indonesian television program contains the Indonesian culture and traditions that show various kinds and forms of ethnicity, race, religion, class, nation, and vicinity. Questions arise as of whether the cultural symbols appeared on the televisionmscreen are merely representingmthe cultural identity (without any valence attached) of if they are meant to drag the audience toma particula stereotyping.
Previous research reveals that in the npn-factual programs on national private televisions inmIndonesia 24% of whichnshows cultural identity; meanwhile 7% of the programs shown contains stereotyping element (UI Center of CommunicationmStudy, 2012). This research is meant to exploremmore on this issue. It identifies the cultural signs appeared on one of the Indonesian television entertainmentmprogramsmwhich obtainsmthe top rank in rating, acquiring prime show time on the nationalmTV slots. The program to bw analuzedmis 'Untung Ada Sule'm(can be translated as 'Luckily There os Sule'), a comedian soap operamthat is beingnaired every day in one privatennational TV station in Indonesia. During the making of this research, UAS has been acquiring high rating and share based on AGB nielsen Media Research, putting the progra, at priority level form advertisements. In every episode, 'Untung Ada Sule' (UAS) contains plentiful cultural signs-including clothing, food, dialect, decoration, handicrafts, ornaments, etc - representing specificmethnicity in Indonesia.
The objective of this research is to explore the meaning bwhind the use of symbols representing cultural ethnicity as whether the utilization of the symbols within the contextual framework given on the entertainment TV scene would create a particular meaning that will bring program. Moreover, the research result will providena general picture about what is offered by the Indonesian entertainment TV program with regards to cultural symbolic commodities. This can be furthered up so to provide a recommendation for the Indonesian broadcasting policy for better and healthier television programs. In the end, the study may contribute tp the quality enhancement of TV entertainment program in a way that it promotes cultural undertanding and prevents from negative stereotyping towards particular ethnicity.
By means of tje text analysis concepts and theories, this research exploresnthe meaning making process towards ethnic prejudice symbols shown on one episode of UAS program. By implementing text analysis within the contextual framework of every scene in the episode, the study is conducted. Through the interpretive constructivism, analysis on each scene is made as to understand how the production and reproduction of sympolic commodities utilized all the wah through the scene and setting of the episodw may create particular meaning within context. Cultural identities represented by each and every symbol appeared on scene are scrutinized as whether or not to some extent they lead to a particular stereotyping towards a particular ethnicity.
This research result indicates one of which is that UAS contains abundant cultural symbols representing the conflicting ideas between what is commonly understood regarding a specific ethnicity and the 'newly created' meaning different from that, which may lead to ethnic prejudice."
[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Khanafi
"ABSTRAK
Tesis ini menggunakan model hubungan State, Market & Society untuk melihat bagaimana media televisi komunitas sebagai public sphere coba dikembangkan dibawah tekanan dominasi televisi komersial nasional dalam industri televisi, serta kecenderungan penerapan kebijakan penyiaran yang masih lemah oleh negara. Hasilnya sebagaimana diperkirakan, prospek perkembangan televisi komunitas masih suram dan jauh dari gambaran sebagai sarana pemberdayaan yang efektif terhadap khalayak. Televisi komunitas sebagai media alternatif hanya ibarat sapu kecil dan ringkih dihadapan gunungan sampah visual yang dihasilkan sebagai ekses dominasi market dalam industri televisi. Secara sosiologis televisi komunitas bisa menjadi media tempat interaksi dan tempat bertemunya kepentingan dan makna bersama warga komunitas. Idealnya, dengan demikian televisi komunitas bisa menjadi public sphere karena eksistensinya ditentukan oleh partisipasi warganya. Namun, sebagaimana juga yang terjadi pada kasus PAL TV, karena kondisi eksternal sosio-kultural masih kurang mendukung, ditambah kelemahan internal manajemen penyiarannya, televisi komunitas masih kurang signifikan peran dan sumbangannya terhadap tugas-tugas pemberdayaan khalayak.

ABSTRACT
This Tesis uses relationship model of State, Market & Society to study how the community television is developed under constraint of domination of national commercial television in television industry, and also about the weak implementation of broadcasting policy by state. As the predicted result, prospect of community television development has uncertainty and far from the image as an effective tool to empower audience. Community television as an alternative media is just like a wisk broom against a bulk of visual rubbish produced by market whose dominance in television industry. Sociologically, community television is suitable to be a medium where the interaction of common interests and meanings among community members can be realized. Ideally, thus community television can be a public sphere due to its existence determined by community members? participation. However, as happened on PAL TV, due to its external socio-cultural environment which still unsupporting, and its internal broadcasting management which still weak, community television has unsignificant role and contribution on audience empowerment tasks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Wicaksono
"Media massa elektronik di Indonesia menjadi salah satu media yang paling berkembang dan banyak ditonton oleh masyarakat, karena kecepatannya menyampaikan sebuah informasi. Indonesia sendiri memiliki banyak media massa swasta tapi ada satu media massa yang cukup banyak memiliki khalayak yaitu TV One, dalam praktik kesehariannya TV One harus bersaing dengan media sejenis lainnya yang cukup banyak di Indonesia untuk menyajikan ulasan informasi yang berbeda. Persaingan inilah yang terkadang memaksa media massa melupakan atau mengabaikan kaidah atau 10 element dasar dari jurnalisme, dan berujung pada penyimpangan dalam menyampaikan sebuah informasi ke masyarakat luas. Dalam makalah ini akan menganalisa bagaimana bentuk pengabaian yang dilakukan TV One dalam menyampaikan informasi dan mengapa pengabain tersebut bisa sampai terjadi.

Electronic mass media in Indonesia has become one of the fastest growing media and watched by the public, because of its speed to convey information. Indonesia it self has many private mass media but there is a considerable mass media have audiences that TV One, in the daily practice of TV One has to compete with other similar media which is quite a lot in Indonesia to present a review of different information. Competition is what sometimes forcing the media to forget or ignore the rules or the 10 elements of journalism, and lead to irregularities in delivering an information to the public. This paper will analyse how the waiver form that made TV One in conveying the information and why disregard able to happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Tri Wahyutika
"ABSTRAK
<

Penelitian ini membahas tentang strategi bisnis yang digunakan program NET Ini Talkshow agar mampu bersaing secara profesional dalam persaingan stasiun televisi terestrial. Penelitian ini akan mendeskripsikan penerapan strategi blue ocean pada aspek khalayak, isi tayangan, serta promosi program Ini Talkshow. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ini Talkshow menggunakan strategi bisnis blue ocean dan menerapkannya dalam segi khalayak, isi tayangan, serta promosinya. Penelitian ini juga membahas tentang strategi Ini Talkshow untuk mendapatkan pemasukan selain dari slot iklan.


ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Hendy Suharyanto
"Penelitian ini menjelaskan tentang strategi stasiun televisi dalam merespons pasar, Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan structure, conduct. performance. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini ditemukan pemetaan struktur pasar industry penyiaran televisi yang berbentuk oligopoly dan adanya keterkaitan antara struktur, prilaku dan performa dari yang dilakukan objek penelitian. Peneliti menyarankan agar pelaku industry lebih responsif terhadap pasar. Pengenalan struktur pasar sangat menentukan strategi yang akan diambil dalam merespon pasar. Peneliti juga menyarankan adanya penelitian lanjutan mengenai pola persaingan antar pemain dalam pasar ataupun persaingan dalam relung yang sama.

This research explained about television station strategy in response the market. The method of this research use qualitative with approached of structure, conduct and performance. Data obtained through deep interview, observation and documentation study. In this research found cartography of market structure industry broadcast television with oligopoly form and also a connection between structure, conduct and performance from the object research. Researcher suggests that industry performer can be more responsive to the market. Introduction of market structure very determine the strategy that taken in response the market. Researcher also suggest that there should have an advanced research about competitive system between player on market or competitive on the same path."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
"[ABSTRAK
Kode Etik Filantropi Media Massa adalah produk baru yang dihasilkan atas
insiatif pengelola filantropi media massa di Indonesia pada 11 Januari 2013.
Tujuannya untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana publik
dan juga sebagai dinding api fungsi jurnalistik dan fungsi filantropi di media
massa. Tesis ini meneliti bagaimana pelaksanaan Kode Etik Filantropi Media
Massa di dua media televisi yang melakukan kegiatan filantropi sebagai bagian
dari tanggungjawab sosial media massa. Teori Social Responsiblities Media
Massa dan Corporate Philantrophy menjadi teori yang peneliti gunakan dalam
menelaah mengenai Kode Etik Filantropi Media Massa ini. Hasil penelitiannya,
menunjukkan pelaksanaan prinsip-prinsip kode etik filantropi media massa belum
efektif, karena belum adanya konsepsi yang sama mengenai tanggungjawab sosial
dan filantropi media massa.

ABSTRACT
Mass Media Philantrophy Code of Ethics published as the initiative of Indonesia
mass media philantrophy manager on January 11, 2013. The code of ethics had
goal to maintain mass media transparency and accountability as well as firewall
between philanthropy functions and journalism functions. This thesis examines
the implementations of Mass Media Philantrophy Code of Ethics in two private
television that doing mass media philanthropy as a part of their social
responsibilities. Mass Media Social Responsibilities Theory and Corporate
Philanthropy is two of theories that used to review of implementations Mass
Media Philantrophy Code of Ethics. The result showing to us, implementation of
the principles of mass media philantrophy code of ethics has not been effective,
because there?s a lack of conception in mass media philantrophy managers about
mass media social responsibilities and mass media philantrophy.;Mass Media Philantrophy Code of Ethics published as the initiative of Indonesia
mass media philantrophy manager on January 11, 2013. The code of ethics had
goal to maintain mass media transparency and accountability as well as firewall
between philanthropy functions and journalism functions. This thesis examines
the implementations of Mass Media Philantrophy Code of Ethics in two private
television that doing mass media philanthropy as a part of their social
responsibilities. Mass Media Social Responsibilities Theory and Corporate
Philanthropy is two of theories that used to review of implementations Mass
Media Philantrophy Code of Ethics. The result showing to us, implementation of
the principles of mass media philantrophy code of ethics has not been effective,
because there’s a lack of conception in mass media philantrophy managers about
mass media social responsibilities and mass media philantrophy., Mass Media Philantrophy Code of Ethics published as the initiative of Indonesia
mass media philantrophy manager on January 11, 2013. The code of ethics had
goal to maintain mass media transparency and accountability as well as firewall
between philanthropy functions and journalism functions. This thesis examines
the implementations of Mass Media Philantrophy Code of Ethics in two private
television that doing mass media philanthropy as a part of their social
responsibilities. Mass Media Social Responsibilities Theory and Corporate
Philanthropy is two of theories that used to review of implementations Mass
Media Philantrophy Code of Ethics. The result showing to us, implementation of
the principles of mass media philantrophy code of ethics has not been effective,
because there’s a lack of conception in mass media philantrophy managers about
mass media social responsibilities and mass media philantrophy.]"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luky Hermawan
"Makalah ini mengkaji hubungan antara tesis Adorno dan Horkheimer (1972) tentang Industri Budaya dengan fenomena “sinetron islami” di pertelevisian Indonesia. Analisa pada makalah ini berfokus pada kasus sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji The Series'. Tayangan sinetron yang diangkat dari sebuah Film Televisi (FTV) dengan judul yang sama, yang pernah sukses pada tahun 2006 ini, ialah satu dari banyak sinetron yang mengusung unsur religi (Islam) dan cukup tenar di kalangan audiens pertelevisian Indonesia. Kepopulerannya ditunjukkan dari angka share dan rating 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' yang kerap tinggi setiap minggunya. Akan tetapi, di balik ketenarannya, 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' dikritik mempertontonkan realita yang keliru, misalnya tokoh agama yang berprilaku buruk. Selain itu, ada anggapan bahwa nilai-nilai religi yang diangkat sinetron islami digunakan industri sebagai kedok untuk mengeruk keuntungan. Pada dasarnya, makalah ini berargumen bahwa fenomena “sinetron islami” merupakan salah satu bentuk manifestasi industri budaya dalam pertelevisian Indonesia, ditunjukkan dengan berlangsungnya proses komodifikasi, standardisasi, serta masifikasi.

This paper examines the relationship between Adorno and Horkheimer’s (1972) thesis on Cultural Industries and the phenomenon of “islamic sinetron (Indonesian soap opera)” happening within Indonesian TV scene. The paper's analysis focuses on the case of 'Tukang Bubur Naik Haji The Series'. The sinetron, which is adapted from a Film Televisi (lit. Television-Movie, a specific genre of Indonesian TV program) of the same title which was famous in 2006, is one of many sinetrons that carry religious elements (which in this case is Islam) and is popular among the audience of the Indonesian TV scene. Its popularity is shown by the high rating and share that 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' receives constantly every week. However, behind its fame, 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' is criticised to show false reality. A religious leader with bad attitude, for instance. Moreover, some also think that the religious values carried by islamic sinetron are used by the industry as ways to gain profits. Essentially, this paper argues that the phenomenon of “islamic sinetron” is a manifestation of cultural industry within the Indonesian TV scene, specifically proved by the existence of commodification, standardization, and massification processes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shofia Nabila Nurintan
"Penelitian ini membahas mengenai representasi isu-isu sosial budaya dan spiritual masyarakat imigran muslim Arab di Amerika yang ditemukan dalam serial televisi Amerika Ramy. Tontonan serial televisi karya Ramy Youssef ini menarik untuk dikaji karena mengandung cerminan perjuangan dan dilema masyarakat Arab muslim sebagai minoritas di Amerika Serikat. Hasil penelitian ini adalah jenis representasi intensional paling banyak digunakan dalam serial TV ini karena sifatnya yang dapat menccerminkan intensi pribadi tiap tokoh. Sumber data penelitian ini adalah musim pertama dari serial televisi berbahasa Arab dan Inggris yang berjudul Ramy tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif. Adapun untuk menyampaikan makna-makna simbolis dari serial televisi Ramy penulis menggunakan teori representasi Stuart Hall. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan bagaimaana isu-isu identitas budaya dan spiritual survival masyarakat imigran Arab muslim direpresentasikan dalam adegan-adegan serial televisi tersebut.

This study discusses the representation of socio-cultural and spiritual issues of Arab Muslim immigrant communities in America which are found in the American television series Ramy. This television series by Ramy Youssef is interesting to study because it reflects the struggle and identity dilemma of the Muslim Arab community as a minority in the United States. The result of this study is that intentional representation type is the most widely used in this TV series because of its nature which can reflect the personal intentions of each character. The data source for this research is the first season of the American television series entitled Ramy in 2019 televised in both Arabic and English. This research uses a descriptive qualitative method. As for conveying the symbolic meanings of the television series Ramy, the writer uses Stuart Hall's representation theory. The purpose of this study is to describe the cultural and spiritual identity issues of Arab Muslim immigrant communities represented in the television series' scenes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>