Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125021 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Rubiyanto
"Gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang menjadi beban bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pada anak-anak, gizi buruk dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi, serta dapat pula mengakibatkan penurunan kecerdasan. Sedang pada orang dewasa, kekurangan gizi dapat menyebabkan penurunan produktifitas serta penurunan daya tahan, sehingga mudah terkena penyakit. Di Kabupaten Sambas, hasil pemantauan status gizi (PSG) balita tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 menunjukan adanya kecenderungan kasus gizi buruk dan gizi kurang yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama informasi yang dihasilkan dari sistem informasi gizi baru berupa data cakupan program penanggulangan, belum mengarah pada kondisi wilayah mana yang menjadi prioritas program penanggulangan gizi buruk serta tindakan apa yang akan dilakukan untuk penanggulangan gizi buruk tersebut. Hal ini menyebabkan kurang efektifnya program yang direncanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan adanya suatu sistem pendukung keputusan untuk program penanggulangan gizi buruk pada balita di Kabupaten Sambas yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan dengan menggunakan data- data yang telah ada, sehingga keputusan yang diambil dapat lebih efektif dalam penanggulanan gizi buruk. Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan sistem dengan metodologi Structure System Analysis and Design (SSAD) atau metodologi yang berorientasi data (Data Oriented Methodologies). Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses. Penelitian ini juga menggunakan Data Flow Diagram (DFD) sebagai alat untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan ataupun sistem yang akan dikembangkan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan Permantauan Wilayah Setempat (PWS) Gizi di Kabupaten Sambas sudah sesuai prosedur. Permasalahan yang dihadapi pada sistem informasi gizi di Kabupaten Sambas adalah : (1) Laporan dari Puskesmas masih sering terlambat dan tidak tepat waktu (2) Minimnya tenaga pengelola gizi di yang hanya berjumlah 2 orang (3) Data belum dianalisis secara terintegrasi, analisis masih dilakukan secara manual sehingga sering terjadi kesalahan perhitungan baik dalam jumlah maupun hasil akhir dalam bentuk prevalensi. (4) Keluaran yang dihasilkan hanya terbatas pada informasi cakupan program. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diupayakan pembinaan administratif kepada Puskemas, peningkatan kualitas pengelola program gizi, serta dukungan sarana dan prasarana dalam upaya peningkatan pengelolan informasi gizi di Kabupaten Sambas. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dihasilkan berupa, pengembangan basis data pemantauan pertumbuhan balita dan pemantauan status gizi (PSG). Keluaran yang dihasilkan sistem berupa data pencapaian cakupan program penanggulangan gizi buruk dalam bentuk tabel, grafik maupun skala prioritas wilayah maupun skala prioritas program dalam bentuk pemetaan sederhana.

Malnutrition is known as one of health problems that still a burden in most developing countries, including Indonesia. It manifests to children in causing growth disorder, vulnerability to some diseases, especially infectious one, and also decreasing the child intelligence. Meanwhile, toward the adult, malnutrition can cause on reducing the productivity, as well as reducing the body resistance that make them vulnerable to some diseases. At Kabupaten of Sambas, the result of the state of nutrition monitoring (PSG) toward under-five in the year of 2003 to 2005 showed from year to year that there is a trend on the increasing of cases on malnutrition and under-nutrition. However, in dealing with the situation, during the malnutrition management program, there has no decision been made in which region will be the priority of the program and what action should be done in order to improve the condition. The situation that produce an ineffective process on program that has been planned.
The study has a purpose on developing a decision supporting system for the malnutrition management program toward under-five at Kapubaten of Sambas, by assisting the process on decision making with some existing data at the region, in order to have an effective way on managing the malnutrition problems. The study is using a system development with Structure System Analysis and Design (SSAD) method, or Data Oriented Method, which is emphasized on data characteristic processed. The study is also developing the Data Flow Diagram System.
The result of the study on the implementation of Nutrition Local Monitoring Area (NLAM) at Kabupaten Sambas showed that (1) The report from Puskesmas is mostly still delayed and always not on-time; (2) Inadequacy on nutrition management personnel, which is only 2; (3) The existing data has not been well integrated analyzed, and usually using manually, in which make the erroneous on calculation and result for producing the prevalence measurement; (4) The outcome of the NLAM is only limited to the result of the program coverage. Therefore, in order to cope with those issues mentioned above, a capacity building for Puskesmas administration, and quality improvement for nutrition informatics personnel are proposed. The Decision Supporting System (DSS) that has been made is consisting of the development of data base on under-five growth monitoring and state nutrition monitoring (SNM). The outcome of the system development is the data of program coverage on malnutrition management program, in the form of a simple mapping.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sumartini
"Tesis ini membahas pengembangan software pengolahan dan analisa data Tujuan pengembangan ini tcrbentuknya prototype yang berguna menghasilkan indikator, laporan kegiatan dan kewasapadaan dini KLB gizi buruk balita. Prototype ini dapat menghasilkan banyak informasi penting sebagai Decision Support Sistem (DSS). Pengembangan system dilakukan dengan metode. System Development Lyla Cycle (SDLC) yang terdiri dari tahapan analisa system, perancangan system dan ujicoba prototype. Software yang digunakan untuk aplikasi prototype adalah Microsoft access dan arc.view 3.3. Pengembangan dilakukan di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini adalah pengembangan system yang menghasilkan informasi untuk pelakmnaan monitoring dan evaluasi program perbaikan gizi masyaraknt berupa keluaran indikator SKDNclan kasus infcksi balita sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan.

The study focused on developing processed and analysed nutrient data soiiware. T he objective is to develop prototype which produce indicator, activities report, and early waming of underlive malnutrition outbreak. This Prototype can produce a lot of important as Decision Support System (DSS). Developing System conducted with System Development Life Cycle (SDLC) method which consist of analysed system, design system and testing prototype. Microsoft access and arc.vicw 3.3 is used for the application. Developing program was conducted in Cirebon Health District office. The program provides infomiation for monitoring and evaluation of health nutrition which produce indicators of SKDN and infection cases among undertive children. Beside the information is useful for decision makers as an input."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34395
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi
"Rumah sakit adalah suatu sarana pelayanan kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang, dengan tetap memperhatikan fungsi sosial, serta dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada banyak jenis rumah sakit, diantaranya rumah sakit umum. Menurut pasal 2 kepmenkes 983/1992, misi rumah sakit wnwn adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan visi pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral pelayanan rumah sakit perannya sangat vital sebagai salah satu penentu kualitas pelayanan dan citra rumah sakit. Perawat dituntut untuk melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai standar, baik bersifat peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kepada klien yang mempunyai masalah keperawatan dasar sesuai batas kewenangan, tanggung jawab, dan kemarnpuannya serta berlandaskan etika profcsi keperawatan.
Perawat yang bertugas di pelayanan (rumah sakit) harus melaksanakan standar keperawatan berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Yan Medik Nomor : YM.00.03.2.6.7637, yang terdiri dari falsafah keperawatan,tujuan asuhan keperawatan, pengkajian keperawatan. diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, intervensi keperawatan. evaluasi keperawatan, catatan asuhan keperawatan. Selama ini sarana komputer belwn dimanfaatkan secara optimal dalam pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan sehingga Iaporan yang disampaikan masih ada yang tida~ Iengkap dan belum sesuai standar, dengan pengembangan Sistern Infurmasi Asuhan Keperawatan (Sl Askep) diharapkan dapat menyediakan informasi asuhan keperawatan yang tepa!, cepat dan akurat.
Metodologi yang digunakan ada!ah metode siklus hidup pengernbangan system dikombinasikan dengan metode proto typing, pengumpulan data dan informasi melalui observasi, wawancara dan telaah dokumen. Unit kerja yang menjadi obyek penelitian adalah Rurnah Sakit Sekarwangi.
Permasalahan yang ditemukan adalah permasalahan Sistem lnfotmasi Asuhan Keperawatan terkait dengan prosedur, basis data, sarana dan prasarana, dalarn penelitian ini juga telah dihasilkan prototype Sistern lnformasi Asuhan Keperawa!an berbasis standar intemasional, NANDA. Sl Askep memerlukan kelanjutan komitrnen yang kuat dari direktur rumah sakit dan seluruh staf rekam medik, untuk diterapkan dan terns diberi masukan perbaikan.

Hospital is a health service which functioning to strive health of effort, base health of reference and effort health of supporter, without neglecting social function, and also utilized for training, education, research and development of technology and science. There is many hospital type, among others public hospital. According to section 2 kepmenkes 983 I 1992,public hospital mission is to give service of certifiable health and reached by society in order to improving degree of health. mentioned in line with vision development of health in Indonesia.
Service of nursing as integral part service of hospital very vital as one of the determinant in quality of hospital image and service. Nurse claimed to execute nursing care plans and sen ice according to standard, promotive, preventive, cure and healing, according ro boundary of responsibility, ability and also have ethics base to the treatment profession.
Nurse in service (hospital) have to execute treatment standard pursuant to SUiat Keputusan Ditjen Yan Medik Number; YM.00.03.2.6.7637, what consist of philosophy of nursing goals diagnoses, planning, intervene, evaluate and recording During the time, computer not yet been exploited in an optimal in record keeping and reporting of nursing care plans, so that the report is still be incomplete and not yet according to standard, with information system development of nursing care plans (SI Askep}. expected can provide correct nursing care plans, quickly and accurate.
The methodology had use Circle of Life by, Developmental system which combined with Prototyping method. The information and all the data had been collected by interview and analyzed documents. The object of this research is Sekarwangi Hospital.
The problem had been found from this research is nursing care plans system, including procedure, data base, and equipment for computerization in Sekruwangi hospital.This Research also produce prototype of information system by using international standard of nursing care plans, NAND A. Information system of Nursing care plans in Sekarwangi hospital needs continuity and strong commitment by the director and all the staff of Sekarwangi hospital. In order to be better applied to keep the progress."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T32476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Aulia
"Perekonomian nasional bergantung dari salah satunya adalah kegiatan ekspor-impor. Pelabuhan merupakan salah satu tempat dimana kegiatan ekspor-impor terjadi. Di pelabuhan biasanya terdapat beberapa terminal yang memiliki fungsi tertentu yang salah satunya adalah terminal peti kemas sebagai tempat bongkar muat kapal peti kemas dan menangani pergerakan peti kemas di pelabuhan. Salah satu indikator penting dalam operasional terminal peti kemas adalah dwelling time. Dwelling time merupakan waktu yang dihitung mulai dari suatu peti kemas dibongkar (unloading) dari kapal sampai peti kemas tersebut meninggalkan terminal pelabuhan melalui pintu utama atau dimuat (loading) ke kapal dari masuk melalui pintu utama. Dwelling time sampai saat ini masih menjadi permasalahan di seluruh pelabuhan di Indonesia. Dwelling time pelabuhan dipengaruhi oleh diantaranya yaitu aspek kepabeanan dan kepelabuhanan. Aspek ini masing-masing memiliki variabel-variabel yang saling terhubung dan memiliki keterkaitan dampak yang terjadi jika salah satu nilai variabelnya diubah. Hubungan dan nilai variabel diperlukan guna mengetahui seberapa besar dampaknya terhadap dwelling time. Pengaruh perubahan variabel ini, dapat diketahui dengan cara pembuatan model simulasi dwelling time karena cara ini dinilai lebih efisien dibanding perubahan infrastruktur secara langsung di lapangan yang akan memakan banyak biaya dan waktu. Model simulasi yang dibuat akan menjadi model basis untuk membangun sebuah website yang dapat membantu perusahaan pelabuhan dalam menentukan keputusan atau menjadi sebuah sistem pendukung keputusan berbasis cloud storage sehingga ruang penyimpanan lebih fleksibel dan dapat digunakan secara bersama oleh pihak-pihak yang membutuhkan di perusahaan atau pelabuhan tersebut. Adanya sistem pendukung keputusan untuk membantu analisis dan membantu pengambilan keputusan pelabuhan ini diharapkan mampu mendukung produktivitas kegiatan di pelabuhan dan mencapai nilai dwelling time terendah yang berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Export-import activities are one of pillars of the national economy. The port is one of the locations where export-import transactions take place. There are usually various terminals at the port that serve specific tasks, one of which is the container terminal, which serves as a location for loading and unloading container ships and managing container flow at the port. Dwelling time is a key indication in the operation of a container terminal. Dwelling time is the period of time measured from the time a container is unloaded from a ship until it exits the port terminal through the main door or is loaded onto a ship from the main door. Dwelling time is still an issue in all Indonesian ports. Port Dwelling time is impacted by a variety of factors, including customs and port operations. Each of these features has interconnected variables that have a corresponding influence when one of the variable values is modified. To determine the size of the impact on dwell time, relationships and variable values are required. The effect of changing this variable can be known by making a dwelling time simulation model because this method is considered more efficient than direct infrastructure improvements in the field, which will require a lot of time and money The simulation model developed will serve as the foundation for developing a website that can benefit port corporations in making decisions by transform into a cloud storage-based decision support system, providing storage capacity to be more flexible and shared by parties in need at the company or port. The existence of a decision support system to help with analysis and port decision making is expected to positively impact port productivity and attain the lowest dwelling time value, which will also have an impact on national economic growth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Sudarto
"Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Jumlah penderita TB pam BTA positif di Kabupaten Subang Tahun 2006 sebanyak 1.095 kasus (Insidens rate 107/100.000 penduduk). Di Kabupaten Subang selama lima tahun terakhir sampai tahun 2006 angka penemuan penderita baru TB paru BTA positif dan angka penemuan penderita seluruh tipe meningkat, keadaan itu menunjukkan bahwa penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Program Penanggulangan Tuberkulosis di Kabupaten Subang untuk pengumpulan data menggunakan sistem jemput bola pada saat petugas kabupaten melakukan supervisi. Sistem ini mengakibatkan data yang terkumpal pada akhir triwulan tidak sama dengan angka yang sebenarnya ada di puskesmas apabila supervisi dilakukan pada awal atau pertengahan triwulan.
Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode System Development Lye Cycle, yaitu planning analysis system, design, implementation, maintenance dan evaluation system dengan memadukan konsep Data Base Management System dan terintegrasi dengan data spasial sehingga menambah keunggulan dalam Sistem Informasi P2TB berbasis wilayah (SIG) di Kabupaten Subang. Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi permasalahan manajemen sistem informasi penanggulangan penyakit TB serta alternatif solusi pada tahap input, proses dan output.
SIP2TB berbasis wilayah dirancang untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan berupa laporan reguler, tabulasi indikator program, grafik indikator program dan informasi pemetaan endemisitas wilayah dengan unit pengamatan terkecil desa. Interpretasi epidemiologis kasus TB pada visual peta ini dapat mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan (Puskesmas) dalam penanggulangan TB dan kepadatan penduduk dengan sebaran kasus TB.
Aplikasi SIP2TB ini dapat menjadi alat manejemen dalam program penanggulangan TB, menguatkan kemampuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi. Output yang dihasilkan dapat dijadikan informasi untuk masukan pada pengambil keputusan dalam program Penanggulangan TB. SIP2TB ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola program dan bila memungkinkan dapat dikembangkan di puskesmas serta menjadi model bagi kabupaten lain.

Tuberculosis (TB) is a communicable disease caused by Mycobacterium tuberculosis that it is still beeing a public health problem in the community. Number of detected new smear positive pulmonary TB were 1,095 cases in Subang district by the year 2006 referred to the national incidence rate, 107/100,000. Over the last five year there were an increased number of detected all type TB cases in Subang district. This showed that TB still becomes a public health problem in the community.
TB Control Program in Subang has been carrying out ball pick up for TB data colection in district level. It means that district TB supervisor (wasor) goes to health services unit to pick up data or registry when quarterly supervisory visit. This system might cause the data differences between the real existing data at health service unit (UPK) and collected data by wasor at the same period of time the wasor visit UPK at the begining or in the middle ofthe quarter.
System Development was done on the basis of System Development Life Cycle method, including planning analysis system, design, implementation, maintenance and evaluation system. Through combining the concept of Dafa Base Management System and integrated with spatial data able to increased an advances of TB Control Program Geographical Information System in Subang district. Result system analysis was able to identify the management information system of TB control program as well as alternative solution on input phase, process phase and output phase.
The GISTB was designed to make input data and data processing to be information becoming easier. The output is a regular report, tables, graphs of the program indicators as well as information mapping of TB case distribution in village level as an investigation unit. Epidemilogy Interpretation of TB case on the visual map shows the level of health center coverage in relation to TB services. It also shows the population density and case distribution.
The GISTB application will be able become as a management tool of TB control program for strengthening monitoring and evaluation system. Therefore a decision making for TB control program in Subang based on valid, acurate and reliable data as an output ofthe system. This system also is expected to be able to be adopted as a wasor tools and expanded to health service unit level as well as being a model in other districts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Sudarto
"Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. jumlah penderita TB paru BTA positif di Kabupaten Subang Tahun 2006 sebanyak 1.095 kasus (Insidene rate 107/100.000 penduduk). Di Kabupaten Subang selama lima tahun terakhir sampai tahun 2006 angka penemuan penderita baru. TB paru BTA positif dan angka penemuan penderita seluruh tipe meningkat, keadaan itu menunjukkan bahwa penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Program Penanggulangan Tuberkulosis di Kabupaten Subang untuk pengumpulan data menggunakan sistem jemput bola pada saat petugas kabupaten melakukan supervisi. Sistem ini mengakibatkan data yang terkumpul pada akhir triwulan tidak sama dengan angka yang sebenarnya ada di puskesmas apabila supervisi dilakukan pada awal atau pertengahan triwulan.
Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode System Development Life Cycle, yaitu planning analysis system, design, implementation, maintenance dan evaluation system dengan memadukan konsep Data Base Management System dan terintegrasi dengan data spasial sehingga menambah keunggulan dalarn Sistem Informasi P2TB berbasis wilayah (SIG) di 1Cabupaten Subang. Hasil. analisis system dapat mengidentifikasi permasalahan manajemen sistem informasi penanggulangan penyakit TB serta altematif solusi pada tahap input, proses dan output.
SIP2TB berbasis wilayah dirancang nntuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan berupa laporan reguler, tabulasi indikator program, grafik indikator program dan informasi pemetaan endemisitas wilayah dengan unit pengamatan terkecil desa. Interpretasi epidemiologis kasus TB pada visual peta ini dapat mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan (Puskesmas) dalam penanggulangan TB dari kepadatan penduduk dengan sebaran kasus TB.
Aplikasi SIP2TB ini dapat menjadi alat manajemen dalam program penanggulangan TB, menguatkan kemarnpuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi. Output yang dihasilkan dapat dijadikan informasi untuk masukan pada pengambil keputusan dalam program Penanggulangan TB. SIP2TB ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola program dan bila memungkinkan dapat dikembangkan di puskesmas sarta menjadi model bagi kabupaten lain.

Tuberculosis (TB) is a communicable disease caused by Mycobacterium tuberculosis that it is still beeing a public health problem in the community. Number of detected new smear positive pulmonary TB were 1,095 cases in Subang district by the year 2006 referred to the national incidencerate, 107/100,000. Over the last five year there were an increased number of detected all type TB cases in Subang district. This showed that TB still becomes a public health problem in the community.
TB Control Program in Subang has been carrying out "ball pick up" for TB data colection in district level. It means that district TB supervisor (wasor) goes to health services unit to pick up data or registry when quarterly supervisory visit. This system might cause the data differences between the real existing data at health service unit (UPK) and collected data by wasor at the same period of time if the wasor visit UPK at the begining or in the middle of the quarter.
System Development was done on the basis of System Development Life Cycle method, including planning analysis system, design, implementation, maintenance and evaluation system. Through combining the concept of Data Base Management System and integrated with spatial data able to increased an advances of TB Control Program Geographical Information System in Subang district. Result system analysis was able to identify the management information system of TB control program as well as alternative solution on input phase, process phase and output phase.
The GISTB was designed to make input data and data processing to be information becoming easier. The output is a regular report, tables, graphs of the program indicators as well as information mapping of TB case distribution in village level as an investigation unit. Epidemilogy Interpretation of TB case on the visual map shows the level of health center coverage in relation to TB services. It also shows the population density and case distribution.
The GISTB application will be able become as a management tool of TB control program for strengthening monitoring and evaluation system. Therefore a decision making for TB control program in Subang based on valid, acurate and reliable data as an output of the system. This system also is expected to be able to be adopted as a wasor tools and expanded to health service unit level as well as being a model in other districts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salomo, Roy Valiant
"The year 1999 has been marked as the reform era where the old law on regional autonomy has been replaced with the new ones, i.e. Law Number 22 Year 1999 and Law Number 32 Year 2004. These two new laws have promoted the emergence of new local governments throughout Indonesia, as a process of amalgamation. Between 1999 and 2007 there were 173 new local governments emerged. The assumption that amalgamation will bring more fund and development to the new region (local government) has been the reason why this phenomenon emerged. The Municipality of Sambas is one of the examples. This study has been conducted according to Government Regulation Number 129 Year 2007, to find out whether the Municipality of Sambas was feasible to be amalgamated into three Municipalities. The result of the study shows that based on the indicators stated in Government Regulation Number 129 Year 2007, the amalgamating is not feasible."
Depok: Universitas Indonesia, Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pujianingsih
"Bencana selalu memberikan arti merugikan. Bencana adalah suaru pcristiwa yang terjadi sccam mendadak atau tidak terencana atau secara pcrlahan tetapi bcrlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal atau kerusakan ekosistem. Bencana seringkali menimbulkan korban masal dalam jmnlah yang relatif banyak dan perlu mendapatkan pertolongan keschatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-hari.
Secara geografis wilayah Kabupaten Bandung terletak pada wilayah yang rawan terhadap bcncana banjir. Banjir yang tejadi setiap tahunnya berpotensi memicu te1jadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular karena terganggunya layanan kesehatan masyarakat dasar dan memburuknya semua kondisi kehidupan. Frekucnsi banjir pada tahun 2004 8 kali dengan jumlah korban scbanyak 1.542 orang, tahun 2005 I0 kali dengan jumlah korban sebanyak 1.231 orang dan 2 orang diantaranya meninggal dunia.
Tahun 2006 telah terjadi 3 kali bencana banjir dengan jumlah korban scbanyak 5.429 orang. Dan disertai dengan peningkatan kasus Penyakit Diarc, ISPA dan Dermatitis. Penanggulangan banjir dilakukan dengan pembcrian bantuan untuk mencegah teljadinya krisis kesehatan dengan dasar hasil pendataan yang dilakukan segera setelah informasi awal diterima mcnggunakan metode Rapid Health Assessment (RH/1), operasional mctode ini belum berjaian optimum dan output yang dihasilkan sebatas laporan kejadian banjir dan KLB penyakit.
Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode Decision Support Syszems (DSS), yaitu perencanaan, analisis sistem, perancangan sistem, uji coba protozype dan implementasi sistem, dengan memadukan konsep Data Base Management Sysrem dan aplikasi program Visual Basic menjadi kekuatan dalam Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Banjir (SI BANJIR).
Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi bcsamya masaiah kesehatan yang ditimbulkan, kebutuhan untuk mengatasi masalah krisis kesehatan dan kemampuan merespon untuk penangulangan kxisis kesehatan akibat banjir. SI BANJIR didesain untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menj adi informasi. Output yang dihasilkan berupa peta ranggap bencana, laporan sumary kejadian bencana, tabulasi kebutuhan dan kemampuan mercspon, gmfik perkembangan korban, kerusakan sarana kesehatan lingkungan, pengungsi dan kasus penyakit.
Aplikasi Sl BANJIR ini dapat menjadi alat manajcmen dalam program penanggulangan banjir, menguatkan kemampuan pada kegiatan perencanaan dan surveilans. Output yang dihasilkan dapat diiadikan informasi untuk masukan pada pengambil keputusan dalam program penamggulangan krisis kcschatan akibat banjir. SI BANJIR ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola program dan dimungkinkan dapat dikembangkan di tempat rawan bencana lainnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin
"Pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan daya yang ada pada din manusia, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Setiap manusia pada hakikatnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada manusia yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu. Oleh karena itu penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang merupakan langkah awal yang harus ditempuh yang diiikuti dengan langkah nyata berupa penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya, dan selanjutnya menciptakan suatu strategi pembangunan daerah yang menghasilkan produk unggulan ( core competence ). Salah satu produk unggulan ( core competence ) sekaligus peluang ( opportunities ) yang dimiliki oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sambas adalah prospek pengembangan tanaman jeruk siam ( citrus nob/1/s ). Melalui produk unggulan inilah Pemerintah Kabupaten Sambas kemudian mencanangkan program rehabilitasi dan pengembangan jeruk untuk menggali potensi yang ada seiring dengan upaya memberdayakan petani. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pemberdayaan yang dilakukan terhadap petani melalui program rehabilitasi dan pengembangan jeruk di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas serta mengetahui kendala-kendala apa raja yang dihadapi dalam proses pemberdayaan. Penelitian ini merupakan suatu analisis deskriptif terhadap proses pemberdayaan terhadap petani melalui program rehabilitasi dan pengembangan jeruk dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun sumber data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan studi pustaka, observasi, dan wawancara mendalam { indepth interview ) terhadap pemerintah daerah setempat, masyarakat serta dunia usaha sebagai informan dengan teknik purposive sampling. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendetail dan akurat. Berdasarkan hasil penelitian, pemberdayaan petani melalui program rehabilitasi dan pengembangan jeruk dilakukan dalam beberapa tahapan yang dimulai dengan pemilihan obyek bahan, proses pelaksanaan kegiatan yang meliputi rekrutmen tenaga fasilitator, proses pembentukan kelompok, dan proses penyusunan rencana kegiatan kelompok. Tahap selanjutnya adalah penyaluran bantuan serta monitoring dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dari keseluruhan rangkaian tahapan yang telah dilakukan, terlihat bahwa pemberdayaan yang dilakukan terhadap petani melalui program rehabilitasi dan pengembangan jeruk belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan petani belum sepenuhnya dilibatkan dalam berbagai tahapan pelaksanaan program. Dalam pelaksanaannya ditemui pula kendala-kendala dalam proses pemberdayaan ini. Seleksi persepsi dan ingatan ( selevtive perception and retention ) terus melekat dalam ingatan petani akibat hancurnya tanaman jeruk pada masa lalu sehingga memerlukan proses pendekatan yang intens serta sosialisasi yang dilakukan secara simultan. Di sisi lain ditemui kendala pula berupa Ketergantungan ( dependency ) petani terhadap bantuan yang diberikan pemerintah. Mengingat besarnya harapan petani terhadap kucuran modal yang diberikan pemerintah membuat tingkat ketergantungan petani semakin tinggi dan pada akhirnya petani akan manja dan tidak ada upaya untuk mandiri.

Empowerment is an effort to increase the power that exists in humans, by encouraging, motivating, and raising awareness of their potential and trying to develop it. Every human being essentially has potential that can be developed. This means that there is no human being who is completely powerless, because if so, they will become extinct. Empowerment is an effort to build that power. Therefore, creating an atmosphere or climate that allows the potential of the community to develop is the initial step that must be taken, followed by real steps in the form of providing various inputs, as well as opening access to various opportunities that will make the community more empowered, and then create a regional development strategy that produces superior products (core competence). One of the superior products (core competence) as well as opportunities (opportunities) owned by the community and the Sambas Regency Government is the prospect of developing Siamese orange plants (citrus nob/1/s). Through this superior product, the Sambas Regency Government then launched a citrus rehabilitation and development program to explore the existing potential along with efforts to empower farmers. The purpose of this study is to describe the empowerment process carried out on farmers through the citrus rehabilitation and development program in Tebas District, Sambas Regency and to find out what obstacles are faced in the empowerment process. This study is a descriptive analysis of the empowerment process for farmers through the citrus rehabilitation and development program using qualitative methods. The data sources obtained were by using literature studies, observations, and in-depth interviews with the local government, the community and the business world as informants using purposive sampling techniques. This was done to obtain more detailed and accurate data. Based on the results of the study, farmer empowerment through the citrus rehabilitation and development program was carried out in several stages starting with the selection of material objects, the process of implementing activities including the recruitment of facilitators, the process of forming groups, and the process of preparing group activity plans. The next stage is the distribution of assistance and monitoring and evaluation of various activities that have been carried out previously. From the entire series of stages that have been carried out, it can be seen that the empowerment carried out on farmers through the citrus rehabilitation and development program has not been fully running well. This is because farmers have not been fully involved in various stages of program implementation. In its implementation, obstacles were also encountered in this empowerment process. Selective perception and retention continue to stick in the memory of farmers due to the destruction of citrus plants in the past, thus requiring an intense approach process and simultaneous socialization. On the other hand, obstacles are also encountered in the form of farmer dependency on assistance provided by the government. Given the high expectations of farmers for the capital injection provided by the government, the level of farmer dependency is getting higher and in the end farmers will be spoiled and there will be no effort to be independent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas PERGIZI dilihat dari komponen input, proses, output dan outcome. Penelitian kualitatif dengan rancangan RAP (Rapid Assesment Procedure), dilakukan minggu keempat bulan Mei 2013 dengan informan kepala seksi gizi, petugas gizi, kader, bidan di desa, ibu balita dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan PERGIZI efektif untuk menanggulangi gizi buruk di Puskesmas Sepatan. dengan indikator meningkatnya status gizi sebesar 69,1%, hanya komponen input yakni dana yang disebagian besar pos gizi masih kurang, sedangkan dari komponen proses dan output telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Agar mengoptimalkan penanggulangan gizi buruk di wilayah Puskesmas Kabupaten Tangerang dengan PERGIZI.

The aims of this study was to determine the effectiveness of the PERGIZI program viewed by its component such as inputs, process, outputs and outcomes. A qualitative research with RAP (Rapid Assessment Procedure) design was conducted at fourth week of May 2013. The data collection methods used an indepth interview and focused group discussion. With the informants 42 persons consisting of section head of nutrition, nutrition workers, cadres, village midwives, mothers of under five children and community leaders. This could be seen from change of nutritional status from the under five children as much as 69,1%. From the input component the mean barrier was funding both component process and output was considered successfull and achieving the predetermined goal. It is recomended to solve existing under five nutritional problem in the district of Tangerang using the PERGIZI approach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>