Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perairan Laboratorium Alam di Fakultas MIPA kampus Universitas
Indonesia telah lama diketahui memiliki jenis-jenis desmid. Desmid
merupakan kelompok mikroalga dari bangsa Desmidiales yang bersel tunggal
atau berfilamen, dan terdiri atas 2 semi sel. Penentuan 4 lokasi pengambilan
sampel desmid dilakukan dengan metode purposive sampling pada bulan
Maret-April 2008 dengan frekuensi 1 kali setiap bulannya. Pada setiap
stasiun, dilakukan pengambilan sampel epifitik dan sampel planktonik. Jenisjenis
desmid diperoleh dari 4 sampel epifitik dengan 563 individu dan 4
sampel planktonik dengan 179 individu, dan diidentifikasi berdasarkan
karakter morfologi sel vegetatif dan kloroplas. Berdasarkan hasil penelitian,
di perairan Laboratorium Alam ditemukan 17 jenis desmid yang termasuk
dalam 6 marga, yaitu Closterium (1 jenis), Cosmarium (8 jenis), Euastrum
(3 jenis), Micrasterias (2 jenis), Pleurotaenium (1 jenis), dan Staurastrum (2
jenis). Jenis-jenis tersebut lebih bersifat epifitik daripada planktonik, dan
marga Cosmarium memiliki jumlah jenis terbanyak dibandingkan margamarga
lainnya. Sepuluh jenis desmid yang berhasil diidentifikasi dan
dideskripsikan, yaitu Closterium littorale Gay, Cosmarium circulare Reinsch,
Cosmarium granatum Brébisson in Ralfs, Cosmarium lundellii Delponte,
Cosmarium trilobulatum Reinsch, Cosmarium quadrum Lundell, Euastrum
ansatum Ralfs, Euastrum spinulosum Delponte, Euastrum turgidum Formae,
dan Micrasterias pinnatifida Kützing ex Ralfs. Tujuh jenis desmid yang telah diidentifikasi dan dideskripsikan tetapi belum diketahui penunjuk jenisnya,
yaitu Cosmarium sp.1, Cosmarium sp.2, Cosmarium sp.3, Micrasterias sp.,
Pleurotaenium sp., Staurastrum sp.1, dan Staurastrum sp.2."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulisia Ravikawati
"Perairan Laboratorium Alam di Fakultas MIPA kampus Universitas Indonesia telah lama diketahui memiliki jenis-jenis desmid. Desmid merupakan kelompok mikroalga dari bangsa Desmidiales yang bersel tunggal atau berfilamen, dan terdiri atas 2 semi sel. Penentuan 4 lokasi pengambilan sampel desmid dilakukan dengan metode purposive sampling pada bulan Maret-April 2008 dengan frekuensi 1 kali setiap bulannya. Pada setiap stasiun, dilakukan pengambilan sampel epifitik dan sampel planktonik. Jenisjenis desmid diperoleh dari 4 sampel epifitik dengan 563 individu dan 4 sampel planktonik dengan 179 individu, dan diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi sel vegetatif dan kloroplas. Berdasarkan hasil penelitian, di perairan Laboratorium Alam ditemukan 17 jenis desmid yang termasuk dalam 6 marga, yaitu Closterium (1 jenis), Cosmarium (8 jenis), Euastrum (3 jenis), Micrasterias (2 jenis), Pleurotaenium (1 jenis), dan Staurastrum (2 jenis). Jenis-jenis tersebut lebih bersifat epifitik daripada planktonik, dan marga Cosmarium memiliki jumlah jenis terbanyak dibandingkan margamarga lainnya. Sepuluh jenis desmid yang berhasil diidentifikasi dan dideskripsikan, yaitu Closterium littorale Gay, Cosmarium circulare Reinsch, Cosmarium granatum Brébisson in Ralfs, Cosmarium lundellii Delponte, Cosmarium trilobulatum Reinsch, Cosmarium quadrum Lundell, Euastrum ansatum Ralfs, Euastrum spinulosum Delponte, Euastrum turgidum Formae, dan Micrasterias pinnatifida Kützing ex Ralfs. Tujuh jenis desmid yang telah diidentifikasi dan dideskripsikan tetapi belum diketahui penunjuk jenisnya, yaitu Cosmarium sp.1, Cosmarium sp.2, Cosmarium sp.3, Micrasterias sp., Pleurotaenium sp., Staurastrum sp.1, dan Staurastrum sp.2."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nautika Sriwidjaya
"Untuk raengetahui komposisi jenis rayap subteran,
kelimpahan jenis dan sebarannya di areal tegakan karet
(Hevea brasiliensis M.A.) dan areal Pennisetum polystachyon
(L.) Schult., di Kampus UI-Depok:/ .telah dilakukan pengumpulan
sampel rayap dengan metode pancingan (baiting technique)...
Pengumpulan sampel dilakukan dengan menanam potongan kayu
karet sebagai umpan pada setiap petakan terpilih.
Pengamatan dilakukan setiap 3 mxnggu selama bulan
September-November 1987. Jumlah rayap yang terdapat pada
setiap kayu umpan dihitung, kemudian diidentifikasi dengan
menggunakan kunci identifikasi Tarumingkeng (1971) yang dimodifikasi.
Selain itu juga dilakukan pengukuran beberapa
faktor lingkungan, antara lain pH tanah, kelembaban udara,
suhu udara, dan tekstur tanah.
Di kedua areal penelitian diperoleh 4 jenis rayap sub
teran. Macrotermes gilvus dan Microtermes insperatus ditemukan
di areal tegakan Karet maupun areal P. polystachyon,
sedangkan Odontotermes javanicus dan Schedorhinotermes javaniaus
hanya ditemukan di areal tegakan karet. Perbedaan kelembaban
udara, dan tipe vegetasi ternyata berpengaruh terhadap kom
posisi jenis, dan kelimpahan jenis rayap subteran di dua
areal yang diteliti."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian di daerah sekitar Kampus UI depok untuk mengetahui jenis-jenis cacing endoparasit pada saluran pencernaan tikus Rattus spp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60 tikus yang ditangkap pada tahun 1988 dan 1991 ada 4 jenis cacing endoparasit yaitu 2 dari kelas Nematoda (Rictularia sp. dan Viktorocara sp.) dan 2 jenis lainnya dari kelas Cestoda (Raillietina sp. dan larva strobilocercus Taenia taeniaeformis). Jenis-jenis tikus Rattus yang tertangkap dan terinfeksi ada 5 jenis, yaitu R.tiomanicus, R.argentiventer, R.norvegicus, R.exulans, dan R.rattus diardi
"
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarya Wargasasmita
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan pengembangan perikanan di Situ Pondok Cina (Kolam Rektorat) Kampus Universitas Indonesia Depok, ditinjau dari parameter fisika-kimia air dan biologi air.
Hasil pengukuran parameter fisika-kimia air meliputi suhu, transparansi, pH, oksigen terlarut, konduktivitas, N-Total, dan P-Total masing-masing berkisar antara 30 -32 °C; 0,22 - 0,28 m; 7,0 - 8,0; 8,3 - 9,8 mg/liter; 126,5 -? 144,5 umhos/cm; 0,52 - 1,20 mg/liter; dan 1,07 - 1,92 mg/liter. Dari hasil identifikasi dan penghitungan fitoplankton ditemukan 22 marga yang termasuk dalam divisi Cyanophyta (7 marga), Chrysophyta (7 marga), Chlorophyta (6 marga), Euglenophyta (1 marga), dan Pyrrophyta (1 marga). Marga yang paling banyak ditemukan adalah dari divisi Cyanophyta, yaitu Microsystis. Diperoleh juga 11 marga zooplankton, yang didominasi oleh Rotifera. Bentos yang ditemukan sebanyak 12 jenis, tutut (Bellamya japonica) mempunyai kepadatan tertinggi. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap dengan pancing adalah nila (Oreochromis niloticus).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Situ Pondok Cina mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai sumberdaya perairan, yaitu budidaya ikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Valentina
"Tumbuhan Isachne globose merupakan salah satu tumbuhan emergent yang hidup di Situ Lab. Alam , FMIPA UI. Isachne globose mampu berfungsi sebagai substrat bagi fitoepifiton, namun keberadaan fitoepifiton yang menempel pada tumbuhan I. globose mampu menghambat cahaya matahari yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Telah dilakukan analisis pengaruh metabolit sekunder pada tumbuhan I. globose sebagai antifouling yang mampu menahan penempelan fitoepifiton. Penelitian dilakukan menggunakan batang I. globose perlakuan yang telah dihilangkan metabolit sekundernya dan batang kontrol yang keduanya direndam selama 7 hari di Situ Lab. Alam. Metabolit sekunder batang I. globose dianalisa dengan HPLC untuk mengetahui profil kromatografinya.
Data penelitian menunjukkan terdapat kelimpahan fitoepifiton pada batang kontrol sebesar 219 individu/sel 2 dari 22 genera, sedangkan pada batang perlakuan sebesar 444 individu/cm 2 dari 27 genera. Berdasarkan uji t, nilai indeks keanekaragaman dan kelimpahan pada batang I. globose kontrol dan perlakuan berbeda nyata. Profil kromatogram ekstrak batang I. globose pada panjang gelombang 285 nm menunjukkan adanya 4 metabolit sekunder paling dominan (RT 7,50; 8,89; 9,99 dan 15,10). Diduga metabolit sekunder dominan tersebut berperan antifouling terhadap penempelan fitoepifiton di Situ Lab. Alam.

I. globose is one of the emergent plants that live in the Situ Lab. Alam, FMIPA UI. Isachne globose is able to function as a substrate for phytoepiphyton, but the presence of phytoepiphyton that attaches to plants I globose is able to inhibit sunlight which supports the growth and development of these plants. An analysis of the effects of secondary metabolites on plants has been carried out I. globose as an antifouling that is able to with stand the attachment of phytoepiphyton. The study was conducted using stem I. globose treatment which had been removed by secondary metabolites and control, both of them were soaked for 7 days. Secondary metabolites in I. globose were analyzed by HPLC to determine the profile chromatographic.
The results data shows the abundance of phytophthiton in I. globose control was 219 individuals/cm 2 from 22 genera, while in the treatment stem was 444 individual/cm 2 from 27 genera. Based on the t test, the value of index diversity and abundance in stem I. globose control and treatment were significantly different. Profile chromatogram extract I. globose at 285 nm wavelength showed 4 of the most dominant secondary metabolites (Real Time 7,50; 8,89; 9,99 and 15,10). It is suspected that the dominant secondary metabolites play role as antifouling for attaching phytoepiphyton at Isachne globose stem in Situ Lab. Alam.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Fadillah Prinasti
"ABSTRAK
Daerah Tangkapan Air pada cascade-pond system di kampus Universitas Indonesia UI adalah daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Peningkatan tutupan yang tidak kedap air mempengaruhi kualitas aliran di daerah tangkapan air. Keadaan kualitas sistem perairan dapat dinilai antara lain dengan menggunakan indeks biotik dan distribusi makroinvertebrata yang diamati. UI berencana mengurangi dampak negatif penurunan kualitas sistem perairan dengan melakukan audit keadaan kesehatan sistem kolam kaskade. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kesehatan perairan berdasarkan indeks biotik pada cascade-pond di kampus UI. Makroinvertebrata umumnya digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran pada sistem perairan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode biomonitoring, dan dilakukan pada cascade-pond, yang terdiri dari enam kolam, dengan dua kali pengulangan. Identifikasi setiap individu makroinvertebrata yang tertangkap selama pengambilan sampel dilakukan di laboratorium. Karakteristik makroinvertebrata dinilai berdasarkan Average Skor Per Taxon ASPT dan Famili Biotik Indeks FBI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk memperbaiki keragaman makroinvertebrata di arah hilir sistem cascade-pon

ABSTRACT
Catchment area of cascade pond system at Universitas Indonesia UI campus is an area with high population density. Increasing of impervious cover affected stream quality in the catchment area. The state of aquatic system quality can be assessed among others using biotic index and observed macroinvertebrates distribution. The management of UI campus plans to reduce the negative effect of decreasing the aquatic system quality by conducting audit the health state of cascade pond system. The objective of this study is to examine the water quality based on niotic index at cascade pond system at UI campus. Macroinvertebrates are commonly used as indicator of pollution level at aquatic system. Sampling is conducted using biomonitoring method, and is carried out at cascade pond system, which consisted of six ponds, by two times repetitions. The identification of any individual macroinvertebrates caught during the sampling is conducted in the laboratory. The characteristics of macroinvertebrates were assessed based on Average Score Per Taxon ASPT Index dan Family Biotic Index FBI .The results indicates that there is a tendency of improving diversity of macroinvertebrate in the downstream direction of the cascade pond system."
2017
S67434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christel Yoan Zefanya
"Bentang suara (soundscape) merupakan salah satu aspek terpenting dalam lingkungan kampus. Soundscape yang buruk akibat suara yang mengganggu (noise) dapat mempengaruhi kinerja civitas kampus. Kampus FMIPA UI merupakan kampus berbasis sains yang dilengkapi dengan laboratorium yang sensitif terhadap suara dan getaran suara. Kegiatan di Kampus FMIPA UI menyebabkan suara bersumber dari manusia (anthrophony) yang dapat menyebabkan kebisingan yang menurunkan kualitas soundscape. Dengan menggunakan Mastech environment multimeter, pengukuran intensitas suara serta analisis pola soundscape di FMIPA UI dilakukan. Hasil pengumpulan data menunjukkan adanya kenaikan intensitas suara dari pagi hingga siang hari dan penurunan yang signifikan pada sore hari.  Perbedaan soundscape juga dapat terlihat pada ruang yang memiliki tempat duduk dan bersantai, serta kanopi.  Pada ruang-ruang tersebut, intensitas suara cenderung lebih tinggi dan menyebabkan soundscape yang kurang optimal. Secara umum, soundscape di FMIPA UI termasuk dalam batas optimal untuk pembelajaran. Area yang tidak optimal hanya ada di area yang tidak dikhususkan untuk kegiatan belajar mengajar. Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa lokasi relatif menjadi wadah bagi kegiatan manusia yang membentuk soundscape di FMIPA UI dan mempengaruhi jenis suara yang ada di area tersebut. Sementara itu, kegiatan rutin civitas mempengaruhi soundscape di FMIPA UI dan kegiatan yang tidak rutin tidak mempengaruhi soundscape secara signifikan. Persepsi civitas FMIPA UI terhadap soundscape di area optimal, dengan karakteristik ruang yang tertutup dari sinar matahari dan kurang optimal yang dilengkapi dengan tempat duduk dan bersantai didominasi oleh perasaan tenang dan nyaman. Sementara itu, area dengan soundscape tidak optimal, yakni ruang dengan karakteristik merupakan ruang semi-terbuka dengan keberadaan kedai makanan dan minuman, didominasi persepsi negatif berupa perasaan kacau dan tidak tenang.

Soundscape is considered a crucial aspect of the campus environment. Poor quality soundscape filled with noise will affect the overall performance of campus members. FMIPA UI campus is a science-based campus equipped with a laboratory that is sensitive to sound and vibrations. Meanwhile, student activities on campus are the main source of sound (anthrophony) and sound-related distractions in FMIPA UI. Mastech environment multimeter was used to measure the sound intensity (dB) and soundscape pattern analysis at FMIPA UI was conducted. Sounds measurement data shows an increase in sound intensity from morning to noon and a significant decrease in the afternoon. A variation of soundscape can also be seen in the space with sitting areas and canopy. In these spaces, the sound intensity tends to be higher and results in a less optimal soundscape for learning. That being said, the soundscape at FMIPA UI is within the optimal limits for learning in general. Areas that are not optimal are areas that are not specifically for teaching and learning activities. Analysis results show that relative location is a place for human activities that shape the soundscape at FMIPA UI and influence the types of sounds that exist in the area. Routine activities in the campus influence the soundscape at FMIPA UI and non-routine activities do not significantly influence the soundscape. The FMIPA UI community's perception of the soundscape in the optimal area, with the characteristics of a space that is closed from sunlight and less than optimal, equipped with places to sit and relax, is dominated by a feeling of calm and comfort. Meanwhile, areas with soundscapes are not optimal, namely spaces with the characteristics of being semi-open spaces with the presence of food and drink stalls, dominated by negative perceptions in the form of feelings of chaos and unease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Larashati
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S31220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rizky Junita
"ABSTRAK
Di Universitas Indonesia UI terdapat enam situ yang mengalami penurunan kualitas air dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat secara kasat mata, pada perubahan warna air, bau, dan banyaknya limbah padat yang berada di situ yang berasal dari luar UI. Penurunan kualitas air tersebut salah satunya disebabkan oleh perubahan tata guna lahan di Daerah Tangkapan Air situ UI. Penelitian sebelumnya menguji kondisi perairan dengan Parameter biologis menggunakan makroinvertebrata sebagai penilaian situ, menghasilkan hipotesa bahwa kondisi sempadan situ UI yang paling mempengaruhi keberagaman dan kelimpahan makroinvertebrata Fadillah, 2017 . Pada penelitian ini ingin membuktikan pengaruh karakteristik sempadan terhadap makroinvertebrata menggunakan Tropical Rapid Appraisal Riparian Condition TRARC Version 1 untuk sempadan, serta indeks Average Score Per Taxon ASPT untuk makroinvertebrata, hasilnya terbukti bahwa nilai kondisi sempadan mempengaruhi keberagaman dan kelimpahan makroinvertebrata, hal ini dibuktikan dari hasil R 0,1 ndash; 0,7 dengan hasil korelasi 0,1 ndash; 0,5 dan nilai tekanan sempadan juga mempengaruhi keberagaman dan kelimpahan makroinvertebrata, hal ini dibuktikan dari hasil R 0,01 ndash; 0,6 dengan hasil korelasi 0,05 ndash; 0,6.

ABSTRACT
At the University of Indonesia UI there are six situ water quality decreased from year to year. This can be seen in plain view, on the change of water color, odor, and the amount of solid waste that is in situ that comes from outside the UI. The decrease of water quality is one of the reasons caused by land use change in UI Water Catchment Area. Previous studies examined the condition of waters with biological parameters using macroinvertebrates as a situational assessment, resulting in the hypothesis that the conditions of the UI border most affect the diversity and abundance of macroinvertebrates Fadillah, 2017 . In this study to prove the effect of border characteristics on macroinvertebrates using Tropical Rapid Appraisal Riparian Condition TRARC Version 1 for the border, and the Average Score Per Taxon ASPT index for macroinvertebrates, the result proves that the value of border conditions affects the diversity and abundance of macroinvertebrates, evidenced from the results of R 0.1 0.7 with the correlation results 0.1 0.5 and the value of border pressure also affects the diversity and abundance of macroinvertebrata, this is evidenced from the results of R 0.01 0.6 with correlation result 0,05 0,6."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>