Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Danarta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi fungsi penawaran tenaga kerja individu berstatus buruh/karyawan serta faktor-faktor yang mempengaruhi jam kerja dari tenaga kerja individu berstatus buruh/kaxyawan di Indonesia. Untuk analisis data, digunakan data yang bcrsumbcr dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas} Tahun 2005 dengan sampel individu yang temlasuk dalam angkatan kerja yaitu responden yang berusia 15 Tahun atau lebih dan difokuskan pada responden yang bekerja sebagai buruhfkaryawan. Namun demikian gmma menghindari adanya seleksi bias dalam mengestimasi, rnaka dalam mclakukan regresi dimasukkan juga angkatan kerja yang tidak bekelja sebagai buruh/kazyawan di Indonesia. Sedangkan alat analisis yang digunakan adalah dengan mengunakan metode sample selection yang dibangun oleh Hackman Disamping upah, variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, konsumsi, penggunaan sumber air bersih, lapangan usaha scrta tempat tinggal. Dalam kaitannya dengan variable upah, dari hasil regresi diperoleh kesimpulan bahwa fungsi penawaran tenaga kcrja individu berstatus buruh/karyawan di Indonesia berbentuk Backward Bending. Pada awalnya, semakin tinggi upah yang diterima, maka penawaran jam kerjanya akan semakin bertambah pula. Akan tetapi setelah upah yang diterima mencapai titik maksimurn, maka jika teljiadi kenaikan upah lagi akan mengakibatkan penawaran jam kerjanya menjadi berkurang, dalam hal ini buruh/karyawan lebih cenderung untuk menambah waktu "santa". Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa penawaran jam kerja individu bcrstatus buruh/karyawan di Indonesia temyata dipengaruhi juga oleh faktor : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, konsumsi, penggunaan sumber air bersih, lapangan usaha maupun tempat tinggal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusreni
"Penawaran tenaga kerja merupakan salah satu masalah yang banyak dibicarakan karena tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi.
Jika selama ini penawaran tenaga kerja selalu dikaitkan dengan kwantitas penduduk , dalam arti jumlah penduduk usia kerja yang ada , maka dalam tulisan ini penawaran tenaga kerja diartikan sebagai suatu hubungan antara upah dan jumlah jam kerja yang sedia ditawarkan oleh pemiliknya.
Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh masing-masing individu pada tingkat upah tertentu tidak selalu sama. Pada umumnya seseorang akan bekerja apabila tingkat upah dipasar adalah sama atau lebih tinggi dari reservation wage-nya.
Dengan demikian kurve penawaran tenaga kerja dapat dipandang sebagai tingkat upah minimum yang dengan tingkat itu Para pemilik tenaga kerja siap untuk menawarkan sejumlah jam kerjanya. Seperti halnya propinsi lain di Indonesia, propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga menghadapi masalah ketenagakerjaan yang cukup serius yakni adanya ketidak seimbangan antara kesempatan kerja dan tenaga kerja yang tersedia. Hal ini tidak saja disebabkan oleh besarnya jumlah angkatan kerja yang ada akan tetapi juga disebabkan karena masih kecilnya kemampuan sektor formal dalam menyerap tenaga kerja,sehingga mengakibatkan tidak semua tenaga kerja yang ada dapat masuk dalam pasar kerja.
Pada dasarnya penduduk dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu penduduk yang termasuk dalam kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Mereka yang termasuk dalam tenaga kerja atau penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 10 tahun keatas. Selanjutnya tenaga kerja dapat dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Ketentuan BPS mengatakan bahwa penduduk berumur 10 tahun keatas yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja adalah mereka yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan ,baik bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena sesuatu sebab, misalnya sedang menunggu panen cuti dan sebagainya.Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan atau mengharapkan dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Yang digolongkan bukan angkatan kerja antara lain adalah mereka yang sedang berada dalam pendidikan, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah dan mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena alasan fisik.
Mengenai batasan waktu yang dipergunakan adalah menunjuk pada jangka waktu tujuh hari berturut-turut yang berakhir pada hari sehari sebelum tanggal pencacahan.
Selanjutnya angkatan kerja yang ada ini dapat
dibagi dalam 2 kelompok yaitu mereka yang termasuk dalam katagori bekerja dan tidak bekerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Pardamean, Author
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk melihat hasil estimasi Fungsi Penawaran Tenaga Kerja dan Penghasilan Tenaga Kerja berdasarkan variabel individu seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan yang ditamatkan, daerah dan lapangan pekerjaan, serta variabel kontekstual seperti Investasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Persentase PDRB di sektor Industri, Persentase PDRB di sektor Pertanian, Persentase Pekerja di sektor Industri, Persentase Pekerja di sektor Pertanian dan Upah Minimum Regional (UMR).
Dengan mempergunakan data mentah Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tabun 1994, dan data sekunder seperti publikasi PDRB tahun 1994, Statistik Indonesia tahun 1993 dan data UMR tahun I994, maka penawaran dan penghasilan tenaga kerja dianalisisis dengan pendekatan analisis deskriptif dan inferensial. Hubungan antara fungsi penawaran dan penghasilan dianalisis secara simultan
Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata jam kerja buruh/karyawan laki-laki di Indonesia berjumlah 39,6 jam perminggu dengan tingkat penghasilan sebesar Rp. 35.462,8,- . Sedangkan Perempuan hanya menpunyai rata-rata jam kerja sebesar 32,2 jam perminggu dengan tingkat penghasilan sebesar Rp. 21.9337.8.-. Rata-rata jam kerja dan penghasilan buruh/karyawan di daerah perkotaan adalah 42,8 jam perminggu dengan penghasilan sebesar Rp. 38.746,1 dan di daerah perdesaan hanya mempunyai jam kerja 32,9 jam dengan penghasilan sebesar Rp. 25.558,-per minggu. Buruh/karyawan yang bekerja di sektor pertanian mempunyai jumlah jam kerja sebesar 27,8 jam dengan penghasilan Rp. 15.339,9 ,-perminggu dan di sektor non pertanian mempunyai jam kerja sebesar 39,8 jam dengan jumlah penghasilan sebesar Rp. 33.898,5.- perminggu.
Rata-rata penghasilan buruh/karyawan laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Pola rata-rata upah per kelompok umur (10-24 tahun, 25-50 tahun dan 50 tahun +) antara laki-laki dengan perempuan tidak ada perbedaan (mula-mula meningkat dan kemudian menurun). Selanjutnya rata-rata upah menurut tingkat pendidikan antara laki-laki dengan perempuan, laki-laki lebih tinggi dengan perempuan. Kemudian rata-rata upah di daerah perkotaan lebih tinggi dengan daerah perdesaan, dan rata-rata upah di lapangan pekerjaan pertanian lebih rendah dengan lapangan pekerjaan non pertanian.
v
Dari hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa semua variabel yang dimasukkan dalam model baik individu dan kontekstual sama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja dan penghasilan. Pola penawaran tenaga kerja (buruhlkaryawan) per karakteristik individu berbeda-beda, baik antara laki-laki dengan perempuan, perkotaan dengan perdesaan, lapangan pekerjaan pertanian dan non pertanian, per kelompok pendidikan dan kelompok umur. Pola penghasilan tenaga kerja (buruh/karyawan) per karakteristik individu, tidak berbeda, baik antara laki-laki dengan perempuan, perkotaan dengan perdesaan, lapangan pekerjaan pertanian dan non pertanian, per kelompok pendidikan dan kelompok umur.
Dari analisis penawaran tenaga kerja variabel upah, Umur, lapangan Pekerjaan, Persentase Pekerja di sektor Pertanian dan Industri mempunyai pengaruh negatif terhadap jam kerja. Sedangkan bila dilihat dari segi penghasilan tenaga kerja, variabel yang mempunyai pengaruh negatif adalah variabel jam kerja, Daerah, Jenis kelamin, Umur, Investasi dan Produk Domestik Regional Bruto.
Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang telah dilakukan terhadap estimasi penawaran tenaga kerja dan penghasilan tenaga kerja telah memberikan gambaran bahwa angkatan kerja di Indonesia pada umumnya mempunyai jam kerja yang relatif banyak, dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Dengan demikian dapat diindikasikan angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih diwarnai dengan kemiskinan, baik miskin kualitas maupun material.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsidin R.
"Penulisan tesis ini mencoba memberikan gambaran faktor-faktor apa saja yang menjadi determinan pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan status pekerjaan utama sebagai buruh/karyawan di Indonesia pada tahun 2000. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengeluaran konsumsi tersebut dikelompokan menjadi dua bagian yaitu variabel ekonomi (gaji/upah) dan variabel non ekonomi (karakteristik demografi, pendidikan, dan kesehatan). Data yang digunakan dalarn penelitian ini bersumber pada Survei Ekonomi Sosial Nasional (Susenas) KOR tahun 2000, sedang metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan inferensial dengan model regresi double log.
Berdasarkan analisis deskriptif ditemukan bahwa sekitar 53,5 persen dari 54.051 kepala rumah tangga buruh/karyawan di Indonesia berpendidikan dibawah SLTA, selanjutnya sebesar 4,8 persen dari jumlah kepala rumah tangga tersebut masih menerima gaji/ upah kurang dari Rp. 200.000,- atau dibawah standar LIMP yang berlaku. Sementara dari analisis inferensial ditemui bahwa elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi tergantung dari pendidikan, usia dan daerah tempat tinggal kepala rumah tangga.
Nilai elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi lebih besar dari satu terdapat pada karakteristik kepala rumah tangga berpendidikan SD hingga S3, berusia produktif (20-60 tahun) dan bertempat tinggal di daerah perkotaan sebaliknya untuk kepala rumah tangga berpendidikan tidak tamat SD, berusia tidak produktif (61 tahun keatas) dan bertempat tinggal di desa nilai elastisitasnya lebih kecil dari satu."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T4295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udi Hade Pungut
"Menurut teori ekonomi tradisional, pengaruh tingkat bunga terhadap volume investasi bersifat negatif. Karena permintaan terhadap kredit tergantung pada volume investasi maka, kenaikan tingkat bunga cenderung mengurangi permintaan terhadap kredit. Kekecualian dari teori yang diterima secara umum tersebut adalah hipotesa McKinon yang menyatakan hubungan antara tingkat bunga dengan investasi bersifat searah. Berdasarkan fungsi profit sektor perbankan, dapat diketahui elastisitas penawaran kredit oleh bank. Terungkap dalam penelitian ini bahwa elastisitas penawaran kredit oleh bank positif 2,782 dan elastisitas silang kredit dengan tingkat bunga deposit negatif 2,275. Dengan demikian, bila tingkat bunga kredit berubah dengan arah dan tingkat perubahan yang sama --misalkan tingkat bunga deposit dan tingkat bunga kredit meningkat sebesar satu persen, maka volume kredit yang disalurkan perbankan akan meningkat kira-kira sebesar 0,5 persen. Dampak perubahan tingkat bunga terhadap kredit bersifat positif apabila ratio perubahan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga deposit Rx sekitar 0,82. Bila IR., ≥ 0,82 pengaruh perubahan tingkat bunga bersifat searah, sebaliknya apabila FR, < 0,82 pengaruh tingkat bunga berlawanan arah. Elastisitas permintaan deposit oleh perbankan nilainya negatif 3,087, sedangkan elastisitas silang antara kredit terhadap permintaan deposit positif 3,809. Dengan demikian bila R, ≥ 0,81 pengaruh tingkat bunga terhadap volume deposit berlangsung searah. Dan sebaliknya bila Rx < 0,81, tingkat bunga mempengaruhi deposit dengan arah yang berlawanan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Wahyu Setyawati
"Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah stok modal sosial individu mampu memengaruhi status bekerja seseorang dalam pasar kerja. Secara khusus, penelitian ini ingin mempelajari pengaruh modal sosial, yaitu network dan trust, terhadap partisipasi bekerja dengan upah, terhadap besaran upah, dan terhadap jam kerja. Data yang digunakan adalah data Susenas kor-modul tahun 2006.
Variabel network dan trust dari data ini dibentuk melalui analisis falctor. Analisis dilakukan dengan tiga model. Dua model dijalankan dalam satu prosedur two-step Hackman. Kedua model ini adalah model partisipasi bekcrja dengan upah melalui analisis probit dan model besaran upah melalui analisis regresi berganda dengan metode OLS. Model ketiga, yaitu model jam kerja, dibangun melalui model Tobit.
Hasil pcnelitian memmjukkan bahwa network memengaruhi partisipasi individu untuk bekerja dengan upah, memepengaruhi besaran upah, dan memengaruhi jam kerja baik di desa maupun di kota. Variabel trusz mempengaruhi besaran upah, tetapi pengaruhnya tidak signifikan terhadap partisipasi bekerja dengan upah dan terhadap jam kerja.

The objective of this research is to study whether an individual stock of social capital affects an individuals working status in the labor market. Specifically, this study assesses the effect of social capital on whether or not an individual is working for wage, on the amount of wages and on working hours. The data used is 2006 SUSENAS core-module data. Network and trust variables 'fiom this data are constructed by factor analysis.
The analysis is conducted with three models. Two models were estimated in one procedure of two-step Heckman. These two models are working with wage participation model using probit analysis and the wage model using multiple regression analysis by OLS method. The third model, working hour model, is a Tobit model.
The results show that network influences the participation of individuals to work for wages, influences the amount of wages, and influences working hours either in rural or urban. The variable trust only affects the amotmt of labor wage but it has no effect on working for wage participation and working hour."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus Anton Wirawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh karakteristik rumah tangga, karakteristik individu, faktor pekerjaan dan faktor tempat tinggal terhadap penawaran tenaga kerja usia muda dengan menggunakan data Susenas Triwulan III Tahun 2012. Unit analisisnya adalah tenaga kerja usia 15-24 tahun. Hasil regresi model Probit menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, kesehatan, status kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, dan tempat tinggal signifikan berpengaruh terhadap probabilitas bekerja. Selain itu, hasil regresi two-step Heckman menunjukkan variabel penghasilan/upah, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, kesehatan, status kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, lapangan pekerjaan dan tempat tinggal signifikan berpengaruh terhadap jam kerja tenaga kerja usia muda.

This research aims to study the effect of household characteristics, individual characteristics, employment and residence factors on youth labor supply using Susenas 2012. The respondents are young people aged 15-24 years old. Probit regression results of the model indicate that the variable gender, education, marital status, health, status of the household head, household income, and residence significantly affect the probability of working. In addition, the two-step Heckman regression results showed variable income/wages, gender, education, marital status, health, status of the household head, household income, employment and residence significantly affect working hours of youth employment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Devi Asiati
"Perempuan yang berstatus kawin merupakan bagian dari komponen penduduk dan tenaga kerja di Indonesia dimana keterlibatannya dalam kegiatan pembangunan selalu mengalami peningkatan. Partisipasi perempuan di pasar kerja tidak lepas dari peran dan kedudukan perempuan dalam keluarga. Faktor karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi dan demografi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk bekerja. Sehubungan dengan hal diatas, menarik untuk dipahami bagaimana pengaruh tingkat upah, karakteristik individu dan latarbelakang sosioekonomi dan demografi keluarga mempengaruhi penawaran tenaga kerja perernpuan di pasar kerja. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin yang berusia 10-64 tahun di Indonesia, dilihat dari probabilitas bekerja dan jam kerja di pasar kerja.
Faktor-faktor ekonomi dan demografi yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin antara lain: tingkat upah, umur, pendidikan, tingkat upah suami, pendapatan di luar upah/gaji, keberadaan balita, keberadaan ART lain dalam rumahtangga dan tempat tinggal. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data SUSENAS 2002, yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan metode analisis yang digunakan terdiri dari deskriptif dan inferensial. Metode inferensial menggunakan model probit untuk mengestimasi probabilitas bekerja dan model ordinary least square (OLS) untuk mengestimasi jam kerja.
Berdasarkan pola dan perbedaan status kerja perempuan menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan kawin di desa adalah bekerja sebaliknya di perkotaan sebagian besar adalah tidak bekerja. Umur dan status kerja perempuan menunjukkan pola U terbalik dimana probabilitas bekerja meningkat pada umur muda dan setelah umur tertentu menunjukkan penurunan. Sebagian besar perempuan berpendidikan SD kebawah dan AkademilPT adalah bekerja sedang yang berpendidikan SLTP/SLTA sebagian besar tidak bekerja.
Berdasarkan analisis inferensial, keputusan perempuan untuk berpartisipasi di pasar kerja lebih dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi keluarga. Upah suami berpengaruh pada partisipasi istri untuk bekerja dimana selama kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi oleh pendapatan suami maka istri cenderung untuk tidak bekerja. Keberadaan balita dapat menurunkan peluang perempuan untuk bekerja dan keberadaan ART lain pada perempuan yang memiliki anal( balita dapat meningkatkan peluang perempuan untuk bekerja di pasar kerja. Sementara itu, perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang untuk masuk pasar kerja lebih besar dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Hubungan umur terhadap probabilitas perempuan bekerja berbentuk huruf U terbalik dimana semakin tua maka probabilitas bekerja semakin besar sampai umur 44 tahun (umur maksimum) setelah itu partisipasi mengalami penurunan. Kemudian bagi perempuan yang bekerja, kenaikan upah suami berpengaruh pada peningkatan jumlah jam kerja di pasar kerja (substitution effect). Umur berpengaruh pada jam kerja di daerah perkotaan dengan pola huruf U terbalik. Perempuan yang berpendidikan SD mempunyai jam kerja lebih besar dari perempuan berpendidikan AkademifPT dan sebaliknya pada perempuan yang berpendidikan SLTP/SLTA. Terakhir rata-rata jam kerja perempuan di kota lebih rendah dari jam kerja di desa."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madris
"Titik fokus penelitian ini, adalah untuk mengetahui pengaruh upah terhadap jam kerja yang dikaitkan dengan berbagai karakteristik individu tenaga kerja seperti pendidikan, umur, jenis kelamin dan tempat tinggal. Di samping karakteristik individu tersebut juga dikaitkan dengan karakteristik secara makro seperti rasio ketergantungan, produk domestik regional bruto dan nilai investasi menurut daerah tingkat II di Sulawesi Selatan, yang kemudian disebut variabel kontekstual. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis penawaran tenaga kerja secara individu (invidual labor supply).
Penelitian ini didasarkan pada dua literatur utama. yakni teori ekonomi rumah tangga (New-Homes Economics) dan teori penawaran tenaga kerja (Economics Labor Supply) dalam aspek mikro. New-homes ecomics didasari konsep Utility, sedangkan konsep individual labor supply berkaitan dengan konsep biaya alternatif (opportunity cost), Kedua konsep tersebut, akan melahirkan konsep efek subtitusi (subtitution effect) dan efek pendapatan (income effect). Perpaduan antara kedua konsep ini akan melahirkan, apakah individu akan menambah alokasi waktu untuk bekerja atau tidak. Seandainya pun harga jasa tenaga kerja (upah/gaji) mengalami peningkatan (asumsi leisure merupakan barang normal), maka belum tentu individu menambah jam kerjanya. Hal tersebut sangat tergantung pada utility yang diterima jika dia mengkonsumsi jam leisure lebih sedikit dan juga tergantung opportunity cost-nya jika dia melepaskan sejumlah jam kerjanya yang sudah dia miliki sebelumnya.
Dari latar belakang teori inilah muncul, Bak-ward Bending Supply Curve dalam fungsi penawaran tenaga kerja, yang dimulai dari arah positif kemudian berubah menjadi negatif setelah harga leisure menjadi lebih terjangkau.
Studi ini menggunakan data mentah (row data) Shpas 1995, Jumlah sampel sebanyak 49.816 observasi; terdiri atas 22.105 tenaga.kerja yang bekerja dan mempunyai informasi jam kerja dan sebanyak 4.793 di antara yang bekerja berstatus buruh/karyawan. Di samping menggunakan data individu Supas 1995 juga menggunakan data kelompok, yaitu masing-masing PDRB harga konstan 1993 tahun 1995, nilai investasi tahun 1994, dan rasio ketergantungan tahun, masing-masing menurut daerah tingkat II se Sulawesi Selatan.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja dan berstatus buruh/karyawan. Untuk mengestimasi- fungsi penawaran tenaga kerja yang diduga berbentuk Bakward Bending Supply Cuve, digunakan model regresi dengan metode OLS. Variabel utama adalah jam kerja dan upah. Sedangkan variabel pendidikan, umur, jenis kelamin dan tempat tinggal merupakan variabel kontrol. Rasio Ketergantungan merupakan variabel kontekstual.
Penelitian ini berhasil menemukan pola penawaran tenaga kerja berbentuk parabola, mengikuti model teoretis, yakni pada awalnya arahnya positif, namun setelah mencapai backward bending supply curve hubungan antara jam kerja dengan upah berubah menjadi negatif.
Terdapat hubungan yang singnfikan antara jam kerja dengan masing-masing variabel upah, pendidikan, umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan rasio ketergantungan pada taraf alpha 0,05.
Pola hubungan antara umur dengan jam kerja berbentuk parabola, mirip huruf U terbalik, yakni pada umur yang relatif muda hubungan antara umur dengan jam kerja positif, tetapi setelah umur semakin tua hubungannya menjadi negatif Hubungan tersebut menyerupai pola APAK (Angka Partisipasi Angkatan Kerja) secara universal.
Rata-rata jam kerja masing-masing kelompok tenaga kerja yang berpendidikan di bawah SD, tamat SD dan tamat SLTP lebih tinggi daripada rata-rata jam kerja yang berpendidikan SLTA ke atas. Rata-rata jam kerja laki-laki lebih tinggi daripada rata-rata jam kerja perempuan Demikian halnya, rata-rata jam kerja di daerah perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Rasio ketergantungan berhubungan negatif dengan jam kerja yang ditawarkan ke pasar kerja."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>