Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Duplikasi genom secara menyeluruh memacu timbulnya masalah pembelahan
genom. Masalah pembelahan genom adalah mencari kemungkinan genom nenek
moyang jika diberikan genom yang diasumsikan mengalami duplikasi dan
translokasi. Masalah pembelahan genom dibagi menjadi dua berdasarkan urutan
kromosom, yaitu masalah pembelahan genom dengan kromosom terurut dan
masalah pembelahan genom dengan kromosom tak terurut. Dalam masalah
pembelahan genom dengan kromosom tak terurut, genom yang diberikan
direpresentasikan dengan graf. Tujuan akhir dari masalah pembelahan genom
dengan kromosom tak terurut adalah mengubah graf representasi genom yang
diberikan menjadi graf matching bipartit yang sempurna melalui barisan
translokasi kromosom yang direpresentasikan pada perubahan grafnya. Skripsi ini
membahas sifat dari translokasi dan batasan nilai dalam mencari jumlah minimum
translokasi pada masalah pembelahan genom dengan kromosom tak terurut."
Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Yuliana
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S27784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Natasya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S54534
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridley, Matt
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
599.935 RID g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Silvana
"ABSTRAK
Pada penelitian sebelumnya telah berhasil dilakukan introduksi gen
cry /B- cry IAa dan cry IB ke dalam genom tanaman padi aromatic Indonesia
beberapa kultivar Rojolele yang berdasarkan hasil bioassay potensial
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama penggerek batang kuning.
Gen cry harus stabil diturunkan kegenerasi berikutnya, oleh karena itu
analisis molekuler perlu dilakukan untuk mendeteksi keberadaan gen cry
yang terdapat di dalam genom tanaman pad! transgenik.
Pada penelitian ini konfirmasi keberadaan gen cry dilakukan dengan
uji hasil PCR melalui eiektroforesis gel, sedangkan penentuan jumlah salinan
gen dilakukan dengan analisis Southern Blot.
Berdasarkan elektroforesis gel terhadap hasil PCR menunjukkan
kelima galur tanaman padi transgenik generasi kedua yang diuji masih
mewarisi gen cry IB- cry fAa, atau cry /B. Namun, sejauh ini belum dapat
diketahui jumlah salinan gen yang terdapat pada masing-masing tanaman,
sehingga optimasi teknik Southern Blot masih perlu dilakukan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianty
"Kandidiasis invasif yang disebabkan oleh Candida krusei merupakan salah satu penyebab kematian dengan angka kematian yang tinggi. Terjadinya resistansi terhadap flukonazol dilaporkan terkait dengan gen penanda resistansi intrinsik. Data epidemiologi molekular dengan Whole Genome Sequencing (WGS) yang mengidentifikasi gen dan varian yang terkait virulensi dan resistansi obat Candida krusei belum pernah dilaporkan di Jakarta, maupun di Indonesia. Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan profil gen resistansi dengan metode Whole Genome Sequencing. Hasil pemetaan MLST diperoleh ada 6 housekeeping gen yaitu ADE2, HIS3, LEU2, LYS2D, NMT1 dan TRP1. Berdasarkan hasil variant calling ditemukan beberapa gen yang berperan dalam resistansi yaitu ERG11 dan FKS1. Mutasi yang ditemukan meliputi missense, synonymous, stop gain dan indel. Sebagian besar adalah varian mutasi missense dan synonymous. Pola kepekaan Candida krusei dengan metode difusi cakram sebagian besar terdiri dari isolat yang resisten dan sensitif terhadap beberapa antijamur seperti flukonazol, itrakonazol, ketonazol, amfoterisin B, nistatin, vorikonazol dan mikonazol.

Invasive candidiasis caused by Candida krusei is one of the causes of death with a high mortality rate. The occurrence of resistance to fluconazole is reported to be related to intrinsic resistance marker genes. Molecular epidemiological data related to Whole Genome Sequencing (WGS) that identify genes and variants associated with Candida krusei virulence and drug resistance have never been reported in Jakarta, nor in Indonesia. Based on the problems above, further research was carried out to determine the resistance gene profile using the Whole Genome Sequencing method. The results of the MLST mapping showed that there were 6 housekeeping genes namely ADE2, HIS3, LEU2, LYS2D, NMT1, and TRP1. Based on the results of variant calling, several genes that play a role in resistance were found, namely ERG11 and FKS1. The mutations found include missense, synonymous, stop gain, and indel. Most are missense and synonymous mutation variants. The sensitivity pattern of Candida krusei by disc diffusion method mostly consisted of isolates that were resistant and sensitive to several antifungals such as fluconazole, itraconazole, ketoconazole, amphotericin B, nystatin, voriconazole, and miconazole."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, M. F. Conny
"ABSTRAK
Patomekanisme dermatitis atopik melibatkan interaksi yang kompleks antara genetik dan
lingkungan. Satu gen yang secara konsisten berhubungan dengan DA adalah mutasi gen
Filaggrin yang dapat mengganggu agregasi sitoskeleton epidermis. Beberapa usaha
pencegahan telah dilakukan antara lain dengan pemberian ASI eksklusif dan suplementasi
LCPUFA, tetapi studi klinis dan meta-analisis tidak menunjukkan hasil yang konsisten.
Inkonsistensi ini dapat disebabkan adanya variasi aktivitas enzim desaturase yang dapat
memodulasi metabolisme PUFA, yang diatur oleh gen FADS1 dan FADS2, serta usia
saat intervensi dilakukan. Diperkirakan periode in-utero memegang peran penting untuk
keberhasilan intervensi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui peran mutasi gen FLG dan polimorfisme gen FADS1
dan FADS2 terhadap timbulnya DA pada usia satu tahun. Tujuan Khusus yaitu
mengetahui frekuensi mutasi gen FLG dan polimorfisme gen FADS1 dan FADS2,
mengetahui peran polimorfisme gen FADS1 dan FADS2 terhadap substrat dan produk
LCPUFA dan efeknya terhadap timbulnya DA, mengetahui pengaruh peningkatan rasio
AA terhadap DHA di awal kehidupan terhadap timbulnya DA, mengetahui peran
protektif ASI eksklusif untuk pencegahan DA.
Digunakan dua desain penelitian 1) potong lintang untuk mengetahui peran polimorfisme
gen FADS1 dan FADS2 terhadap perubahan komposisi LCPUFA saat lahir, 2) analisis
kesintasan untuk melihat pengaruh mutasi gen Filaggrin dan polimorfisme gen FADS1
dan FADS2 terhadap timbulnya DA, mengetahui peran peningkatan rasio AA/DHA serta
mengetahui efek protektif ASI eksklusif terhadap timbulnya DA pada usia satu tahun.
Insidens DA dalam penelitian ini sebesar 15,4%. Tidak ditemukan 5 mutasi gen Filaggrin
sesuai dengan data NCBI. Frekuensi alel minor pada polimorfisme gen FADS1 22−27%,
sedangkan untuk FADS2 berkisar 15−48%. Dalam penelitian ini terlihat pengaruh
polimorfisme gen FADS1 dan FADS2 terhadap perubahan komposisi LCPUFA,
khususnya peningkatan asam arakidonat pada kelompok alel minor. Dalam penelitian ini
tidak ditemukan hubungan antara komposisi LCPUFA dan polimorfisme gen FADS
terhadap timbulnya DA. Pemberian ASI eksklusif selama 3−6 bulan tampaknya memberi
efek proteksi terhadap DA
PeneIitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk tindakan pencegahan DA.
Penelitian ini tidak berhasil menemukan common mutation yang dilaporkan NCBI.
Mutasi gen Filaggrin tergantung perbedaan ras, maka untuk menemukan mutasi yang
baru lebih baik digunakan sekuensing gen secara penuh. Adanya perbedaan frekuensi alel
minor antara anak Indonesia dan Eropa dan aktivitas enzim yang bekerja dengan arah
yang berlawanan dengan alel minor populasi Eropa, mengakibatkan peningkatan kadar
AA dan DGLA pada populasi alel minor dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Pathomechanism of atopic dermatiis is linked to the gene-environment interactions. One
genetic locus consistently linked with AD is mutations of filaggrin gene that can induce
disruption in epidermal cytoskeleton aggregation. Some protective measures for the
prevention of AD are breastfeeding and the provision of LCPUFA, but clinical studies
and meta-analysis have shown inconsistent results, which maybe due variation in the
activity of desaturating enzymes modulating PUFA metabolism, which are encoded by
the FADS1 and FADS2 gene cluster and the age at which LCPUFA interventions are
provided.
The general objective is to characterize the impact of genetic variation in the FLG and
FADS1, FADS2 genes cluster on LC-PUFA concentration in Indonesian infants. Specific
objectives including the characterization of the frequency of FLG and FADS1, FADS2
gene single nucleotide polymorphisms (SNPs), the influence of FADS gene
polymorphisms on fatty acid composition and on the occurence of AD, the impact of
increasing ratio of arachidonic acid to docosahexaenoic acid on the progression of AD,
and to see the protective effect of exclusive breastfeeding for the prevention of AD in the
first year of life in Indonesian infants.
Designs were 1) cross-sectional study to see the role of FADS1 and FADS2 gene
polymorphism on the composition of LCPUFA at birth, 2) survival analysis to see the
role of FLG mutation and FADS1 and FADS2 gene polymorphism on the progression of
AD, the role of increasing ratio of AA/DHA and the protective effect of exclusively
breastfeeding on the occurence of AD in the first year of life.
The incidence of AD in this study is 15.4%, No Filaggrin gene mutations based on 5
reported pathogenic SNP was found. The minor allele frequency of FADS1 gene
polymorphism were 22−27%, whereas for FADS2 were 15−48%. We found a strong
correlation between FADS gene polymorphisms with the changes of LCPUFA
composition, especially for the increment of arachidonic acid. No association was found
between the composition of LCPUFA and between FADS genes polymorphisms with
AD. Exclusive breastfeeding until 3 months was found to be protective against AD.
In this study we did not find Filaggrin mutation that reported as pathogenic from NCBI.
The frequency of FADS1 polymorphism were 22−27%, whereas FADS2 polymorphism
were 15−48%. Strong correlation was seen between genetic variations of FADS genes
with the alteration of LCPUFA. Arachidonic acid as the product of LCPUFA was higher
in the minor allele compared with the major allele. No association were found between
genetic variation of FADS genes and the increased ratio of AA/DHA with the occurence
of AD. Exclusive breastfeeding for 3−6 months seems to give protective effect"
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paterson, Andrew H.
California : Landes Company and Academic Press , 1996
581.873 2 PAT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Shabihah
"Pigmentasi merupakan proses fisiologis yang ditandai dengan perubahan warna kulit yang terjadi secara kompleks dan dapat dipengaruhi oleh profil genetik. Hingga saat ini, belum terdapat penelitian serta publikasi yang membahas bagaimana profil genetik dapat mempengaruhi karakteristik pigmentasi di Indonesia. Analisis Genome-Wide Association Study (GWAS) pada penelitian ini dilakukan terhadap 94 subjek wanita pada populasi di Jakarta. Penelitian meliputi pengambilan dan pengolahan data, uji asosiasi, dan analisis pengayaan menggunakan berbagai basis data. Uji asosiasi menunjukkan terdapat dua SNP yang memiliki asosiasi terhadap indeks melanin dengan nilai P <1x10-5 yaitu rs10031234 (nilai P: 3,229x10-6) dan rs11548325 (nilai P: 7,808x10-6). Analisis pengayaan menunjukkan SNP rs10031234 terletak pada region gen SORCS2, sementara SNP rs11548325 terletak pada region gen PSAPL1. Gen SORCS2 terekspresi pada jaringan kulit khususnya pada sel yang berkaitan dengan akar rambut dan fibroblast. Variasi rs11548325 terjadi pada domain SapA diketahui berkaitan dengan metabolisme sphingolipid. Analisis pengayaan fungsi menunjukkan kaitan gen-gen yang terasosiasi dengan proses keratinisasi. Namun demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan sampel yang lebih besar agar dapat diperoleh nilai signifikansi yang lebih bermakna serta analisis korelasi antar kedua SNP rs10031234 dan rs11548325 dengan fungsi molekuler.

Skin pigmentation is a physiological process characterized by changes in the color of the skin and can be influenced by genetic profiles. To date, there have been no studies and publications that discuss how genetic profiles can affect skin pigmentation in Indonesia. Genome-Wide Association Study (GWAS) was conducted on 94 female subjects who live in Jakarta. The research procedure includes data collection and processing, association testing, and enrichment analysis using various databases. The association test showed that there were two SNPs associated with the melanin index with a P value <1x10-5, which are rs10031234 (P value: 3.229x10-6) and rs11548325 (P value: 7.808x10-6). Enrichment analysis showed that SNP rs10031234 was located in the SORCS2 gene region, while SNP rs11548325 was located in the PSAPL1 and SORCS2 gene regions. SORCS2 gene is expressed in skin tissue, especially in cells associated with hair roots and fibroblasts. The rs11548325 variation located in the SapA domain which is known to be related to glycosphingolipid metabolism. Functional enrichment analysis showed the association of genes associated with the keratinization process. However, it is necessary to carry out further research using a larger sample to obtain a higher significance value, and also conducting correlation analysis between SNP rs10031234 and rs11548325 with molecular."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tryna Tania
"Latar Belakang : Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia, termasuk di Indonesia. Analisis menggunakan whole-genome sequencing (WGS) masih jarang digunakan untuk investigasi penyakit TB dan MDR-TB di Indonesia.
Tujuan: Mengevaluasi potensi penggunaan WGS untuk melakukan drug susceptibility testing (DST) dan mengetahui strain Mycobacterium tuberculosis resisten obat antituberkulosis di Jawa, Indonesia.
Metode: Tiga puluh isolat MDR-TB dilakukan DST menggunakan Mycobacteria Growth Indicator Tube 960 (MGIT) dan WGS. Analisis filogenetika dilakukan menggunakan data dari WGS. Hasil DST yang didapatkan dengan menggunakan MGIT dan WGS dibandingkan.
Hasil:. Kesesuaian antara WGS dan MGIT adalah 93,33% untuk rifampicin, 83,33% untuk isoniazid, dan 76,67% untuk streptomycin tetapi hanya 63,33% untuk ethambutol. Kesesuaian yang moderat ditemukan pada obat antituberkulosis lini kedua termasuk amikacin, kanamycin, dan fluoroquinolone (73,33%-76,67%). MDR-TB lebih sering ditemukan pada isolat yang berasal East Asian Lineage (63,33%).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan penerapan dari WGS untuk DST dan epidemiologi molekular dari TB resisten obat di Jawa, Indonesia.

Background: Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) is a major public health problem globally, including in Indonesia. Whole-genome sequencing (WGS) analysis has rarely been used for the study of TB and MDR-TB in Indonesia.
Aim: We evaluated the use of WGS for drug susceptibility testing (DST) and to investigate population structure of drug-resistant Mycobacterium tuberculosis in Java, Indonesia.
Method: Thirty suspected MDR-TB isolates were subjected to MGIT-960 system (MGIT)-based DST and WGS. Phylogenetic analysis was done using the WGS data. Results obtained using MGIT-based DST and WGS-based DST were compared.
Result: Agreement between WGS and MGIT was 93.33% for rifampicin, 83.33% for isoniazid and 76.67% for streptomycin but only 63.33% for ethambutol. Moderate WGS-MGIT agreement was found for second-line drugs including amikacin, kanamycin, and fluoroquinolone (73.33-76.67%). MDR-TB was more common in isolates of the East Asian Lineage (63.33%).
Conclusion: This study demonstrated the applicability of WGS for DST and molecular epidemiology of DR-TB in Java, Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>