Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Jatmikawati
"Low back pain (LBP) adalah kondisi umum yang melibatkan keluhan nyeri akut atau kronis serta ketidaknyamanan pada atau di sekitar daerah lumbosakral. Sekitar sepuluh persen kejadian LBP terkait dengan pekerjaan, dan mereka yang bekerja sebagai pengemudi memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan punggung bawah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi frekuensi kejadian LBP dan faktor risiko ergonomi yang terkait dengan LBP pada pengemudi taksi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pendekatan deskriptif analitik, berlokasi di PT. X Jakarta Selatan. Sampel terdiri dari 74 pengemudi berdasarkan tabel besar sampel (Iwan Ariawan, 1998), dengan uji hipotesis beda 2 proporsi, derajat kemaknaan 5%, dan kekuatan uji 90%. Dengan asumsi P1 (LBP yang menetap) 25% dan P2 (LBP pada pengemudi taksi) 50%, diperoleh ukuran sampel 63. Untuk mengantisipasi sampel yang tidak dapat digunakan, ditambahkan 15% menjadi total 74 sampel. Sampel dipilih menggunakan random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pengukuran tinggi badan dan berat badan, observasi, data operasional, dan rekam medis. Analisis data dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi LBP pada pengemudi taksi di PT. X adalah 63,5%. Uji statistik mengindikasikan bahwa riwayat LBP sebelumnya berhubungan signifikan dengan LBP saat ini (p-value 0,001). Namun, faktor-faktor lain seperti usia, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok, durasi kerja per hari, jadwal kerja, manual handling, postur duduk mengemudi, dan tipe kendaraan tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan LBP.
Rekomendasi untuk perusahaan adalah agar saat perekrutan pengemudi, mempertimbangkan riwayat LBP yang dimiliki calon pengemudi. Selain itu, disarankan agar perusahaan secara berkala memberikan pelatihan tentang cara mengemudi yang baik serta langkah-langkah untuk menghindari risiko kesehatan terkait dengan pekerjaan mengemudi."
Universitas Indonesia, 2006
T31589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ingewaty Wijaya
"Berdasarkan data kunjungan pengemudi taksi ke klinik pool Cinere PT. X didapatkan 50% keluhan nyeri dan pegal-pegal di badan, salah satunya daerah punggung bawah. Keluhan gangguan muskuloskeletal menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak di klinik pool Cinere PT. X.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sudut punggung-tungkai atas dan faktorfaktor lain dengan peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut pada pengemudi taksi PT. X.
Desain penelitian ini adalah potong lintang. Terdapat 158 responden yang dipilih secara proportional random sampling. Variabel terikat adalah peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut dan variabel bebas adalah umur, tinggi badan, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, lama mengemudi per hari, shift kerja, sudut punggung-tungkai atas, sudut fleksi lutut.
Pengumpulan data dengan wawancara, pengisian log sheet, pengisian kuesioner Visual Analogue Scale sebelum dan sesudah bekerja, pemeriksaan fisik dan pengambilan foto pengemudi yang sudah diberikan reflective tape serta diminta untuk duduk senyaman mungkin sama seperti mengemudi sehari-hari.
Dari 158 responden, didapatkan 78 orang (49,4%) mengalami nyeri punggung bawah akut pasca bekerja dan diantaranya terdapat 40 orang (25,3%) yang mengalami peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut. Pada analisis multivariat, didapatkan faktor dominan terjadinya peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut adalah sudut punggung-tungkai atas ≤ 103⁰ (RO = 17,14; IK 95% = 5,03-58,44) dan sudut fleksi lutut < 65⁰ (RO = 9,06; IK 95% = 2,75-29,81). Didapatkan tinggi badan ≥ 165 cm mengurangi risiko peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut (RO = 0,31, IK 95% = 0,13-0,72). Pekerjaan mengemudi taksi dengan sudut punggung-tungkai atas ≤ 103⁰ merupakan faktor dominan peningkatan intensitas nyeri punggung bawah akut.
Disarankan pengemudi melakukan relaksasi otot punggung dan menjaga sudut punggung-tungkai atas melebihi 103⁰ dengan memundurkan sandaran kursi sebanyak 5 kali.

According to the data of taxi drivers? visit to the clinic of Cinere Pool of PT. X, it was suggested that 50% of the visit were caused by the complaints of body ache and stiffness. One of them was in the lower back region. Musculoskeletal disorder occupied the first position of the top 10 diseases in the Clinic of Cinere Pool of PT. X.
The objective of this study is to know the association between lumbarthigh angle and other factors with increased intensity of acute low back pain among taxi drivers at PT.X.
The design of this study is cross-sectional. There were 158 respondents selected by proportional random sampling. The dependent variable was the increased intensity of acute low back pain and the independent variables were age, height, body mass index, exercising habit, smoking habit, length of driving per day, work shift, lumbar-thigh angle, and knee flexion angle. Data collection was conducted by interview, log sheets, questionnaire Visual Analogue Scale (before and after work), physical examination, and image captures of the drivers whom had been marked with reflective tape and asked to sit as comfortable as possible, the same as daily driving.
Of 158 respondents, there were 78 respondents (49.4%) experiencing acute low back pain after work and there were 40 respondents (25.3%) experiencing increased intensity of acute low back pain. The analysis of multivariate suggested that the dominant factor of increased intensity of acute low back pain were lumbar-thigh angle ≤ 1030 (OR = 17.14; CI 95% = 5.03 ? 58.44) and knee flexion angle < 65⁰ (OR = 9.06; CI 95% = 2.75 ? 29.81). It was also suggested that height ≥ 165 cm reduced the risk of increased intensity of acute low back pain (OR = 0.31, CI 95% = 0.13 ? 0.72).
Driving taxi with lumbar-thigh angle ≤ 103⁰ is the dominant factor of increased intensity of acute low back pain. It is recommended for the drivers to relax the back muscles and maintain the lumbar-thigh angle over 1030 by withdrawing backward the backrest 5 times."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Rahmayani
"Nyeri punggung bawah cukup banyak terjadi pada penjahit konveksi. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan saat bekerja sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja penjahit konveksi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi di Sumatera Barat. Berdasarkan hasil analisis bivariat ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,048), lama bekerja (p=0,048), jam kerja (p=0,044), risiko ergonomi (p=0,009), lingkungan kerja (p=0,048), dan aktivitas fisik (p=0,034) dengan kejadian nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi di Sumatera Barat. Analisis multivariat menunjukkan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi adalah lingkungan kerja (OR=3,634), pendidikan (OR=3,220), risiko ergonomi (OR=1,594) dan lama bekerja (OR=0,917). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi di Sumatera Barat, di antaranya pendidikan, lama bekerja, jam kerja, risiko ergonomi, lingkungan kerja, dan aktivitas fisik dengan faktor dominannya adalah lingkungan kerja. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan program keperawatan kesehatan kerja dalam pencegahan nyeri punggung bawah pada penjahit konveksi.

Low back pain or lower back pain is quite common among the tailors convection. This causes discomfort during work, leading to a decrease in the productivity of these tailors. This research adopts a cross-sectional design to analyze factors related to lower back pain among the tailors convection in West Sumatra, Indonesia. Based on the bivariate analysis, significant correlations were found between education (p=0.048), length of employment (p=0.048), working hours (p=0.044), ergonomic risk (p=0.009), work environment (p=0.048), physical activity (p=0.034), and the occurrence of lower back pain among the tailors convection in West Sumatra. Multivariate analysis revealed that the dominant factors influencing the occurrence of lower back pain among the tailors convection were the work environment (OR=3.634), education (OR=3.220), ergonomic risk (OR=1.594), and length of employment (OR=0.917). This research concludes that several factors influence the occurrence of lower back pain among the tailors convection in West Sumatra, including education, length of employment, working hours, ergonomic risk, work environment, and physical activity, with the work environment being the dominant factor. The findings of this study are expected to be considered in the development of occupational health nursing programs to prevent lower back pain among the tailors convection."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Khairi Lufti
"Nyeri punggung bawah merupakan gangguan otot tulang dan rangka yang paling sering dialami dokter gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa profesi kedokteran gigi saat melakukan pembersihan karang gigi. Penelitian bersifat cross-sectional, berlokasi di Klinik Integrasi 1 RSKGM X pada bulan Januari 2016 dengan objek penelitian adalah kursi operator, kursi pasien dan postur. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kuri operator dan kursi pasien berdampak pada timbulnya postur janggal. Edukasi posisi ideal, prosedur pemeliharaan sarana kerja, aktivitas fisik diharapkan dapat mengurangi keluhan nyeri punggung bawah.

Lower back pain is the most common muskulosceletal problem in dentistry. This study aims to describe the risk factors of low back pain of dentistry students who perform scaling. The study design was cross-secctional descriptive analytic, located at Klinik Integrasi 1 RSKGM X with dental stool, dental chair and work posture as the object. Data collected from questionnaires, physical examination and observation. The results showed that design of dental stool and dental chair affected awkward posture of the operator. Training of ideal position, inspection and maintenance procedures of facilities, training of physical activity are expected to reduce low back pain."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Fithrotunnisa
"Nyeri punggung bawah (NPB) menjadi salah satu reaksi ketidaknyamanan yang sering dirasakan masyarakat, tidak terkecuali pekerja ojek online. NPB dapat disebabkan oleh usia, jenis kelamin, sikap kerja, durasi kerja, dan repetisi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara durasi kerja dan tingkat kejadian NPB pada pekerja ojek online di Kota Depok. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini melibatkan 111 pekerja ojek online di Kota Depok sebagai sampel. Instrumen yang digunakan adalah Modified Oswestry Disability Index (MODIQ) untuk mengukur risiko kejadian nyeri punggung bawah pekerja ojek online. Hasil penelitian menunjukkan pekerja ojek online mayoritas melakukan pekerjaannya selama >8jam dengan proporsi 95,5%. Hasil penelitian menunjukkan pekerja ojek online mayoritas melakukan pekerjaannya selama >8jam dengan proporsi 95,5%. Hasil uji risiko NPB didapatkan pekerja ojek online di Kota Depok paling banyak berada pada tingkat risiko sedang dengan skor 34 – 66 dengan proporsi 59,5%. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai p= 0,141. Kesimpulan yang didapat adalah tidak adanya hubungan signifikan antara durasi kerja dengan tingkat kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja ojek online di Kota Depok. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kerja yang berhubungan dengan masalah muskuloskeletal pada pekerja ojek online.

Low back pain (LBP) is one of the reactions of discomfort that is often felt by the community, including online taxi bike drivers. LBP can be caused by age, gender, work pose, duration of work, and repetition. This study was conducted to identify the relationship between work duration and the incidence of LBP among online taxi bike drivers in Depok City. The research method used a cross sectional design with accidental sampling technique. This study involved 111 online taxi bike drivers in Depok City as a sample. The instrument used is the Modified Oswestry Disability Index (MODIQ) to measure the risk of low back pain for online taxi bike drivers. The results of the NPB risk test showed that the most online taxi bike drivers in Depok City were at the moderate risk level with a score of 34-66 with a proportion of 59.5%. The results of the Chi Square correlation test show a p value (significance) = 0.141. The conclusion obtained is that there is no significant relationship between work duration and the incidence of low back pain in online taxi bike drivers in Depok City. The results of this study recommend improving occupational health services related to musculoskeletal problems in online taxi bike drivers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Dinar Mustika
"ABSTRAK
Nyeri Punggung Bawah NPB merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering dikeluhkan oleh pekerja, termasuk perawat. Studi juga menyebutkan bahwa prevalensi NPB tinggi pada mahasiswa keperawatan. Salah satu penyebab terjadinya NPB adalah kesalahan posisi saat melakukan tindakan keperawatan ergonomi tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan praktik ergonomi terhadap risiko kejadian NPB pada mahasiswa profesi keperawatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-analitik pendekatan cross-sectional dengan melibatkan 140 responden yang diambil melalui teknik non probability sampling, berupa convenience sampling. Pengukuran tingkat pengetahuan dan praktik ergonomi menggunakan kuesioner modifikasi dari penelitian Oksyrana di tahun 2016, sedangkan variabel risiko kejadian nyeri punggung bawah menggunakan kuesioner baku yaitu The rebro Musculoskeletal Screening Questionnaire MSQ. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan risiko kejadian nyeri punggung bawah NPB p= 0,058, serta terdapat hubungan antara praktik ergonomi dan risiko kejadian NPB p= 0,006. Penelitian ini merekomendasikan mahasiswa profesi keperawatan untuk melakukan praktik ergonomi yang sesuai dalam tindakan keperawatan sebagai upaya preventif untuk menurunkan risiko gangguan muskuloskeletal, khususnya nyeri punggung bawah, sehingga pelayanan kesehatan dan keperawatan dapat lebih optimal.

ABSTRACT
Low Back Pain LBP, one of musculoskeletal disorders, is that often complained by nurses and nursing students. Some studies proved a high prevalence of LBP complaints by nursing students. LBP can be caused by position error inappropriate ergonomics when performing nursing interventions. This study aimed to determine the relationship between the level of knowledge and practice of ergonomics to the risk of NPB incidence among nursing students in the nursing profession. This cross sectional study used descriptive analytic design, involving 140 respondents selected through non probability sampling technique, in the form of convenience sampling. The knowledge level and ergonomic practice was measured using modification questionnaire from previous research conducted by Oksyrana in 2016, whereas the risk variable of low back pain occurrence was measured using The rebro Musculoskeletal Screening Questionnaire MSQ. The result of the study showed that there was no correlation between knowledge level and risk of lower back pain NPB p 0,058, and there was a correlation between ergonomic practice and the risk of NPB events p 0,006. This study recommended nursing students to perform good practice of ergonomics in nursing interventions as a preventive measure to reduce the risk of musculoskeletal disorders, especially LBP, so that nursing and health services can be more optimal."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulvana Rachel
"Latar belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan kerja yang tinggi pembiayaannya. Nyeri punggung bawah merupakan penyebab tersering keterbatasan aktifitas pada mereka yang berusia kurang dari 45 tahun dan penyebab kedua tersering kunjungan ke dokter. Setiap tahun 2% populasi pekerja tidak masuk kerja akibat NPB, dan waktu yang hilang akibat NPB berkisar 4 jam setiap pekerja per tahun. Pada pekerjaan perawatan lapangan golf di PT. X, gangguan muskuloskeletal (termasuk gangguan NPB) menyebabkan bertambahnya kerugian perusahaan akibat bertambahnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan dan juga bertambahnya hari kerja yang hilang. Berdasarkan hal ini, sangatlah menguntungkan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada pekerja perawatan lapangan golf.
Metode : Disain penelitian adalah studi kros seksional. Jumlah responden 111 orang dipilih secara stratified random sampling dari kelompok pekerja perawatan lapangan golf. Pengumpulan data berdasarkan wawancara, pemeriksaan fisik dari pengamatan baik posisi tubuh waktu bekerja (BRIEF Survey) maupun adanya pajanan getaran seluruh tubuh, yang dilaksanakan bulan Mei-Agustus 2005.
Hasil : Prevalensi NPB pada penelitian ini 56,75 %. Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan NPB adalah kebiasaan olahraga (OR suaian : 4,829 ; 95 % CI : 1,927 - 12,050), berikutnya pelatihan kerja (OR suaian: 0,172; 95% CI: 0,051-0,584) dan jenis pekerjaan (OR suaian: 2,358 ; 95 % Cl ; 1,095 - 5,078). Hasil pengamatan waktu kerja menunjukkan bahwa kegiatan kerja pada bagian perawatan lapangan golf merupakan kegiatan yang dinamis dan bervariasi. Para pekerja tidak harus terus menerus dalam posisi membungkuk, demikian juga pekerja dengan peralatan mesin yang menyebabkan getaran seluruh tubuh, tidak terus menerus terpajan getaran karena dapat beristirahat.
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan bermakna antara kebiasaan berolahraga, pelatihan kerja dan jenis pekerjaan dengan terjadinya nyeri punggung bawah. Kegiatan-kegiatan olahraga bagi para pekerja perawatan lapangan golf perlu dilanjutkan untuk meningkatkan pencegahan terjadinya NPB. Disamping itu perlu diupayakan pelatihan kerja yang terkait dengan upaya K3.

Background: Low back pain is an occupational health problem, which is most costly. Low back pain is most frequent cause of activity limitation in people younger than 45 years of age, and the second most frequent reason for physician visits. Every year, about 2% of employed population loses time from work because of low back pain and that lost time averages 4 hours per worker per year. Among the employees of golf course maintenance in P.T. X, the musculoskeletal disorders (which involve low back pain) cause to decrease the profit of the company by increasing the total expenses for the cost of employee?s health care and the time away from work. Based on this problem, it is so benefit to know sonic factor, which found among (he job of golf course maintenance that can be the related factor to low back pain.
Method: The design of this research is cross sectional study. Hundred eleven respondent were selected from 265 of total golf course maintenance?s workers. Data was collected through conducting interview, filling out questionnaire, performing physical examination, and observation of working posture (BRIEF Survey) or whole body vibration in working time duration, that took time from May until August 2005.
Result: Prevalence of low back pain in this study was 56,75% (63 persons of 111 respondents). The physical exercise behavior relates to low back pain significantly (adjusted OR: 4.829; 95% CI: 1.927-12.050), also the job training (OR:0. 172; 95% CI 0.051-0.584) and the occupation (OR: 2.358; 95% CI: 1.095-5.078). Observation in working time duration showed that the job of golf course maintenance were dynamic and varied. The workers had not to be always in flexi position, neither to be always exposed to whole body vibration; they could take a rest any time.
Conclusion and suggestion: This study revealed that the factor that related to low back pain is physical exercise behavior, job training and the occupation. The program of physical exercise should be continued to decrease the prevalence of low back pain among worker of golf course maintenance. It is also necessary to modify the content of the work method in job training in accordance with the aspect of occupational safety and health.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imamul Aziz Albar
"Nyeri punggung pada anak merupakan gejala yang sering terjadi terkait dengan permasalahan pada sistem muskuloskeletal. Pengetahuan akan nyeri punggung pada anak sangat penting karena diketahui nyeri punggung pada anak akan memburuk seiring waktu dan merupakan faktor risiko utama terjadinya nyeri punggung saat dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi dari nyeri punggung pada anak serta menentukan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengannya.Dilakukan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner pada anak sekolah usia 10-15 tahun di DKI Jakarta. Didapati hasil sebanyak 68,96% menderita nyeri punggung, dimana 62,79% dari jumlah tersebut adalah wanita. Lama menonton televisi dan lama berolahraga merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh dalam kejadian nyeri punggung pada anak.

Back pain in children is a frequent symptom associated with musculoskeletal system problems. Awareness of back pain in children is very important, because we know that it will be worsened with time and it is the main risk factor of back pain in adults. The aim of this research is determining the prevalence of back pain in children and the risk factors correlated with it. Samples were collected using a questionnaire for school students within 10-15 years old in Jakarta. 68,96% of the respondent have ever experienced any back pain, which 62,79% of them are females. Duration of watching television and exercise are the most significant risk factors in contributing back pain problems in children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
Sp-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Artanto
"Adanya perbedaan jumlah penderita Nyeri Punggung Bawah NPB diantara operator di sebuah perusahaan migas on shore di Sumatera Selatan berdasarkan lokasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian NPB kronik non spesifik, hubungan antara beban kerja mental kuantitatif dan kualitatif berlebih serta faktor risiko lainnya terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik pada operator tersebut.
Desain penelitian potong lintang, besar sampel 96 orang yang diambil secara purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2016. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik. Didapatkan prevalensi NPB kronik nonspesifik sebesar 32,3.
Dari analisis multivariat didapatkan bahwa beban kerja mental kualitatif berlebih sedang-berat OR 5,14 IK95 1,49-17,78, overweight OR 9,02 IK95 2,46-33,08 , perokok sedang-berat OR 4,28 IK95 1,29-14,26, dan duduk lama OR 3,61 IK95 1,13-11,52 meningkatkan risiko terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik.
Disimpulkan bahwa beban kerja mental kuantitatif dan kualitatif berlebih serta stresor kerja lainnya, profil individu, kebiasaan individu, masa kerja, dan lama duduk saat bekerja memiliki hubungan dengan kejadian NPB nonspesifik. Faktor paling dominan terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik pada operator di sebuah perusahaan migas on shore adalah overweight.

Different distribution of Low Back Pain LBP existed among operators of an on shore oil and gas company in South Sumatera based on work location. This study aimed to identify prevalence of nonspecific chronic LBP, the relationship between quantitative and qualitative mental workload and other risk factors with nonspecific chronic LBP among operators in that company.
The design of this study was cross sectional with 96 samples taken by purposive sampling. This study was held on October December 2016. The data were obtained by questionnaire and physical examination. The prevalence of nonspecific chronic LBP was 32,3.
From multivariate analysis, moderate heavy qualitative mental workload OR 5,14 95 CI 1,49 17,78 , overweight OR 9,02 95 CI 2,46 33,08 , moderate heavy smoker OR 4,28 95 CI 1,29 14,26 , and long periods of sitting 4 hours OR 3,61 95 CI 1,13 11,52 had increased risk toward nonspecific chronic LBP.
In conclusion, moderate heavy qualitative mental workload, overweight, moderate heavy smoker, and long periods of sitting 4 hours were related to nonspecific chronic LBP among operators. The dominant factor toward nonspecific chronic LBP among operators was overweight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Lina Wahyuni
"Prevalensi nyeri punggung bawah pada perawat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering terjadi pada perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang risiko nyeri punggung bawah terhadap keluhan nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Premier Jatinegara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 107 dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling.
Hasil menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan (p=0,006), jenis kelamin (p = 0,001) dan masa kerja (p=0,031) terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Sedangkan karakteristik responden indeks massa tubuh tidak ada hubungan terhadap keluhan nyeri punggung bawah (p>0,05). Saran untuk penelitian selanjutnya agar memperluas instrumen penelitian dengan variabel yang lebih bervariasi dengan jumlah sample yang lebih banyak dan untuk rumah sakit membuat kebijakan, Standar Prosedur Operasional, dan pelatihan tentang cara bekerja sesuai dengan prinsip ergonomi.

The prevalence of low back pain in nurses who work in hospitals are increasing from year to year. Low back pain is one of the occupational diseases which often occur in nurses in hospitals. This study aims to determine the correlation between level of nurses knowledge and motivation toward low back pain complaint in the Premier Hospital Jatinegara. The study design used descriptive correlative with cross sectional approach. 107 respondents using Stratified Random Sampling technique.
Results showed correlation level of nurses knowledge (p= 0,006), gender (p = 0,001), and work period (p=0,031) toward low back pain complaint. While respondent characteristic body mass index no correlation toward low back pain complaint (p>0,05). Suggestions for further research is to expand the research instrument with more varied variable and samples and for hospitals establish of policies, Standard Operating Procedures, and training how to work in accordance with the principles of ergonomics.
"
Depok: Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>