Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995
499.221 UNI k I;499.221 UNI k II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imam Suyitno
"Teaching Indonesian for Foreign Learners or Indonesian as a Foreign Language (IFL) is different from teaching Indonesian as a first language. The differences are due to the characteristics of the learners. IFL learners generally are adults who have language and cultural background and learning style different from those Indonesian learners have. These differences demand IFL teachers and instructors to prepare teaching-learning materials and the activities of the teaching-learning process in the classroom that are relevant to the learners? needs. Understanding the entry level behavior of the learners, the teaching materials, the teaching-learning approach, and the evalution process is of crucial importance in order to fulfill their needs. Learning needs analysis of IFL learners is also a prerequisite to developing adequate teaching-learning materials of IFL."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1991
499.221 UNI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lilie Suratmino
"ABSTRAK
Dalam kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) tingkat tengah dan lanjutan sering dijumpai peserta yang belum dapat merealisasikan fonem-fonem bahasa Indonesia baik lisan maupun tertulis secara benar. Sebagian besar peserta umumnya telah menguasai lafal dengan benar karena mereka sejak tingkat dasar telah dilatih secara intensif di kelas atau di laboratorium bahasa. Kebanyakan mahasiswa yang mengalami kesulitan merealisasi ini fonem-fonem tersebut adalah mahasiswa yang loncat kelas ke tingkat lebih tinggi dalam ujian saringan masuk BIPA (placement test) yang diselenggarakan setiap tahun ajaran baru. Meskipun mereka nantinya lulus ujian terakhir pada BIPA tingkat akhir (lanjutan), namun apabila mereka belum dapat merealisasikan fonem-fonem bahasa Indonesia dengan benar, hal ini akan memberikan kesan bahwa mereka tidak diajar atau belajar dengan benar. Makalah ini membahas masalah tersebut berdasarkan pengalaman penulis di kelas mata kuliah pandang dengar tingkat tengah dan lanjutan. Selain pemilihan metode yang tepat, pendekatan dalam menangani masalah secara individual atau klasikal, juga teknik yang sesuai. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil yang lebih optimal tanpa mengganggu proses belajar mengajar di kelas, sebaiknya didirikan kelas khusus yang menangani masalah ini secara individual (remedial comer atau remedial class). Dalam kelas ini mengurangi beban psikologis peserta terutama berdasarkan faktor usia mereka, mereka akan malu bila dikoreksi di depan peserta lain di kelas terutama bagi mereka yang pemalu. Dalam kelas khusus ini mereka dapat berlatih dengan tenang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspitorini
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
499.221 DWI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Winasti Rahma Diani
"ABSTRAK
Pembelajaran bahasa asing yang memperhatikan dimensi interkultural bertujuan menjadikan pelajar sebagai penutur interkultural. Dengan menguasai kompetensi interkultural, pelajar diharapkan mahir menggunakan bahasa asing dan mampu menempatkan diri berdasarkan latar belakang budaya asal dan budaya yang dipelajarinya dalam situasi interkultural. Peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pembelajaran interkultural dilakukan dalam kursus Bahasa Indonesia bagi Pelajar Asing BIPA tingkat pemula. Dalam penelitian ini, peneliti melihat pembelajaran interkultural melalui buku ajar, observasi kelas dan program budaya, serta asesmen yang digunakan di lembaga X. Dari hasil analisis, diketahui bahwa buku ajar memuat tema-tema pembelajaran interkultural untuk kebutuhan bertahan hidup pelajar tingkat pemula. Hasil observasi kelas pun menunjukkan pembelajaran interkultural dilaksanakan dengan baik. Namun, hasil observasi field trip yang merupakan bagian dari program budaya menunjukkan bahwa kegiatan tersebut tidak terintegrasi dengan pembelajaran bahasa. Terakhir, hasil analisis asesmen menunjukkan bahwa buku latihan dan tes yang digunakan belum memperhatikan aspek interkultural. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk pembelajaran interkultural di kursus BIPA, khususnya tingkat pemula.
ABSTRACT
Foreign language teaching that promotes the intercultural dimension aims to make learners to be intercultural speakers. By mastering intercultural competencies, students are expected to master foreign languages and be able to position themselves based on the background of their origin culture and the culture they learn in intercultural situations. Researcher is interested in seeing how teaching intercultural competencies conducted in the course of Indonesian as a Foreign Language BIPA , especially at beginner level. In this study, the researcher looked at intercultural teaching through textbooks, classroom observations, cultural program, and assessments used in Institution X in a beginners course. The results of the analysis show that the textbooks used contain themes of intercultural learning for the survival needs of the novice students. The results of class observations also show that intercultural teaching was well executed. However, the result of the field trip observations that were part of the cultural program show that the activities were not integrated with language learning. In addition, the result of the assessment analysis also indicates that the exercise book and the test used have not considered the intercultural aspects. Therefore, this research is expected to provide input for intercultural teaching in BIPA courses, especially at beginner level."
2018
T51313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
"ABSTRAK
Sejak awal perturnbuhannya tahun 1930-an hingga 1990-an, bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang amat cepat. Bahasa yang awalnya hanya dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuk, sebagai bahasa lingua franka, kini telah sanggup menjadi bahasa nasional yang menjadi wadah aspirasi nasional dan internasional sejajar dengan perkembangan bangsa pemakainya. Bahasa I donesia telah sanggup rnenjadi bukan saja bahasa pergaualn antar bangsa di Asia, tetapi juga sudah tidak memperoleh kesulitan yang berarti sebagai bahasa pengantar politik, pemerintahan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian terhadap yakni perkembangan kosa kata dan jumlah penutur bahasa ini merupakan laporan utama penelitian ini.
Dalam pengembangan kebutuhan akan kosa kata ragam formal bahasa Indonesia menggunakan sumber-sumber asing seperti bahasa Belland dan Bahasa Inggris, sementaa kebutuhannya akan perbendaharaan kata yang akrab seperti dalam pertemuan nonformal, sumber acuan untuk memperkaya kosa kata bahasa Indonesia adalah bahasa-bahasa daerah, termasuk bahasa Melayu lokal, dan lebih khsusus lagi yang dipergunakan di kota-kota besar di Indonesia.
Penutur bahasa Indonesia Kalau kita lihat daftar penutur bahasa Indonesia ternyata yang paling besar adalag di Jakarta dan Jawa Barat, serta di Indonesia belahan Timur, khususnya Sulawesi"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Daud Yusuf
"Tes Evaluasi Belajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat 1 (TEB BIPA 1) merupakan tes capaian akademik untuk mengukur pencapaian pemelajar dalam pemelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Sebagai purwarupa, TEB BIPA 1 memerlukan tinjauan kritis yang komprehensif. Tulisan ini meninjau secara kritis mengenai penggunaan tes dengan menganalisis penerapan prinsip fairness dan prinsip justice dalam kerangka pendekatan berbasis etik (Kunnan, 2018). Tulisan ini menggunakan semua bagian pengujian mencakup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Data yang dikumpulkan mencakup studi dokumentasi dari naskah tes, kisi- kisi, kurikulum acuan, hasil uji coba, laman BIPA Daring, dan petunjuk teknis pengembangan tes. Data dianalisis dengan menggunakan kerangka pendekatan berbasis etik Kunnan dengan menganalisis penerapan prinsip fairness yang mencakup analisis klaim mengenai (1) kesempatan belajar, (2) kebermaknaan, (3) ketiadaan bias, dan (4) aksesibilitas serta penerapan prinsip justice yang mencakup analisis klaim mengenai (1) washback dan konsekuensi, serta (2) nilai positif dan keadilan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa TEB BIPA 1 dilihat dari penerapan prinsip fairness memenuhi sebagian kriteria pada klaim kesempatan belajar, kebermaknaan, dan ketiadaan bias. Dua kriteria dalam klaim aksesibilitas tidak terpenuhi. Selain itu, dalam penerapan prinsip justice, TEB BIPA 1 memenuhi kriteria washback dan konsekuensi tetapi tidak memenuhi kriteria subklaim nilai positif dan keadilan. Dalam memenuhi klaim tersebut, diperlukan tindak lanjut dari pengembang seperti pada penyusunan dokumen bahan persiapan, publikasi, penyelenggaraan, dan prosedur sanggahan serta penelitian lanjutan pada butir soal (mencakup kalibrasi butir tes, analisis fungsi item pembeda, analisis proses kognitif) dan studi mengenai washback dari berbagai sudut pandang pemangku kepentingan.

Tes Evaluasi Belajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat 1 (TEB BIPA 1) is a test for measuring learners’ achievement in learning Indonesian as a foreign language. The test is currently in development, and this review seeks to investigate the overall evaluation of TEB BIPA 1 using Kunnan’s (2018) recent model of evaluating test fairness under an ethics-based approach. This review used a set of receptive and productive skill tests as analysis units covering listening, reading, writing, and speaking sections. The data was collected through a document study of the test script, test specifications, reference curriculum, pilot test results, BIPA Daring webpage, and technical instructions for test development. The data was analyzed using Kunnan’s ethics-based approach which examines the principle of fairness containing claims analyses of (1) learning opportunity, (2) test meaningfulness, (3) the absence of bias, and (4) accessibility and the principle of justice containing claims analyses of (1) washback and consequences, and (2) positive values and just. TEB BIPA 1 fulfils some of the criteria for claims of learning opportunity, test meaningfulness, and the absence of bias. Two criteria in the claim of accessibility were not met. Furthermore, TEB BIPA 1 meets the requirements for claims of washback and consequences but doesn’t meet the requirements for claims of positive values and just. Thus, the developer needs to fulfil the claims by issuing documents regarding preparation, publication, administration, and response to challenges and conducting further researches such as item analysis (item test calibration, differentiate item function analysis, analysis of cognitive process) and analysis of washback from various stakeholder perspectives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>