Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Kurniati
"Penelitian dengan rancangan pre-post test mengambil subyek dengan riwayat hiperkolesterolemia (yang satu tahun lalu mendapat konseling gizi sebanyak lima kali selama enam minggu). Pada subyek dilakukan wawancara satu kali mengenai asupan status gizi ; nutrisi dan aktivitas fisik, pemeriksaan status gizi (IMT, lingkar pinggang) serta kadar kolesterol LDL serum. Data yang didapat dibandingkan dengan data subyek satu tahun yang lalu. Wawancara asupan nutrisi menggunakan metode food recall 1 x 24 jam dan zat gizi yang dinilai meliputi kalori, protein, karbohidrat, lemak, kolesterol, serat dan fitosterol. Uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan jika data berdistribusi normal dan Wilcoxon, jika data berdistribusi tidak normal. Tingkat kemaknaan yang digunakan p < 0, 05. 0,26 g menjadi 0,21 ± 0,18 g. Aktivitas fisikjuga meningkat. Dari rata-rata 7, 15 ± 1, 30 menjadi 8, 11 ± 1, 0. Peningkatan total indeks aktivitas fisik ini diduga menyebabkan menjadi tidak signifikan peningkatan nilai rerata IMT,yaitu dari rata-rata 26, 21 ± 4, 34 kg/m menjadi 26, 57± 4, 56 kg/m. Sedangkan pada lingkar pinggang terjadi peningkatan yang bermakna dari rata-rata 85, 37 ± 7, 61 em menjadi 89, 16 ± 6, 68 em. Peningkatan asupan kalori, lemak dan kolesterol menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL subyek penelitian sebesar 7,31 %. Dari rata-rata 151, 53 ± 24,81 mg/dl, menjadi 160,45 ± 27, 01 mg/dl. Tapi peningkatan ini tidak signifikan.

Pre-post test design study to subjects with history of hypercholesterolemia. Subjects was exposed to nutrition counseling for six weeks a year ago. The subject was interviewed one time concerning nutrition intake and physical activity, examination to nutritional status and serum cholesterol LDL JeveL The result is comparing to the subject data one year ago. Interview of nutrient intake using 1x24 hours food recall method, and the nutrient which are significant but increase in carbohydrate> protein, fat, cholesterol and fiber were significant. Phitosteroi is decrease significantly from median 0,26 g to 0.21 ± 0.18 g. Unexpected increase occurred in subjects' total index of physical activity. From average of7.!5 ± 1.30 to 8.11 ± 1.0. This increase in physical activity total index assumed to have been the cause of ineensement IMT average rate to be insignificant, that is from average of26.21 ± 4.34 kg/m to 26.57 ± 4.56 kg!m While on subjects'waist circumference, there was significant increase from average 85.37 ± 7.61 em to 89.16 ± 6.68 em. The increase in calorie, fat, and cholesterol intakes have caused an increase in subjects' LDL cholesterol level 7.21 % from average 15!.53 ± 24.81 mg/d1 to 160.45 ± 27.01 mg/dl. But this increase was not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T29136
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muti Rowahani
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh penyuluhan gizi seimbang terhadap status gizi lansia. Desain penelitian menggunakan Pre Eksperimental One Group Pre Post-test. Responden dalam penelitian ini berjumlah 24 orang yang pemilihannya sesuai dengan kriteria pemilihan responden, yaitu berusia >60 tahun, mampu berdiri tegak, memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) >25,00 kg/m2, merupakan peserta aktif posyandu lansia, serta tidak tinggal di panti wredha. Responden diberikan penyuluhan dengan materi gizi seimbang oleh kader di posyandu lansia sebanyak 2 kali. Data karakteristik individu, pengetahuan, sikap, perilaku, dan asupan makan didapatkan melalui wawancara dengan responden menggunakan kuesioner dan formulir FFQ semi kuantitatif sedangkan data antropometri didapatkan melalui pengukuran secara langsung. Pengumpulan data dilakukan pada saat sebelum dan sesudah penyuluhan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan status gizi menjadi normal pada 20,8% responden dari gizi lebih sebanyak 100% pada saat sebelum penyuluhan. Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan metode penyuluhan yang lebih baik untuk menilai pengaruh penyuluhan gizi seimbang terhadap status gizi lansia secara lebih mendalam.

The focus of this research was to assess the effect of balance nutrition counseling to elderly nutritional status. The research used Pre Experimental One Group Pre Post-test design. Total respondent was 24 persons who fulfilled the criteria such as age above 60 years, able to stand upright, has Body Mass Index (BMI) >25,00 kg/m2, an active participant in Posyandu Lansia, and not living in institutionalized elderly. Respondents were given counseling twice during research. Data of subject?s characteristics, knowledge, attitudes, practices, and nutrient intakes were collected through interview using questionnaire and FFQ semi quantitative form while data of body mass index were collected with anthropometry measurement. Data were collected before and after counseling.
The result showed a change in nutritional status from overweight and obesity into normal in 20,8% respondents. For the next research, better counseling methods are needed to assess the effect of balance nutrition counseling to elderly nutritional status more deeply.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarti
"Keberhasilan terapi hemodialisis (HD) dapat terhambat dengan adanya malnutrisi atau Protein Energy Wasting (PEW) akibat asupan gizi kurang, abnormalitas metabolisme terutama asam amino, fungsi residual ginjal dan dosis dialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi dan konseling gizi intensif terhadap pengetahuan, sikap, perilaku kepatuhan diet dan status gizi pasien HD. Lokasi penelitian untuk pengambilan data kelompok perlakuan di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dan untuk kelompok kontrol di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Penelitian menggunakan randomized pretest-posttest control group design dengan sampel 77 pasien (38 orang pria (50.6%) dan 39 orang wanita (49.4%)), rata-rata usia 46.71 ± 9.40 tahun. Didapatkan peningkatan pengetahuan (p=0,0001) dan sikap (p = 0,0001) serta profil perilaku kepatuhan diet lebih baik (p = 0,0001). Intervensi ini efektif meningkatkan asupan energi (p = 0,012) dan lemak (p = 0,0001) serta selisih akhir asupan protein dan asupan karbohidrat lebih tinggi meskipun belum signifikan(p= 0,102 dan 0,091). Peningkatan IMT perlakuan lebih tinggi (0,25 + 0,27 vs 0,18 + 0,18 kg/m2) meskipun tidak signifikan (p = 0,744 & 0,856). Rata-rata LLA cenderung tetap (Δ 0.00 + 0,13 cm, p = 1,000), sementara kelompok kontrol menurun (-0.24 + 0.01cm, p=0,789). Rata-rata trisep skinfold cenderung meningkat sementara kelompok kontrol cenderung menurun (Δ 0.44 + 0.11 mm vs -0.24 + 0.02 mm, p= 0,737, 0,880). Terjadi peningkatan rata-rata persentase lemak total pada kedua kelompok, dan peningkatan pada kelompok kontrol lebih tinggi (0.79 + 1.93% vs 0.23 + 0.87%), meskipun belum signifikan(p=0.913 dan 0,766). Rata-rata massa otot kedua kelompok menurun dan penurunan kelompok kontrol lebih tinggi (-0.36 + 0.30 kg dan -0.31 + 0.66 kg, p=0.894 dan 0,874). Rata-rata persentase cairan tubuh total kelompok perlakuan menurun dan penurunan kelompok perlakuan lebih tinggi (-0.56 + 1.31% vs -0.52 + 4.39%) meskipun belum signifikan (p=0.813 dan 0,644). Status hidrasi pasien sangat fluktuatif dan memungkinkan pengaruh terhadap estimasi komposisi tubuh dalam penelitian ini. Edukasi dan konseling gizi intensif terbukti efektif dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku diet, signifikan terhadap asupan energi dan lemak, profil asupan protein dan karbohidrat yang lebih baik meskipun belum bermakna, profil IMT, LLA dan trisep skinfold serta massa otot dan persentase cairan yang lebih baik dibanding kelompok kontrol meskipun belum signifikan.

The effectiveness of haemodialysis could inhibited by dietary nonadherence mainly due to lack of protein and energy intake that caused Protein Energy Wasting (PEW). PEW also caused by poor nutrient intake, abnormal nutrient metabolism (amino acids), renal residual function and dialysis dose. We studied impact of education and intensive nutrition counseling on hemodialysis patient's knowledge, attitude, dietary compliance and nutritional status. The study was conducted at Jakarta Islamic Hospital region of Cempaka Putih and Pondok Kopi. The study used random pretest-posttest control group design and of 77 patients, 38 were man (50.6%) and 39 were woman (49.4%), the mean of age was 46.71 ± 9.40 years old. There were increased knowledge (p = 0.0001), increased attitudes (p= 0.0001) and better diet compliance profile (p=0.0001). The intervention was significantly effective on increasing intake of energy (p=0.012), fat (p=0,0001), and higher difference in protein intake and carbohydrate intake but not significant (p=0,102 and 0,091). There was increase but not significant in BMI (0,25 + 0,27 vs 0,18 + 0,18 kg/m2, p = 0,744 and 0,856) and tricep skinfold (Δ 0.44 + 0.11mm vs -0.24 + 0.02 mm, p= 0,737 and 0,880). There was no improvement in MUAC (Δ 0.00 + 0,13 cm, p = 1,000) but decrease in control group (-0.24 + 0.01cm, p=0,789) eventhough not significant. Despite these are not statistically significant, there were improvement on percentage total fat (0.23 + 0.87% + 0.79 + 1.93% vs p=0.913 and 0,766), declining on muscle mass (-0.31 + 0.66 kg -dan 0.36 + 0.30 kg, p=0.894 and 0,874) and declining on percentage body water (-0.56 + 1.31% vs -0.52 + 4.39%, p=0.813 dan 0,644). The patient's hydration status was highly fluctuate and allows an influence on body composition estimates in this study. Education and intensive nutrition counselling was found to be effective in improving knowledge, attitudes, diet compliance behavior profile, significant improving energy and fat intake. In addition the intervention of this study provides a better profile of protein and carbohydrate intake, a better profile of BMI, MUAC, tricep skinfold, muscle mass, and percentage body water although not significant yet."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Oktaviani
"Perawat mempunyai resiko mengalami status gizi berlebih yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus. Intervensi konseling gizi dan diet diduga dapat menurunkan berat badan pada orang dengan status gizi berlebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Konseling Gizi dan penerapan Diet Rendah Energi Seimbang Teratur (REST) terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit. Penelitian dilakukan di RSUD Kesehatan Prov. Jabar dengan subjek penelitian 22 orang perawat yang mempunyai status gizi berlebih, melakukan intervensi Konseling Gizi dan penerapan Diet REST TM serta menggunakan kuesioner Bouchard, kuesioner OSI-RTM dan lembar food record. Rata-rata penurunan berat setelah mendapatkan Konseling Gizi dan melaksanakan Diet RESTM paling besar terjadi pada minggu ke-12 akhir pengamatan sebesar 2,6 kg dengan 95% IK=1,3-3,9 kg. Berdasarkan analisa bivariat didapatkan jenis kelamin memberikan pengaruh yang bermakna terhadap rata-rata penurunan berat badan. Perawat laki-laki memiliki rata-rata penurunan yang lebih besar dibandingkan perempuan (p=0,038). Rata-rata penurunan berat badan perawat laki-laki 3,1 ± 1,7kg dan perawat perempuan 1,6 ± 1,3kg. Sedangkan pengaruh faktor pekerjaan terhadap penurunan berat badan setelah mendapatkan Konseling Gizi dan menjalankan Diet RESTTM tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, yaitu jabatan pekerjaan (p=0,948), jumlah jam kerja (p=0,220), pembagian shift kerja (p=0,692) dan stres kerja (p=0,813).
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh Konseling Gizi dan Diet RESTTM selama 12 minggu terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit.

Nurse has a risk to get an excessive weight nutritional status that can increase the risk of serious health problems, such as heart disease, hypertension and diabetes mellitus. The intervention of nutrition counseling and diet are expected to lose weight in people with excessive nutritional status. Purpose of this study is to determine the effectiveness of nutrition counseling and the implementation of Rendah Energi, Seimbang dan Teratur (REST) diet on weight loss among hospital nurses with excessive weight nutritional status in the hospital. The study was conducted at Occupational Health Hospital of West Java with 22 nurses as study subjects with excessive weight nutritional status, implemented nutrition counseling intervention, a RESTTM Diet and also used the Bouchard questionnaire, OSI-RTM questionnaire and food record sheets. The greatest average weight loss after receiving nutrition counseling and implementing a RESTTM Diet occurred in the 12th week of the last observation. It was 2.6 kg with 95% CI=1.3-3.9 kg. Based on the bivariate test showed gender had a significant effect on the average weight loss. The male nurses had greater average weight loss than female nurses (p=0.038). The average weight loss of male nurses was 3.1 ± 1.7kg and female nurses 1.6 ± 1.3kg. Meanwhile, the effect of occupational factors on weight loss after receiving nutrition counseling and implementing the RESTTM Diet did not show a significant effect, such as job position (p=0.948), the number of working hours (p=0.220), work shift schedule (p=0.692) and work stress (p=0.813). The conclusion of this study is there was an effect of nutrition counseling and a RESTTM Diet in 12 weeks on weight loss among nurses with excessive weight nutritional status in the hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan. Pusat Penyuluhan Kesehatan, 1996
641.302 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zakiyah Fahiroh
"Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi fungsional, interaktif dan kritikal yang dapat menggambarkan tingkatan kemampuan individu untuk memperoleh, menerima dan membuat keputusan gizi yang sesuai pada ibu siswa sekolah dasar. Faktor-faktor yang duji beda proporsinya adalah usia ibu, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan paritas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner dengan metode self administered pada 108 responden yang bersedia berpartisipasi dan tidak mengalami kesulitan membaca dan menulis. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan adalah tingkat literasi gizi fungsional dengan usia p value = 0,012 dan tingkat pendapatan keluarga p value = 0,02, literasi gizi interaktif dengan usia p value = 0,024 dan pendidikan p value = 0,035.

This thesis examines the level of functional, interactive and crticical nutrition literacy that can describe the level of individual ability to obtain, receive, anda make appropriate nutritional decisions on tthe mother of elementary school students. Factors analyzed for different proportions were mother's age, education level, family income and parity. This research is a quantitative research with cross sectional study design. Data were colected using quetionnaires with self administered method on 108 respondents who were willing to participate and had no troubling reading and writing. The variables that have significant difference of the proportion are the functional literacy with age p value 0,012, and family income p value 0,02, the interactive nutritional literacy with age p value 0,024 and education p value 0,035. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rimasandi
"Konseling dengan pendekatan gaya hidup untuk perubahan perilaku, salah satunya dengan diet penurunan kalori, telah terbukti dapat menangani gizi lebih. Akan tetapi, pemberian intervensi tatap muka memiliki beberapa keterbatasan, antara lain keterbatasan jangkauan intervensi, serta pemberian umpan balik yang tidak tepat waktu. Berbagai studi menunjukkan bahwa konseling gizi dengan menggunakan metode telehealth dapat berperan dalam penanganan gizi lebih. Saat ini penelitian mengenai telehealth dalam bidang gizi di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendampingan gizi yang meliputi pemberian konseling, edukasi, dan monitoring evaluasi berbasis telehealth terhadap pengetahuan gizi dan asupan zat gizi makro. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan pemberian intervensi selama 3 minggu berupa pendampingan gizi pada 21 PNS wanita di Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok (perlakuan) dan edukasi gizi pada 15 PNS wanita Dinas Pendidikan Kota Depok (kontrol) yang mengalami gizi lebih. Penelitian ini menilai perubahan pengetahuan gizi dan asupan gizi makro setelah diberikan intervensi dengan menggunakan uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan (p value 0,010), penurunan asupan energi (p value 0,010), protein (p value 0,016), dan karbohidrat (p value 0,001) pada kelompok perlakuan dan adanya penurunan asupan protein (p value 0,012) pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Tidak terdapat perbedaan perubahan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi makro antar kelompok.

Counseling with a lifestyle approach to behavior change, such as calorie-decreasing diet, has been shown to be able to handle overnutrition. However, giving face-to-face interventions has several limitations, including limited range of interventions, as well as providing timely feedback. Various studies show that nutritional counseling using the telehealth method can play a role in handling overnutrition. Current research on telehealth nutrition intervention in Indonesia is still limited. Therefore, this study aims to look at the effect of nutritional assistance which includes providing telehealth-based counseling, education, and monitoring evaluation of nutrition knowledge and macronutrient intake. The research design used was quasi-experimental with 3 weeks intervention of nutritional assistance at 21 female civil servants at the Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok (intervention) and nutrition education at 15 female civil servants in Dinas Pendidikan (control) who are overweight or obese. This study assessed changes in knowledge and macronutrient intake after intervention was given using the average difference test. The results showed an increase in knowledge (p value 0.010), decreased energy intake (p value 0.010), protein (p value 0.016), and carbohydrate (p value 0.001) in intervention group and a decrease in protein intake (p value 0.012) in the control group after intervention. There is no difference in changes in nutrition knowledge and macronutrient intake between groups"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Febriani
"Peningkatan kadar kolesterol dan lemak dalam darah yang menyebabkan penyempitan atau pengapuran pada pembuluh darah arteri merupakan penyebab utama dari penyakit kardiovaskular. Tingkat persaingan hidup yang tinggi kemungkinan berdampak pada munculnya aneka pergeseran gaya hidup, mulai dari perilaku makan, aktivitas fisik, stres, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Gaya hidup yang tidak sehat merupakan pencentus hiperkolesterolemia di usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap hiperkolesterolemia di Provinsi DKI Jakarta tahun 2015-2016. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel penelitian 1090 orang peserta Posbindu Penyakit Tidak Menular di DKI Jakarta tahun 2015-2016.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara kebiasaan merokok dan aktivitas fisik terhadap hiperkolesterolemia, namun tidak untukkonsumsi sayur dan buah. Responden dengan aktivitas fisik kurang memiliki risiko 5,9 kali lebih tinggi (95% CI 4,0-8,4), sedangkan yang memiliki kebiasaan merokok memiliki risiko 1,4 kali lebih tinggi (95% CI 1,3-1,6) menderita hiperkolesterolemia setelah dikontrol oleh tekanan darah dan status gizi. Promosi kesehatan sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi tentang hiperkolesterolemia dan msyarakat secara pro aktif melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sehingga memperkecil risiko terkena penyakit tidak menular.

Increased levels of cholesterol and fat in the blood that cause narrowing or calcification of the arteries are the main cause of cardiovascular disease. High levels of life competition may have an impact on the emergence of various lifestyle, ranging from eating behavior, physical activity, stress, smoking and alcohol consumption. Unhealthy lifestyle is a trigger Hypercholesterolemia in the productive age. The purpose of this study is to know the relationship between smoking habits and physical activity with hypercholesterolaemia in DKI Jakarta Province 2015-2016. The methods of this this study is cross-sectional with 1090 samples of participants of Non-Communicable Disease Posbindu in DKI Jakarta 2015-2016.
The results showed there was an influence between smoking and physical activity on hypercholesterolemia, but not for consumption of vegetables and fruits. Individuals with less physical activity 5.9 times higher (95% CI 4.0-8.8), whereas those with smoking habits 1.4 times higher (95% CI 1.3-1 , 6) suffers from hypercholesterolemia after being controlled by blood pressure and nutritional status. Health promotion is needed to convey information about hypercholesterolemia and the community pro-actively carry out routine health checks thereby minimizing the risk of non-communicable diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pauline Endang Praptini
"Tujuan: Mengurangi risiko PKV di Indonesia dengan menurunkan kadar kolesterol dan apolipoprotein B melalui pemberian serat larut β-glukan Tempat: P.T. National Gobel, Bogor.
Bahan dan Cara: Penelitian eksperimental dengan disain pre dan post test, dengan subyek penelitian pria, usia > 40 tahun, kadar kolesterol total 220-300 mg/dL, tidak menderita hipotiroid, gangguan hati, sindroma nefrotik, diabetes melitus dan tidak mengkonsumsi obat penurun kolesterol. Subyek penelitian diberikan 75 g oatmeal yang mengandung 3,5 g serat larut β-glukan setiap hari selama 42 hari. Data yang dikumpulkan meliputi data sosiodemografi, pemeriksaan antropometri, data asupan makan sebelum dan selama penelitian, pola makan dan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan apolipoprotein B plasma sebelum dan sesudah penelitian.
Hasil : Data sosiodemografi menunjukkan sebagian besar subyek mempunyai aktivitas ringan, berpendidikan sedang dan mempunyai penghasilan di atas garis kemiskinan. Data antropometri menunjukkan IMT dan rasio Lpe/Lpa sebelum dan sesudah penelitian tidak berbeda bermakna (p>0,05), sedangkan pada Lpe terjadi penurunan yang bermakna (p<0,05). Penilaian pola makan subyek penelitian menunjukkan sebagian besar subyek mempunyai pola makan yang cukup. Asupan energi dan zat gizi sebelum dan selama penelitian tidak berbeda bermakna (p>0,05), kecuali asupan serat yang meningkat bermakna (p<0,05) selama penelitian. Persentase asupan energi dan zat gizi bila dibandingkan dengan yang dianjurkan, antara lain didapatkan persentase asupan lemak jenuh lebih dari yang dianjurkan sedangkan asupan serat kurang dari yang dianjurkan. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan apolipoprotein B sesudah penelitian menunjukkan penurunan yang bermakna (p<0,01).
Kesimpulan: Kadar kolesterol yang tinggi pada subyek penelitian kemungkinan disebabkan asupan lemak jenuh yang tinggi dan asupan serat yang rendah. Pemberian 75 g oatmeal selama 42 hari terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan apolipoprotein B.

SubjectsObjectives: To reduce CVD risks in Indonesia by reducing the elevated plasma cholesterol and apolipoprotien B level with β-glucan soluble fiber. Location: P.T. National Gabel, Bogor.
Material and Method: Experimental study with pre and post test design bad been carried out on male subjects age > 40 years, with total cholesterol concentration 220 to 300 mg/dl, not suffer from hypothyroid, liver disorder, nephritic syndrome, diabetes mellitus, and did not take any cholesterol reducing agents. Subjects were given 75 g of oatmeal (contain 3.5 g β-glucan soluble fiber) daily for 42 days. The data collected before and during the study were sociodemographic data, anthropometric and food intake. Eating pattern, total cholesterol, LDL cholesterol, and apolipoprotein B plasma level were also recorded before and after the study.
Result: Socio-demographic data showed that most of the subjects have light activities, moderate education and have monthly income per capita above the poverty line. Anthropometric data showed that BMI and WHR did not differ significantly before and after the study. Eating pattern assessment showed that most of the subjects had moderate eating pattern. Energy and nutrient intake before and after the study did not significantly different (p>0,05) except for fiber intake which increased significantly (p<0,05) during the study. Percentage of nutrient and energy intake compared with recommended showed that saturated fat intake is higher while fiber intake is lower. The study showed a significant decrease in the concentration of plasma total cholesterol, LDL-cholesterol and apolipoprotein B.
Conclusion: High cholesterol level in the subjects was likely brought about by high saturated fat and low fiber intakes consumption of 75 g oatmeal daily for 42 days showed to lower the concentration of the plasma total cholesterol, LDL cholesterol and apolipoprotein B.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T5772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cipako Sinamo
"Skripsi ini membahas hubungan antara indeks massa tubuh (IMT), persen lemak tubuh (PLT), asupan zat gizi makro (kalori, karbohidrat, lemak dan protein), asupan zat gizi mikro (thiamin, riboflavin, piridoksin, vit.C dan Fe), dan aktivitas fisik dengan VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 81 mahasiswa Reguler Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI angkatan 2010 dan 2011. VO2max diukur dengan menggunakan alat Fitmate Med Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan negatif antara IMT (r= -0,231) dan persen lemak tubuh (r= -0,447) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Terdapat hubungan positif antara asupan Fe (r=0,231), dan aktivitas fisik (r=0,338) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada atlet dengan pengendalian yang lebih ketat terhadap faktor-faktor lain yang berpotensi menyebabkan bias dalam penelitian agar korelasi variabel indepenen dengan data VO2max dapat merepresentasikan kekuatan hubungan yang sebenarnya.

This thesis discusses the relationship between body mass index (BMI), body fat percent (BFP), the intake of macro nutrients (calories, carbohydrates, fats and proteins), the intake of micro nutrients (thiamin, riboflavin, pyridoxine, vit. C and Fe), and physical activity with VO2max. The study was a quantitative study with cross sectional design conducted in 81 undergraduate students of Public Health University of Indonesia majoring Nutrition in 2012. VO2max was measured by using Fitmate Med. The result of correlation test showed a negative relationship between BMI (r= -0,231) and percent body fat (r= -0,447) with VO2max in the overall respondents. Artifacts positive association between intake of Fe (r=0,231) and physical activity (r=0,338) with VO2max in the overall respondents. There were no significant relationship between other independent variables with VO2max. Further research is needed with larger samples in athletes with a more strict control of other factors that could potentially lead to bias in the study so that the data correlation with VO2max independen variables can represent the real strength of the relationship."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>