Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Reni Retno Anggraini
"ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk menguji hubungan antara komponen regulasi pasar modal yang diidentifikasi oleh LaPorta et a/. (2006) dan atribut-atribut /aha yang diidentifikasi oleh Francis et al. (2004). Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal dari 29 negara yang diidentifikasi oleh LaPorta et al. (2006) dengan periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Terdapat tujuh kelompok hipotesis yang dirumuskan dan diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara sebagian kecil komponen
regufasi pasar modal dan atribut-atribut laha, kecuali kerataan, relevansi ni/ai, dan ketepatwaktuan laba. Penelitian ini juga menemukan bahwa ada hubungan non-linear antara atribut-atribut laha dan komponen regulasi pasar modal. Penelitian ini memberi dua kontribusi, pertama, bagi literatur akuntansi internasional, penelitian ini memperluas penelitian sebelumnya (yaitu Ali and Wang 2000; Ball et al. 2000; dan Boonlert-U-Thai et al 2006) dan juga mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (yaitu Francis etal. 2004; Hail and Leuz 2006; and Boonlert-U-Thai etal. 2006). Kedua, bagi regulator pasar modal, penelitian ini menunjukkan manfaat dari regulasi pasar modal untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

Abstract
The purpose of this paper is examining assosiation between components of security market regulation which identified by LaPorta et al. (2006) and earnings attributes which identified by Francis et al. (2004). The sample are firms which are listed in stock exchange of 29 countries identified by LaPorta et al. (2006) with financial statement periods ended at December 31'1
? Seven groups of hypothesis regarding the association
between characteristics of security market regulation and earnings attributes are suggested and tested using Rank Spearman Test. The results suggest strong association between the minor part of security market regulation components and earnings attributes, except the smoothness, value relevance, and timeliness earnings. This study find that there is non-linear correlation between earnings attributes and components of security market regulation. This study gives two contributions. First, to the international accounting literature, this study extends prior studies (i.e. Ali and Wang 2000; Ballet al. 2000; and Boonlert-U-Thai etal. 2006) and it also confirms the prior studies (i.e. Francis et al. 2004; Hail and Leuz 2006; and BoonlertU- Thai etal. 2006). Second, to the capital market regulator, this study shows the benefit of security market regulation in order to increase the quality of financial reporting."
[Fakultas Ekonomi UI; Universitas Sanata Darma, Universita Sanata Darma], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Sansaloni
"This study examines the motives for earnings management following a series of regulation released
by the Capital Market Supervisory Agency and Indonesian Stock Exchange in 2004. After the release
of SK Bapepam-LK and BEJ, this study predicts that the negative effect of board of commissioners
on abnormal accruals is more pronounced and the predictive content of abnormal accruals is
stronger than previous periods. Results of the study are summarized as follows. First, the negative
effect of the board of commissioners on earnings management is stronger after the isssuance of
SK Bapepam-LK and BEJ. Second, the predictive content of abnormal accruals is stronger for
periods 2004-2010 than that for 2001-2003. Third, the addition of independent members to become
majority in the board of commissioner does not alter the predictive content of accruals. Overall,
the results indicate that SK Bapepam-LK and BEJ have successfully increased the monitoring
function of board of commissioners. This paper contributes to the current debates in earnings
management studies regarding the motivation for earnings management (signaling versus private
gain). In addition, the evidence indicates the inconsistent results of previous earnings management
studies in Indonesia with respect to the role of independent commissioners stem from the passage
of regulation on corporate governance that took place in 2004.
Abstrak
Penelitian ini menguji motif manajemen laba setelah terbitnya serangkaian surat keputusan yang
dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa
Efek Jakarta (BEJ) sepanjang tahun 2004. Pasca regulasi, penelitian ini memprediksi pengaruh negatif
independensi dewan komisaris terhadap manajemen laba dan kandungan prediktif akrual abnormal
terhadap laba tahun depan lebih kuat dibandingkan periode sebelumnya. Penelitian ini menemukan
tiga hal menarik. Pertama, pengaruh negatif dewan komisaris terhadap akrual abnormal absolut
lebih kuat setelah SK Bapepam-LK dan BEJ terbit dibandingkan sebelumnya. Kedua, kandungan
prediktif akrual abnormal lebih kuat pada periode 2004-2010 dibandingkan 2001-2003. Ketiga,
penambahan anggota yang independen ke dalam dewan komisaris tidak memengaruhi kandungan
prediktif akrual. Secara keseluruhan, hasil tersebut mengindikasikan bahwa SK Bapepam-LK dan
BEJ efektif meningkatkan fungsi pemantauan dewan komisaris, khususnya apabila dilihat dalam
perspektif manajemen laba sebagai mekanisme pensinyalan. Di samping itu, hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk menjelaskan inkonsistensi hasil-hasil penelitian manajemen laba terdahulu
di Indonesia berkaitan dengan peran dewan komisaris dalam menurunkan manajemen laba. Bukti
yang ditemukan dalam studi ini menunjukkan bahwa inkonsistensi hasil studi terdahulu bersumber
dari terbitnya regulasi tata kelola perusahaan pada tahun 2004."
Universitas Katolik Soegijapranata, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wicaksono Wahyu Santoso
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S23730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mugiono
"Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan negara yang diharapkan mampu berperan secara dominan dalam sistem pembiayaan pemerintah. Dengan reformasi sistem perpajakan yang dilakukan sejak tahun 1984 Pajak telah mampu menunjukkan peranannya dalam menggalang penerimaan sehingga mencapai porsi lebih dari 50 % penerimaan negara yang dicapai sejak tahun anggaran 1987/1988.
Peningkatan penerimaan pajak secara umum dapat dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi dan usaha yang dipicu oleh tingginya gairah berinvestasi. Salah satu hal yang ikut mempengaruhi berkembangnya dunia usaha antara lain dengan adanya mekanisme pendanaan melalui pasar modal. Melalui sistem pendanaan di pasar modal tersebut dunia usaha dimungkinkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya sekaligus memperbaiki struktur permodalan mereka. Di sisi lain masyarakat juga mendapatkan kesempatan untuk ikut memiliki perusahaan yang telah mempunyai kinerja dan reputasi yang cukup baik, sehingga mempunyai kesempatan untuk ikut meraih keuntungan dari hasil usaha perusahaan tersebut yang berupa deviden ataupun capital gain.
Berkembangnya pasar modal juga dapat dimanfaatkan oleh negara sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan penerimaan pajak penghasilan, antara lain melalui pengenaan pajak penghasilan yang bersifat gal atas transaksi penjualan saham oleh investor di bursa efek. Perlakuan final terhadap pajak penghasilan yang dibayar pada saat transaksi penjualan saham memungkinkan pihak investor untuk menghemat biaya administrasi perpajakan yang biasanya harus dilakukan dalam proses penghitungan capital gain yang diperoleh dan transaksi tersebut. Kemudahan sistem ini ikut mendorong masyarakat untuk berinvestasi saham di pasar modal. Dengan demikian kegiatan pasar modal menjadi bergairah. Dan peningkatan gairah investasi di pasar modal ini pada gilirannya kembali menghasilkan penerimaan pajak bagi negara.
Studi ini ditujukan untuk melihat seberapa besar hubungan antara pertumbuhan pasar modal dengan penerimaan pajak penghasilan final yang diterapkan atas transaksi penjualan saham di bursa efek Jakarta berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 dan Nomor 14 Tahun 1997."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Muryanto
"Dalam berinvestasi, semua investor akan mengharapkan return yang maksimal dengan tingkat risiko yang seminimal mungkin. Proses investasi melibatkan suatu proses yang sulit karena melibatkan nilai fundamental perusahaan. Sehingga diharapkan investor dapat mengoptimalkan investasi yang dilakukan karena adanya risk and return trade off. Melalui studi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan investasi tersebut, dimana hal tersebut tercermin dari harga saham erusahaan. Investor dapat menggunakan analisis rasio keuangan yang disediakan oleh perusahaan dalam bentuk Laporan Keuangan. Informasi rasio-rasio tersebut dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi investor. Secara khusus beberapa rasio dapat digunakan sebagai dasar keputusan investasi tersebut seperti current ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, debt to equity ratio, dan earning per share yang merupakan perwakilan masing-masing jenis rasio yang ada. Hasil studi menunjukan bahwa keenam rasio tersebut berpengaruh secara signifikan dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor. Oleh karena itu, keenam rasio tersebut dapat diterapkan karena menunjukan hasil yang konsisten selama periode penelitian. Selain itu, Laporan Keuangan perusahaan juga masih dapat digunakan dalam pengambilan keputusan sampai dengan jangka waktu tiga bulan setelah diterbitkannya laporan keuangan.

All investors will expect a maximum return with minimal risk in every single investment they did. Investment process involves a process which is difficult because it involves the fundamental value of the company. So that investors can be expected to optimize the investment that they made in order to the risk and return trade off. Through this study are expected to provide information and materials into consideration in making the investment, which it reflected the company's stock price. Investors can use financial ratio analysis provided in the Financial Report?s company. The ratios can provide benefits for investors. Specifically, some of the ratio can be used as a basis for investment decisions, such as current ratio, total asset turnover, return on equity, return on assets, debt to equity ratio, and earning per share which is a representative of each type of ratio. The study showed that all of the ratios in this study have a significant influence in decision-making investments for investors. Therefore, those ratios can be applied because the results showed a consistent over a period of research. In addition, the company's financial report also can still be used in decision-making period for up to three months after the financial report is published."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6633
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desyetti
"Dalam kegiatan di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go publik merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi mengenai laba akuntansi merupakan salah satu informasi yang dapat diperoleh dari laporan keuangan suatu perusahaan. Laba akuntansi yang sering digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba per lembar saham (earning per share).
Penelitian ini merupakan event study yang tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana reaksi harga saham dan volume perdagangan saham di sekitar waktu pengumuman laba akuntansi. Apabila pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi yang relevan maka akan terjadi reaksi harga saham dan volume perdagangan saham disekitar waktu pengumuman. Dalam penelitian ini juga akan dilihat apakah ada hubungan yang positif antara besarnya laba tak terduga (unexpected EPS) dengan besarnya reaksi harga (abnormal return) dan antara perubahan harga saham dengan perubahan volume perdagangan. Penelitian terdahulu seperti yang dilakukan di luar negeri oleh Ball & Brown (1968), Beaver (1968), dan Dale Morse (1981), dan di dalam negeri oleh Affandi & Utama (1997), Husnan, Hanafi dan Wibowo (1995), menemukan bahwa disekitar pengumuman labs akuntansi terjadi perubahan harga saham dan volume perdagangan saham yang signifikan. Sedangkan penelitian oleh Linda Smith Bamber (1986&1987) serta Bamber & Atiase (1994), menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara besarnya unexpected EPS dengan besarnya abnormal return dan antara perubahan harga dengan perubahan volume perdagangan.
Periode observasi dimulai tahun 1994 sampai tahun 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go publik yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Laba akuntansi (EPS) dikelompokkan atas 2 yakni kelompok EPS naik dimana !aim aktual lebih besar dari !aim prediksi dan kelompok EPS turun dimana laba aktual lebih kecil dari laba prediksi. Laba prediksi diasumsikan sama dengan laba tahun sebelumnya. Ada 4 pendekatan yang digunakan untuk menentukan expected return yakni market model, aktual return, market adjusted return dan mean adjusted return serta 2 pendekatan untuk menentukan expected volume yakni pendekatan median dan pendekatan mean. Uji statistik yang digunakan selain uji parametrik juga menggunakan uji non parametrik.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, dengan uji parametrik maupun non parametrik bahwa selama periode 1994-1996 dengan menggunakan empat pendekatan pengukuran abnormal return yang berbeda, pengumuman laba mengandung informasi yang relevan sehingga mempengaruhi harga saham dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Hal ini terlihat dari nilai kumulatif abnormal return yang positif dan signifikan disekitar pengumuman kenaikan EPS dan kumulatif abnormal return yang negatif dan signifikan disekitar pengumuman penurunan EPS. Begitu juga halnya dengan volume perdagangan.
Informasi pengumuman laba akuntansi digunakan oleh investor untuk melakukan transaksi di pasar modal, sehingga disekitar waktu pengumuman laba akuntansi aktifitas perdagangan saham meningkat dan menyebabkan investor memperoleh abnormal volume. Akan tetapi reaksi harga dan volume perdagangan terhadap informasi tersebut terjadi secara lambat yakni sesudah pengumuman laba akuntansi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ball & Brown (1968), Beaver (1968), Dale Morse (1981), Affandi & Utama (1997) dan Husnan, Hanafi & Wibowo (1995), walaupun dipasar modal Indonesia reaksi harga dan volume perdagangan terhadap informasi tersebut terjadi secara lambat yakni sesudah pengumuman laba akuntansi.
Uji korelasi dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa selama periode 1994-1996, membuktikan bahwa hubungan antara besarnya unexpected EPS dengan abnormal return adalah positif. Demikian juga halnya dengan uji korelasi pearson, kecuali untuk tahun 1994-1995, dimana tidak ada satupun koefisien korelasi yang signifikan.
Begitu juga dengan uji korelasi antara perubahan harga dan perubahan volume perdagangan, baik uji korelasi spearman maupun korelasi pearson menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara perubahan harga dengan perubahan volume perdagangan. Hasil penelitian juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Smith Bamber (1986 &1987) dan Bamber & Atiase (1994)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh dari penggunaan derivatif keuangan terhadap penghindaran pajak manajemen laba akrual persistensi laba dan kekeliruan penilaian pasar. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti peran dari lingkungan pajak terhadap hubungan antara derivatif keuangan dan penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan analisis lintas negara dengan lingkup negara-negara di ASEAN yang terdiri dari Filipina Indonesia Malaysia dan Singapura.
Dengan menggunakan analisis data panel yang diestimasi dengan teknik LSDV (Least Square with Dummy Variable), dan sampel sebanyak 1395 firmyear yang merupakan perusahaan pengguna derivatif keuangan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan derivatif keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat penghindaran pajak, yang mengindikasikan bahwa derivatif keuangan dapat dipergunakan sebagai alat penghindaran pajak. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa lingkungan pajak di suatu negara mempengaruhi hubungan antara penggunaan derivatif keuangan dan aktivitas penghindaran pajak. Terdapat trade off antara penggunaan derivatif keuangan sebagai alat penghindaran pajak dengan fasilitas-fasilitas perpajakan yang diberikan oleh negara dengan lingkungan pajak yang kompetitif.
Ketika penggunaan derivatif keuangan dikaitkan manajemen laba akrual penelitian ini menemukan bahwa hubungan antara penggunaan derivatif keuangan tujuan lindung nilai dan besaran manajemen laba akrual bersifat substitusi sedangkan hubungan antara penggunaan derivatif keuangan tujuan spekulasi dan besaran manajemen laba akrual bersifat komplementer. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tujuan penggunaan derivatif keuangan tidak menyebabkan persistensi dari komponen-komponen laba berbeda antara perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan spekulasi dengan perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan lindung nilai. Terakhir penelitian ini juga menemukan bahwa ekspekstasi laba yang tercermin dalam return saham pada perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan lindung nilai lebih mencerminkan perbedaan persistensi komponen arus kas operasi dari laba dibandingkan pada perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan spekulasi.

This study aims to examine the effects of financial derivatives on tax avoidance accrual-based earnings management earnings persistence and market mispricing. Furthermore this study also aims to examine the role of the tax environment on the relationship between financial derivatives and tax avoidance. This study uses a cross-country analysis with the scope of ASEAN countries which consists of the Philippines Indonesia Malaysia and Singapore.
By using panel data analysis that estimated by the LSDV (Least Square with Dummy Variable) technique and a sample of 1395 firm-years of companies using financial derivatives the results of this study show that the level of financial derivatives usage positively affects the level of tax avoidance which indicate that financial derivatives can be used as a tax avoidance tool. Results of this study also show that a country tax environment affects the relationship between the use of financial derivatives and tax avoidance activities. There is a trade off between the use of financial derivatives as a tax avoidance tool and tax facilities provided by the state with a competitive tax environment.
When the use of financial derivatives is associated with the accrualbased earnings management this study finds that the relationship between the use of financial derivatives for hedging purposes and accrual-based earnings management is substitutive while the relationship between the use of financial derivatives for speculative purposes and accrual-based earnings management is complementary. This study also shows that the purpose of financial derivatives usage does not cause any difference in the earnings persistence between companies using financial derivatives for hedging purposes and those using financial derivatives for speculative purposes. Finally this study also shows that earnings expectations embedded in stock returns of financial derivatives users for hedging purposes reflect the difference in persistence of cash flow component more accurately as compared to financial derivatives users for speculative purposes."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2436
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yulianti
"Penelitian ini menyelidiki apakah pemilik perusahaan yang akan go public memilih metode-metode akuntansi dengan melakukan income-increasing discretionary accrual pada periode IPO.
Ada dua alasan utama mengapa issuers memiliki motivasi yang tinggi untuk menaikkan keuntungan yang dilaporkan. Pertama, tidak adanya informasi harga sebelum penawaran telah membuat sulit pihak-pihak yang terlihal dalam proses IPO untuk menetapkan harga secara rasional. Kedua, ketiadaan informasi harga pasar ditambah kenyataan bahwa earnings merupakan salah satu target utama dalam evaluasi harga saham di pasar modal semakin memberi peluang kepada issuers untuk mengatur tingkat laba yang dilaporkan. Pengujian dilakukan terhadap 37 perusahaan yang go public tahun 1995 sampai dengan 1997 di Bursa Efek Jakarta. Model yang dikembangkan oleh Aharony et al (1993) serta persamaan empiric yang dibuat Healy, DeAngelo (1988) dipilih untuk pengujian data dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keterbatasan data dan karakteristik IPO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa earnings management ditemukan di 19 dart 37 perusahaan pada periode IPO. Hipotea kedua yaitu adanya hubungan antara penjualan, perkembangan perusahaan, arus kas operasi, umur rata-rata asset tetap, hutang jangka panjang serta proporsi kepemilikan modal atas perseroan tidak dapat diterangkan dengan baik( pada penelitian ini. Hal ini disebabkan telah terjadinya kesalahan type I dalam pengujian, karena menolak hipotesa yang pada hakikatnya benar. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa harga saham tidak sepenuhnya ditentukan oleh ditemukan atau tidaknya earning management pada periode IPO. Faktor-faktor seperti image perusahaan, kebijakan-kebijakan perusahaan, peraturan-peraturan pemerintah, kondisi perekonomian dan politik secara umum juga turut mempengaruhi harga saham ke tingkat keseimbangan.

This research investigate whether owner of company to go public chosen accounting method conducted accrual income increasing discretionary period IPO.
There is two special reason why issuers own high motivation to boost up reported advantage. First, inexistence of information of price before tender have made unrighteous difficult in concerned in course of IPO to price rationally. Second, no information of market price added by fact that earnings represent one of especial goals in evaluation of price of share in capital market progressively give opportunity to issuers to arrange story,- level of reported advantage. Examination conducted to 37 company which go public of year 1995 up to 1997 in Effect Exchange Jakarta. Model developed by Aharony et al (1993) and also equation of empiric made by Healy, Deangelo (1988) selected for examination of data conducted some modification as according to limitation of data and characteristic IPO.
Result of research indicate that earnings management found 19 from 37 company at period IPO. Hypothesizing of Second that is existence of relation among sale, company growth, cash flow operate for, age of mean of asset remain to, long term liabilities and also proportion of its ownership of capital for copartner ship cannot be explained better at this research. This matter is caused by have the happening of mistake of type I in examination, because refusing hypothesizing which intrinsically correctness. Result of this research also express that price of share is not full determined by found earning management of at period IPO. Factors like image company, company policy, governmental regulation, condition of economics and political in general also partake to influence price of share to balance storey level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh dari penggunaan derivatif keuangan terhadap penghindaran pajak, manajemen laba akrual, persistensi laba, dan kekeliruan penilaian pasar. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti peran dari lingkungan pajak terhadap hubungan antara derivatif keuangan dan penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan analisis lintas negara dengan lingkup negara-negara di ASEAN, yang terdiri dari: Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.Dengan menggunakan analisis data panel yang diestimasi dengan teknik LSDV Least Square with Dummy Variable , dan sampel sebanyak 1395 firm-year yang merupakan perusahaan pengguna derivatif keuangan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan derivatif keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat penghindaran pajak, yang mengindikasikan bahwa derivatif keuangan dapat dipergunakan sebagai alat penghindaran pajak.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa lingkungan pajak di suatu negara mempengaruhi hubungan antara penggunaan derivatif keuangan dan aktivitas penghindaran pajak. Terdapat trade off antara penggunaan derivatif keuangan sebagai alat penghindaran pajak dengan fasilitas-fasilitas perpajakan yang diberikan oleh negara dengan lingkungan pajak yang kompetitif. Ketika penggunaan derivatif keuangan dikaitkan manajemen laba akrual, penelitian ini menemukan bahwa hubungan antara penggunaan derivatif keuangan tujuan lindung nilai dan besaran manajemen laba akrual bersifat substitusi, sedangkan hubungan antara penggunaan derivatif keuangan tujuan spekulasi dan besaran manajemen laba akrual bersifat komplementer.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tujuan penggunaan derivatif keuangan tidak menyebabkan persistensi dari komponen-komponen laba berbeda antara perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan spekulasi dengan perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan lindung nilai. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa ekspekstasi laba yang tercermin dalam return saham pada perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan lindung nilai lebih mencerminkan perbedaan persistensi komponen arus kas operasi dari laba dibandingkan pada perusahaan pengguna derivatif keuangan tujuan spekulasi.

This study aims to examine the effects of financial derivatives on tax avoidance, accrual based earnings management, earnings persistence, and market mispricing. Furthermore, this study also aims to examine the role of the tax environment on the relationship between financial derivatives and tax avoidance. This study uses a cross country analysis with the scope of ASEAN countries which consists of the Philippines, Indonesia, Malaysia, and Singapore.By using panel data analysis that estimated by the LSDV Least Square with Dummy Variable technique and a sample of 1395 firm years of companies using financial derivatives, the results of this study show that the level of financial derivatives usage positively affects the level of tax avoidance, which indicate that financial derivatives can be used as a tax avoidance tool.
Results of this study also show that a country rsquo s tax environment affects the relationship between the use of financial derivatives and tax avoidance activities. There is a trade off between the use of financial derivatives as a tax avoidance tool and tax facilities provided by the state with a competitive tax environment.When the use of financial derivatives is associated with the accrual based earnings management, this study finds that the relationship between the use of financial derivatives for hedging purposes and accrual based earnings management is substitutive, while the relationship between the use of financial derivatives for speculative purposes and accrual based earnings management is complementary.
This study also shows that the purpose of financial derivatives usage does not cause any difference in the earnings persistence between companies using financial derivatives for hedging purposes and those using financial derivatives for speculative purposes. Finally, this study also shows that earnings expectations embedded in stock returns of financial derivatives users for hedging purposes reflect the difference in persistence of cash flow component more accurately as compared to financial derivatives users for speculative purposes."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koetin, E.A. (Erwin Alfred)
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993
332.6 ERW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>