Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nonot Harsono
Jakarta: Indonesian Center of Telecommunication Law (ICTL), 2013
343.099 4 NON k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prapti Mentari
"ABSTRAK
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan beberapa tahun belakangan ini mulai meningkat, hal ditandai dengan banyak sekali pusat kebugaran (fitness center) yang muncul di Indonesia khususnya wilayah ibukota DKI Jakarta. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri dengan menawarkan berbagai macam program olah tubuh yang sedang digemari masyarakat saat ini.
Pilates merupakan salah satu jenis olah tubuh yang ikut meramaikan industri kesehatan saat ini. Jenis olah tubuh yang mulai masuk ke Indonesia sekitar kurang lebih pada tahun 2002 cukup merebut perhatian masyarakat. Tetapi terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis, karena bila tidak berhati-hati Pilates hanya akan menjadi suatu eforia semata saja yang lama kelamaan akan menghilang sehingga tidak akan dapat bertahan lama. Pada saat ini pengetahuan masyarakat mengenai merek Pilates masih sangat kurang sekali dan selain itu masih timbal persepsi bahwa Pilates sama dengan Yoga. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian yang memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal apa sajakah yang dapat mempenghruhi proses pembangunan merek Pilates di Indonesia,
2. Tindakan serta strategi apa saja yang perlu dilakukan pelaku bisnis supaya Pilates dapat mempertahankan eksistensinya di Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua maca populasi sampel yaitu orang yang sama sekali belum pernah ikut pilates tetapi tertarik dan orang yang sudah pemah Pilates. Selain itu survei juga dilakukan terhadap empat pemilik atau manajemen studio Pilates untuk mengetahui pandangan mereka terhadap prospek merek Pilates untuk masa yang
akan datang, sehingga data yang didapatkan hanya berupa data pendukung dalam penelitian
Dalam penelitian ditemukan beberapa faktor - faktor penting yang dapat dijadikan acuan oleh pelaku bisnis dalam industri kesehatan apabila ingin mengembangkan merek Pilates di Indonesia, yaitu:
? Pengetahuan konsumen mengenai manfaat Pilates sangat panting. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa masih banyak orang yang belum mengetahui apa manfaat Pilates bahkan defmisi atau maksud dari Pilates itu sendiri.
? Mengubah persepsi bahwa Pilates memiliki manfaat dan kualitas yang berbeda dengan Yoga merupakan salah satu faktor yang memerlukan perhatian khusus. Masih banyak persepsi masyarakat umum habwa Pilates memiliki kesamaan manfaat dan kualitas dengan Yoga.
? Adanya persepsi bahwa Pilates merupakan jenis olah tubuh yang diperuntukkan untuk kaum wanita juga harus dirubah.
? Usia menjadi salah satu faktor penting dalam proses pembangunan merek Pilates. Kelompok usia 20 - 29 tahun dan 30 - 39 tahun merupakan usia yang dapat dijadikan sebagai potential market bagi merek Pilates, karena pada kisaran usia 20 - 29 tahun orang cenderung sedang pada masa produktif dan ingin selalu mengikuti perkembangan lifestyle (ten) yang sedang terjadi dalam masyarakat, sedangkan pada kelompok usia 30 - 39 tahun merupakan masa dimana orang rata-rata mulai menikmati kemapanan dalam hidup sehingga mereka mulai ingin mengubah dan meningkatkan image diri mereka dalam masyarakat sehingga memiliki self confidence level yang baik daripada sebelumnya
? Jenis pekerjaan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pendapatan seseorang, karena untuk mengikuti Pilates memerlukan biaya yang cukup mahal.
Terdapat berbagai tindakan dan strategi yang dilakukan para pelaku bisnis dalam proses menbangun merek Pilates sebagai berikut:
a. Memberikan informasi sebanyak mungkin mengertai Pilates beserta manfaat yang dimiliki lebih intensif lagi akan membentuk sebdah identitas tersendiri bagi merek Pilates.
b. Edukasi terhadap konsumen hares dilakukan dengan berbagai macam Cara terutama derigan melibatkan konsumen tersebut untuk dapat merasakan (experience) value yang dimiliki oleh Pilates.
e. Word of mouth merupakan suatu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam membangun merek Pilates, hal ini diakibatkan karena untuk dapat merasakan value yang dimiliki Pilates seorang konsurtien hares mengikuti Pilates terlebih dahulu dan apabila sudah merasakan manfaatnya maka konsumen tersebut akan memberitahukan kepada teman atau anggota keluarga mengenai Pilates.
Masih terdapat beberapa hal lainnya yang dapat disimptilkan secara lebih terperinci
lagi dalam karya akhir ini.
Adapun beberapa saran yang dapat dilakukan berikut ini;
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam lagi dengan membandingkan Pilates dengan olah tubuh lainnya yang sejenis seperti Yoga yang selama ini dipersepsikan sama dengan Pilates, untuk mengetahui merek mama yang ada pada posisi top of mind dalam benak konsumen dan bagaimana persepsi mereka terhadap masing-masng mereka, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang menjadi kelebihan atau kekurangan dari masing-masing merek.
2. Selain itu, penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap merek Pilates perlu dilakukan kembali dalam jangka waktu paling tidak tiga tahun lagi. Hal ini untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan selama ini suddah cukup efektif sehingga dapat mengubah persepsi konsumen mengenai Pilates seperti saat ini.
"
2007
T 19674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinaga, Marsen
Yogyakarta: Perhimpunan Solidaritas Buruh Indonesia, 2006
344.015 98 SIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Abdurrahman
"Kelangsungan layanan yang bertumpu pada teknologi informasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan usaha atau bisnis saat ini. Hal ini seiring dengan makin meningkatnya ketergantungan dunia usaha terhadap teknologi informasi (TI). Penanganan bencana (disaster) pada infrastruktur TI memerlukan perencanaan pada tataran kebijakan dan pelaksanaan pada tingkat operasi secara menyeluruh. Dalam suatu industri yang sarat dengan pemakaian TI, misalkan industri jasa telekomunikasi dan perbankan, sering terdapat perbedaan persepsi dalam mengantisipasi dan persiapan kelangsungan layanan (?business continuity services?). Masalah yang dapat ditimbulkan pada ?kesenjangan? penjaminan kelangsungan layanan ini sulitnya diterapkan standarisasi dan derajat layanan terhadap perlindungan konsumen.
Fokus tesis ini melakukan kajian dan riset perencanaan kelangsungan usaha dan layanan pada industri telekomunikasi. Dengan survey dan analisa persiapan implementasi kelangsungan layanan TI bidang industri telekomunikasi di Indonesia, maka dapat disimpulkan seberapa matang layanan yang diberikan oleh operator. Selain itu hasil kajian ini dapat menjadi panduan bagai operator baru yang akan bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi untuk menyesuaikan layanannya sesuai dengan standar industri. Hasil dari kajian ini menyiratkan bahwa persiapan dan pelaksanaan business continuity belum menjadi prioritas dan tersebar pada unit bisnis, sehingga tidak saling terkoordinasi. Belum adanya kesamaan persepsi pada aspek teknis, seperti perlunya ?recovery site?, terutama pada perusahaan telekomunikasi skala menengah.
Masalah lain adalah belum dilaksanakan sosiasilisasi, pengujian (test drill), kebijakan, kerja-sama antar operator untuk ?load sharing? saat bencana dan-lainlain. Secara rinci tesis ini membahas hasil survey kelangsungan usaha dan isu krtikal kelangsungan usaha perusahaan telekomunikasi di Indonesia, termasuk manajemen kelangsungan usaha untuk perusahaan telekomunikasi.

Continuity of services in information technology becomes of the most important aspects in business sustainability nowadays. This happens because business sectors become more dependent to information technology (IT). Disaster recovery for IT infrastructure needs a planning on policy and implementation in the operational level. In an industry full of IT usage, for example telecommunication and banking sectors, there might be misperception in anticipating and preparation for business continuity services. This problem makes it difficult to implement standardization for customer protection.
This thesis focuses on analyzing business continuity plan in telecommunication industry. Using survey and analyze the preparation for business continuity services, we can identify how mature the telecommunication operator in providing their services. The result of the analysis can also be a guidance for new operator that will work on telecommunication industry to adjust their services according to the standards of the industry. The result from this research shows that preparation and implementation of business continuity is not yet a priority in telecommunication industry, it is scattered among business units, and coordination among those business units is not exist.
Every telecommunication company has different perception on the technical aspect of business continuity, like requirement for recovery site, especially for medium scale company. Another problem for business continuity is socialization, scenario simulation test, policy, and load sharing collaboration between mobile operators for disaster recovery. In detail, this thesis analyzes the result of business continuity survey, disaster recovery and critical issue for service continuity in Indonesia?s telecommunication industry, including BCP Management for telecommunication company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene M Nadhiroh
"Abstrak
Sektor Telekomunikasi dan Komunikasi merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam perkembangannya, Indonesia diharapkan bukan hanya menjadi pasar pagi sektor tersebut, akan tetapi bisa menjadi pemain utama dalam industri Telekomunikasi dan Komunikasi di Indonesia. Untuk mendukung gagasan tersebut diperlukan dukungan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tersebut. Artikel ini menjelaskan deskripsi kapabilitas riset bidang telekomunikasi dan komunikasi di Indonesia dengan menggunakan data publikasi dari scopus.com. Selain itu artikel ini juga mencoba melihat peta kolaborasi riset bidang telekomunikasi dan komunikasi pada level institusi di Indonesia. Harapannya artikel ini bisa memberikan gambaran umum terhadap kapabilitas riset di Indonesia dan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan sektor tersebut di Indonesia."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2018
607 JPPI 8:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kusnendar
"ABSTRAK
1. PERMASALAHAN. Dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, komunikasi sangat memegang peranan penting. Karena dirasa memegang peranan yang penting, maka masalah telekomunikasi dirasa perlu untuk dikelola dan diselenggarakan oleh Negara. Oleh karena itu ditunjuk Perumtel sebagai Badan Usaha Tunggal yang menye lenggarakan dan mengelola telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Salah satu diantara kegiatan Perumtel adalah pelayanan jasa di bidang pemasangan sambungan telepon, dengan melalui kontrak perjanjian pemasangan sambungan telepon dengan calon pelanggan telepon. 2. METHODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian langsung dari sumbernya sebagai data primer, disamping data sekunder yang penulis peroleh dari bahan-bahan pustaka. 3. HAL-HAL YANG DITEMUKAN. Perjanjian Kontrak Berlangganan Sambungan Telepon, adalah perjanjian jual-beli jasa telepon antara Perumtel dan pelanggan telepon. Inti Berlangganan Sambungan Telepon adalah kata sepakat antara Perumtel dan pelanggan telepon, mengenai hak dan kewajiban para pihak. Yang dijual oleh Perumtel adalah bukan perangkat penunjang seperti saluran, pesawat telepon, nomor telepon dan sebagainya, tetapi jasa yang dihasilkan oleh tekhnologi te lekomunikasi, berupa suara-suara guna penyampaian warta jarak jauh yang murah, akurat, cepat dan aman. Sengketa yang timbul dari Kontrak Berlangganan Telepon, dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah, dan kebanyakan sengketa itu timbul, dikarenakan kurang teliti atau bahkan kurang memariami isi dari kontrak perjanjian pemasangan - sambungan telepon. 4. KESIKPULAN. Jual-beli antara Perumtel dan Pelanggannya tetap tunduk pada Hukum Jual-Beli menurut B.W. Hukum Perjaniian yang diatur dalam Buku III B.W. menganut sistim terbuka, para pihak dapat membuat perjanjian yang menyimpang dari apa yang diatur dalam Buku III tersebut asal tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Ketertiban Umum. 5. SARAN MINOR. Hendaknya Permrintah membuat dan mengundangkan Hukum Perdata Nasional, khususnya Hukum Perjanjian yang berlaku ba gi masyarakat Indonesia, sebagai unifikasi hukum Perdata."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemitro Djojohadikusumo
Jakarta: Sinar Agape Press, 1985
330 Djo p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Much has happened in the new order era of the Indonesia rural development, including the achievement of a high level of rural economic growth and the development of physical infrastructure. At the same time, Indonesia still faces enormous rural development problems espicially it has been far from equitably distributed opportunity among the people to participate in the rural development process itself. When we made some comparison with South Korea, in rural development with Saemaul Undong movement, there are two problems in Indonesia rural development which it related with the loss of thr rural development momentum and lack of rural individual and community development...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>