Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ofa Suzanti Betha
"Kitin merupakan salah satu polimer alam yang banyak tersedia dialam sesudah selulosa. Kitin dan turunannya telah banyak digunakan diberbagai bidang diantaranya pertanian, tekstil, khususnya farmasi dan kesehatan. Limbah kulit udang yang merupakan sumber bahan baku pengolahan kitin menghasilkan kualitas kitin yang lebih baik apabila diolah dengan cara biologi dibandingkan cara kimia. Pengolahan kitin secara biologi menggunakan asam laktat untuk demineralisasi dan enzim protease hasil fermentasi bakteri untuk proses deproteinasi. Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan sel amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116 dalam proses demineralisasi limbah kulit udang dalam ekstraksi kitin dengan tujuan untuk efisiensi proses fermentasi. Proses amobilisasi bakteri ini dilakukan dengan menggunakan metoda penjerapan sel di dalam matrik natrium alginat 2% yang selanjutnya direaksikan dengan CaCl2 0,2M. Proses demineralisasi limbah kulit udang menggunakan sel amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116 30% dan medium yang terdiri dari 6% glukosa, 1,5% yeast, 0,003% MnSO4, 0,003% FeSO4.7H2O, 0,02% MgSO4.7H2O mampu menghasilkan asam laktat sampai 2,24% dan mampu menurunkan kadar abu dalam kulit udang sampai dengan 1,18%. Hasil penelitian ini menunjukkan, sel amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116 mampu menurunkan kadar abu dan kadar protein kulit udang dalam tahapan pengolahan kitin secara biologi.

Chitin, a homopolimer, is the most abundant renewable natural resources after cellulose. Chitin and its derivatives hold many applications in agriculture, textile, pharmacy and medic. Chitin that extracted from waste shrimp shells by biological fermentation has better quality than chemical procees. Demineralization of chitin by biological procees use lactic acid as product of fermentation. Deproteinization of chitin use proteolytic activity of enzyme that produce by bacteria in fermentation. Lactobacillus acidophilus FNCC116 has been immobilized by entrapment methods and 2% sodium alginate in 0,2 M CaCl2 as the matric . The ability of immobilized Lactobacillus acidophilus FNCC116 cell in fermentation was tested. The fermentation that was carried out in medium which consist of 6% glukosa, 1,5 % yeast extract, 0,003% MnSO4 0,003% FeSO4.7H2O, 0,02% MgSO4.7H2O and has been producted 2,24% lactic acid. Demineralization of waste shrimp shell with 30% immobilized Lactobacillus acidophilus FNCC116 cell has successfully decreased ash content tol 1,18% and produced lactic acid maximum 2.24%. Immobilization of Lactobacillus acidophilus FNCC116 cell promised an efficient method in bioproceesing of chitin recovery."
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Montasya Ingana Natalia
"ABSTRAK
Sodium alginat (Alginat) adalah salah satu matriks yang dapat digunakan untuk imobilisasi sel dengan metode penjebakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsentrasi alginat dan konsentrasi sel, terhadap sintesis enzim α-amilase Bacillus sp. Th4. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui konsentrasi alginat dan sel yang optimum bagi sintesis enzim α-amilase Bacillus sp. Th4.
Untuk itu telah diuji coba konsentrasi alginat antara 2--6%, dan konsentrasi sel antara 5--25% dengan 5 macam kombinasi menggunakan Central Composite Experimental Design (CCED). Sintesis enzim α-amilase diukur dengan metode Virolle et al. yang dimodifikasi. Aktivitas enzim α-amilase dinyatakan dalam unit/ml, kemudian dikonversikan terhadap aktivitas enzim α-amilase standar.
Hasil pengujian statistik dengan menggunakan analisis regresi menunjukkan ada pengaruh linier, pengaruh kuadratik, dan pengaruh interaksi antara konsentrasi alginat dan sel terhadap sintesis enzim α-amilase. Berdasarkan perhitungan menggunakan kalkulus sederhana,
sintesis enzim α-amilase optimum dapat tercapai jika konsentrasi alginat 2,980 % (b/v) dan konsentrasi sel Bacillus sp. Th4 20,278 % (b/v)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"The photocatalytic degradation of methylcyclohexane (MCH) in two phases (aqueous and vapor) was examined using modified titania that was immobilized on pumice and performed in the system of a specific condition. The photodegradation system that used a particular configuration reactor and modified catalyst could facilitate the two-phase photodegradation of MCH simultaneously. The photocatalyst was prepared by the mechanical mixing of urea and TiO2 P25 with mass ratios of 1:3 and 2:3, respectively and then calcined at 350 and 450oC. This modified photocatalyst was then immobilized on pumice and finally used for the photodegradation of MCH. The Infrared spectra studies revealed that modified titania with urea successfully incorporated a non-metal dopant within the TiO2 lattice. The catalyst that spread evenly across the surface of the pumice can be seen from Scanning Electron Microscope (SEM) characterization. The loading of 7.5% mass photocatalyst that immobilized on pumice degraded MCH in two-phases simultaneously during a 120 minute period and can be considered the optimum condition."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ofa Suzanti Betha
"Kitin merupakan salah satu polimer alam yang banyak tersedia dialam sesudah selulosa. Kitin dan turunannya telah banyak digunakan diberbagai bidang diantaranya pertanian, tekstil, khususnya farmasi dan kesehatan. Limbah kulit udang yang merupakan sumber bahan baku pengolahan kitin menghasilkan kualitas kitin yang lebih baik apabila diolah dengan cara biologi dibandingkan cara kimia. Pengolahan kitin secara biologi menggunakan asam laktat untuk demineralisasi dan enzim protease hasil fermentasi bakteri untuk proses deproteinasi.
Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan sel amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116 dan Bacillus licheniformis F11.4 dalam proses demineralisasi dan deproteinasi limbah kulit udang dalam ekstraksi kitin dengan tujuan untuk efisiensi proses fermentasi. Proses amobilisasi kedua jenis bakteri ini dilakukan dengan menggunakan metoda penjerapan sel di dalam matrik natrium alginat 2% yang selanjutnya direaksikan dengan CaCl2 0,2M. Proses demineralisasi limbah kulit udang menggunakan sel amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116 30% dan medium yang terdiri dari 6% glukosa, 1,5% yeast, 0,003% MnSO4, 0,003% FeSO4.7H2O, 0,02% MgSO4.7H2O mampu menghasilkan asam laktat sampai 2,24% dan mampu menurunkan kadar abu dalam kulit udang sampai dengan 1,18%.
Sel amobil Bacillus licheniformis F11.4 pada fermentasi menggunakan medium yang terdiri dari 0,5% yeast, 0,5% NaCl 0,05% MgSO4.7H2O 0,1% CaCl2.2H2O mampu menghasilkan enzim protease dengan aktivitas tertinggi sebesar 25,18 U/ml. Proses deproteinasi limbah kulit udang menggunakan sel amobil Bacillus licheniformis F11.4 30% mampu menurunkan kadar protein dalam kulit udang sampai 2,73% dengan aktivitas protease tertinggi 50,61 U/ml. Hasil penelitian ini menunjukkan, sel amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116 dan Bacillus licheniformis F11.4 mampu menurunkan kadar abu dan kadar protein kulit udang dalam tahapan pengolahan kitin secara biologi.

Chitin, a homopolimer, is the most abundant renewable natural resources after cellulose. Chitin and its derivatives hold many applications in agriculture, textile, pharmacy and medic. Chitin that extracted from waste shrimp shells by biological fermentation has better quality than chemical procees. Demineralization of chitin by biological procees use lactic acid as product of fermentation. Deproteinization of chitin use proteolytic activity of enzyme that produce by bacteria in fermentation.
Lactobacillus acidophilus FNCC116 and Bacillus licheniformis F11.4 has been immobilized by entrapment methods and 2% sodium alginate in 0,2 M CaCl2 as the matric. The ability of immobilized Lactobacillus acidophilus FNCC116 cell in fermentation was tested. The fermentation that was carried out in medium which consist of 6% glukosa, 1,5% yeast extract, 0,003% MnSO4 0,003% FeSO4.7H2O, 0,02% MgSO4.7H2O and has been producted 2,24% lactic acid. Demineralization of waste shrimp shell with 30% immobilized Lactobacillus acidophilus FNCC116 cell has successfully decreased ash content tol 1,18% and produced lactic acid maximum 2.24%.
Immobilized Bacillus licheniformis F11.4 cell in fermentation produced protease enzyme with maximum activity 25.18 U/ml. Deproteinization of waste shrimp shell with 30% immobilized Bacillus licheniformis F11.4 cell can decreased protein content to 2,73% and reached highest protease activity 50,61 U/ml. Immobilization of Lactobacillus acidophilus FNCC116 cell and Bacillus licheniformis F11.4 cell promised an efficient method in bioproceesing of chitin recovery.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T26781
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Andrianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemakaian berulang lipase Candida rugosa E.C 3.1.1.3 yang terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-kitosan pada reaksi esterifikasi asam lemak minyak kelapa sawit dengan sorbitol. Pemakaian dari enzim lipase Candida rugosa yang terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-kitosan digunakan sebanyak lima kali pemakaian. Nilai persen loading pada lipase terimobilisasi yang diperoleh adalah sebesar 75%. Reaksi esterifikasi dilakukan pada pelarut t-butanol dan Metil Isobutil Keton (MIBK). Persen konversi reaksi esterfikasi menggunakan enzim bebas dalam pelarut MIBK adalah 24,20%, sedangkan dalam pelarut t-butanol belum diperoleh. Persen konversi yang diperoleh pada penggunaan enzim terimobilisasi dalam pelarut MIBK secara berturut-turut adalah 16,28%, 13,96%, 10,93%, 5,60%, dan 3,50%, sedangkan dalam pelarut t-butanol adalah 12,60%, 9,97%, 6,20%, 4,79%, dan 2,45%. Jumlah produk yang dihasilkan menggunakan enzim terimobilisasi lebih efektif dibandingkan menggunakan enzim bebas.

This research is going to study about repeating usage of Candida rugosa E.C 3.1.1.3 lipase immobilized to Fe3O4-chitosan nanoparticles as esterification reaction catalyst of palm oil fatty acid and sorbitol. Lipase Candida rugosa which is immobilized to Fe3O4-chitosan is used five times. The value of percent loading for lipase immobilized is 75%. Esterification reaction is in t-butyl alcohol and Methyl Isobutyl Ketone (MIBK) solvent. Percent convertion for esterification reaction using free enzyme in MIBK solvent is 24,20%, whereas in t-butyl alcohol solvent is not completely done. Percent convertion for esterification reaction using immobilized enzyme in MIBK solvent are 16,28%, 13,96%, 10,93%, 5,60%, dan 3,50%, whereas in t-butyl alcohol solvent are 12,60%, 9,97%, 6,20%, 4,79%, dan 2,45%. Amount of product is produced using immobilized enzyme is better than using free enzyme."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shitta Aspendira Dharmastuti Adisasmito
"ABSTRAK
Asam suksinat merupakan salah satu dari 12 bahan kimia building blockteratas oleh Departemen Energi Amerika Serikatmemiliki aplikasi di berbagai industri, seperti pangan, farmasi, petrokimia, kosmetik, dan pertanian. Kambing merupakan salah satu hewan ruminansia dengan populasi yang lebih banyak dibandingkan sapi dan harga yang terjangkau. Salah satu bakteri yang dapat memproduksi asam suksinat adalah Actinobacillus succinogenes, yang termasuk dalam filum Actinobacteria (0,86%)di hewan ruminansia, terutama di rumen sapi. Bakteri Actinobacillus succinogenesmemiliki kemampuan untuk menghasilkan asam suksinat alami dengan nilaiyield, produktivitas, dan efisiensi fermentasi yang cukup tinggi dengan sumber daya terbarukan.Asam ini dapat diproduksi melalui konfigurasi fermentasi dari isolat bakteri terimobilisasi dengan bantuan biomassa TKKS sebagai sumber karbon. Prosedur imobilisasi mampu membantu bakteri untuk tahan terhadap lingkungan yang kurang adaptif serta memastikan tetap berjalannya metabolisme pada bakteri. Proses fermentasi pada penelitian ini menggunakan konfigurasi Semi-Simultaneous Saccharification and Fermentationyang merupakan gabungan dari konfigurasi Separate Hydrolysis and Fermentation danSimultaneous Saccharification and Fermentationuntuk meningkatkan hasil produksi asam suksinat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-asam suksinat menggunakan isolat bakteri terimobilisasi dari rumen kambing melalui konfigurasi SSSF serta mendapatkan konsentrasi awal glukosa, konsentrasi sumber nitrogen, dan konsentrasi senyawa pengatur pH untuk optimasi konsentrasi, yield, dan produktivitas bio-asam suksinat. Penelitian ini diawal dengan isolasi dan imobilisasi bakteri dari rumen kambing yang dilakukan dalam 5 tahap, yaitu enrichment, subkultur dan isolasi, fermentasi, analisis hasil fermentasi, serta imobilisasi. Lalu, dilakukan preparasi TKKS yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu pretreatment, pra-hidrolisis, dan analisis kandungan glukosa. Terakhir, dilakukan proses fermentasi untuk isolat bakteri terimobilisasi dan TKKS yang sudah dipreparasi melalui 2 tahap, yaitu konfigurasi SSSF dan analisis hasil fermentasi untuk menentukan konsentrasi awal glukosa, konsentrasi sumber nitrogen, dan konsentrasi senyawa pengatur pH terbaik untuk mendapatkan konsentrasi, yield, dan produktivitas bio-asam suksinat terbaik.

ABSTRACT
Succinic acid is one of the 12 top chemicals building block by the United States Department of Energy that has applications in various industries, such as food, pharmaceuticals, petrochemicals, cosmetics, and agriculture. Goats are one of the ruminants with a larger population than cattle and affordable prices. One of the bacteria that can produce succinic acid is Actinobacillus succinogenes, which is included in the Actinobacteriaphylum (0.86%) in ruminants, especially in the cattle rumen. The bacteria Actinobacillus succinogeneshas the ability to produce natural succinic acid with high yield value, productivity, and fermentation efficiency with renewable resources. Succinic acid can be produced through fermentation configuration from immobilized bacteria isolate with the help of OPEFB biomass as a carbon source. The immobilization procedure can help bacteria to be resistant to the environment that is less adaptive and ensures that the metabolism continues in bacteria. The fermentation process in this study uses a Semi-Simultaneous Saccharification and Fermentation configuration which is a combination of the configuration of Separate Hydrolysis and Fermentation and Simultaneous Saccharification and Fermentation to increase the yield of succinic acid. This study aims to obtain bio-succinic acid using immobilized bacterial isolates from the goat's rumen through SSSF configuration and obtain the initial glucose concentration, nitrogen source concentration, and concentration of pH regulating compounds to optimize the concentration, yield, and productivity of succinic bio-acid. This research will begin with the isolation and immobilization of bacteria from the goat rumen to be carried out in 5 stages, namely enrichment, subculture and isolation, fermentation, analysis of fermentation results, and immobilization. Then, the OPEFB preparations will consist of three stages, namely pretreatment, pre-hydrolysis, and analysis of glucose content. Finally, a fermentation process will be carried out for immobilized bacterial isolates and OPEFB preparations that have been prepared through 2 stages, namely SSSF configuration and analysis of fermentation results to determine the initial glucose concentration, nitrogen source concentration, and concentration of the best pH regulating compound to obtain concentration, yield best bio-succinic productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nuraliyah
"Penggunaan lipase untuk skala komersial masih terbatas karena alasan ekonomis dimana lipase memiliki harga yang mahal dan sulit dipisahkan. Imobilisasi enzim secara adsorpsi-crosslinking dengan menggunakan lipase yang diproduksi secara fermentasi solid-state (SSF) merupakan solusi permasalahan tersebut. Penelitian ini diawali dengan membandingkan hasil imobilisasi lipase non komersial (crude powder A. niger) dan komersial (C. rugosa dan A.niger) pada support komersial (resin) dan non komersial (limbah pertanian). Semua support yang digunakan terlebih dilapisi dengan kitosan. Crude powder lipase A.niger diproduksi secara fermentasi solid state menggunakan limbah pertanian. Selanjutnya imobilisasi enzim juga dilakukan menggunakan support limbah pertanian. Hasil penelitian Menunjukkan bahwa limbah pertanian terbukti dapat dijadikan sebagai substarat untuk produksi lipase maupun sebagai support untuk imobilisasi. Produksi lipase A.niger secara fermentasi solid state menggunakan substrat ampas tahu menghasilkan aktivitas optimum sebesar 14,14 U/g dss. Aktivitas hidrolisis yang diperoleh dari pemanfaatan support resin XAD7HP dan MP-64 masing-masing untuk C. rugosa (18,21 dan 24,69 U/g support), A. niger (28,3 dan 29,41 U/g support) dan crude A.niger 6,33 U/g support MP-64. Aktivitas sintesis fatty acid methyl ester (FAME) dari pemakain support resin masing-masing diperoleh sebesar 62% (C. rugosa), 83% (A. niger) dan 56% untuk crude A. niger. Pemanfaatan support kulit jagung dari C.rugosa dan crude A. niger diperoleh aktivitas hidrolisis masing-masing sebesar 20,83 dan 6,33 U/g support serta aktivitas sintesis biodiesel sebesar 59% untuk C. rugosa dan 50% crude A. niger. Berdasarkan studi ini, lipase yang diproduksi melalui metode fermentasi solid state menggunakan substrat limbah pertanian mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai enzim yang dapat diimobilisasi pada support yang mudah diperoleh dan tidak beracun (limbah pertanian).

The use of lipase for commercial scale is still limited due to economic reasons, since lipase is expensive and difficult to separate. Adsorption-crosslinking enzyme immobilization using lipase produced by solid-state fermentation (SSF) is the solution of the problem. This study began by comparing the results of non-commercial (A. niger) and commercial (C. rugosa and A. niger) lipase immobilization in commercial (resin) and non-commercial support (agricultural waste). All supports used were dilapisi with chitosan. A. niger lipase crude powder was produced by solid state fermentation using agricultural waste as the substrate. In addition, enzyme immobilization was also carried out using agricultural waste as the support. The results showed that agricultural waste was proven to be used as the substrate for lipase production and immobilization support. Production of A. niger lipase by solid state fermentation using tofu pulp substrate, obtained an optimum activity of 8.48 U/mL. The hydrolysis activity were obtained using XAD7HP and MP-64 support resins for C. rugosa (18.21 and 24.69 U/g supports), A. niger (28.3 and 29.41 U/g supports), and crude A. niger (6.33 U/g supports MP-64). The fatty acid methyl ester (FAME) synthesis activity obtained using resin as the support were 62% (C. rugosa), 83% (A. niger) and 56% (crude A. niger). The utilization of corn husk as the support for C. rugosa and crude A. niger lipase, obtained the hydrolysis activity of 20.83 and 6.33 U/g support, respectively and fatty acid methyl ester synthesis activity of 59% for C. rugosa and 50% for crude A. niger. Based on this study, lipase produced by the solid state fermentation method using agricultural waste substrates has the potential to be developed as an enzyme that can be immobilized in an easily available and non-toxic support (agricultural waste)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Eka Putri
"ABSTRAK
Nanopartikel emas memiliki sifat optik yang unik saat berinteraksi dengan cahaya yang disebut sebagai efek localized surface plasmon resonance (LSPR). Sifat ini muncul berupa peningkatan intensitas serapan cahaya pada frekuensi cahaya tertentu yang bergantung kepada indeks bias medium nanopartikel emas. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam pembuatan biosensor untuk mendeteksi formaldehida. Dalam penelitian ini, telah berhasil dibuat biosensor menggunakan enzim alkohol oksidase yang di-imobilisasi pada membran poli(nBA-NAS) dan diletakkan diatas substrat ITO yang telah ditumbuhkan nanopartikel emas. Dalam penelitian ini telah dilakukan karakterisasi struktur nanopartikel emas dengan menggunakan XRD, SEM dan sifat plasmoniknya dengan spektroskopi UV-Visible, karakterisasi stuktur membran polimer dengan spektroskopi FTIR dan optimasi terhadap parameter biosensor yang dibuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel emas yang terbentuk mempunyai diameter 25-35 nm, tersebar merata di permukaan ITO, membran polimer (nBA-NAS) merupakan membran selektif ion H+, keberadaan NAS pada polimer sangat penting untuk mengikat enzim alkohol oksidase, jumlah enzim optimum yaitu 2 unit untuk tiap biosensor, pH optimum biosensor dapat bekerja yaitu pada pH 7, waktu respon biosensor lima menit dan biosensor dapat mendeteksi formaldehida pada rentang konsenstrasi 1x10-7 M hingga 1 M.

ABSTRAK
Gold nanoparticles have unique optical properties when interacting with the light that is usually referred as the Localized Surface Plasmon Resonance effect (LSPR). These properties appear as the increasing of light absorption at the certain frequency of light that depends on the refractive index of the surounding medium of gold nanoparticles. This effect is utilized in the fabrication of biosensors to detect formaldehyde. In this study, it was successfully made a biosensor using the immobilized enzyme alcohol oxidase on the membrane poly(nBA-NAS) and placed above the ITO substrate which had been grown gold nanoparticles. In this research, it has been carried out the structural characterization of gold nanoparticles by using XRD, SEM and its plasmonic properties with UV-Visible spectrometer, the structural characterization of membrane polymer by using FTIR spectroscopy and the optimization all of the parameters in the fabrication of biosensor. The results showed that gold nanoparticles are formed having a diameter of 25-45 nm, spread evenly on the surface of the ITO, the membrane polymer poly(nBA)NAS is an H+ ion selective membrane, the existence of NAS in polymers is essential to bind the enzyme alcohol oxidase, the amount of enzyme the optimum is 2 units for each biosensor, the optimum pH is 7, the response time of biosensor is five minutes and the biosensor can detect formaldehyde in the range of concentrations of 10-7 M to 1 M.
"
2016
S63639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmad Priasmoro
"Reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam laurat dilakukan dengan katalis lipase terimmobilisasi di perforated rotating disc bioreactor untuk menghasilkan agen pengemulsi berupa dilaurin. Hasil analisis dengan tegangan permukaan menunjukkan bahwa putaran piringan optimum didapat pada 400 rpm yang mampu menurunkan tegangan permukaan air hingga 30,75 mN/m. Sedangkan laju alir optimum didapatkan pada laju alir 10 ml/min dengan nilai 30,75 mN/m. Kadar dilaurin pada sampel dengan laju alir 10 ml/min dianalisis dengan GC/MS didapatkan konsentrasi sebesar 32,28 %.

Esterification between glycerol and lauric acid performed by an immobilized lipase in perforated rotating disc bioreactor to produce emulsifier which is dilaurin. The analysis with surface tension test shows that optimum agitation rate of 400 rpm can decrease the surface tension of water until 30,75 mN/m and optimum recirculation rate at 10 ml/min can decrease the surface tension of water until 30,75 mN/m. Concentration of dilaurin at recirculation rate 10 ml/min analyzed with GC/MS. The result show that dilaurin concentration 32,28 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52233
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>