Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan Tujuan studi ini adalah melakukan pengukuran morfometrik hidung untuk memperoleh ukuran-ukuran normal yang dapat merepresentasikan bangsa Asia, khususnya subras Deutero Melayu.
Metode Studi potong lintang dilakukan terhadap 126 subjek mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Subjek dibatasi hanya yang berasal dari subras Deutero Melayu (termasuk di dalamnya meliputi suku Aceh, Jawa, Sunda, Minangkabau, Riau, dan Bugis) dalam 3 generasi ke atas. Subjek difoto dengan menggunakan kamera digital untuk memperoleh gambar penampakan frontal, profil kiri, dan basal. Selanjutnya gambar disimpan secara elektronik dalam format JPEG dan digunakan untuk memperoleh ukuran-ukuran linear dan angular.
Hasil Lebar interkantalis 3,56 cm ± 0,27, lebar alar 4,14 cm ± 0,28, panjang hidung 4,0 cm ± 0,21, proyeksi pronasi 2,29 cm ± 0,26, sudut puncak hidung (nasal tip) 111,5o ± 4.4, sudut nasofrontal 134,6o ± 7,3, sudut nasofasial 36,3o ± 4,3, sudut nasolabial 90,4o ± 83, dan proyeksi nasi 0,43 cm ± 0,22.
Kesimpulan Data yang didapat dari studi ini dapat digunakan sebagai ukuran normal dalam kasus hidung perempuan Deutero Melayu dan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan operasi serta hasil operasi rinoplasti estetik atau rekonstruksi pasien Deutero Melayu.

Abstract
Aim The objective of this study is to carry out morphometric measurements of the nose, in order to establish norms for the Indonesian as the representation of Asian, specifically for the Deutero Malay sub race.
Method A cross sectional study was performed on 126 subjects, recruited from female students of Medical Faculty, the University of Indonesia, Jakarta. Subjects were restricted within Deutero Malay sub race (including ethnic groups of Aceh, Jawa, Sunda, Minangkabau, Riau and Bugis) in 3 generations. Subjects were photographed with digital camera in frontal, left lateral and basal view. Then from the photographs which were stored as JPEG files, linear as well as angular measurements were carried out.
Results The intercanthal width is 3.56 cm 0.27, alar width 4.14 cm ± 0.28, length of the nose 4.0 cm ± 0.21, pronasion projection 2.29 cm ± 0.26 and tip angle 111.5o ± 4.4, nasofrontal angle 134.6o ± 7.3, nasofacial angle 36.3o ±4.3, nasolabial angle 90.4o ± 8.3, and nasion projection 0.43 cm ± 0.22.
Conclusions The data collected from this study can be used as norms for Deutero Malay cases and will serve as a guide for quick reference, when planning aesthetic or reconstructive rhinoplasties for the Deutero Malay patient."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widurini D.S.
"Kerusakan gigi molar satu rahang atas frekuensinya cukup tinggi dan sering disertai kelainan pulpa. Perawatan saluran akar pada gigi ini memerlukan keterampilan yang ditunjang oleh pengetahuan anatomi dan morfologi a.1. panjang gigi, bentuk penampang saluran akar, jumlah akar, jumlah saluran akar, dan letak orifis. Dalam perawatannya sering dijumpai kesulitan menentukan letak apeks, karena pedoman ukuran yang ada berdasarkan ukuran gigi orang Amerika atau Eropa. Belum ada pedoman yang berdasarkan ukuran-gigi orang Indonesia. Dari sampel 50 gigi molar satu atas yang dicabut dari klinik gigi di Jakarta, diukur panjang gigi dari masing-masing apeks akar Palatal, Mesio Bukal, Disto Bukal ke bidang oklusal dengan mikrometer. Dihitung jumlah akar, jumlah saluran akar, dan dicatat bentuk penampang saluran akar 5 mm dari apeks, dan konfigurasi letak oriifis.
Dari hasil pengukuran diperoleh panjang gigi rata-rata dari apeks akar palatal 19,47 mm, dari apeks akar mesio bukal 19,14 mm dari apeks akar disto bukal 18,41 mm. Dari hasil pengamatan, semua gigi mempunyai tiga akar, dan diperoleh lebih banyak gigi dengan tiga saluran akar (98 %). Dari gambaran konfigurasi letak orifis diperoleh bentuk (60 %), lebih banyak dibanding bentuk "Y" (16 %) dan bentuk "T" (18 %). Dari pengamatan bentuk penampang saluran akar, terbanyak diperoleh bentuk bulat pada akar disto bukal (82 %), dan bentuk elips pada akar palatal (36 7). Selain itu diperoleh pula bentuk ginjal padaakar disto bukal (4%), dan bentuk pipih pada akar mesio bukal (14 %)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Generally former Islamic Mataram Kingdom included in their towns resident areas for the religous leaders and staffs called kampong. These Islamic kampongs were located nearby the Great Mosque and called kauman Kampong...."
2008
720 JAP 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"To investigate the distribution of Heterocapsa including a harmful species H.circularisquama,cells were surveyed in three vietnamese coasts,Ha Long Bay,Hue and Phu Quoc Island in 2006...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The village of Laweyan constitutes a unique, specific and historical region. In its development Laweyan experiences some functional changes of region and settlement...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Minyak atsiri kaempheria pandurata menyebabkab kebocoran dan perubahan morfologi bakteri"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Based on morphology, Languages in the world can be classified into four types: agglutination, flex, isolation, and incorporation. In the language of agglutination such as Indonesian, there is what-so-called morphophonemic, i.e. the change of sound caused by affixation. One of the features is having prefix me(ng)- on the base verb initiated by phoneme /p/ that turns into phoneme /m/ by the term of assimilation, such as memercayai, not mempercayai. Different from the form memperhatikan, this form comes from the word hati that receives prefix per-, which turns into perhati as the base word. Here per- is not the initial phoneme of base form, so that it is not assimilated. It is also different from the form memerkosa which comes from the base word perkosa. Here per- is not a prefix but a syllable."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Psychology Press, 2009
415 ADV
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Blacwell, 2001
415.9 HAN ;415.9 HAN (2);415.9 HAN (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arawinda Dinakaramani
"Penelitian ini bertujuan merumuskan aturan-aturan afiksasi pembentuk verba dalam bahasa Indonesia menggunakan afiks meng- dan afiks ber-. Aturan-aturan tersebut dirumuskan menggunakan makna gramatikal afiks dan pendekatan dekomposisi predikat. Aturan-aturan yang dirumuskan dalam penelitian ini menampilkan hubungan antara makna leksikal dasar, afiks, makna gramatikal afiks, lexical semantic template verba hasil afiksasi, dan transitivitas verba hasil afiksasi. Hasil penelitian ini adalah satu set aturan yang terdiri atas 17 aturan afiksasi pembentuk verba dalam bahasa Indonesia yang diharapkan dapat diimplementasikan dalam program komputer yang mampu menganalisis afiksasi secara otomatis.

This research is focused on the formulation of verbal affixation rules in Indonesian using meng- and ber-. The rules are formulated using grammatical meaning of affixes and predicate decomposition approach. The rules show the relation between base's lexical meaning, affix, affix‟s grammatical meaning, affixed verb's lexical semantic template, and affixed verb's transitivity. The result of this research is a set of 17 verbal affixation rules in Indonesian that are expected can be implemented on computer program that can be automatically analyse affixation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28570
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>