Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahja Hazico
"Penelitian ini menguji beberapa falrtor yang diduga mernpengaruhi s?t|'ulmlr modal perusahaan yaitu tangibility, growth opportunities, dampak tangibility terhadap hubungan antara growth opportunities dan leverage, economic deveiopment, inflation, dummy variabel negara untuk mencari perbedaan ptilaku sn-uktur modal di emerging market (3 negara yaitu Indonesia, Singapurzg dan Malaysia) dan dummy variabel jenis penlsahaan untuk mencari pcrbedaan pdlaku stmlctur modal pemsahaan penginapan dan pcnisahaan perangkat lunak yang tidak terakomodasi pada lima variabel. Basis teoritis dan empitis penelitian ini mengacu pada penelitian Dalbor dan Upneja?s (2004), Tang dan Jang (2007), serta Ceng dan Shiu (2007).
Pacla pcnclitian ini pembahasan dan analisis difokuskan kepada faktor-faktor pencntu yang dapat mempcngamhi hulang industri penglnapan dan industli perangkar lunak di Indonesia, Singapore, dan Malaysia pads kumn waktu tiga tahun, yaitu periode pengamatan 2004 sampai dengan 2006. Katana data yang merupakan gabungan dari dam cross section dan data time series malta model penelitian yang digunakan adalah model panel data yang diestlmasi dengan OLS`, fxed eject dan random eject. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder, untuk dimasukkan pada sampel akhir maka kritcria yang hams dipenuhi adalah meliputi perusahaan penginapan dan perangkat lunak di Indonesia, Singapore, dan Malaysia yang tersedia di OSIRIS (biro Van Djiek) dan memiliki laporan keuangan yang tclah diaudit untuk Indusui-industri penginapan dan perangkat lunak yang tezscdia di OSIRIS (biro Van Djiek) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.
Hasil penclitian menemukan bahwa Growth opportunities berhubungan ncgatif dengan pcnggunaan hutang Dampak tangibility tcfhadap hubungan antara growth opportunities dan leverage menunjukkan hubungan positif, Penemuan pada pcnelitian ini secan keselumhan mendukung dugaan bahwa dengan adanya aktiva tetap yang besar pada pemsahaan dapat mempengaruhi hubungan antara long term debt dan growth opportunity. Falctor maluo ekonomi berupa economic development dalam penelitian ini menunjukkan hubungan negatif terhadap penggunatan hutang. Faktor makro ekonomi bcrupa inflation dalam pcnclitian ini menunjukkan huhungan negatif terhadap penggunaan hutang. Selanjutnya penelitian ini juga menemukan hasil ini yang menunjukkan bahwa LDR perusahaan di negam Malaysia lcbih tinggi dari LDR perusahaan di negara Lainnya. Dan LDR pcrusahaan di negam Singapura lebih tinggi dari LDR penlsahaan di negara Lainnya. Pemsahaan penginapan lebih banyak menggunakan hutang dalam struktur modalnya dibandingkan pemsahaan perangkat lunak. Pencliti bdharap penemuan dalam penelitian mengenai perusahaan penginapan ini dapat mcmberilmn infommasi yang berguna bagi kalangan manajerial dan kreditur mengenai prilaku dalam penggunaan hutang didalam perusahaan.

This stun) validate several factor which Ls estimated could explain how leverage determinant tangtbilityg growth opportunities, impact of tangibility in correlation between growth opportunities and leverage, economic development, inflation, dummy country variable to observe the diferent capital structure behavior in emerging market (Indonesia, Singapore, and Malaysia) and dummy industry variable to observe the dwrent lodging firms and software firms capital structure behavior which tid not accommodated by five variable influence firms capital structure. Basis theory and empirical for this stuay adoptedfrom Dalbor dan Upneja's (2004), Tang dan .lang (2007), and Ceng dan Shiu (2007).
In this stuafv the tmabrst and the observation, focused to the determinant factors that ejected lodging and software firms leverage in Indonesia, Malaysia, and Singapore during three years periods 2004 up to 2006. This study estimated the data penel with ordinary least square, fixed efecb and random ejct method. Whereas, the datas for this research using secondary data, sangole criteria for this research should be loaglng and software firrns in Indonesia, Singapore and Malaysia which available tn OSIRIS (biro Van Wick) and has consolidated and audited financial report between 2004 up to 2006.
This stuay concluded that Growth opportunities have correlation with firms leverage. Impact of tangibility in correlation between growth opportunities and leverage show positif correlation This finding overall support the expetation that high level of fixed asset could influence the correlation between long-term debt and growth opportunity. Economic development as a makro economic _factors in this stucba show negatgf correlation to the long-term debt. Inflation as a makro economic factor also show negatif relation with the long-term debt. Furthermore, this stuafv also found the result that show firms LDR in Malaysia higher than firms LDR in the others country And firms LDR in Singapore higher than firms LDR in the others country Lodging inns have higher level of long- term debt in their capital structure than sqflwmefirrns. Author hope the findings on this stuay about lodging firms can give useful infomation about use of debt behavior for firms manager and debt holders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T32112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
T. Basarudin
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0019
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
T. Basaruddin
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0494
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Hakim
"Kesulitan keuangan telah diidentifikasi sebagai salah satu kendala utama dalam pengembangan usaha mikro dan kecil. Keterbatasan dalam memperoleh sumber modal eksternal, untuk membiayai kegiatan usahanya, membuat mereka sulit berkembang. Jika dilihat dari struktur permodalan, sebagian besar perusahaan menggunakan sumber modal secara internal, dan sebagian kecil menggunakan pembiayaan eksternal. Menggunakan regresi OLS dan Tobit pada data industri mikro dan kecil Indonesia yang disurvei pada tahun 2015 menemukan bahwa skala industri, jenis industri, status hukum perusahaan, jenis kelamin dan pendidikan pemilik, subsidi pinjaman, kesulitan utama, keuntungan, penjualan, jumlah hari kerja, rasio pekerja laki-laki yang dibayar, dan rasio bunga terhadap pendapatan, merupakan faktor penting yang mempengaruhi perusahaan dalam mengambil sumber modal eksternal. Berdasarkan temuan ini dapat disarankan dalam menyusun kebijakan pengembangan industri mikro dan kecil ke depan dapat dilakukan dalam dua tahap berturut-turut, dimulai dari pengembangan kapasitas dan kapabilitas, kemudian hingga fasilitasi keuangan.

Financial difficulties have been identified as one of the main obstacles in the development of micro and small enterprises. Limitations in obtaining external capital sources, to finance their business activities, make it difficult for them to develop. When viewed from the capital structure, most companies use sources of capital internally, and a small portion uses external finance. Using OLS and Tobit regressions on Indonesian micro and small industry data surveyed in 2015 found that industry scale, industry type, corporate legal status, owners gender and education, loan subsidies, main difficulties, profits, sales, number of working days, ratio of male paid workers, and the ratio of interest to earnings, are essential factors that influence companies in taking external sources of capital. Based on these findings it can be suggested that in developing future micro and small industry development policies, it can be done in two consecutive stages, starting from capacity and capability development, then to financial facilitation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andarwati
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang menentukan prestasi perusahaan pasangan usaha dari lembaga modal ventura (lembaga pembiayaan keuangan), yang mengemukakan bahwa keberhasilan perusahan pasangan usaha tergantung dari karakteristik wirausahawan, struktur industri yang dimasuki dan strategi yang digunakan perusahaan tersebut, dengan menggunakan model: Prestasi perusahaan pasangan usaha = f ( karakteristik wirausahawan, struktur industri, strategi bisnis ).
Dalam pengujian model ini dikemukakan 7 hipotesis, mengenai faktor-faktor yang berpengaruh menentukan prestasi(keberhasilan) perusahaan pasangan usaha. Hipotesis ini diajukan berdasarkan atas permasalahan :
Bagaimana bentuk karakteristik wirausahawan yang dapat mempengaruhi prestasi perusahaan pasangan usaha ?
Struktur industri yang bagaimana yang mempengaruhi prestasi perusahaan pasangan usaha ?
Strategi bisnis yang bagaimana yang mempengaruhi prestasi perusahaan pasangan usaha ?
Bagaimana bentuk interaksi antara masalah yang tersebut pada butir (1), (2) dan (3) ?
Data yang digunakan untuk pengujian ini berasal dari 40 perusahaan pasangan usaha (baik yang berhasil maupun yang gagal), data tersebut diambil dari 3 lembaga pembiayaan keuangan termasuk sebuah perusahaan modal ventura.
Secara keseluruhan dari pengujian hipotesis ini ditemukan dukungan yang kuat terhadap model tersebut, bahwa prestasi perusahaan pasangan usaha dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan, struktur industri dan strategi bisnis-nya. Interaksi ketiga variabel ini jauh lebih penting dalam menunjang prestasi perusahaan pasangan usaha, dart pada masing-masing variabel berdiri sendiri-sendiri.
Seperti diketahui bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura di Indonesia mencontoh model Amerika, dengan mengemukakan cara kerja yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang terkemuka di Jepang, akan memberi gambaran lain terhadap alternatif cara pembiayaan tersebut."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erna Setiawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal perusahaan yang bergerak di bidang hospitality di Negara ASEAN-4 dan terdaftar di Bursa Efek masing-masing Negara selama periode penelitian yaitu tahun 2009-2017. Faktor-faktor yang diuji pengaruhnya terhadap struktur modal perusahaan adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, tangibilitas aset, tingkat pertumbuhan, risiko saham, kondisi pasar, tingkat pajak, tingkat inflasi, rating dan populasi muslim. Estimasi model yang dilakukan dengan menggunakan metode Panel Least Square. Dari hasil regresi yang dilakukan profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko, tingkat pajak, dan jumlah penduduk muslim memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan struktur modal.

ABSTRACT
The aim of this study is to explore the impact of profitability, size, asset tangibility, growth, stock variance, stock return, tax rates, inflation, investment grade and muslim population toward capital structure of company in hospitality sector. Hospitality sector is highly prone to economic fluctuations and began booming with increasing affordability of overseas travel. This study seeks to examine the effect of several factors on capital structure in the period of 2009 to 2017. This panel least square is being employed in the model estimation. The finding reveals that only five factors play an important role in influencing capital structure of hospitality sector."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Naomi
"ABSTRAK
Faktor factor industry belum banyak mendapat perhatian pada studi tentang struktur modal, dan masih sangat kurang dieksplor. Penelitian ini memiliki 4 tujuan: 1 menguji pengaruh faktor-faktor industry terhadap struktur modal; 2 menguji peran faktor-faktor industry terhadap struktur modal yang optimal; 3 menguji pengaruh faktor-faktor industry terhadap penyesuaian kearah struktur modal yang optimal, serta 4 menguji pengaruh struktur modal terhadap faktor-faktor industri. Kontribusi utama penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh faktor-faktor industry menggunakan perspektif Organisasi Industri serta memetakan teori dan bukti empiris yang ada berdasarkan pendekatan Structure-Conduct ndash;Performance SCP . Selanjutnya, penelitian ini menguji secara empiris pengaruh imbal balik faktor-faktor industry dan struktur modal. Faktor-faktor industri yang dipilih terdiri dari 3, yaitu: struktur pasar dan persaingan dalam industri; pekerja, dan diversifikasi produk. Ketiga faktorter sebut selanjutnya dikembangkan menjadi 7 variabel. Analisis dilakukan dengan menggunakan Multitrait, Multimethod ndash; MTMM approach. Sampel yang digunakan terdiridari 83 perusahaan yang terdapat dalam 13 sub sektor industri manufaktur di Indonesia. Pada tujuan penelitian yang pertama ditemukan bahwa : 1 jumlah perusahaan dalam industry memiliki pengaruh negative terhadap struktur modal, dan dampaknya berbentuk U terbalik; 2 semakin tinggi dinamika persaingan dalam industry semakin rendah hutang yang dimiliki perusahaan; 3 hipotesis tentang pengaruh negative dari kemampuan perusahaan dalam merespon persaingan dalam industry terhadap struktur modal tidak terbukti; 4 jumlah pekerja dalam industry memiliki pengaruh positif; 5 Employees rsquo; Share of firm Quasi Rents ESQ berpengaruh positif; 6 kategori diversifikasi produk memiliki pengaruh negatif; dan 7 tingkat diversifikasi produk juga berpengaruh negatif. Berkaitan dengan tujuan kedua penelitian ini, ditemukan bahwa median industry bukanlah proxy terbaik dari struktur modal yang optimal, dan dengan memasukkan faktor-faktor industry pada variable independen dengan menggunakan metode cross-section mampu memperbaiki proxy struktur modal yang optimal. Temuan untuk tujuan ketiga penelitian ini adalah dengan memasukkan faktor-faktor industri pada model struktur modal optimal, waktu untuk penyesuaian struktur modal menuju struktur modal optimal lebih pendek disbanding dengan model sebelumnya. Berkaitan dengan tujuan keempat, pengaruh struktur modal terhadap : a struktur pasar dan persaingan mendukung predatory theory; b faktorpekerja, menyatakan bahwa struktur modal memberikan signal dan peringatan kepada pasar tentang pendapatan perusahaan dimasa yang akan datang; c produk diversifikasi, mendukung teori agensi.

ABSTRACT
The Industrial factors have not received much attention yet in study of capital structure, and they are still under explore. This research has four purposes, i.e. 1 to examine the influences of industrial factors on the capital structure 2 to examine the role ofthe industrial factors on optimal capital structure 3 to examine the influences of industrial factors on the capital structure adjustment , and 4 to examine the influences of the capital structure on the industrial factors. The main contribution of this research is to explain the influences of the industrial factors on the capital structure by Industrial Organization perspective. I discuss about the influence of the industrial factors on the capital structure by using this perspective and mapping theories and empirical evidences of the previous researchers using the Structure Conduct ndash Performance SCP approach. Moreover, I do the empirical research on the reciprocal influences of the industrial factors and the capital structure, and choose three factors of industrial, namely market structure and industrial competition, employees and labour union, and product diversification. Those tree factors then are developed into seven variables. To analiyzed, this research use Multi trait, Multi method ndash MTMM approach. Sample used are 83 firms of 13 sub sector manufacturing industry in Indonesia.As to the first purpose, I find that 1 Number of Firms in Industry NFI has negative influences on the firm leverage and has an inverse U impact to the leverage 2 the more Industry Competitive Dynamics ICD , the lower the firm debt 3 the hypothesis of negative influences of Firm Responses to Industrial competition FRI on the firm leverage has not been proven 4 the Number of Employees in Industry NEI has positif influences toward the leverage 5 the Employees rsquo Share of firm Quasi Rents ESQ has positif influences on the capital structure 6 the Category of Product Diversification CPD has negative influences on the capital structure and 7 the Degree of Relatedness of Diversification DRD has negative influences on the capital structure. The finding in the second purpose isthat median is not the best proxy and the industrial factors improve the optimal capital structure proxy. In regards with the third purpose, I find that by including the industrial factors to estimate the target leverage, the adjustment speed time to the leverage target is not as long as the adjustment speed time of the previous model. The last purpose, in terms the influences of the capital structure on a market structure and industrial competition support the predatory theory b employees and labour union approve that the capital structure gives information signs and alerts market perception about future returns c product diversification supports the agency theory that managers are contractually bound to repay the interest payments, the creation of debt reduce the amount of available cash for managers to spend on wasteful expenditures."
2016
D1727
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jafar Ahmad
"Penelitian ini bertujuan untuk memahanai dan menjelaskan kebijakan ekonomi Malaysia, khususnya kebijakan industri pada pemerintahan Mahatir bin Mohamad dalam periode 1983-1990 dalam bidang otomotif. Tujuan lain dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan Mahatir, sebagai Perdana Menteri Malaysia, dalam menjalankan tujuan industrialisasi.
Kebijakan industri yang dijalankan oleh Mahatir pada tahun sebagaimana tersebut di atas, tidaklah berdiri sendiri dan semata-mata hasil rancangan yang hanya dibangun oleh Mahatir sendiri. Kebijakan ekonomi yang dijalankan Mahatir, khususnya dalam bidang industri memiliki hubungan dengan dinanlika sosial yang hadir sebelum Mahatir berkuasa, seperti kerusuhan etnis yang menjadi fakta sosial yang mendorong munculnya kebijakan yang disebut dengan the New Economic Policy. Kebijakan the New Economic Policy telah memberi konstribnusi cukup besar dalam langkah kebijakan-kebijakan Malaysia setelahnya. Kebijakan industri yang dijalankan oleh Mahatir didukung oleh kehadiran modal Jepang malalui kebijakan yang dikeluarkan Mahatir, yaitu Look East Policy. Modal Jepang menjadi sangat penting bagi Malaysia, terutama awal-awal pemerintahan Mahatir karena Jepang pada saat yang sama menjadi kekuatan ekonomi terbesar di kawasan Asia yang memiliki pengaruh besar. Malaysia juga membutuhkan modal/ dana dalam usaha membangun perekonomian di Malaysia. Modal Jepang digunakan oleh Malaysia sebagai alat untuk mencapai tujuan domestik Malaysia Sendiri.
Adapun tujuan domestik Malaysia adalah mengurangi kemiskinan dan menata struktur sosial yang ada di Malaysia. Guna mendukung langkah ini, pemerintah di bawah kepemimpinan Mahatir mendirikan satu badan khusus yang menangani sektor industri berat, yaitu IJICOM. Untuk mendukung HICGM dalam menjalankan usahanya, Mahatir mengeluarkan kebijakan Look East Policy yang salah satu targetnya adalah mendatangkan modal dari Jepang.
Penelitian ini mengeunakan teori "Kebijakan Industri" untuk melihat bagaimana kebijakan industri dijalankan di Malaysia. pada masa pemerintahan Mahatir. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu pemaparan data-data yang ada dalam proses industrialisasi Malaysia serta menganalisa agar hasilnya bisa dipahami.
Dalam bab II, penulis menjelaskan tentang dinamika sosial politik yang muncul serta kaitannya dengan kebijakan industri di Malaysia.
Pada bab III, penulis menjelaskan tentang modal Jepang, yang meliputi penjelasan secara umum modal Jepang di kawasan Asia Tenggara, kemudian masuknya modal Jepang ke Malaysia serta penjelasan modal Jepang serta kaitannya dengan kebijakan industri Malaysia.
Pada bab IV, penulis menjelaskan kebijakan industri dalam bidang otomotif yang dijalankan di Malaysia pada tahun 1983 sampai 1990 dengan kasus khusus perusahaan Otomobil Nasional (Proton).
Akhirnya pada bab V, setelah melalui analisa atas data yang telah dikumpulkan dalam bab-bab sebelumya, penulis berkesimpulan bahwa, kebijakan industri yang dijalankan di Malaysia pada masa Pemerintahan Mahatir memperlihatkan campur tangan negara yang tinggi dalam bidang industri bisa memberi hasil yang, paling tidak mendekati taget yang telah ditetapkan dalam the New Economic Policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Roosadiono
"Latar Belakang
Dari literatur tentang perdagangan internasional, analisis ekonomi tentang perdagangan bebas yang berdasarkan prinsip keuntungan komparatif dijelaskan bahwa spesialisasi internasional dalam produksi akan meningkatkan volume perdagangan internasional yang pada gilirannya akan meningkatkan konsumsi suatu negara dan dunia pada umumnya. Dengan perkataan lain sistem perdagangan bebas mampu meningkatkan kesejahteraan negara dan dunia.
Selanjutnya apabila teori positif tentang perdagangan internasional dikaitkan dengan teori normatif tentang kemakmuran masyarakat, maka sistem perdagangan babas secara teoritis mampu memenuhi kondisi optimalitas Pareto sehingga memungkinkan tercapainya kemakmuran masyarakat yang maksimum. Dengan perkataan lain sistem perdagangan bebas memungkinkan tercapainya kondisi 'terbaik pertama' yakni suatu kondisi tanpa distorsi harga, baik harga domestik maupun harga internasional atau secara teknis adanya kesamaan antara tingkat subsitusi marjinal konsumsi dengan tingkat tranformasi marjinal produksi, baik domestik maupun internasional. Dengan demikian, sistem perdagangan bebas selain menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien, juga dapat memaksimumkan kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Penelitian empiris menunjukkan pula bahwa pengurangan tarif baik secara sepihak maupun bilateral akan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Dan penelitian empiris yang dilakukan oleh Grais, de Melo dan Urata (1986) menunjukkan bahwa pencabutan sistem kuota di Turki tahun 1978 mampu meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 5 persen serta penelitian Clareta dan Whally {1985) di Pilipina tahun 1978 menunjukkan pula bahwa dengan menghilangkan proteksi tarif kuota dan pajak ekspor akan meningkatkan Produk Nasional Bruto (PNB) sebesar 5.2 persen.
Dari gambaran di atas, dan dikaitkan dengan upaya banyak negara untuk mendorong perkembangan sektor industri pengolahannya, timbul pertanyaan mengapa hampir semua negara cenderung proteksionistis, terutama pada tahap awal perkembangan industrinya. Banyak argumentasi tentang perlunya proteksi suatu industri, baik argumentasi ekonomi maupun non-ekonomi. Salah satu argumentasi ekonomi yang umumnya diterima oleh para ekonom dan banyak dijadikan alasan oleh para pembuat kebijaksaaan proteksi adalah argumentasi infant industry. Dalam argumentasinya, dilihat dari segi jangka waktu, pemberian proteksi bersifat sementara, hal ini dikaitkan dengan sampai dicapainya economies scale suatu industri. Namun pertanyaannya berapa tahun waktu yang diperlukan untuk mencapainya, berapa besarnya tingkat proteksi dan berapa besarnya tingkat proteksi yang seharusnya diterima oleh masing-masing industri, apakah semua industri mendapat tingkat proteksi yang sama atau berbeda dan kalau berbeda berapa besar variasi perbedaaanya? Tidak terdapat petunjuk atau penjelasan tentang masalah di atas dalam argumentasi infant industri. Namun pengamatan empiris di negara berkembang yang dilakukan oleh Moh. Arsyad memberikan petunjuk bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat proteksi dengan perkembangan sektor industri pengolahan, yaitu bahwa tingkat proteksi yang digunakan untuk mendukung perkembangan industri pengolahan di negara berkembang yang kemudian mampu bersaing dengan barang impor dan bahkan mampu meningkatkan ekspornya (seperti misalnya Korea Selatan), tingkat proteksi serta berbagai fasilitas moneter dan fiskal yang diberikan selain relatif tidak besar juga pentahapan penurun fasilitasnya jelas."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>