Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Roselina
"Perilaku penggunaan NAPZA pada remaja meningkat tajam tiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan antara: faktor individu dan lingkungan dengan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja di Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra Lembang Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kolerasional dengan disain cross sectional. Studi ini dilakukan pada 72 orang responden yang sedang mengikuti rehabilitasi Therapeutic Community yang diambil secara total sampel dan pengumpulan data menggunakan kuisioneL Penelitian ini menunjukkan variabel keingintahuan. keinginan diterima kelompok" mengikuti kecenderunganya mencari kenikmatan dan faktor lingkungan seperti keluarga tidak harmonis, dan kontrol soslal berhubungan dengan perilaku penggunaan NAPZA dengan nilai p < 0,25. Variabel determinan dengan perilaku NAPZA adalah keingintahoan. mencari kenikmatan. dan keiuarga tidak harmonis nilai r 0,548 yang berarti memiliki hubungan yang kuat dan koefisien determinasi (r 2) sebesar 0.301 menjelaskan variasi variabel perilaku penggunaan NAPZA pada remaja sebesar 30,1% sehingga dapat dikatakan ketiga variabel memiliki hasil yang cukup baik untuk menjelaskan variasi perilaku penggunaan NAPZA pada remaja. Variabel paling besar pengaruhnya daJam mcnentukan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja adalah variabel keluarga tidak hannonis dengan nila! Beta 0.3) Q. Ke1uarga dan remajn menjadi fokus intervcnsi dalam pencegaban perilaku penggunaan NAPZA pada remllja melalui preventif dan promosi kesehatan yang dapat diberikan perawat komunitas dengan bekerjasama dengan lembaga terkait baik lintas program dan sektoral."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T21861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Sophiarany
"Penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2012 sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan, kriminalitas, maupun sosial. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara faktor individu, keluarga, dan lingkungan dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA pada remaja yang bersekolah di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara pada tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar/Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011. Sampel berjumlah 5999 responden, berstatus remaja yang bersekolah di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara yang berusia 10-24 tahun.
Hasil penelitian ini adalah ditemukannya faktor individu yang berhubungan dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja, yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status merokok, status minum alkohol, dan usia pertama minum alkohol; faktor keluarga, yaitu pekerjaan ayah, ayah melakukan penyalah guna NAPZA, dan saudara kandung penyalah guna NAPZA; faktor lingkungan lokal, yaitu teman sebaya penyalah guna NAPZA dan ketersediaan NAPZA. Penelitian ini menemukan bahwa risiko lebih tinggi untuk penyalahgunaan NAPZA ditemukan pada remaja berada pada usia 17-24 tahun, jenis kelamin lelaki, pendidikan tinggi, perokok, peminum alkohol, usia minum alkohol yang semakin dini, ayah yang tidak bekerja, ayah yang menyalahgunakan NAPZA, saudara kandung yang menyalahgunaka NAPZA, teman sebaya yang menyalahgunakan NAPZA, serta NAPZA yang tersedia di lingkungan tempat tinggal.

The increase of drug abuse among adolescents keeps getting higher from 2010 to 2011, thus creating many health, crime, and social issues. This research aims to see the relationship between individual, family, and environment factors with the drug abuse behaviors among school adolescents in the Provinces of DKI Jakarta, East Java, and North Sumatra in the year 2011. This research is a quantitative study, with a cross-sectional design and uses secondary data from Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar/Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011. The sample amounts to 5999 respondents with the status of school adolescents in DKI Jakarta, East Java, and North Sumatra, ranging from 10-24 years of age.
The result of this research is to find individual factors that associate with the drug abuse behaviors among adolescents, which are age, gender, education, cigarettes consumptions, alcohol consumptions, and the first age of alcohol consumptions; family factors, which are occupation of father, father's drug abuse, and siblings's drug abuse; local environment factors, which is peers's drug abuse and the availability of drugs. This research found that the risk of drug abuse is higher for adolescents around the age of 17-24 years old, male, high education, smokers, consumes alcohol, early age of alcohol consumption, unemployed father, father abuses drug, siblings abuse drug, peers abuse drug, and drug is available in the local environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Indrias Tutik
"Motivasi pengguna NAPZA untuk tetap mcnjalankan rehabilitasi perlu dijaga oleh keluarga melalui komunikasi. Penelitian terkait menyatakan bahwa motivasi yang kuat akan mendukung proses pemulihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola komunikasi keluarga terhadap motivasi pengguna NAPZA untuk sembuh.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang dilakukan pada 35 responden yajm pengguna NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra yang memenuhi kriteria. Data dikumpulkan dari pcnyebaran kuisioner.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola komunikasi keluarga terhadap motivasi (P value 0,128 > cr 0,05). .jumlah responden yang sedikit merupakan salah satu keterbatasan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang sama dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi pengguna NAPZA untuk sembuh."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5500
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Sulaeman
"Masalah penyalahgunaan Napza merupakan persoalan yang banyak mendapat sorotan berbagai pihak, hal ini diantaranya disebabkan banyaknya remaja sebagai generasi penerus menjadi korban. Salah satu faktor yang menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan Napza adalah karena pengaruh negatif kelompok teman sebaya. Pengaruh kelompok teman sebaya bisa juga berdampak positif yaitu dengan mengarahkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen dalam proses pemulihan. Oleh karena itu permasalahan pokok dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien residers pada remaja penyalahguna Napza dalam menunjang proses pemulihan.
Bedasarkan pokok permasalahan tersebut kemudian dilakukan studi kasus terhadap 4 empat orang remaja klien/residen pada Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi Badan Narkotika Nasional. Tujuannya adalah untuk: (1) Menggambarkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen pada remaja penyalahguna Napza dalam membantu merubah perilaku. (2) Menggambarkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen pada remaja penyalahguna Napza dalam membantu memecahkan masalah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen dalam menunjang proses pemulihan. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pemilihan informan didasarkan pada pertimbangan tujuan penelitian. Informan penelitian ini terbagi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu empat orang remaja penyalahguna Napza yang menjadi klien di Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi dan kelompok kedua yaitu tiga orang petugas atau konselor pada Balai tersebut.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah indepth interview, observasi dan studi dokumentasi, sedangkan analisa data yang digunakan adalah sesuai dengan pendekatan kualitatif meliputi langkah-langkah mereduksi data, mengorganisasi data, dan menginterpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengaruh kelompok sebaya sesama klien/residen dalam proses pemulihan remaja penyalahguna Napza sangat besar dan positif bagi perubahan perilaku, yaitu dari perilaku yang negatif sebagai akibat dari penyalahgunaan Napza seperti tidak disiplin, kurang tanggung jawab, malas dan manipulatif kepada perilaku positif seperti disiplin; bertanggung jawab terhadap diri, orang lain dan pekerjaan; jujur mengakui kesalahan, berani mengungkapan perasaan serta masalah secara terbuka. (2) pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen juga sangat besar dalam membantu residen memecahkan masalah. Mereka dapat melihat masalah dari pandangan dan pengalaman orang lain, serta dapat pula membimbing mereka dalam merumuskan rencana ke depan setelah keluar dari rehabilitasi. Dalam kaitan kedua hal itu setiap residen aktif berpartisipasi, memberikan kontribusi berupa saling memberikan perhatian, teguran mulai yang ringan sampai teguran keras, dorongan atau motivasi, hubungan dan kerja sama, nasihat, saling berbagi (sharing) dan menjadi panutan (role model).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen dapat berdampak positif, menyediakan solusi bagi upaya pemulihan terhadap remaja penyalahguna Napza yaitu membantu merubah perilaku dan memecahkan masalah. Qleh karena itu disarankan Pertama, Departemen Sosial dalam upaya rehabilitasi dapat mengembangkan pedoman, juklak, juknis dan melakukan pelatihan bagi pelatih tingkat nasional tentang cara-cara pengelolaan kelompok teman sebaya bagi rehabilitasi korban Napza. Kedua, para petugas rehabilitasi korban penyalahgunaan Napza, diharapkan dapat mengoptimalkan peran kelompok teman sebaya sesama klien/residen dalam upaya pemulihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Ratnasari
"Perilaku makan menyimpang adalah gangguan perilaku makan yang menyebabkan efek atau dampak yang serius untuk berdiet setiap hari, seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau makan secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang yang dilakukan dengan studi crosssectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa 6,8% remaja putri menderita anoreksia nervosa, 50,0% menderita bulimia nervosa, 6,4% menderita binge eating disorder, 0,4% menderita EDNOS, dan 36,4% remaja putri normal. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku makan menyimpang adalah pengetahuan diet, citra tubuh, rasa percaya diri, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, keterpaparan terhadap media massa khususnya acara televisi dan situs internet.
Penulis menyarankan agar dilakukan upaya konseling dan penyuluhan dengan mengembangkan peran sekolah, orang tua, dan media massa dalam melaksanakan program edukasi gizi pada remaja putri tentang pengetahuan diet, citra tubuh yang ideal, rasa percaya diri, dan pentingnya asupan gizi pada remaja.

Deviation of eating behavior is a disorder of eating behavior that causes serious effects or impacts to diet every day, such as eating foods in very small amounts or eat excessively. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating behavior deviation is done by cross-sectional study. The results showed that 6.8% of adolescent girls suffering from anorexia nervosa, 50.0% suffering from bulimia nervosa, 6.4% suffering from binge eating disorder, 0.4% had EDNOS, and 36.4% are normal girls. Variables that have a significant relation with deviation of eating behaviors are knowledge about diet, body image, self-confidence, family influence, peer friendship influence, exposure to mass media, especially television and internet sites.
The author suggested that counseling and education efforts to develop the role of schools, parents, and the mass media in implementing the nutrition education program on teenage girls on a diet of knowledge, the ideal body image, self-confidence, and the importance of nutrition in adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Dessy Oktavia
"Skripsi ini membahas perilaku seksual Warga Binaan Sosial (WBS) PSAA Putra Utama 5 Duren Sawit dan hubungannya dengan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan sumber informasi terkait seksualitas sebagai langkah awal untuk membentuk perilaku seksual remaja yang sehat dan bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan rancangan cross sectional. Dari hasil penelitian diharapkan agar PSAA Putra Utama 5 Duren Sawit dapat bermitra dengan puskesmas terdekat atau dinkes untuk memberikan materi mengenai Kesehatan reproduksi remaja dan menyediakan layanan konsultasi bagi WBS.

The focus of this study is sexual behavior among the member of PSAA Putra Utama 5 Duren Sawit and its relations to characteristics, knowledge, attitude, and information resource regarding sexuality. This study is an early step to make sexual behavior of teenagers be health and responsible. This research is using survey method and cross scetional design. From the research outcome suggested that PSAA Putra Utama 5 Duren Sawit have to work out a closer cooperation with puskesmas and the health service to give some subject about health reproduction of teenagers and also providing consultation service for the members."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tasman
"The number of drug abused in adolescent is increasing every year. It is assumed that the influencing factors of drug abused could come from their internal and external factors of the adolescent. Some of the external factors are family environment, community, school, and their peer group. This research was using the descriptive correlation and cross sectional study design. The goal of this study was to determine of the correlation between the external environments of the adolescent with the risk of the drug abused on the student of senior high school in the Depok city. The samples of this study were the 205 students of the first and second grade student in the senior high school in Beji District, Depok city. The samples were selected by the proportional random sampling method.
The result of this study showed that the family and peer group have significant correlation to the risk of drug abused amongst the adolescent (p = 0,006 and 0,020), where as the school and community had no significant correlation. It is implied also that the family environment has the highest correlation to the drug abused amongst adolescent (OR = 2,168). Characterize of the adolescent (gender) had also the correlation to the risk of drug abused (P = 0,003) and it was a confounding factors. Therefore, the focus of the community nurse role is including observation to the peer group, especially boys. It is suggested that community nurse should have good collaboration with public health center, school, and parents in making early detection on the drug abused behavior in adolescent. Counseling on the family, peer group should be implemented and monitored continuously."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Nurani
"Salah satu program rehabilitasi sosial di Panti Sosial Pamardi Putera Khusnul Khotimah Serpong Tangerang adalah resosialisasi. Program resosialisasi ini bertujuan membantu remaja dalam proses reintegrasi serta penyesuaian diri remaja di dalam kehidupan bermasyarakat, menumbuhkan dan mengembangkan kemauan masyarakat untuk menerima kehadiran remaja di dalam keluarga dan lingkungan sosialnya.
Dalam penelitian ini diteliti tiga masalah, yaitu pertama, bagaimana karakteristik dan latar belakang penyalahgunaan Napza pada remaja. Kedua bimbingan apa raja yang diberikan kepada remaja bekas korban penyalahgunaan Napza di dalam proses resosialisasi. Ketiga, bagaimana pandangan keluarga, masyarakat (masyarakat sekitar dan pengguna jasa) terhadap remaja korban penyalahgunaan Napza.
Untuk memperoleh data primer dan sekaligus pokok permasalahan yang akan diteliti di atas, penulis telah melakukan penelitian yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dilakukan melalui suatu wawancara mendalam, baik dengan informan utama (tiga orang remaja korban penyalahgunaan Napza di PSPP Khusnul Khotimah dan satu bekas residen panti yang telah bekerja di bengkel) maupun informan penunjang (petugas panti, keluarga, masyarakat sekitar dan pengguna jasa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Latar betakang penyalahgunaan Napza yang dihadapi keempat informan remaja korban penyalahgunaan Napza (Panto, Ali, Udin dan Dicky) disebabkan karena adanya faktor internal yang bersifat psikologis, yaitu kepribadian dan faktor sosiologis, yaitu strata sosial keluarga informan yang dominan berasal dari lapisan masyarakat bawah/keluarga tidak mampu. Faktor eksternal meliputi kondisi keluarga, teman sebaya dan lingkungan social budaya (subkultur) yang devian.
Dalam program resosialisasi di panti ini, remaja diberikan empat jenis bimbingan agar remaja korban penyalahgunaan Napza memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk berintegrasi dengan masyarakat, antara lain: pertama, bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat. Kedua, bimbingan pemantapan usaha/kerja. Ketiga, bantuan pengembangan usaha /kerja/sekolah. Keempat, penempatan dan penyaluran. Proses resosialisasi yang dilaksanakan di dalam panti dari keempat jenis kegiatan tersebut belum secara optimal dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam program panti. Peran serta dan kepedulian masyarakat sekitar dalam membantu proses resosialisasi remaja korban penyalahgunaan Napza masih kurang optimal. Keterlibatan masyarakat bersama remaja residen panti masih bersifat spontanitas dan kurang berkesinambungan. Pada tahap kegiatan bimbingan pemantapan usaha/kerja, masyarakat (pengguna jasa) telah menjalin kerjasama/kemitraan yang cukup baik dengan pihak panti dalam penerimaan residers panti termasuk informan penelitian melalui kegiatan Praktek Belajar Kerja.
Dukungan, penerimaan dan peran serta aktif keluarga dan masyarakat sangat diperlukan dalam rangka membantu proses penyesuaian diri remaja di lingkungan masyarakat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu keluarga informan dari keempat informan yang memandang permasalahan penyalahgunaan Napza sebagai masalah potensial yang harus dikembangkan dalam proses akomodasi keluarga, yaitu memberikan dukungan dan membantu proses penyesuaian diri remaja di masyarakat secara optimal (terjadi pada kasus informan Dicky). Sedangkan orang tua ketiga informan lainnya (Panto, Ali dan Udin) kurang mendukung proses resosialisasi mereka di dalam panti maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya rendahnya tingkat pendidikan orang tua, masih menganggap permasalahan Napza pada anak sebagai aib keluarga dan ketidakmampuan ekonomi keluarga. Terdapat perubahan pandangan masyarakat sekitar terhadap keempat informan korban penyalahgunaan napza yang sebelumnya menunjukkan sikap sinis, antipati dan curiga/berprasangka buruk, berubah menjadi simpati dan menerima kehadiran keempat informan mantan pengguna Napza tersebut setelah keempat informan menjalankan program resosialisasi yang melibatkan warga masyarakat sekitar. Di lain pihak, pengguna jasa dalam hal ini pemilik bengkel lebih toleransi, menerima keempat informan dalam praktek belajar kerja bahkan ada di antara keempat informan yang di terima bekerja sebagai tenaga kerja tetap di bengkel.
Program kegiatan melalui forum pertemuan family therapy, family support group yang melibatkan residen dan keluarganya, kegiatan dialog interaktif dan penyuluhan sosial yang melibatkan petugas panti, residen panti, keluarga dan masyarakat perlu dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan dalam rangka optimalisasi reintegrasi remaja di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian remaja mantan penyalahguna Napza diharapkan dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dan berperan di dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat secara maksimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Setiadi
"Kurangnya pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA membuat remaja rentan terjerumus ke dalam bahaya yang tidak disadarinya, hal ini mungkin dikarenakan kurangnya informasi dari media massa dan pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan tingkat pengetahuan tentang penyalahgunaan NAPZA antara remaja putra dan remaja putri di SMK Putra Bangsa Depok. Penelitian ini menggunakan desain deskriftif komparatif dengan sampel berjumlah 96 orang yang dilakukan pada siswa kelas 2 SMK Putra Bangsa Depok. Data yang terkumpul dianalisa dengan statistik univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi square dan diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang penyalahgunaan NAPZA antara remaja putra dan remaja putri di SMK Putra bangsa Depok. Rekomendasi penelitian ini adalah agar dapat dilakukan penelitian Iebih dalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan NAPZA dengan memperbanyak responden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5694
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muharriza
"Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional, ada sekitar 3,5 juta orang penyalahguna NAPZA di Indonesia dan usia rata-rata pertama kali menggunakan adalah 15 tahun (BNN, 2004). Salah satu faktor yang ikut berkontribusi adalah faktor keluarga (Depkes, 2001). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan lingkungan keluarga dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study, dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian di lakukan pada klien rawat jalan di RSKO Jakarta dengan jumlah responden 79 orang, Metode pengumpulan data menggunakan angket yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Hasil analisa univariat menunjukkan responden adalah Iaki-laki (93,7 %), usia saat ini > 25 tahun (54.4 %), pendidikan terakhir umumnya SMA (64,6 %) dan jenis NAPZA yang digunakan pertama kali sebagian besar adalah ganja / mariyuana (54,4 %). 54,4 % responden tinggal dilingkungan keluarga yang kondusif, usia pertama menggunakan terdapat 49,4 % dibawah 16 tahun dan tingkat penggunaan saat pertama mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan sebagian besar sudah pada tingkat ketergamungan (83,5 %).
Sedangkan hasil uji bivariat dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan usia pertama menggunakan NAPZA (p value=0,000; α = 0,05%), dengan OR 6,000 menunjukkan keluarga yang tidak kondusif berpeluang 6 kali dibandingkan keluarga yang kondusif dalam mempercepat seseorang mengkonsumsi NAPZA. tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan tingkat penggunaan NAPZA (p value=0,401; α = 0,05%).
Disarankan perlunya keluarga menyadari bahwa perilaku anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan keluarga. Tindakan preventif dimulai dari lingkungan keluarga, perlunya keluarga melakukan deteksi awal penyalahgunaan NAPZA pada anak agar dapat meminimalkan penyalahgunaan NAPZA. Perlu dilakukan penelitian dengan lingkup yang lebih luas mencakup jumlah sumpel dan variabel serta desain penelitian. Sampel diharapkan lebih banyak dan menyebar di berbagai wilayah, dengan variabel yang banyak serta perlu dilakukan penelitian dengan pendekatan cohor study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5460
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>