Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Lestari
"Salah satu metode perumusan strategi yang paling efektif ialah SWOT dan untuk memilih strategi alternatif adalah QSPM. Skripsi ini menggunakan SWOT dan QSPM untuk menentukan strategi bertemakan supply chain management. Penelitian mengambil tempat beberapa perusahaan kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. Permasalahan yang terjadi akibat sistem informasi yang belum terintegrasi dengan baik dan sistem pengukuran kinerja yang belum baik. Jadi, digunakanlah SWOT dan QSPM untuk merumuskan dan memilih strategi dalam peningkatan kinerja pada supply chain management.
Dalam skripsi ini akan dibahas kinerja supply chain management yang berada di industri minyak dan gas di bawah depatemen supply chain management. Dengan mengikuti beberapa tahapan dalam penerapan SWOT dan QSPM yaitu menganalisis hasil kuesioner-kusioner yang didapat. Singkat kata, strategi peningkatan kinerja supply chain management pada KKKS yaitu Sinergi diantara KKKS untuk mencapai kinerja SCM yang maksimal. Artinya, strategi ini digunakan untuk peningkatan kinerja supply chain management pada KKKS. Semua hasil dari penerapan SWOT dan QSPM akan tertuang dalam skripsi ini.

One of the most effective strategy formulation is SWOT and to choose alternative strategies are QSPM. This paper uses SWOT and QSPM to determine theme of supply chain management strategies. The study took place several contracting companies cooperation contract located in Jakarta, Indonesia. Problems arising from information systems that have not been well integrated and the performance measurement system that has not been good. So, SWOT and QSPM is used to formulate and choose the strategy in improving the performance of the supply chain management.
In this paper will discuss the performance of supply chain management in the oil and gas industry under the supply chain management depatemen. By following a few steps in the application of the SWOT and analyzing the results of questionnaires QSPM-kusioner obtained. It means, the strategy for improving the performance of supply chain management at the synergy between contracting companies cooperation contract to achieve maximum performance of the SCM. That is, this strategy is used to improve the performance of supply chain management at the contracting companies cooperation contract. All satisfactory results of the application of SWOT and QSPM be stated in this paper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Muchlis
"Industri minyak dan gas semakin lama berkembang dengan sangat baik dan untuk dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan, para kontraktor minyak dan gas harus mampu lebih efisien dan efektif dalam Supply Chain Management (SCM). Salah satu metode pengukuran kinerja SCM yang berkembang sangat pesat dan paling mewakili pengukuran dari segi financial maupun non-financial adalah Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton tahun 1992. Dalam penelitian ini digunakan metode Balanced Scorecard untuk merumuskan serangkaian indikator pengukuran kinerja bagian SCM pada KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama).
Setelah melakukan perumusan indikator pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dilakukan pemetaan hubungan (cause-effect relationship) terhadap perspektif dan indikator yang berada pada perspektif yang sama dengan menggunakan analisis DEMATEL (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory). Pemetaan dilakukan untuk melihat hubungan pengaruh antar perspektif maupun indikator, sehingga dapat digambarkan peta strategi yang dapat diaplikasikan oleh KKKS untuk meningkatkan kinerja bagian SCM.

Oil and gas industry growing very well and to be able to optimize performance of company, oil and gas contractor should be able to be more efficient and effective in the Supply Chain Management (SCM). One of the methods of performance measurement that is growing very rapidly and most representative measurements in terms of financial and non-financial is Balanced Scorecard that introduced by Kaplan and Norton in 1992. This study used Balanced Scorecard method to formulate a set of indicators for measuring performance of SCM on PSC (Production Sharing Contract).
After making formulation of indicators measuring performance using Balanced Scorecard method, researchers mapped the relationships (cause-effect relationship) to perspectives and indicators that are located on the same perspective by using DEMATEL (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory). Mapping conducted to see cause and effect relationship between perspectives and indicators, so it can be drawn strategic map that can be applied by PSC in order to improve performance of SCM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Mardhatillah
"Dalam meningkatkan kinerja produk baru, perusahaan perlu memutuskan langkah strategis di luar kegiatan operasional sehari-hari. Di sisi lain, pengambilan keputusan strategi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, baik secara internal maupun eksternal. Penelitian ini mengambil studi kasus perusahaan telekomunikasi untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi beserta bobot pengaruhnya dengan metode SWOT-AHP. Selanjutnya, bobot tersebut akan digunakan dalam analisis QSPM untuk mengurutkan prioritas strategi yang diusulkan. Penelitian ini menunjukan bahwa strategi "Melakukan promosi dengan pihak eksternal" dan "Melakukan promosi dan edukasi untuk menarik pelanggan baru" merupakan strategi yang paling tepat untuk dijalankan.

In order to improve new product performance, a company must decide on strategic activities asides from daily activities. On the other side, strategy selection is affected by many factors, both coming from internal and external. This research was conducted at telecommunication company to determine what factors affecting the strategy selection and their weights using SWOT-AHP. Afterwards, those weights would be used in QSPM analysis to prioritize proposed strategy alternatives. This research showcased that "Establishing partnership with external parties" and "Triggering promotion and education in order to attract new customers" are the most preferred strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Intan Putri Maharani
"Seiring dengan perkembangan dalam industri transportasi dan pergudangan, perusahaan harus terus meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dan memiliki daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengukur kinerja rantai pasok dari gudang spare-part perusahaan kontainer terminal agar dapat dirancangkan strategi perbaikan dan peningkatan performanya untuk mempertahankan daya saing. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang dikembangkan secara khusus untuk gudang sebagai kerangka untuk pengukuran kinerja rantai pasok dan dibuatkan perancangan strategi. Pemilihan indikator prioritas yang bermasalah diukur berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi sesuai dengan atribut pengukuran model SCOR. Dari pengukuran yang dilakukan pada performa setahun terakhir, didapatkan hasil sebesar 55.49% yang menandakan kinerja perusahaan berada pada kategori average dengan warna kuning. Kemudian dilakukan pemetaan ke dalam kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) untuk menemukan pilihan indikator prioritas, performa kurang baik namun kepentingan tinggi, agar dapat diberikan strategi perbaikan. Didapatkan 5 indikator yang menjadi prioritas dari pemetaan ini. Strategi kemudian disusun dan dirancang berdasarkan best practices dari SCOR dan diskusi dengan Perusahaan. Didapatkan 5 strategi yang kemudian dibobotkan prioritas implementasinya menggunakan relationship matrix. Kelima strategi ini disarankan ke pihak Perusahaan agar dapat ditindak lanjuti dan Perusahaan dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.

Along with developments in the transportation and warehousing industry, companies must continue to improve their performance to survive and have a competitive edge. This research is conducted to measure the supply chain performance of terminal container company spare-part warehouses so that improvement strategies and performance enhancement can be design to maintain competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR) developed specifically for warehouses to measure supply chain performance and design strategies. The selection of high priority indicators is measure based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 28 performance indicators measured and divided according to the SCOR model measurement attributes. From measurements carried out on performance in the past year, a result of 55.49% is obtained, which indicates that the company's performance is in the average category with the colour yellow. Then, mapping is carried out into the Importance-Performance Analysis (IPA) quadrant to find top priority indicators, low performance but have high importance, to develop improvement strategies. There were five priority indicators obtained from this mapping. The strategy is then prepared and designed based on best practices from SCOR and discussions with the Company. Five strategies were obtained, weighted for implementation priorities using a relationship matrix. These five strategies were recommended to the Company so that it could implement them and the Company could improve it’s supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Susanti
"Hasil IKM layanan kerja sama dan humas di kawasan CSC-BG LIPI menunjukkan adanya mutu pelayanan yang masih kurang baik, serta kesenjangan antara kinerja pelayanan dan kepentingan layanan sains. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan kinerja pelayanan dan kepercayaan peneliti terhadap layanan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode teknik triangulasi, yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terpumpun. Data dianalisis dengan instrumen SWOT untuk mengetahui alternatif strategi peningkatan kinerja dan QSPM untuk menentukan prioritas strategi peningkatan kinerja. Hasil analisis IE dengan nilai internal 2,515 dan nilai eksternal 2,420. Hal ini menunjukkan posisi pada strategi pertumbuhan, untuk mempertahankan kinerja pelayanan yang telah baik dan melakukan diversifikasi produk spesifikasi pelayanan pada kinerja pelayanan yang kurang baik. Hasil analisis SWOT dan QSPM menunjukkan adanya pengaruh faktor strategis eksternal yang lebih besar dibanding faktor strategis internal. Pengaruh ini berimplikasi terhadap strategi peningkatan kinerja pelayanan yang difokuskan pada pengelolaan peluang terhadap ancaman. Prioritas strategi terletak pada layanan, sarana prasarana, kompetensi, serta fungsi dan kewenangan kawasan CSC-BG LIPI"
Sumedang: Puslatbang Pkasn Lan, 2023
JWK 25:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Putra Widiansah
"Penelitian ini membahas tentang pengukuran dan perancangan strategi peningkatan kinerja Green Supply Chain Management yang meliputi keseluruhan proses supply chain pada Perusahaan yang bergerak di industri pakan akuakultur. Penelitian ini menggunakan pendekatan utama, yaitu Green Supply Chain Operations Reference (GSCOR) untuk membuat model kerangka pengukuran kinerja yang terbagi ke dalam tiga level hirarki, dengan metode pendukung berupa Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pembuatan struktur hirarki serta pembobotan indikator kinerja dan metode Objective Matrix (OMAX) untuk menentukan indikator kinerja yang menjadi prioritas utama perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan yang bergerak di Industri Pakan Akuakultur ini perlu melakukan perbaikan terhadap tujuh indikator kinerja untuk meningkatkan kinerja Green Supply Chain Management yang meliputi Number of Meeting with Suppliers About Environmental Metrics/Criteria (P.2.1), Supplier with an EMS or ISO 14001 Certification (S.1.1), Water Usage (M.3.3), Greenhouse Gas Emission (M.4.1), Broken Product During Storage (D.1.1), Distribution or Material/Product Handling Vehicle Using Alternative Fuels (D.1.2), dan Number of Trained Workers on Environmental Requirements (E.1.1).

This research discusses about the measurement and design of performance improvement strategies for Green Supply Chain Management, which encompasses the entire supply chain process of a company operating in the aquaculture feed industry. The research utilizes the main approach, namely Green Supply Chain Operations Reference (G SCOR), to create a performance mesurement framework divided into three hierarchical levels. The supporting methods employed include Analytical Hierarchy Process (AHP) for hierarchy structur creation and performance indicator weighting, as well as Objective Matrix (OMAX) for determining priority performance indicators for improvement. The research findings indicate that the company operating in the aquaculture feed industry needs to improve seven performance indicators to enhance Green Supply Chain Management performance. These indicators include the Number of Meeting with Suppliers About Environmental Metrics/Criteria (P.2.1), Supplier with an EMS or ISO 14001 Certification (S.1.1), Water Usage (M.3.3), Greenhouse Gas Emission (M.4.1), Broken Product During Storage (D.1.1), Distribution or Material/Product Handling Vehicle Using Alternative Fuels (D.1.2), dan Number of Trained Workers on Environmental Requirements (E.1.1)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Rahmayanti
"Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak digunakan untuk menilai kondisi rantai pasok suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada PT. X yang merupakan salah satu industri pengemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SCOR sebagai kerangka penilaian, Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian, dan metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk menganalisis hasil penilaian. Dalam menganalisis hasil penilaian kinerja, penelitian ini dibantu oleh sistem pengelompokkan Traffic Light System dan Prioritization Matrix untuk merancang usulan strategi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan memberikan usulan strategi perbaikan untuk indikator-indikator yang kurang baik. Terdapat 29 indikator kinerja yang tervalidasi untuk diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. X tahun 2019, nilai yang didapatkan perusahaan yaitu sebesar 66,92% yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata – rata dengan warna kuning. Dengan menggunakan kuadran IPA, didapatkan 4 indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik dan memerlukan perbaikan segera. Setelah dianalisis lebih lanjut, terdapat 10 usulan strategi untuk memperbaiki keempat indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik. Usulan tersebut kemudian dihitung korelasi dan prioritasnya menggunakan prioritization matrix. Usulan strategi yang berada di peringkat pertama yaitu meningkatkan koordinasi antardepartemen, dan strategi di peringkat akhir yaitu meningkatkan proses quality control terhadap mesin dan bahan baku produksi.

Supply Chain Operation Reference (SCOR) model is widely used to determine the condition of a company's supply chain. This research was conducted at PT. X which is one of the packaging industry. The method used in this research is SCOR as the measurement framework, Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method for weighting indicators, and Importance Performance Analysis (IPA) as a method to analyze the calculated results. In analyzing the results, this study was assisted by a Traffic Light System grouping system and Prioritization Matrix to design a proposed strategy. The purpose of this study is to determine the performance of the supply chain and provide a proposed improvement strategy for indicators that are not good. There are 29 validated performance indicators to be measured in the model. The measurement results of the supply chain performance at PT. X in 2019, the company’s score was 66.92% which shows the company's performance is only in the average category with a yellow color. y using the IPA quadrant, there are 4 indicators of supply chain performance that are not good and require immediate improvement. After further analysis, there are 10 proposed strategies to improve the four indicators of supply chain performance that are not good. The proposed strategy is then calculated by its correlations and priorities using a prioritization matrix. The first rank strategy from the matrix is to improve interdepartmental coordination, and the final rank strategy is to improve the process of quality control of production machinery and raw materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Hanly
"Dalam era globalisasi sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat saling bersaing serta bisnis kuliner yang harus mengikuti perkembangan pasar yang menuntut perusahaan untuk membuat strategi pemasaran agar mampu bersaing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif yang menggunakan penelitian sebelumnya sebagai alat bantu penelitian dan studi pustaka sebagai teknik penelitian dimana PT Nippon Indosari Corpindo Tbk sebagai objek penelitian. Strategi pemasaran SWOT efektif bagi perusahaan sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain dan perusahaan harus dapat melihat dan memanfaatkan kondisi pasar dan menjadikannya sebagai risiko yang menguntungkan"
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:4 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshi Monica Perwitasari Budiyasa
"Operasi pada sektor Hulu Migas banyak memberi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Meningkatnya pengawasan terhadap lingkungan secara global membuat ?Green? menjadi sebuah inovasi yang diadopsi oleh berbagai perusahaan di dunia. Green Supply Chain Management (GSCM) merupakan inovasi dengan menaikan efisiensi pada ekologi. Penelitian dilakukan pada satu perusahaan hulu migas dimana difokuskan pada faktor-faktor yang terdapat dalam proses SCM perusahaan tersebut.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan hasil identifikasi proses mana saja pada SCM Hulu Migas yang dapat diaplikasikan dengan pendekatan ramah lingkungan, mendapatkan strategi dalam penerapan GSCM pada Industri Hulu Migas serta menggambarkan urutan prioritas penerapannya berdasarkan variabel yang dominan.
Penelitian dilakukan dengan melakukan studi literatur dan survey pakar untuk mendapatkan variabel yang signifikan. Pengolahan data dilakukan dengan metode Interpretive Structural Modeling (ISM) dimana hubungan antara variabel diuraikan secara spesifik.ISM merupakan suatu teknik permodelan yang memberikan gambaran tentang hubungan antar elemen dan struktur hierarki guna menyusun suatu perencanaan strategis.
Hasil pengolahan data dianalisa dengan metode MICMAC dengan menepatkan variabel pada empat kuadran sesuai nilai driver power dan dependence. Hasil identifikasi proses GSCM pada hulu migas yang dapat diaplikasikan dengan pendekatan lingkungan adalah Procurement, Inventory, Logistic/ Warehouse, dan Complience&Strategic.
Terdapat 13 variabel untuk perumusan strategi GSCM berdasarkan urutan driver power paling tinggi. Variabel yang menjadi elemen kunci adalah peraturan atau regulasi terkait ramah lingkungan yang berada pada kuadran IV.

Upstream operation give impact to social, economy & environment. Increment of environment controlling in global makes ?green? as a new trend which is currently being adopted by several companies in the world. Green supply management is one of innovation that increase the efficiency of ecology. The research carried on upstream oil and gas industry according to factors in their SCM process.
Research objective is to get indentification of wich function in SCM oil and gas industri can be applied with enviromentall friendly, get the strategy to implementing GSCM, and describe the number of priority based on dominant variable.
Research is done with literature review and survey from expert to identify variable in GSCM strategy. Data processing to be done with intrepretative Structural Modelling (ISM) where relation between variables outlines specificcaly. ISM is modelling technique that give descriptions of relationship between variables and structure hierarchy planning to drow up the strategy.
The result of data processing analysis by MICMAC that places the variables into four sector base on their driver power and dependence. The Result of identification on SCM process that will be approached with environment aspect are procurement, inventory, logistic/ warehouse and compliance & strategic.
There are 13 variables to formulated the GSCM stategic in upstrem oil and gas industry and the priority that shown base on their driver power. The key variablein system is ?Regulation related to environment friendly? wich available at quadrant IV
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renan Lintang Prakoso
"Saat ini perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kinerja SCM (Supply Chain Management)-nya, karena SC (Supply Chain) adalah salah satu kunci penting dalam memenangkan kompetisi dengan pesaingnya. SC memainkan peranan penting dalam sebuah industry berat, khususnya industry baja, karena perusahaan harus mengelola material, proses produksi dan bahan jadi yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda dan dengan jumlah jutaan ton per tahunnya.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Krakatau Steel Tbk, yang lokasinya di Cilegon, Banten, Indonesia yang akan membandingkan hasil prioritas strategi dari 2 metode yaitu metode Fuzzy QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) dan Fuzzy QFD (Quality Function Deployment).
Pengolahan data menggunakan Fuzzy QSPM mempunyai kekuatan bahwa strategi yang dihasilkan adalah pendapat dari para ahli atau experts yang mengarahkan prioritas strategi SC yang tepat buat perusahaan.
Sedangkan pengolahan data menggunakan Fuzzy QFD mempunyai kekuatan bahwa strategi yang dihasilkan adalah berdasarkan apa yang diinginkan pelanggan (Voice of Customer), selain itu pada metode QFD prioritas strategi yang dihasilkan harus memenuhi komposisi dari tingkat prioritas dan biaya implementasi. Metode QFD juga memperhitungkan keterkaitan antar strategi, yang berarti bahwa strategi yang mempunyai keterkaitan dengan strategi lainnya mempunyai skor yang lebih tinggi daripada strategi yang tidak terkait dengan strategi lainnya/independent.
Setelah mempertimbangkan proses pengolahan data yang telah dilakukan dan kebutuhan perusahaan saat ini, maka para ahli memutuskan bahwa perusahaan akan memilih prioritas strategi yang dihasilkan oleh metode QFD, berikut hasil prioritas strategi nya :
Rank  Strategies                                    Crisp Values
1 Inventory Level Control 51.22
2 Increase On Time Delivery Percentage 48.65
3 Increase Production Volume 41.65
4 Arrangement Delivery Transportation & Mode 38.97
5 Human Resource Development 38.56
6 Increase Sales Volume 38.22
7 Arrangement Operation Mode (Energy Eficiency) 27.86
8 Raw Material Fulfillment 25.08
9 Product Diversification 24.95
10 Decrease The Production Cost 24.62
11 Increase Production Quality 12.76
Selain hal tersebut diatas, pada proses perhitungan jarak antara persepsi pelanggan dan persepsi perusahaan terkait kinerja SC, terdapat 2 (dua) kriteria penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena perusahaan mengganggap kriteria tersebut sudah dicapai dengan baik, tetapi pelanggan menganggap kriteria tersebut belum memuaskan pelanggan, dua hal tersebut antara lain Complaint Response Management (selisih persepsi 2,00 angka) dan Reject Rate (selisih persepsi 1,42 angka).

Currently companies are trying hard to improve their SCM (Supply Chain Management) performance, because SC (Supply Chain) is one of the important keys in winning the competition with its competitors. SC plays important role in a heavy industry, especially for the steel industry, companies have to manage materials, production processes and finish goods that has various shape and size with the number of millions tons per year.
This research was conducted at PT. Krakatau Steel Tbk, which is located in Cilegon, Banten, Indonesia. This research will compare the results of two methods of strategic priorities, namely Fuzzy QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) and Fuzzy QFD (Quality Function Deployment).
Data Processing using Fuzzy QSPM has the advantage that the output strategy is the opinion of the experts who directs the SC strategy priorities for the company.
While data processing using a Fuzzy QFD has the advantages that the output strategy is based on what customers need (Voice of Customer), in addition to the QFD has output that the strategic priorities has composition of high the priority levels and implementation cost. QFD method also calculating correlation among the strategies, which means that the strategy is linked with other strategies, they have higher scores than other strategies that are not correlated with other strategies / independent strategy.
After considering the data processing and the company requirements, the experts decided that the company choose the priority strategies generated by the QFD method, and that strategies priorities results, as follows :
Rank  Strategies                                    Crisp Values
1 Inventory Level Control 51.22
2 Increase On Time Delivery Percentage 48.65
3 Increase Production Volume 41.65
4 Arrangement Delivery Transportation & Mode 38.97
5 Human Resource Development 38.56
6 Increase Sales Volume 38.22
7 Arrangement Operation Mode (Energy Eficiency) 27.86
8 Raw Material Fulfillment 25.08
9 Product Diversification 24.95
10 Decrease The Production Cost 24.62
11 Increase Production Quality 12.76
In addition, the process of calculating the distance/GAP between customer’s perceptions and company’s perceptions related company SC performance, there are two (2) important criteria that must be considered by the company, because the company judge these criteria have been good achievement, but the customer judge these criteria have not been satisfying, these two things, as follows Complaint Response Management (perceptual difference is 2.00 points) and the Reject Rate (perceptual difference is 1.42 point).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>