Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inav Haria Chandra
"Penelitian ini tergolong studi asset pricing yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan suatu risiko terhadap expected return . Idiosyncratic volatility merupakan proksi alami dari idiosyncratic risk yang hanya terdapat pada suatu sekuritas. Dalam penelitian ini, nilai idiosyncratic volatility dihitung dengan pendekatan direct, menggunakan model Fama-French Three Factor. Disamping itu, penulis mengestimasi nilai expected idiosyncratic volatility dengan model EGARCH karena sifat volatilitas yang memiliki variasi terhadap waktu (time varying).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa idiosyncratic volatility berpengaruh positif terhadap return saham pada waktu bersamaan (contemporaneous). Sedangkan nilai lagged idiosyncratic volatility juga ditemukan berpengaruh positif terhadap return. Terakhir, penulis menemukan bahwa nilai expected idiosyncratic volatility yang diestimasi dengan model EGARCH memiliki pengaruh positif terhadap return dimana hasil ini dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara idiosyncratic risk dan expected return.

This research classified as asset pricing studies that conducted in order to identify the relation between particular risk and return. Idiosyncratic volatility is a natural proxy for idiosyncratic risk that only found in individual securities. In this research, idiosyncratic volatility estimated with direct decomposition method which uses Fama-French Three Factor model as systematic factor. In addition, EGARCH model is used to estimate expected idiosyncratic volatility because idiosyncratic volatilities are time-varying.
The results show that the contemporaneous and lagged effect of realized idiosyncratic volatility on return is significantly positive. Furthermore, the effect of expected idiosyncratic volatility which estimated by EGARCH model on return is significantly positive where this result can draw inference of the relation between idiosyncratic risk and expected return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utomo Aji
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh shortabilitas pada model capital asset pricing dan Fama-French 3 Factor Model pada Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan excess return, risiko pasar, size dengam proksi small-minus big, book-to-market equity dengan proksi high minus low dan shortabilitas dengan proksi NMS. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa shortabilitas merupakan faktor penting dalam perhitungan return dari portofolio dan dapat menjadi pertimbangan keputusan investasi dalam menilai risiko perusahaan.

This study aims to determine whether there is influence of the capital asset pricing model and Fama French 3 Factor Model on the Indonesia Stock Exchange. By using excess return, market risk, size with small minus big proxy, book to market equity with high minus low proxy and shortability with NMS proxy. In this study found that the shortsale is an important factor in the calculation of the return of the portfolio and can be a consideration of investment decisions in assessing corporate risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ristiani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua model yang paling sering digunakan dalam menduga expected return portofolio yaitu Fama-French Three Factors model dan CAPM Capital Asset Pricing Model, manakah yang lebih lebih baik dalam menduga expected return portofolio industri non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI . Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel return bulanan dari tahun 2013 hingga 2017. Hasil penelitian menunjukan dari kedua model yang digunakan, model tiga faktor Fama-French adalah model yanglebih baik dalam menjelaskan expected return jika dibandingkan dengan model CAPM Capital Asset Pricing Model.

The study aims to examine the two most commonly used models for estimating portfolio expected returns, Fama French 3 Factors model and CAPM Capital Asset Pricing Model , which one is the better model in estimating the expected return of non financial industry portfolio listed on the Indonesia Stock Exchange BEI. The study was conducted using monthly return samples from 2013 to 2017. The results show that from the two models used, the Fama French three factor model is a better model in explaining the expected return compared to the Capital Asste Pricing Model CAPM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Pudjianto
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian pengaruh antara idiosyncratic volatility dengan expected return. Idiosyncratic volatility dihitung dengan pendekatan langsung (direct method), yaitu standar deviasi dari residual yang dihasilkan model asset pricing Fama-French Five Factor. Penelitian ini menguji idiosyncratic volatility secara contemporaneous dan ex-ante. One-month lagged idiosyncratic volatility digunakan sebagai proksi dari expected idiosyncratic volatility. Metode yang digunakan dalam menguji model penelitian adalah Fama-Macbeth Cross-Sectional Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara realized idiosyncratic volatility dengan expected return pada waktu yang bersamaan (contemporaneous). Sedangkan secara ex-ante terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara one-month lagged idiosyncratic volatility dengan expected return.

This research has purpose to do empirical test of idiosyncratic volatility effect on expected return. Idiosyncratic volatility estimated with direct method, which is standard deviation of the residual generated by asset pricing model Fama-French Five Factor. This research test idiosyncratic volatility in contemporaneous and ex-ante. One-month lagged idiosyncratic volatility used as proxy for expected idiosyncratic volatility. The method used to test the research model is the Fama-Macbeth Cross-Sectional Regression. The results of research show that realized idiosyncratic volatility has positive and significant effect on expected return at the same time (contemporaneous). While in ex-ante there is negative and significant one-month lagged idiosyncratic volatility effect on expected return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Putri Efriliani
"Penelitian ini merupakan pengujian empiris dari pengaruh beta likuiditas terhadap excess return saham dengan Liquidity-adjusted Capital Asset Pricing Model LCAPM pada saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Dengan menggunakan penghitungan ilikuiditas illiq , penelitian ini menemukan bukti empiris bahwa terdapat risiko ilikuiditas yang dilambangkan dengan pergerakan ilikuiditas saham dengan ilikuiditas pasar, sensitivitas ilikuiditas saham dengan return pasar, serta beta likuiditas secara agregat di pasar saham Indonesia. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pergerakan ilikuiditas saham terhadap ilikuiditas pasar memberikan pengaruh positif terhadap excess return saham. Begitu pula risiko likuditas secara agregat yang berpengaruh terhadap excess return saham. Sebaliknya, sensitivitas ilikuiditas saham terhadap return pasar memberikan pengaruh negatif terhadap excess return saham. Secara garis besar, penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee 2011 dan Vu, et al 2014 , bahwa risiko ilikuiditas dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham.

This paper empirically tests the Liquidity adjusted Capital Asset Pricing Model LCAPM and effect of liquidity beta on stock excess return of listed corporation in Indonesia. According to the illiquidity measure used, I find evidence that liquidity risk, in the form of co movement between individual stock illiquidity and market illiquidity, sensitivity between its illiquidity and market returns, and net liquidity beta are priced in Indonesian stock market. This results show that co movement between individual stock illiquidity and market illiquidity as well as net liquidity beta has positive effect on stock excess return in Indonesia, while illiquidity sensitivity to market returns brings negative effect on stock excess return in Indonesia. Overall, this results support the importance of liquidity risk effects on stock return. Lee, 2011 Vu, et al 2014. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hapsari Rizki
"Pengabaian idiosyncratic risk dalam perhitungan asset pricing terkait dengan imbal hasil saham atau expected of return sesuai dengan teori CAPM (Capital Asset Pricing Model) menyebabkan beberapa anomali dan perbedaan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali peran idiosyncratic risk menggunakan idiosyncratic volatility sebagai proksi baik secara contemporaneus dan ex-ante terhadap imbal hasil saham menggunakan data 5 negara ASEAN dengan portofolio saham terbesar, yaitu Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada negara tersebut secara contemporaneus idiosyncratic risk berpengaruh signifikan positif terhadap expected of return sedangkan secara ex-ante tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected of return.

Ignoring idiosyncratic risk in the calculation of asset pricing related to the expected return in accordance with the CAPM (Capital Asset Pricing Model) theory causes several anomalies and differences with some previous research results. This study aims to re-examine the role of idiosyncratic risk using idiosyncratic volatility as a proxy both contemporaneously and ex-ante to expected of return using data from 5 ASEAN countries with the largest stock portfolios, namely Indonesia, Singapore, Thailand, Malaysia and Philippines. The results showed that in these countries contemporaneous idiosyncratic risk had a significant positive effect on expected return, while ex-ante did not have a significant effect on expected return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Pratama
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan asing terhadap volatilitas pengembalian saham perusahaan sektor non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2015. Penelitian ini menggunakan 179 perusahaan non-finansial sebagai sampel dengan total observasi sebanyak 1790. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Proksi yang digunakan pada kepemilikan asing adalah kepemilikan asing agregat yang meliputi kepemilikan individu dan institusional asing. Sedangkan untuk proksi volatilitas pengembalian saham menggunakan 2 proksi yaitu logaritma natural dari return harian VOL1 dan standar deviasi dari return VOL2 sehingga terdapat 2 model penelitian yang digunakan. Model pertama ketika variabel independennya VOL1 dan model kedua ketika variabel independennya VOL2. Hasil dari penelitian ini untuk model 1 adalah kepemilkan asing berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas pengembalian saham. Sedangkan hasil dari model 2, kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap volatilitas pengembalian saham.

This study aims to analyze the effect of foreign ownership on stock return volatility of non financial listed firms on Indonesian Stock Exchange for period 2006 2015 using 179 sample firms with 1790 total observations. This study uses multiple regression analysis. Foreign ownership variable in this study is proxied by foreign aggregate ownership including foreign individual and institutional ownership. While the stock return volatility variables are proxied by natural logarithm of daily return VOL1 and strandard deviation of return VOL2 resulting 2 research models. The first model is when the dependent variable is VOL1 and the second model is when the dependent variable is VOL2. The result of the first model in this study is foreign ownership has a negative significant effect stock return volatility and the result of the second model is foreign ownership has a negative not significant effect on stock return volatility."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S65871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanda
"Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan bursa luar negeri adalah alternatif untuk memperluas kepemilikan saham oleh investor dalam dan luar negeri dan dalam rangka mendekatkan diri dengan para investor yang belum mengenal perusahaan tersebut sebelumnya. Di antaranya adalah PT Indosat dan PT Telkom yang dual listing di BEJ dan New York Stock Exchange (NYSE).
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan berikut : pertama, apakah terdapat korelasi negatif antara imbal hasil (return) saham PT Indosat di BEJ dan di NYSE, dan antara imbal hasil saham PT Telkom di BEJ dan di NYSE ? Apabila terdapat korelasi negatif, maka dapat dibentuk suatu portofolio optimum. Kedua, adakah keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang melakukan dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika ? Ketiga, faktor-faktor apa yang menentukan imbal hasil (return) saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE ?
Hubungan antara imbal hasil saham yang dual listing seperti saham PT Indosat dan PT Telkom di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York Stock Exchange (NYSE) dapat diamati melalui koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus : pjj = a^ I (cjj x aj).
Imbal hasil saham atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain di luar pasar. Hubungan antara imbal hasil sekuritas dengan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML). Koefisien beta (P) dapat dihitung dengan persamaan : (3j = <7j pjm / om = °~im / O m.
Sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika, maka perdagangan saham perusahaan yang dual listing sangatlah rentan terhadap kemungkinan transaksi arbitrase. Kemungkinan terjadinya transaksi arbitrase atas saham-saham yang dual listing tersebut, dapat diamati dengan menggunakan International Fisher Effect, yaitu : (l+rH)/(l+rF) =e,/e0.
Selain ditentukan oleh risiko pasar, imbal hasil saham juga ditentukan oleh faktor-faktor di luar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Melalui model dengan 3 faktor, yaitu Faktor T-Bills, Faktor Certificate of Deposit dan Faktor Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, diamati signifikansinya dalam menentukan imbal hasil suatu sekuritas. Model APT dengan 3 faktor dirumuskan sebagai berikut: E(r) = a + Pi-Bills F(T-Bills) + PuS-CD F(US-CD) + PRp-sF(Rp-S)-
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari PT Indosat, PT Telkom, Bursa Efek Jakarta, Bursa NYSE, Bank Indonesia dan Federal Reserve Amerika Serikat. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1997 sampai 2001. Data pengamatan merupakan data bulanan, yaitu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran, pertama, tidak adanya korelasi negatif antara imbal hasil saham yang listing di BEJ dan yang listing di NYSE. Kedua, dimungkinkan terjadinya keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ketiga, faktor-faktor T-Bills, Certificate of Deposit (CD) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sangat menentukan imbal hasil saham yang dual listing baik di BEJ maupun di NYSE dalam Model APT dengan 3 faktor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Laras Ardindra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan modal kerja terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang mengalami kendala keuangan dan perusahaan yang tidak mengalami kendala keuangan yang termasuk pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 64 perusahaan. Penelitian ini menggunakan Fixed Effect Model yang diolah dalam program EViews 9. Variabel yang terkait pada penelitian ini adalah earnings, net assets, interest, dividend, research and development, cash dan net working capital. Dari variabel-variabel tersebut yang memiliki pengaruh pada keseluruhan perusahaan adalah earnings, net assets, dividend, research and development, dan cash. Sementara untuk perusahaan yang mengalami kendala keuangan adalah variabel earnings dan net assets, sedangkan untuk perusahaan yang tidak memiliki kendala keuangan adalah dividend dan cash.

This study aimed to analyze the effects of changes in working capital to the company's value to companies experiencing financial constraints and a company that is not experiencing financial constraints are included in the Consumer Goods Industry and Trade, Service and Investment which is listed on the Indonesia Stock Exchange period 2011 - 2015. The sample used in this study is 64 company. This study uses a Fixed Effect Model that is processed in EViews program 9. The variables associated in this study is the earnings, net assets, interest, dividend, research and development, cash and net working capital. Of the variables that have an influence on the whole enterprise is the earnings, net assets, dividend, research and development, and cash. As for companies experiencing financial constraints are variable earnings and net assets, while for companies that do not have financial constraints is the dividend and cash."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oksi Pancaseana
"Hubungan risiko dan imbal basil di Bursa Saham dapat dijelaskan antara lain melalui teori CAPM (Capital Asset Pricing Model). Teori CAPM mengemukakan mengenai pengukuran risiko dan imbal hasil yang relevan, serta bagaimana hubungan antara keduanya apabila pasar modal dalam keadaan seimbang. Hal tersebut telah dijelaskan pula dengan teori portfolio yang dikemukakan oleh Markowitz (1952) yang menyebutkan bahwa investor akan mendapatkan imbal basil terbaik dengan risiko yang diharapkan jika is melakukan diversifikasi dalam memilih portfolio yang optimal.
Bukti empiris mengenai CAPM, telah dijelaskan melalui penelitian Fama dan Macbeth (1973) yang diantaranya mengemukakan hipotesa bahwa hubungan antara risiko dengan imbal basil bersifat linear, tidak ada efek sistematik dari risiko non-beta, terdapat positif expected return-risk tradeoff, dan koefisien titik potong atau intercept dalam regresi market model, sama atau lebih tinggi dibanding risk free rate.
Penelitian ini membahas mengenai: (1) Karakteristik beta saham dan portfolio di Bursa Efek Jakarta, (2) Identifkasi model spesifikasi jurnal empiris CAPM versi Fama Macbeth (1973) dengan melihat hubungan sensitifitas antara imbal hasil saham dengan indeks pasar di BEJ, (3) Perbedaan ciri khas antara portfolio saham aktif dan saham tidak aktif menurut top frekuensi transaksi, (4) Teknik estimasi regresi dua langkah, dan (5) Penentuan ekuilibrium antara risiko dan imbal hasil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 80 (delapan puluh) sampel emiten di BEJ yang terdiri dari 40 saham teraktif dan 40 saham tidak aktif selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2002. Sampel dipilih berdasarkan metode purposive quota sampling dan menggunakan metode analisa regresi cross section dan time series.
Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Risiko saham yang diukur dengan menggunakan proksi beta saham berpengaruh pada tingkat imbal hasil, (2) Balk pada portfolio saham aktif maupun tidak aktif terdapat hubungan linear antara risiko dan imbal hasil, (3) Pada portfolio saham aktif, tidak ada efek sistematik lain yang signifikan selain risiko beta, begitu pula pada portfolio saham tidak aktif, (4) Positif premium risiko tidak ditemui balk pada portfolio saham aktif maupun saham tidak aktif, dan (5) Portfolio saham dengan nilai beta sama dengan nol mcmpunyai imbal hasil yang lebih rendah daripada imbal hasil aset tanpa risiko SBI untuk portfolio saham aktif dan tidak aktif.
Temuan ini menunjukkan bahwa risiko dan imbal basil bersifat linear dengan tidak adanya pengaruh risiko. sistematik lain dan premium risiko yang positif, investasi pada tahap ini mmbutuhkan suatu periode- jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan yang meningkat stabil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori CAPM berlaku untuk investor dengan tujuan rentang waktu jangka panjang. Temuan ini sejalan dengan teori CAPM versi Fama dan MacBeth (1973) bahwa risiko clan imbal basil bersifat linear, tidak ada efek sistematik lain selain beta. Keliadaan efek sistematik lain itu jugs sejalan dengan teori portfolio Markowitz (1952) bahwa efek sistematik akan diperkecil jika saham disatukan dalam portfolio. Namun, temuan mengenai postif premium risiko dan zero beta portfolio tidak sejalan dengan teori CAPM, mungkin dikarenakan perbedaan keadaan antara pasar modal di BEJ dengan di NYSE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>