Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Wijayanti
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko makanan dan minuman jajanan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Sukabumi tahun 2012. Data sekunder yang digunakan bersumber dari data BBTKL-PP Jakarta. Dari hasil uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan yang bermakna antara cuci tangan dan kebersihan pribadi dengan hasil uji bakteriologis E. coli serta cuci tangan dengan hasil uji bakteriologis Bacillus cereus (p<0,05). Akhirnya disarankan bahwa masih perlu dilakukan penyuluhan pentingnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) bagi komunitas sekolah (guru, murid dan pedagang jajanan di sekolah), pemberdayaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan penyediaan fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah, terutama tempat cuci tangan dan alat makan.

The research is aimed to know risk factor snacks food and drinks on children elementary school in Sukabumi Distric year 2012. The data was used from BBTKL – PP Jakarta. The resulted from statistical test founded relationship meaningfully between hand wash and personal hygiene with bacteriologis E. Coli test result and hand wash with bacteriologis Bacillus cereus (p<0,05) test result. Finally, that sugested need to do counseling of Clean and Healthy Living Behavior, and Washing Hand Wearing Soap for school comunity ( teacher, children, and school food traders), School Healthy Unit Empowerment, and provision of sanitation fasility in schools, especially washbowl and cutlery."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Hariono
"ABSTRACT
Uji analisa pewarna buatan, pemanis buatan, boraks dan formalin dalam Makanan dan minuman jajanan. Desain penelitian obsevasional dan hasil penyajian deskriptif, Dari populasi 702 SDN di Kabupaten Bekasi diundi 10 SDN, sebanyak 93 sampel akan diuji 100 parameter. Hasil: 5 minuman 40% mengandung rhodamin B, 12 makanan 8,3% mengandung Methanil Yellow, 10 minuman 20% mengandung pemanis buatan, 17 makanan 15,9% mengandung boraks dan 38 makanan 2,6% mengandung formalin. Dapat disimpulkan masih ditemukannya penggunaan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut mudah didapat dan murah dibandingkan BTM yang aman. Disarankan siswa membawa bekal, selektif jajan, Dinkes meningkatkan pengawasan, edukasi pedagang jajanan.

ABSTRACT
Test analysis of artificial coloring, artificial sweeteners, borax and formaldehyde in the food and beverage snacks. Observational study design and descriptive presentation of the results, of a population of 702 elementary schools in Bekasi drawn 10 primary schools, 93 out of 100 samples will be tested parameters. Results: 40% 5 drinks containing rhodamine B, 12 Methanil food containing 8.3% Yellow, 20% 10 drinks contain artificial sweeteners, 17 food containing borax and 15.9% 2.6% 38 foods containing formalin. It can be concluded is the discovery of the use of hazardous chemicals. Hazardous chemicals are readily available and inexpensive compared BTM safe. It is recommended students bring lunch, snack selective, PHO increased surveillance, education hawker traders."
2014
S56601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Hariono
"Uji analisa pewarna buatan, pemanis buatan, boraks dan formalin dalam Makanan dan minuman jajanan. Desain penelitian obsevasional dan hasil penyajian deskriptif, Dari populasi 702 SDN di Kabupaten Bekasi diundi 10 SDN, sebanyak 93 sampel akan diuji 100 parameter. Hasil: 5 minuman 40% mengandung rhodamin B, 12  makanan 8,3% mengandung  Methanil Yellow, 10 minuman 20% mengandung pemanis buatan, 17 makanan 15,9% mengandung boraks dan 38 makanan 2,6% mengandung formalin. Dapat disimpulkan masih ditemukannya penggunaan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut mudah didapat dan murah dibandingkan BTM yang aman. Disarankan  siswa membawa bekal, selektif jajan, Dinkes meningkatkan pengawasan, edukasi pedagang jajanan.

Test analysis of artificial coloring, artificial sweeteners, borax and formaldehyde in the food and beverage snacks. Observational study design and descriptive presentation of the results, of a population of 702 elementary schools in Bekasi drawn 10 primary schools, 93 out of 100 samples will be tested parameters. Results: 40% 5 drinks containing rhodamine B, 12 Methanil food containing 8.3% Yellow, 20% 10 drinks contain artificial sweeteners, 17 food containing borax and 15.9% 2.6% 38 foods containing formalin. It can be concluded is the discovery of the use of hazardous chemicals. Hazardous chemicals are readily available and inexpensive compared BTM safe. It is recommended students bring lunch, snack selective, PHO increased surveillance, education hawker traders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safriana
"Penelitian ini membahas tentang perilaku memilih jajanan siswa Sekolah Dasar (SD). Kebiasaan jajan sangat digemari anak pada usia sekolah. Hasil survey yang dilakukan di Bogor pada tahun 2004 menyatakan 36% kebutuhan energi anak sekolah diperoleh dari pangan jajanan yang dikonsumsinya. Panganan jajanan yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini untuk menganalisis perilaku memilih jajanan serta faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang paling besar mempengaruhi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan design studi cross sectional dimana variabel independen dan dependen di teliti secara bersamaan. Variabel dalam penelitian ini antara lain: karakteristik responden (umur, jenis kelamin, kelas), karakteristik orang tua (pendidikan dan pekerjaan), pengetahuan (responden dan orang tua), sikap siswa dalam memilih makanan, dukungan orang tua, jumlah uang saku, pengaruh media, pengaruh teman sebaya dan perilaku memilih jajanan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara variabel jenis kelamin dimana siswa yang berjenis kelamin perempuan memiliki perilaku memilih jajanan yang lebih baik dibandingkan siswa laki-laki. Sikap siswa dalam memilih makanan, pengaruh media, pengetahuan orang tua dan dukungan mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku memilih jajanan. Sedangkan variabel pengetahuan orang tua merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap perilaku siswa dalam memilih jajanan.

This research discusses about the behavior of elementary school students (SD) to choose snacks. Buying a hawker food is a favorite habit in elementary school students. Survey conducted in Bogor in 2004 claimed that 36% of energy needs of school students come from the hawker food they consumed. Means, the hawker food they consumed are very much influent on the students? growth and maturity.
Under these conditions, the purposes of this study are to analyze the behavior of choosing hawker food and related faktors to the behavior in choosing hawker food also the most influence faktors in choosing hawker food. This is a descriptive analytical study that use cross sectional study design in which the independent variabel and dependent are studied simultaneously. The variabels in this study are: the characteristics of the respondents (age, gender, and class), parental characteristics (education and employment), knowledge (respondents and their parents), the manner of students in choosing their food, parental support, the amount of pocket money, influence of media, peer influence, and the behaviors in choosing hawker food.
The results showed the significant relationship between the variabels of gender, the attitude of choosing the food, media influence, parental knowledge and support of parents with students' behavior in choosing hawker food at SDN Garot Kec.Darul Imarah Kab. Aceh Besar. The results of study showed the significant relationship in the variabels of gender, where female students have better behavior than male students in choosing hawker food. Favorable attitudes in choosing food, Media influence and Parental knowledge and support showed a significant correlation with students' behavior in choosing a hawker food. Parental knowledge variabel is the most influence variabel on the student?s behavior in choosing a hawker food.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Purnama Sari
"Data Program Diare 5 tahun terakhir, angka kejadian diare di Kabupaten Bogor masuk dalam kategori tinggi yang dapat menyebabkan KLB. Kejadian KLB di tahun 2009 Kecamatan Cisarua masuk ke dalam 4 wilayah yang terkena KLB dengan jumlah kasus sebanyak 206 kasus. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cisarua yang berada di wilayah Kabupaten Bogor, menggunakan desain penelitian cross sectional. Responden yang diwawancarai, observasi dan pengambilan sampel air bersih sebanyak 80 responden.
Hasil uji statistik diketahui bahwa dari delapan variabel yang diteliti terdapat dua variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian diare yaitu higiene sanitasi makanan (nilai p=0,030) dengan Odds Ratio 0,274 pada 95% interval kepercayaan 0,086-0,874. Diikuti dengan kualitas bakteriologis air bersih (nilai p=0,008) dengan Odds Ratio 0,086 pada 95% interval kepercayaan 0,010-0,728.

Diarrhoea program 5 years latest, diarrhoea incident in Bogor county goes into high category which can cause outbreaks. Outbreaks that happened at 2009 in sub-district Cisarua comes to 4 district affected by the outbreaks with 206 cases. This research was held in Puskesmas Cisarua which to be in Bogor couty and use cross sectional study. 80 respondent was interviewed and withdrawal water removal.
The statistical result from the eight variable known that there are two variables studied variables showed a significant association with the incidence of diarrhoea is food sanitation hygiene (p = 0.030) with odds ratio 0.274 at 95% confidence interval 0.086 to 0.874. Followed by bacteriological quality of water (p = 0.008) odds ratio 0.086 at 95% confidence interval 0,010-0,728.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Makanan jajanan merupakan salah satu hasil produk dari tempat pengolahan makanan dan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah serta umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Selain mempunyai peran yang menguntungkan makanan jajanan mempunyai risiko untuk menimbulkan masalah kesehatan seperti kejadian keracunan makanan di sekolah. Beberapa faktor yang dapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui makanan adalah perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, adanya media dan resipien. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi higiene sanitasi makanan jajanan serta faktor yang mempengaruhinya di kabupaten Tangerang tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan
jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variabel yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan Iimbah, tempat pembuangan sampah dan lokasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.CoIi.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan Iebih dari separuh (62,9%) tidak baik, Sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syaraf (53,5%). Bggitu pula untuk peralatan yang digunakan lebih dari
separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat.
Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu : pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= (1,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis multivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,2S. Dari hasil akhir analisis multivariat tersebut diketahui bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : CI) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut : Logit (kontaminasi makanan) = 0,297 + 1,158*perilaku = 0,81
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam Iangkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekolah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya Iainnya adanya Iomba kantin seknlah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekolah serta membuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam satu tempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient.
The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang.
Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coli contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is selling has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state. Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional,
75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances.
From the bivariate analysis, there four variables are found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p = 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From
the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination (p = 0.011) with OR 3.2 (95% C.I) with its mathematical formulation is:
Logit (food contamination) = 0.297 + 1.158*behavior = 0.81
Suggestion on academic issues is suppose to improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling. Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variable yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan limbah, tempat pembuangan sampah dan 1okasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.Coli.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan lebih dari separuh (62,9%) tidak baik, sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syarat (53,5%). Begitu pula untuk peraIatan yang digunakan lebih dari separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat. Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= 0,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis muItivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,25. Dari basil akhir analisis multivariat tersebut diketalmi bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terrjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : Cl) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut Logit (kontantinasi makanan) = 0,297 ± 1,158*perilaku 0,81.
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam langkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang rnakanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekoIah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya lainnya adanya lomba kantin sekolah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekoiah serta mernbuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam setempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient. The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang. Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coil contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is se/lintl, has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state_ Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional, 75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances. From the bivariate analysis_ there four variables ale found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p — 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination ( p = 0.011) with OR 3.2(95% C.1) with its mathematical formulation is:
Logit (rood con(amination) 0.297 + /.158*behavior = 0.81 Suggestion on academic issues is suppose Lo improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling.
Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Putri Ramadhani
"Selama tahun 2004, berdasarkan laporan Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan sebanyak 153 kejadian di 25 propinsi. Kasus keracunan pangan yang dilaporkan berjumlah 7347 kasus termasuk 45 orang meninggal dunia. Ditinjau dari sumber pangannya, yang menyebabkan keracunan pangan adalah makanan yang berasal dari masakan rumah tangga 72 kejadian keracunan (47.1%), industri jasa boga sebanyak 34 kali kejadian keracunan (22.2%), makanan olahan 23 kali kejadian keracunan (15.0%), makanan jajanan 22 kali kejadian keracunan (14.4%) dan 2 kali kejadian keracunan (1.3%) tidak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis besar risiko kesehatan pajanan boraks dalam jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak kelas enam sekolah dasar di Kota Depok. Desain studi penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Hasil penelitian didapatkan intake terbesar terdapat pada konsumsi lontong hampir di semua kecamatan di Kota Depok.

During 2004, according to a report BPOM in Indonesia has been extraordinary occurance (KLB) food poisioningsmany as 153 events in 25 provinces. Cases of food poisoning were reported totaling 7347 cases including 45 deaths. Judging from its food source, which causes food poisoning is a food derived from food poisoning incidents 72 households (47.1%), industrial catering as much as 34 times the incidence of poisoning (22.2%), processed food 23 times the incidence of poisoning (15.0%), food snacks 22 times the incidence of poisoning (14.4%) and 2 times the incidence of poisoning (1.3%) not reported. This study aims to analyze the health risks of exposure to borax in snack consumed by children in sixth grade elementary school in the city of Depok. The design of this research study using the method of analysis of environmental health risks (ARKL). The result obtained are the largest intake on the consumption of rice cake in almost all district in the city of Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Fauzia
"Peningkatan konsumsi minuman bersoda secara terus menerus di kalangan remaja menimbulkan masalah kesehatan dan gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda pada siswa SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan terhadap 124 siswa secara acak sistematis pada bulan April 2012. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 40,3% siswa mengonsumsi minuman bersoda dengan frekuensi tinggi. Jenis kelamin, uang saku, preferensi, pengetahuan gizi, sikap, teman sebaya dan media massa memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda. Pihak sekolah memberikan edukasi gizi mengenai makanan dan minuman sehat yang sebaiknya dikonsumsi.

The increasing frequency of frequent carbonated soft drink consumption in adolescents contributes into the emerging problems related health and nutrition This research was conducted to examine the relations between individual and environmental factors to carbonated soft drink consumption behaviour of PB Soedirman Islamic School students in year 2012. The method used in this study was cross sectional design with 124 respondent by systematic random sampling on April, 2012. Analysis used in unvarit and bivariat.
The result showed that 40,3% students consume carbonated soft drink in high frequency. Sex, pocket money, preference, nutrition knowledge, attitude, peer group and mass media have significant association to consumption soft drink. The school committee is suggested to ban soft drink selling in school cafeteria and provide adequate education about healthy food and beverages to consume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>