Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gladys Brigita
"Antidesma neurocarpum Miq. merupakan bagian dari suku Euphorbiaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional di Indonesia. Salah satu manfaat Antidesma neurocarpum Miq. diantaranya sebagai antioksidan. Dalam penelitian sebelumnya ekstrak metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. memiliki potensi antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 2,18 μg/mL. Berdasarkan penelusuran literatur masih sedikit informasi dan penelitian mengenai Antidesma neurocarpum Miq. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan fraksinasi, uji aktivitas antioksidan, dan identifikasi golongan senyawa dari subfraksi teraktif. Fraksinasi ekstrak metanol dilakukan dengan teknik kromatografi kolom dipercepat. Penelitian menunjukkan bahwa subfraksi M.6.2.3 memberikan peredaman warna DPPH yang paling besar. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui subfraksi metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. mengandung golongan senyawa antrakuinon, flavonoid, glikosida, dan tanin. Subfraksi yang diperoleh tersebut diuji aktivitas antioksidan menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrasil (DPPH). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa subfraksi M.6.2.3 memiliki aktivitas antiokasidan dengan IC50 sebesar 1,6684 µg/mL. Standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuersetin, yaitu dengan IC50 1,2081 µg/mL.

Antidesma neurocarpum Miq. belongs to Euphorbiaceae family which from widely used as a traditional medicine in Indonesia. One of benefits from Antidesma neurocarpum Miq. can also be used as an antioxidant. In the previous research, the methanol extract of leaves of Antidesma neurocarpum Miq. has strong potential of antioxidant with IC50 value 2,18 μg/mL. However, the search of the literature was still a little information about Antidesma neurocarpum Miq, especially information about antioxidant activity. This research was intended to isolate, identify groups compounds, and measure antioxidant activity from the most active subfraction. The methanol extract was isolated by vacuum column chromatography. Research showed that subfraction M.6.2.3 was better scavenging of DPPH colour than others subfraction. Phytochemical screening showed that methanol extract of Antidesma neurocarpum Miq. leaves contain anthraquinones, flavonoids, glycosides, tannins. The isolate was tested antioxidant activity using the 1,1-diphenyl-2-picryrilhydrazyl (DPPH). The result showed that subfraction M.6.2.3 have antioxidant activity with IC50 value 1,6684 mg/mL The standard used was quercetin that had IC50 1,2081 µg/mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Fajar Utami
"Tanaman kayu tuah (Antidesma celebicum Miq.) merupakan anggota suku Euphorbiaceae, memiliki daun yang secara tradisional digunakan sebagai obat antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan elusidasi struktur senyawa aktif penghambat aktivitas α-glukosidase dari ekstrak etanol daun kayu tuah (Antidesma celebicum Miq.). Isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel 60. Penentuan struktur senyawa kimia dilakukan dengan menganalisis data spektroskopi IR, MS, NMR dan diperoleh senyawa asam galat; 3,4,5 trihidroksi-1-metoksibenzena; dioktil ftalat; dan asam dekanoat. Pengujian aktivitas senyawa terhadap aktivitas penghambatan α-glukosidase secara in vitro menunjukkan nilai IC50 masing-masing 0,057; 0,077; 0,206; 0,182 mM dengan menginhibisi α-glukosidase secara kompetitif campuran.

Antidesma celebicum Miq. belongs to Euphorbiaceae family has been used as antidiabetic traditional medicine. The aim of the research was to isolate and elucidate the α-glucosidase inhibitory compound from ethanol extract of Antidesma celebicum leaves. The isolation have been done using column chromatography silica gel 60 and the structure was determinated base on spectral data of IR, MS, NMR. The result showed that the isolation obtained gallic acid; 3,4,5 trihydroxy-1-methoxybenzene; dioctyl phthalate; and decanoic acid as α-glucosidase inhibitor with IC50 value of 0.057; 0.077; 0.206; 0.182 mM and the type of inhibition is mixed competitive."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T41687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
"Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin.

Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rieka Widihasputri
"Diabetes melitus merupakan penyakit dengan tingkat prevelensi cukup tinggi. Penyakit ini berupa gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Diabetes melitus dapat diobati dengan inhibitor -glukosidase. Penelitian terdahulu dilaporkan bahwa ekstrak metanol daun Antidesma neurocarpum Miq.memiliki memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap -glukosidase (IC50=2,18 μg/m). Peneltian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak dan fraksi teraktif pada penghambatan aktivitas -glukosidase serta mengetahui golongan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi teraktif tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Uji penghambatan aktivitas -glukosidase dilakukan dengan microplate reader (=405 nm). Sebagai standar, digunakan akarbosa (IC50=38,37 μg/mL). Ekstrak metanol memiliki aktivitas penghambatan -glukosidase paling kuat dengan persen inhibisi paling tinggi (89,53%). Ekstrak metanol tersebut diidentifikasi golongan senyawa kimianya dan difraksinasi dengan kromatografi kolom dipercepat. Fraksinasi menghasilkan 15 fraksi gabungan. Fraksi gabungan yang lebih dari 200 mg diuji aktivitas penghambatannya terhadap -glukosidase. Fraksi gabungan ke-8 adalah fraksi gabungan teraktif (IC50=40,77) dengan mekanisme penghambatan secara kompetitif terhadap -glukosidase. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak metanol dan fraksi gabungan daun Antidesma neurocarpum Miq. adalah flavonoid, tanin, glikosida, fenol dan alkaloid.

Diabetes mellitus has high frequency levels. Symphyton of metabolism disfunction showed by hyperglikemia and abnormallity of carbohydrates, fats, and proteins metabolism. It’s known can be cured with -glycosidase inhibitor. Previous experiment reported that methanol extract from leaves of Antidesma neurocarpum Miq. has a strong inhibitory activity of -glukosidase (IC50 of 2,18 μg/mL). This experiment is done to know about the most active extract and fraction of inhibitory activity of -glycosidase and also the chemical compounds from those most active extract and fraction. Extraction is done by using multilevel maceration (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Inhibitory activity of - glycosidase tested with microplate reader (=405 nm). As standard, used akarbosa (IC50 of 38.37 μg/mL). Methanol extract has the strongest inhibitory activity of - glycosidase with the highest inhibitor percentage (89,53%). It’s identified the chemical compounds and fracinationed by accelerated column chromatography. Fractination produced 15 combined fractions. Combined fractions which more than 200 mg tested to know their inhibitory activity of -glukosidase. Result showed that the most active fraction is the 8th (IC50=40,77 μg/mL) with a competitive inhibitor mechanism to -glycosidase. Chemical compounds that is found in the methanol extract and 8th fraction of Antidesma neurocarpum Miq. leaves are flavonoids, tannins, glycosides, fenol and alkaloids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Ratnawati Aditya
"Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Inhibitor α-glukosidase merupakan suatu agen terapi untuk pengobatan gangguan metabolisme karbohidrat khususnya diabetes, memiliki efek samping gangguan gastrointestinal. Oleh karena itu, masih perlu dikembangkan obat dari bahan alam yang mempunyai efek samping relatif lebih kecil dari obat-obat konvensional dan harganya relatif lebih murah. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas penghambatan α-glukosidase terhadap fraksi teraktif hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% daun Kayu Tuah dan mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada fraksi teraktif. Ekstrak etanol 80% difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat, dan metanol. Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas inhibisi tertinggi dengan IC50 61,97 μg/mL dan menginhibisi α-glukosidase secara kompetitif. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia menunjukkan fraksi teraktif mengandung flavonoid, tanin, glikosida, dan saponin.

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia and abnormalities in metabolism of carbohydrates, fats, and proteins. α-glucosidase inhibitors is a therapeutic agent for the treatment of carbohydrate metabolism disorders especially diabetes, have impaired gastrointestinal side effects. Therefore, needs to develope drugs from natural materials which have relatively less side effects than conventional drugs and the price is relatively cheaper. This study aims to find out the α-glucosidase inhibitory activity against the most active fraction from fractionation 80% ethanol extract of Kayu Tuah leaves and its chemical compounds. 80% ethanol extract was fractionated with n-hexane, ethyl acetate, and methanol. The results showed that the ethyl acetate fraction had the highest inhibitory activity with IC50 61,97 μg/mL and inhibited α-glucosidase competitively. Identification of chemical compounds showed that the most active fraction containing flavonoids, tannins, glicosides, and saponins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofiantini
"Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) meningkat secara signifikan di seluruh belahan dunia. Penghambat α-glukosidase diketahui berperan sebagai agen terapeutik untuk pengobatan diabetes, khususnya DM tipe 2. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa terdapat berbagai tanaman yang memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas α-glukosidase, salah satunya adalah daun garu (Antidesma montanum Blume). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi yang memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi dari ekstrak etanol daun garu dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Serbuk simplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapan produk p-nitrofenol yang dihasilkan dari reaksi antara α-glukosidase dan substrat p-nitrofenil- α-D-glukopiranosida menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase terbaik dengan IC50 138,38 ppm. Hasil uji kinetika enzim menunjukkan fraksi etil asetat menginhibisi α-glukosidase secara kompetitif. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mengandung glikosida, tanin, dan terpen.

Prevalence of diabetes mellitus (DM) increased significantly in all parts of the world. α-Glucosidase inhibitors have known to be therapeutic agent for diabetes treatment, especially type 2 DM. Based on previous studies in mind that there are various plants that have the effect of inhibiting the activity of α-glucosidase, one of which is garu leaves (Antidesma montanum Blume). This research purposed to get the fraction which had the highest α-glucosidase inhibiting activity from ethanol extract of garu leaves and identify the chemical compounds from the most active fraction. Simplisia powder was extracted by maseration using 80% ethanol then fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Inhibitory activity test was performed by measuring absorbance of p-nitrophenol, which produced by reaction between α-glucosidase and p-nitrophenyl-α-D-glucopyranoside, using microplate reader at 405 nm. The result showed that ethyl acetate fraction have the best α-glucosidase inhibitory activity with IC50 values 138.38 ppm. The test of enzyme kinetics showed that ethyl acetate fraction inhibited competitively. The phytochemical screening showed that ethyl acetate fraction of garu leaves contained glycosides, tannins, and terpenes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumala Putri
"Telah diketahui bahwa Garcinia memiliki aktivitas antioksidan, pada penelitian sebelumnya ekstrak n-heksana kulit batang Garcinia bancana Miq. diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 17,78 g/mL. Pada penelitian ini, untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bagian lain dari Garcinia bancana Miq. dilakukan. Fraksinasi dari ekstrak n-heksana daun Garcinia bancana Miq. dan didapatkan sebanyak 10 fraksi, dimana fraksi-fraksi tersebut diuji sevara in vitro menggunakan alat spektrofotometer UV Vis dengan menggunakan dua metode dengan menggunakan radikal bebas DPPH 1,1-Diphenil-2-picrilhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power untuk mendapatkan fraksi teraktif. Dari fraksi teraktif didapatkan nilai IC50 sebesar 36,24 g/mL dengan metode DPPH dan nilai EC50 sebesar 39,54 g/mL dengan metode FRAP. Fraksi teraktif kemudian diidentifikasi dan didapatkan bahwa fraksi teraktif memiliki kandungan terpenoid.

This study aimed to determine whether garcinia have been known to have antioxidant activity. A previous study of the n hexane of Garcinia bancana Miq. bark showed to have antioxidant activity with an IC50 value of 17.78 g mL. In this study, to know antioxidant activity from other part of G. bancana, fractionation was done. From the fractionation of the n hexane extract of G. bancana Miq. leaves were obtained 10 fractions, in which the fractions were tested in vitro using UV Vis spectrophotometer by two methods using free radical namely, DPPH 1,1 Diphenyl 2 picrilhydrazyl and the FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power to obtain the most active fraction. From the most active fraction, it was obtained an IC50 value of 36.24 g mL with the DPPH method and EC50 value of 39.54 g mL with the FRAP method. The most active fraction was then identified and was found that it had contaied terpenoid content."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gine Intan Pratidinaningsih
"Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan terbesar
di dunia. Keanekaragaman tumbuhan dan senyawa kimia yang ada di dalamnya perlu
diidentifikasi untuk penggunaan yang tepat. Penelitian senyawa kimia pada tumbuhan
dilakukan dengan pendekatan kemotaksonomi dan sudah dimulai pada awal abad kedua.
Salah satu tumbuhan yang menarik untuk diteliti adalah dari genus Artabotrys, dimana
di Indonesia terdapat 20 jenis Artabotrys. Artabotrys telah diketahui mengandung
senyawa metabolit sekunder dan pernah digunakan sebagai pengobatan tradisional
untuk beberapa penyakit, kemudian dilaporkan pula adanya aktivitas sebagai
antibakteri. Maka, saat ini, potensi antioksidan menjadi salah satu potensi yang ingin
digali, khususnya pada spesies Artabotrys blumei Hook.f. & Thomson mengingat belum
banyaknya penelitian yang dilakukan pada spesies tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan kulit batang A. blumei pada tingkat fraksi
dimana ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut heksana, etil
asetat dan metanol. Fraksinasi dilakukan pada ekstrak metanol dengan menggunakan
kromatografi kolom, dan didapatkan 9 fraksi gabungan. Uji aktivitas antioksidan
dilakukan dengan menggunakan metode DPPH pada panjang gelombang 517 nm. Hasil
menunjukkan bahwa 9 fraksi gabungan memiliki aktivitas antioksidan dengan fraksi F
sebagai fraksi teraktif yang memiliki nilai IC50 17,0044 μg/mL dan bobot fraksi
2,3128 g. Dilakukan juga penapisan fitokimia dan didapatkan hasil bahwa fraksi F
mengandung senyawa flavonoid dan fenol. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
fraksi ekstrak metanol kulit batang A. blumei memiliki potensi yang cukup baik sebagai
antioksidan sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut menuju tingkat isolasi dan
pemurnian untuk memperoleh senyawa tunggal yang berkhasiat sebagai antioksidan.

Indonesia is one of the countries with the largest variety of plants in the world. Plant
diversity and chemical composition in need to be required for proper use. Research into
the chemical composition of plants is carried out by chemotaxonomy and has begun in
the early second century. One of the interesting plants to be distributed is from the
genus Artabotrys, where in Indonesia there are 20 types of Artabotrys. Artabotrys has
been known to contain secondary metabolites and has been used as a traditional
treatment for several diseases, and then published as an antibacterial activity. So, at this
time, the potential for antioxidants is one of the potential to be explored, specifically in
the species Artabotrys blumei Hook.f. & Thomson given the amount of research done
on that species. This study discusses the antioxidant of A. blumei stem bark at the
fraction level where the extract is made by maceration method using hexane, ethyl
acetate and methanol. Fractionation was carried out on methanol extract using column
chromatography, and 9 combined fractions were obtained. The antioxidant activity test
was carried out using the DPPH method at a wavelength of 517 nm. The results showed
that 9 fractions contained antioxidant activity with F fraction as the most active fraction
which had an IC50 value of 17.0044 μg/mL and a weight of fraction of 2.3128 g.
Phytochemical screening can also be obtained and the fraction F results contain
flavonoid and phenol compositions. From this study, it can be concluded that the
A. blumei stem bark extract of methanol has good potential as an antioxidant so that it
can be further developed to reach a level of isolation and purification to obtain a single
composition that is efficacious as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Bendra
"Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghilangkan dan menahan pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga sangat reaktif untuk mendapatkan pasangan elektron dengan mengikat sel-sel tubuh. Apabila hal tersebut terjadi secara terus menerus, ini dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dua macam, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik dikhawatirkan dapat memberi efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik. Kekhawatiran akan adanya kemungkinan efek samping dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif. Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami. Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak daun cincau perdu (Premna oblongata Miq.). Pengujian dilakukan dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Daun Premna oblongata Miq. diekstraksi dengan n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 20.01 μg/ml. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 6 fraksi gabungan. Hasil penggabungan fraksi masing-masing diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi 5 sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 23.51 μg/ml. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, glikon, saponin, dan tanin.

Antioxidants are compounds which can remove and resist free radical formation in the body. Free radical are unstable molecules which is caused by its unpaired free electron in the outer electron orbital which make it reactively bind body cells to gain the electron pair. if this continuously happens, the cells will be damaged and can cause death cells. For its sources, antioxidants are categorized as natural and synthetic antioxidants. Synthetic antioxidants?s carcinogenicity is faired to give harmful side effects to human healthy, which causes natural antioxidants become chosen alternative as antioxidant sources. Indonesia has many kinds of plants which can be used as antioxidant sources. This study is focused on antioxidant activity of Cincau Perdu leaves extract (Premna oblongata Miq.) by 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Premna oblongata Miq. leaves is extracted using n-hexane, ethyl acetate and methanol. The IC50 value of ethanol extract as the most active fraction was 20.01 μg/mL. The extract which had the highest antioxidant activity were fractinated by accelerated column chromatography and were earned 6 combination factions. The antioxidant activity of combination fractions were tested by DPPH assay and known having 5 active fractions whose the lowest IC50 value was 23.51 μg/mL. The compounds of the active fractions were flavonoid, glikon, saponin and tanin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Ridho Rizki Yuda
"Marga Calophyllum telah diteliti memiliki khasiat sebagai antioksidan diantaranya Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, dan C. symingtonianum, namun Calophyllum lanigerum Miq. belum ada penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi teraktif Calophyllum lanigerum Miq. serta mengidentifikasi golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak dan fraksi tersebut. Uji antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil uji antioksidan menunjukkan ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 3,02 μg/mL. Ekstrak etanol mengandung golongan senyawa terpenoid, saponin, fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida. Ekstrak etanol Calophyllum lanigerum Miq. dipartisi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat yaitu dimulai dengan n-heksan, etil asetat, butanol, dan metanol. Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 2,89 μg/mL. Pemisahan fraksi etil asetat dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan didapat 6 subfraksi berdasarkan kesamaan profil KLT. Hasil uji antioksidan menunjukkan subfraksi E5 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 3,11 μg/mL. Subfraksi E5 mengandung golongan senyawa fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida.

Calophyllum genus had been studied that they had good antioxidant properties such as Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, and C. symingtonianum, but Calophyllum lanigerum Miq. had not been studied. The purposes of this research are to determine the antioxidant activity from the extract and fractions of C. lanigerum Miq., and to identify what phytochemical compounds contained in the extract and the most active fraction. The antioxidant activity test of C. lanigerum Miq. used DPPH method. The result showed that the antioxidant activity of ethanolic extract had the IC50 value 3,02 μg/mL. Ethanolic extracts contained terpenoids, saponins, phenols, tannins, flavonoids, and glycosides. Ethanolic extracts of C. lanigerum Miq. was then partitioned using these following solvents, based on the increasing of solvent polarity, n-hexane, ethyl acetate, buthanol, and methanol. The result showed that the ethyl acetate fraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 2,89 μg/mL. Ethyl acetate fraction was then fractionated by using a column chromatography which obtained 6 combined-fractions based on their similarity profile on TLC plate. The test result showed that E5 subfraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 3,11 μg/mL. The E5 subfraction contained flavonoids, glycosides, tannins, and phenols."
Depok: Fakultasi Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>