Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Fatimatus Zahro
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca (SIK) pit dan fissure sealant (PFS) setelah perendaman dalam Coca Cola® dengan melakukan perendaman spesimen SIK PFS dalam akuabides (kontrol), perendaman Coca Cola®, pengaplikasian pasta CPP-ACP yang dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola® serta pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan selama 30 menit lalu dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola®. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada spesimen yang direndam dalam Coca Cola®, penurunan kekasaran permukaan yang tidak signifikan pada spesimen yang diaplikasikan pasta CPP-ACP lalu direndam dalam Coca Cola®, serta penurunan kekasaran permukaan yang signifikan pada spesimen yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan didiamkan selama 30 menit kemudian direndam dalam Coca Cola®. Pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan selama 30 menit menunjukkan perbedaan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan dengan yang langsung direndam dalam Coca Cola®.

This thesis aims to analyze the effect CPP-ACP paste to surface roughness of pit and fissure sealant (PFS) Glass Ionomer Cement (GIC) after placed in Coca Cola® drink. Speciments placed in aquabidest, placed in Coca Cola®, application of CPP-ACP paste then immediately placed in Coca Cola®, and application of CPP-ACP, waited for 30 minutes then placed in Coca Cola®. Surface roughness increased significantly after placed in Coca Cola®. No significant differences were found after application of CPP-ACP placed in Coca Cola® immediately. Surface roughness decreased significantly after application of CPP-ACP waited for 30 minutes then placed in Coca Cola®. The application of CPP-ACP pasteafter waited for 30 minutes then placed in Coca Cola® shows significant differences of PFS GIC’s surface roughness with speciments applicated by CPP-ACP paste and immediately placed in Coca Cola®."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almasulah Al-Akmaliyah
"Penelitian ini membahas pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin (SIKMR) setelah perendaman dalam Coca Cola® dengan melakukan perendaman spesimen SIKMR dalam akuabides (kontrol), dalam Coca Cola®, pengaplikasian pasta CPP-ACP yang dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola®, serta pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan 30 menit kemudian dilanjutkan perendaman dalam Coca Cola®. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada spesimen yang direndam Coca Cola®, penurunan kekasaran permukaan yang tidak signifikan pada spesimen yang diaplikasikan pasta CPP ACP kemudian direndam Coca Cola®, serta penurunan kekasaran permukaan yang signifikan pada spesimen yang diaplikasikan pasta CPP ACP dan didiamkan selama 30 menit kemudian direndam Coca Cola®. Dapat disimpulkan pengaplikasian pasta CPP ACP langsung direndam Coca Cola® maupun didiamkan 30 menit tidak menunjukkan perbedaan kekasaran permukaan yang signifikan.

This study discusses the effect of CPP-ACP paste applications on surface roughness of resin modified glass ionomer cement (RMGIC) after immersing in Coca Cola® by means of RMGIC specimens immersed in aquabidest (control), immersed in Coca Cola®, applied by CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, and applied by CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® 30 minutes later. There is a significant increase in surface roughness of the specimens immersed in Coca Cola®, no significant decrease in surface roughness of the specimens applied by CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, and a significant decrease in surface roughness of the specimen applied by CPP-ACP then immersed in Coca Cola® 30 minutes later. It can be concluded that the application of CPP ACP paste either directly immersed in Coca Cola® or not, did not show a significant difference in surface roughness."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Bianca Sari
"Skripsi ini membahas pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca (SIK) konvensional setelah perendaman Coca Cola® dengan cara merendam dalam akuabides (kontrol), Coca Cola®, serta pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan 30 menit atau langsung direndam Coca Cola®. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada kelompok rendaman Coca Cola®, penurunan kekasaran permukaan yang tidak signifikan pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP langsung direndam Coca Cola® dan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan didiamkan 30 menit sebelum direndam Coca Cola®. Kesimpulan dari penelitian ini pengaplikasian pasta CPP-ACP baik didiamkan selama 30 menit ataupun langsung direndam Coca Cola® tidak menunjukkan perbedaan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan.

This research discusses about the efficacy of application CPP-ACP paste toward surface roughness of conventional glass ionomer cement (GIC) after immersion in Coca Cola® by immersing the specimens in aquabides (control group), Coca Cola®, applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® directly or in the next 30 minutes. This research showed that the surface roughness of conventional GIC increased significantly after immersing in Coca Cola®, while after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, surface roughness of conventional GIC decreased. Furthermore, there were significant decreasing of surface roughness of conventional GIC after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® in the next 30 minutes. The conclusion is the decreasing surface roughness of conventional GIC between after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® directly and in the next 30 minutes are not significantly different."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Ayu Nadia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca saat perendaman dalam jus jeruk kemasan. Delapan belas spesimen semen ionomer kaca Fuji IX dibagi ke dalam tiga kelompok; tanpa CPP-ACP Kelompok A, dioleskan CPP-ACP selama 3 menit Kelompok B, dan dioleskan CPP-ACP selama 30 menit Kelompok C. Spesimen direndam dalam jus jeruk kemasan dan diuji kekerasannya menggunakan Vickers Hardness Tester. Data dianalisa menggunakan One-Way ANOVA.

This study aims to identify the effect of CPP ACP paste towards surface hardness of glass ionomer cement when immersed in orange juice. Eighteen specimens of Fuji IX Glass Ionomer Cement were divided into three groups without CPP ACP Group A, applied with CPP ACP for 3 minutes Group B, and applied with CPP ACP for 30 minutes Group C. Specimens were immersed in orange juice and tested for surface hardness using Vickers Hardness Tester. Data were analyzed using One Way ANOVA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Anggraeny
"Semen ionomer kaca (SIK) pit and fissure sealantsdapat mengalamipenurunan kekerasan permukaan ketika terpapar kondisi pH kritis (5.5). Hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian ion kalsium fosfat yang dapat ditemukan pada CPP-ACP. Saat ini, CPP-ACP dapat dikombinasikan dengan propolis yang bertujuan untuk meningkatkansifat antibakteri, tetapi penambahanpropolis diketahui mengurangi pelepasan ion kalsium dan fosfat dari CPP-ACP. Akan tetapi, belum diketahui efek pengaplikasian CPP-ACPyang dikombinasikan denganpropolis terhadap kekerasan permukaan SIK pit and fissuresealants.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh aplikasi CPP-ACP dengan dan tanpa kombinasi propolis terhadap kekerasan permukaan SIKpit and fissure sealantssetelah perendaman dalam asam laktat pH 5.5.
Metode:Tiga puluh spesimenSIK pit and fissure sealantsdibuat dalam bentuk silinder dengan diameter 6 mm dan tinggi 3 mm, kemudian dibiarkan dalam inkubator selama 24 jam. Spesimen diuji kekerasan permukaan awalnya, lalu spesimen dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tanpa CPP-ACP,diaplikasikan CPP-ACP, dan diaplikasikan CPP-ACP propolis. Spesimen yang diaplikasikanCPP-ACP atau CPP-ACP propolis didiamkan selama 30 menit di dalam inkubator. Masing-masing spesimen direndam dalam asam laktat pH 5.5 selama 24 jam. Setelah itu, dilakukankembali uji kekerasan permukaan akhir. Uji kekerasan permukaan dilakukan dengan menggunakan Vickers Hardness Tester dengan indenter Knoopyang dijejaskan dengan beban 50g selama 15 detik 5 kali di 5 lokasi yang berbeda pada permukaan spesimen, kemudiandiambil nilai rata-ratanya untuk merepresentasikan seluruh permukaan spesimen. Data dianalisa menggunakan One-Way ANOVAdan Post Hoc Bonferroni.
Hasil: Kekerasan awal seluruh spesimenadalah84.87±0.85 KHN dan setelah diberi perlakuan, kekerasan permukaankelompok spesimen yang tanpa CPP-ACP menjadi 37.56±0.70 KHN, spesimen diaplikasikan CPP-ACP menjadi 72.32±0.69 KHN, dan spesimen diaplikasikan CPP-ACP propolis menjadi 55.12±1.30 KHN. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kekerasan permukaan yangbermakna (p<0.05) pada kekerasan permukaan sebelum dan setelah perendaman pada setiap kelompok dan terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) pada kekerasan permukaan antar kelompok.
Kesimpulan: Pengaplikasian CPP-ACP propolis pada SIK pit and fissure sealantsmenyebabkan penurunan kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya diaplikasikan CPP-ACP.

Glass ionomer cement (GIC) pit and fissure sealants may have decreasedthesurface hardnessat critical pH (5.5)conditionand can beprevented by giving calcium phosphate ionswhich werefound in CPP-ACP.Recently, CPP-ACP can be combined with propolis which aims to improve antibacterial properties, butprevious study showed that the addition of propolis canreduce the release of calcium and phosphate ions from CPP-ACP. However, the effect of CPP-ACP propolis is not yet known on the surface hardness of GIC pit and fissure sealants.
Objectives: To comparethe effect of CPP ACP paste with and without propolis towards surface hardness of GIC pit and fissure sealants when immersed in lactic acid pH 5.5.
Methods: A total of 30 cylindrical specimens of GIC pit and fissure sealants were set in incubator for 24hours. Initial surface hardness value of each specimen was measured, then specimens weredivided into three groups; without CPP-ACP, applied with CPP-ACP, and applied with CPP-ACP propolis. Specimens applied with CPP-ACP or CPP-ACP propolis werekeptfor30minutes in the incubator. Specimens were immersed in lactic acid pH 5.5 for 24 hours and their surface hardness were re-measured. Surface hardnesswere determined using Vickers hardness Tester with Knoopindenter with 50 g weight for 15 seconds 5 timesondifferent points and the mean value were measured to represent the entire surface of specimen. Statistical analysis of the results was then performed usingOne Way ANOVA and Post Hoc BonferroniTest.
Results: Initial surface hardness of all specimens resulted in 84.87±0.85KHN.After immersion, specimens without CPP-ACP resulted in 37.56±0.70 KHN, specimensappliedwith CPP-ACPresulted in 72.32±0.69 KHN, and specimensappliedwith CPP-ACP propolisresulted in 55.12±1.30 KHN. The results showed significantdecrease in surface hardness (p<0.05) before and after immersionin each group and there were significant differences (p<0.05) on surface hardness betweengroups.
Conclusions:Application of CPP-ACP propolis towards GIC pit and fissure sealants caused greater reduction in surface hardness compared with application of CPP-ACP.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildza Hasnamudhia
"Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah karies gigi. Penggabungan antara lilin propolis, yang mempunyai sifat antibakteri, dan CPP-ACP, yang merupakan agen remineralisasi, sebagai bahan aktif di dalam medium permen karet CPP-ACP-Propolis merupakan suatu keuntungan dan inovasi baru dalam upaya pencegahan karies.
Tujuan: Menganalisis kerja dari CPP-ACP dan lilin propolis jika digabungkan dalam satu formulasi permen karet, dilihat dari kadar ion kalsium dan ion fosfat yang dilepas CPP-ACP dan penekanan massa biofilm S.mutans oleh lilin propolis, terhadap saliva subjek karies. Metode: Dilakukan simulasi pengunyahan lima konsentrasi permen karet (0%propolis, 0%CPP-ACP; 0%propolis + CPP-ACP; 2%propolis + CPP-ACP; 4%propolis + CPP-ACP; 6%propolis + CPP-ACP) secara in vitro pada 25 sampel saliva subjek karies kemudian diuji menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer untuk melihat kadar ion kalsium, Ultraviolet-Visible Spectrophotometer untuk melihat kadar ion fosfat, serta uji crystal violet untuk menganalisis penurunan massa biofilm.
Hasil: Terdapat peningkatan kadar kalsium yang signifikan pada saliva + eluen permen karet dibandingkan dengan kontrol saliva, dengan tingkat pelepasan kalsium tertinggi dari permen karet CPP-ACP + 2% propolis. Terdapat peningkatan kadar fosfat yang tidak signifikan antara kontrol saliva dan saliva+eluen permen karet. Terjadi penurunan massa biofilm S.mutans yang signifikan antara kontrol saliva dan saliva+eluen permen karet, dengan penurunan terbanyak oleh konsentrasi permen karet CPP-ACP dan CPP-ACP+6%propolis. Simpulan: Simulasi pengunyahan permen karet CPP-ACP-Propolis menghasilkan peningkatan kadar ion kalsium dan ion fosfat, serta penurunan massa biofilm S.mutans pada saliva subjek karies.

Background: The most frequent oral disease found in Indonesia is caries. The combination of propolis wax, which is an antibacterial agent, and CPP-ACP, which is a remineralization agent, as the active compounds in chewing gum is an advantage and a new innovation in caries prevention. Aim: To analyze the effect of CPP-APP and propolis wax if both are combined in a chewing gum formulation, observed from the calcium and phosphate ion level released by CPPACP and the emphasis of S.mutans biofilm mass by propolis wax, towards cariesactive subjects’ saliva.
Methods: Chewing simulation being done in vitro to 25 caries-active subjects’ saliva sample using five concentrations of chewing gums (0%propolis,0%CPP-ACP; 0%propolis+CPP-ACP; 2%propolis+CPP-ACP; 4%propolis+CPP-ACP; 6%propolis+CPP-ACP), then being tested using Atomic Absorption Spectrophotometer to analyze calcium ion level, Ultraviolet-Visible Spectrophotometer to analyze phosphate ion level, and biofilm assay using crystal violet to analyze the decline in biofilm mass.
Results: After chewing simulation, calcium ion level on saliva+gum eluent have increased significantly compared to saliva control, with the highest calcium level released by CPP-ACP +2%propolis chewing gum. There is insignificant phosphate level change between saliva control and saliva + gum eluent. There is also significant decline of S.mutans biofilm mass in the saliva + gum eluent, most decline by CPP-ACP chewing gum and CPP-ACP+6%propolis. Conclusion: CPP-ACP-Propolis chewing simulation generate the increase of calcium and phosphate ion level and the decline in S.mutans biofilm mass of caries-active subjects’ saliva"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesica Uli Giovani
"Semen Ionomer Kaca (SIK) konvensional dapat mengalami penurunan kekerasan permukaan pada pH 5,5 sehingga membutuhkan pemberian ion kalsium dan fosfat yang dapat ditemukan pada CPP-ACP untuk mencegah penurunan kekerasan. Penelitian terhadap CPP-ACP tengah dilakukan dengan penambahan propolis yang ditujukan untuk menambah sifat antimikroba. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa penambahan propolis pada CPP-ACP menyebabkan ion kalsium dan fosfat yang dilepaskan berkurang sehingga mungkin memengaruhi kemampuannya dalam mencegah penurunan kekerasan SIK konvensional. Namun belum diketahui efek CPP-ACP apabila ditambahkan propolis pada SIK konvensional.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh CPP-ACP dengan dan tanpa kombinasi propolis terhadap kekerasan permukaan SIK konvensional.
Metode: Tiga puluh spesimen SIK konvensional berbentuk silinder dengan diameter 6mm dan tebal 3 mm dibuat dan diletakkan dalam inkubator selama 24 jam. Spesimen lalu dilakukan pengujian kekerasan awal menggunakan Vickers Micro Hardness Tester dengan indenter Knoop, setiap spesimen diberikan indentasi dengan beban 50 g selama 15 detik sebanyak 5 kali diposisi berbeda pada permukaan dan diambil rata-rata untuk merepresentasikan seluruh permukaannya. Spesimen kemudian dibagi menjadi tiga kelompok (masing-masing 10 spesimen), yaitu yang tanpa diaplikasikan CPP-ACP, yang diaplikasikan CPP-ACP, dan yang diaplikasikan CPP-ACP propolis. Spesimen yang diaplikasikan CPP-ACP atau CPP-ACP propolis didiamkan selama 30 menit di dalam inkubator. Spesimen kemudian direndam dalam asam laktat pH 5,5 selama 24 jam lalu diuji kekerasan akhirnya.
Hasil: Kekerasan awal didapat sebesar 74,51±1,82KHNdan setelah perendaman pada kelompok tanpa diaplikasikan CPP-ACP menjadi 40,82±0,71KHN, kelompok yang diaplikasikan CPP-ACP menjadi 57,94±1,40KHN dan kelompok yang diaplikasikan CPP-ACP propolis menjadi 52,01±1,23KHN. Terdapat penurunan bermakna (p<0,05) antara kekerasan sebelum dan setelah perendaman di semua kelompok dan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada kekerasan antar kelompok dengan uji One-way ANOVA dan post hoc Tamhane.
Kesimpulan: Pengaplikasian CPP-ACP dengan kombinasi propolis pada SIK konvensional menyebabkan penurunan kekerasan permukaan lebih besar dibandingkan dengan yang hanya CPP-ACP.

Conventional glass ionomer cement (GIC) can be decreased in surface hardness at critical pH (5,5) so calcium and phosphate ions, which can be found in CPP-ACP, are needed to prevent it. Research about CPP-ACP were being developed by adding propolis to increase antimicrobial properties. However, study before stated that the addition of propolis into CPP-ACP could be decreasing ions release so probably decreasing its ability to prevent conventional GICs surface hardness reduction. But the effect of CPP-ACP if were added with propolis toward conventional GIC not yet known.
Aims: This study aims to compare the effect of CPP-ACP with and without propolis on conventional GICs surface hardness.
Methods: Thirty specimens of conventional GIC, 6mm in diameter and 3 mm in thick were prepared and saved in incubator for 24 hours. Specimens initial surface hardness were measured by Vickers Micro Hardness Tester with Knoop indenter. Each specimen was indented using 50 g weigh in 15 seconds for five times on different spot to represent all the surface hardness of the specimen and the mean value was calculated. Specimens then divided into three groups (each group contain 10 specimens), which were without CPP-ACP, applicated with CPP-ACP and applicated with CPP-ACP propolis. CPP-ACP or CPP-ACP propolis were applicated to conventional GIC and kept for 30 minutes in incubator. After that, specimens were immersed in lactic acid pH 5,5 for 24 hours and the final surface hardness were tested. The surface hardness values then were analyzed using One Way Anova and Post Hoc Tamhane test.
Result: Initial surface hardness value was 74,51±1,82KHN, and decreased after immersion. The final surface hardness value become 40,82±0, 71KHN on without CPP-ACP group, 57,94±1, 40KHN on with CPP-ACP group, and 52,01±1, 23KHN on with CPP-ACP propolis group. There were statistically significant (p<0.05) in specimens hardness reduction between before and after immersion in all groups and in hardness differences between groups after immersion.
Conclusion: Application of CPP-ACP combined with propolis on conventional GIC caused greater surface hardness reduction compared to CPP-ACP without propolis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Akib
"SIK modifikasi resin dapat mengalami penurunan kekerasan permukaan pada pH kritis rongga mulut 5,5 yang dapat dicegah dengan pemberian ion kalsium dan fosfat. Ion tersebut bersumber dari CPP ACP. Pengaplikasian CPP ACP pada SIK modifikasi resin diketahui mampu mencegah terjadinya penurunan kekerasan permukaan SIK modifikasi resin. Saat ini telah ada penggabungan propolis pada CPP ACP yang bertujuan untuk meningkatkan sifat antibakteri tetapi diketahui penambahan propolis mengurangi pelepasan ion kalsium dan fosfat dari CPP ACP sehingga berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melindungi SIK modifikasi resin dari penurunan kekerasan permukaan. Namun belum diketahui efek pengaplikasian CPP ACP yang ditambahkan propolis terhadap kekerasan permukaan SIK modifikasi resin.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh aplikasi pasta CPP ACP dengan dan tanpa kombinasi propolis terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin.
Metode: Tiga puluh spesimen semen ionomer kaca modifikasi resin berbentuk silinder berukuran 6 x 3 mm, di polimerisasi menggunakan LED curing unit irradiansi 700 mW/cm2, selama 20 detik kemudian disimpan selama 1 hari kering dalam inkubator. Spesimen diuji kekerasan awalnnya dengan Knoop Hardness Tester (50 g selama 15 detik) dengan penjejasan 5 kali di 5 lokasi permukaan yang berbeda kemudian diambil nilai rata-ratanya untuk mempresentasikan permukaan spesimen. Spesimen dibagi menjadi tiga kelompok yaitu spesimen tanpa dan dengan pengolesan CPP ACP yang didiamkan 30 menit dan dengan pengolesan CPP ACP propolis yang didiamkan 30 menit. Seluruh spesimen direndam dalam larutan asam laktat pH 5,5 selama 24 jam dan diuji nilai kekerasan permukaan akhirnya. Data dianalisis menunggunakan uji statistik Kruskal Wallis dan uji Post Hoc Mann Whittney.
Hasil: hasil menunjukkan bahwa kekerasan awal seluruh spesimen adalah 30,68, 0,03 dan setelah diberi perlakuan kelompok A menjadi 24,96, 0,07, kelompok B menjadi 27,9, 0,01 dan kelompok C menjadi 26.5, 0,03. Pengaplikasian CPP ACP propolis pada SIK modifikasi resin menyebabkan penurunan kekerasan permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya diaplikasikan CPP ACP.

The surface hardness of Resin modified glass ionomer cement can be decrease at the critical pH of the oral cavity 5.5 which can be prevented by giving calcium and phosphate ions. These ions can be sourced from CPP ACP. Aplication CPP ACP is known to be able to prevent a decrease in the surface hardness of resin modified glass ionomer cement. Now there has been the addition of propolis to CPP ACP which functions as an antibacterial but it is known the further addition of propolis reduces ion calcium and phosphate release from CPP ACP which influences its capability in protecting RMGIC from further reduction of surface hardnes. However, the effect of CPP ACP application that added propolis is not yet known on resin modified glass ionomer cement.
Objective: this study aims to compare the effect of CPP ACP paste application with it and without a combination of propolis against the surface hardness of glass ionomer cement modified resin.
Methods: thirty specimens of Resin Modified Glass Ionomer Cement in cylindrical shape (6 x 3 mm), 1 day dray storage in the incubator and the specimen are polymerized for 20 seconds using a 700 mW/cm irradiance LED curing unit. The initial specimens were tested for hardness with Knoop Hardness Tester (50 g for 15 seconds) with 5 times of crushing in 5 different surface locations then the average value was taken to present the specimen surface. The specimens were divided into three groups: without CPP ACP application, CPP ACP and CPP ACP Propolis application which were allowed to stand for 30 minutes. All specimens were immersed in lactic acid pH 5.5 for 24 hours and tested for final surface hardness values. Data obtained analyzed using Kruskal Wallis dan Mann Whittney.
Results: the test showed that the initial hardness of all specimens were 30,68, 0,03 and after treatment group A becomes 24,96, 0,07, group B becomes 27,9, 0,01 and group C becomes 26.5, 0,03. There was a decrease surface hardness of the resin modified glass ionomer cement before and after immersion at all groups. The initial hardness of all specimens were 30,68, 0,03 and after treatment group A becomes 24,96, 0,07, group B becomes 27,9, 0,01 and group C becomes 26.5, 0,03. The application of CPP ACP propolis to RMGIC caused.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Purwanti
"ABSTRAK
Karies adalah penyakit akibat infeksi mikrobiologi yang mengakibatkan kerusakan lokal pada jaringan gigi, dimulai dengan terjadinya demineralisasi jaringan keras diikuti dengan kerusakan bahan organik dalam gigi. Karies terjadi akibat peristiwa demineralisasi tanpa diimbangi dengan remineralisasi yang memadai. Dalam penelitian ini dibuat tooth solid (powder) spray dan tooth liquid spray dengan bahan aktif 10% w/w kompleks CPP ? ACP dan EEP, dengan variasi konsentrasi EEP 0%, 2% dan 4% w/w untuk menghambat demineralisasi email gigi. Tooth spray melalui pengujian organoleptik dan viskositas untuk mengontrol hasil sediaan. Kestabilan pH tooth spray diuji untuk menjaga kondisi tooth spray tetap berada di atas pH kritis. Kestabilan kandungan polifenol sebagai zat antibakteri yang berasal dari propolis diuji selama satu bulan untuk memastikan bioavailibilitas zat aktif dalam tooth spray. Hasil pengujian menunjukkan tooth spray memiliki aspek organoleptik dan viskositas yang memadai. Level pH dalam masing ? masing sediaan stabil di atas pH kritis rongga mulut (5.5), dengan range pH antara 6.5 ? 7.12. Kandungan polifenol masing ? masing tooth spray stabil dengan kandungan tertinggi dimiliki oleh tooth solid (powder) spray yang mengandung 4% EEP, yaitu 1.39 ? 1.45% w/w. Hasil pengujian morfologi gigi menggunakan SEM pasca aplikasi tooth spray menunjukkan seluruh formulasi tooth spray dapat memicu remineralisasi sehingga memiliki pengaruh menghambat demineralisasi gigi secara efektif dibanding kontrol negatif.

ABSTRACT
Dental caries is a disease caused by microbial infection that produce localized damage to the tissue classification. The process begins by demineralization in hard tissue, followed by damage of the organic material. Dental caries happens because of demineralization without balanced by remineralization. In this study, tooth powder spray and tooth liquid spray was made with active ingredients of 10% w/w CPP ACP and EEP, with variation of 0%, 2% and 4% w/w EEP in every preparation to inhibit demineralization. Each preparation should cross organoleptic and viscosity study to maintain the quality. pH of each preparations was evaluated to make sure each preparation has pH over the critical pH of oral environment. Polyphenol stability as the antibacterial agent was evaluated for a month to make sure its bioavailability in the preparations. The result shows that each preparations has enough organoleptic aspect and good viscosity. pH level in each preparations is stable above critical pH of mouth environment (5.5), it ranges between 6.5 ? 7.12. Polyphenol content in each preparations is stable with highest polyphenol content is in tooth powder spray with 4% EEP, i.e. 1.39 ? 1.45%. w/w. Qualitative evaluation of tooth morphology by SEM shows that preparations can inhibit enamel demineralization respectively, relative to negative control."
2016
S65576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Zahra
"Tulang adalah jaringan tubuh yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri apabila mengalami kerusakan. Namun pada beberapa kasus cacat tulang, cangkok tulang (bone graft) atau material pengganti tulang dibutuhkan untuk membantu penyembuhan jaringan. Terdapat tiga jenis cangkok tulang yaitu autograf, allograf, dan xenograf. Karena terbatasnya sumber tulang untuk cangkok tulang, peneliti mencari material alternatif sebagai pengganti tulang. Biokeramik telah banyak diteliti karena dinilai sebagai material yang paling menjanjikan sebagai pengganti tulang. Bifasik kalsium fosfat (BCP), tersusun atas hidroksiapatit (HA) dan b-trikalsium fosfat (b-TCP), menunjukkan potensi besar sebagai material pengganti tulang karena sifatnya yang bioaktif, biokompatibel, dan laju degradasi yang cocok dengan laju pertumbuhan tulang. Hidroksiapatit di sintesis dengan metode presipitasi gelombang mikro. Serbuk hidroksiapatit dicampurkan ke dalam larutan polivinil alkohol yang bertujuan untuk menghasilkan hidroksiapatit dengan mikrostruktur berpori. Selanjutnya, serbuk hidroksiapatit dipadatkan dan disintering dengan variasi temperatur sintering mulai dari 800 °C hingga 1300 °C untuk mempelajari perubahan fasa dan mikrostruktur dari hidroksiapatit. Fase kristal, gugus fungsi, morfologi, dan sifat mekanik diuji dengan X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared FTIR, Scanning Electron Microscope (SEM), dan Mikro Vickers. XRD menunjukkan terjadi perubahan fase HA menjadi b-TCP pada temperatur 1000 – 1300 °C. Hasil FTIR menunjukkan tidak ditemukannya gugus vinil yang berarti PVA telah sepenuhnya terdegradasi akibat sintering dengan temperatur tinggi. Pori yang dihasilkan memiliki bentuk spherical-like dengan ukuran yang semakin besar seiring dengan peningkatan temperatur sintering. Nilai kekerasan maksimal sebesar 4,166 GPa dihasilkan oleh hidroksiapatit yang disintering pada temperatur 1200 °C dan kekerasan menurun pada temperatur diatasnya karena peningkatan dekomposisi HA.

Bone is a tissue that can heal by itself. However, for some cases of bone defects, a bone graft or bone substitute is needed to help bone tissue to heal. There are three kinds of bone grafting which is autograft, allograft, and xenograft. Due to the limited source of bone for bone grafting, researchers eager to find an alternative material for bone substitution. Bioceramic has been widely studied because they are considered the most promising material for bone tissue substitution. Biphasic calcium phosphate (BCP), composed of hydroxyapatite (HA) and b-tricalcium phosphate (b-TCP), has shown great potential as a bone substitute material due to its bioactive, biocompatible properties and the rate of degradation that corresponds to the growth rate of bone. Hydroxyapatite nanocrystal was synthesized through the microwave-assisted precipitation method. Hydroxyapatite powder was later added into a polyvinyl alcohol solution, which is aimed to produced hydroxyapatite with a porous microstructure. Hydroxyapatite powder was compacted and sintered at various temperatures, from 800 – 1300 °C, to study the transformation of phase and microstructure of hydroxyapatite. The crystal phase, functional groups, morphology, and hardness of biphasic calcium phosphate were determined through X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy, Scanning Electron Microscope (SEM), and Vickers Microhardness Tester. XRD result shows that the b-TCP phase appears due to the decomposition of HA at 1000 – 1300 °C. FTIR result shows there is no sign of a vinyl functional group, which means that PVA has fully degraded due to sintering with high temperature. Produced pores have a spherical-like shape and become larger as the sintering temperature reaches up to 1300 °C. The maximum hardness value of 4,166 GPa obtained from the hydroxyapatite sintered at 1200 °C and slightly decreased at 1300 °C due to increased decomposition of HA"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>