Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denia Putri Prameswari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai parenting self-efficacy ibu dari toddler yang kembar dan tidak kembar. Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale (Coleman & Karraker, 1998). Partisipan penelitian berjumlah total 86 orang yang terdiri dari 35 orang ibu dari toddler yang kembar (34 kembar 2 & 1 kembar 3) dan 51 orang ibu dari toddler yang tidak kembar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara parenting self-efficacy ibu dengan anak usia toddler yang kembar dan tidak kembar (0.023 pada L.o.S 0.05 ). Domain terendah parenting self-efficacy, baik pada partisipan secara keseluruhan maupun pada kelompok ibu dari toddler yang kembar dan kelompok ibu dari toddler yang tidak kembar adalah domain discipline. Sedangkan domain tertingginya adalah domain teaching. Domain yang memiliki perbedaan paling besar pada ibu dari toddler yang kembar dan tidak kembar adalah domain emotional availability.

This comparative study was conducted to obtain the description of parenting self-efficacy between mother with multiple and singleton toddler. To measure this parenting self-efficacy, the Tasks Index-Toddler Scale (Coleman & Karraker, 1998) was used. The total participants of this research were 86 mothers that consisted of 35 mothers with multiple toddler (34 twins & 1 triplet) and 51 mothers with singleton toddler. The results of this research showed that there were significant differences between mother?s parenting self-efficacy with multiple and singleton toddler (0.023 on L.O.S 0.05). The lowest domain of parenting self-efficacy on participants as a whole as well as on group of mothers with multiple and singleton toddler was discipline and the highest domain was teaching. The domain with highest difference on mothers with multiple and singleton toddler was emotional availability. "
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wigati Ambar Pertiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan konflik peran pada ibu bekerja dari toddler. Pengukuran parenting self-efficacy dilakukan dengan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) yang dikembangkan oleh Coleman (1998), sedangkan konflik peran diukur melalui Wave V Role Conflict Scale yang dikembangkan oleh Markle (1998). Partisipan dalam penelitian ini adalah 142 ibu bekerja dari toddler yang bekerja minimal selama 40 jam per minggunya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara parenting self-efficacy dan konflik peran (r= -0.390, n=142, p< 0.01, two tail). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy ibu, semakin rendah konflik peran yang dialami, begitupun sebaliknya.

This study examined the relationship between parenting self-efficacy and role conflict among working mothers of toddler. Parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) developed by Coleman (1998), whereas role conflict was measured by Wave V Role Conflict Scale developed by Markle (1998). The participants of this study were 142 working mothers of toddler who work at leat 40 hours per week.
The result of this study shows that there is a significant, negative relationship, between parenting self-efficacy and role conflict (r= -0.390, n=142, p< 0.01, two tail). It indicates that the higher mothers’ parenting self-efficacy, the lower their role conflict, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Ayu Karlina
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting selfefficacy dan family functioning pada ibu dari toddler. Untuk mengukur parenting self-efficacy digunakan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale yang dikembangkan oleh Coleman (1998), sedangkan family functioning diukur melalui Family Assessment Devices version 3 yang dikembangkan oleh Epstein, dkk. (1983). Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu dari toddler yang terikat dalam ikatan pernikahan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara parenting selfefficacy dan family functioning (r=-0.567, n=83, p< 0.01, two tail). Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi parenting self-efficacy pada ibu dari toddler, maka semakin tinggi pula family functioning yang ia miliki; begitu pula sebaliknya.

This study examined the relationship between parenting self-efficacy and family functioning among mothers of toddler. Parenting self efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index-Toddler Scale developed by Coleman (1998), whereas the family functioning was measured by Family Assessment Devices Version 3 developed by Epstein, Baldwin, and Bishop (1983). The participants of this study were 83 mothers of toddler who married.
The results of this study showed that there is a significant, negative relationship, between parenting self-efficacy and family functioning (r=-0.567, n=83, p< 0.01, two tail). It indicates that the higher parenting self-efficacy from mothers of toddler, the higher family functioning; and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranindra Anandita
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai parenting self efficacy pada ibu yang melakukan perkawinan campuran dan memiliki anak toddler. Pengukuran parenting self efficacy dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Self Efficacy for Parenting tasks Index – Toddler Scale (SEPTI-TS) dari Coleman (1998) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Jumlah partisipan dalam penelitian ini ialah sebanyak 41 orang dengan kriteria yaitu ibu Indonesia yang menikah dengan warga negara asing dan memiliki anak toddler (12-36 bulan). Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar partisipan memiliki penilaian yang positif terhadap kemampuannya dalam menjalankan tugas parenting. Kemudian apabila dilihat berdasarkan domain yang ada pada alat ukur SEPTI-TS, diketahui bahwa partisipan memiliki skor rata-rata tertinggi pada domain teaching dan skor rata-rata terendah pada domain discipline


ABSTRACT

The study was conducted to gain the description about parenting self efficacy among mother who do mixed marriages who have a toddler; and want to know which domain has the highest and the lowest parenting self efficacy. Measurement of parenting selfefficacy performed quantitatively using Self Efficacy for Parenting Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) from Coleman (1998) that has been adapted into Bahasa Indonesia. The number of participants in this study is 41 Indonesian mothers who is married to foreign nationals and have a toddler (12-36 months). The results showed that most of the participants have positive evaluation of the ability to perform tasks of parenting. The result also showed that participants get the highest average score in the domain of teaching and lowest average scores on the domain discipline.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Natasya Yustilira
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan interaksi ibu-anak toddler pada ibu dari keluarga miskin. Pengukuran interaksi ibu-anak menggunakan alat ukur Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) (Roggman, Cook, Innocenti, Norman, Christiansen, dan Anderson, 2013). Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale Short Form (SEPTI-TS SF) (Van Rijen, Gasanova, Boonstra, dan Huijding, 2014). Partisipan penelitian ini berjumlah 71 pasang ibu dan anaknya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi ibu-anak dan parenting self-efficacy pada ibu dengan keluarga miskin (0.012 pada L.o.S 0.05 ). Domain terendah parenting self-efficacy adalah domain discipline, sedangkan domain tertingginya adalah domain nurturance. Domain terendah interaksi ibu-anak adalah domain teaching, sedangkan domain tertinggi adalah responsiveness.

This study is conducted to obtain the description between of parenting self-efficacy and mother-toddler interaction on poor family. Parenting self-efficacy measurement using Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale Short Form (SEPTI-TS SF) (Van Rijen, Gasanova, Boonstra, dan Huijding, 2014). Mother-child measurement using Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) (Roggman, Cook, Innocenti, Norman, Christiansen, dan Anderson, 2013). Total participants of this research were 71 couples mother and child in a toddler ages.
The result shows that there's significant relationship between parenting self-efficacy and mother-child interaction on mother in a poor family (0.012 pada L.o.S 0.05). The lowest parenting self-efficacy domain is discipline, meanwhile the highest is nurturance. The lowest mother-child interaction domain is teaching, and the highest is responsiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farraas Afiefah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas Islam dengan parenting self-efficacy pada ibu dari toddler. Pengukuran religiusitas Islam dilakukan dengan alat ukur The Revised - Muslim Religiosity-Personality Scale yang dibuat oleh Krauss (2011), sedangkan parenting self-efficacy diukur melalui Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale yang dibuat oleh Coleman (1998). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 69 ibu dari toddler yang beragama Islam dan merupakan warga negara Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas Islam dengan parenting self-efficacy (r=0,475; p=0,000; p<0,05). Artinya, semakin tinggi religiusitas Islam ibu, semakin tinggi pula parenting self-efficacy-nya; begitu pula sebaliknya. Kedua dimensi religiusitas ditemukan memiliki korelasi yang positif dengan parenting self-efficacy, namun korelasi antara religious personality dengan parenting self-efficacy ditemukan lebih kuat, karena religious personality mengukur tingkat penerapan agama Islam ke dalam ibadah serta perilaku sehari-hari. Religiusitas Islam juga ditemukan memiliki korelasi yang positif dengan semua domain parenting self-efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, religiusitas Islam ibu perlu ditingkatkan karena dapat memiliki dampak positif pada keyakinan ibu dalam melakukan parenting terhadap anaknya.

This study examined the relationship between Islamic religiosity and parenting self-efficacy among mothers of toddler. Islamic religiosity was measured by The Revised - Muslim Religiosity-Personality Inventory (Krauss, 2011), whereas the parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Task Index - Toddler Scale (Coleman, 1997). The respondents of this study were 69 Indonesian muslim mothers of toddler. The result of this study shows that there is a significant, positive relationship between Islamic religiosity and parenting self-efficacy (r=0,475; p=0,000; p<0,05). It indicates that the higher mothers` Islamic religiosity, the higher their parenting self-efficacy, and vice versa. Based on this study, both of the dimensions of Islamic religiosity is found to have a positive relationship with parenting self-efficacy, but the religious personality dimensions is found to have a stronger relationship with parenting self-efficacy, because religious personality measured participant`s application of Islam in their daily life. In this study, Islamic religiosity is found to have a positive relationship with every domain of parenting self-efficacy. Based on this result, mothers need to increase their Islamic religiosity, because it is found to have and association with their parenting self-efficacy, or their belief about their ability in parenting their children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Wahyu Utami
"ABSTRAK
Di negara-negara barat, bentuk keluarga yang umum ditemukan adalah keluarga
batih. Namun di Indonesia, masih banyak ditemukan keluarga dengan bentuk
keluarga besar. Keluarga batih maupun keluarga besar memiliki dampak positif
maupun negatif masing-masing pada parenting, termasuk pada parenting selfefficacy.
Parenting self-efficacy yang tinggi penting untuk dimiliki orang tua agar
bisa menjalankan tugasnya sebagai orang tua dengan optimal, terlebih bagi ibu
dengan anak toddler karena masa ini merupakan masa yang paling menatang bagi
parenting orang tua. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui parenting selfefficacy
ibu dengan anak toddler dalam keluarga batih dan keluarga besar, baik
secara keseluruhan maupun dari tiap domain pengukuran. Pengukuran parenting
self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index-
Toddler Scale (Coleman & Karraker, 1998). Partisipan penelitian berjumlah total
242 ibu dengan anak toddler yang terdiri dari 123 ibu dalam keluarga batih dan
119 ibu dalam keluarga besar. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara parenting self-efficacy ibu dengan anak toddler
dalam keluarga batih dan keluarga besar (t = 2,87, p < 0,05), di mana parenting
self-efficacy ibu dengan anak toddler dalam keluarga batih lebih tinggi secara
signifikan daripada ibu dengan anak toddler dalam keluarga besar.

ABSTRACT
Nuclear family is one form of family that is commonly found in the western
countries. On the other hand, Indonesia is one of the eastern countries that is
frequently found to have the extended family. Both the nuclear family and
extended family have their own impacts on parenting, including the parenting
self-efficacy. The high rate of parenting self-efficacy is considered important to be
adapted by parents so that they can perform their parental duties effectively. The
parenting self-efficacy in mothers with toddlers is considered more important
because this stage is supposed to be more challenging for parents. This study is
conducted to discover the parenting self-efficacy in mothers with toddlers in the
nuclear family and the extended family. It is conducted for each domain as well as
for the entire set of domains. Measurement of parenting self-efficacy in this study
used the self-efficacy parenting for task index toddler scale (Coleman & Karraker,
1998). This study involved 242 mothers with toddlers that consisting of 123
mothers in nuclear family and 119 mothers in extended family. The results of this
study show that there is a significant difference of parenting self-efficacy between
mothers with toddlers in nuclear family and mothers with toddlers in extended
family (t = 2,87, p < 0,05). The results show that the parenting self-efficacy of
mothers with toddlers in nuclear family is significantly higher than those of
mothers with toddlers in extended family."
2014
S54388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Mayangsari
"Parenting Self-Efficacy didefinisikan sebagai persepsi mengenai kemampuan yang dimiliki orang tua untuk dapat secara positif mempengaruhi tumbuh kembang anak (Coleman & Karakker, 2000). Penting bagi orang tua untuk memiliki Parenting Self-Efficacy yang tinggi, karena tingginya Parenting Self-Efficacy dikaitkan dengan kualitas parenting yang baik. Pada proses parenting anak adopsi, terdapat tantangan yang berbeda dari proses pengasuhan anak nonadopsi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai Parenting Self-Efficacy pada ibu yang memiliki anak adopsi usia anak-anak madya serta melihat pada domain manakah terdapat Parenting Self-Efficacy terendah dan tertinggi. Pegumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner SEPTI (Self-Efficacy Parenting Task Index) yang ditujukan kepada ibu yang memiliki anak adopsi usia 5-12 tahun. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar subyek memiliki parenting self-efficacy yang rendah pada domain disiplin dan memiliki parenting self-efficacy yang tinggi pada domain kesehatan.

Parenting self-efficacy is defined as parent?s perception of their ability to positively influence the behavior and development of their children (Coleman & karraker, 2000). It is important to have high parenting self-efficacy for parents. Because High of parenting self efficacy can affect the quality of parenting. There are different strain in the proccess parenting of adopted children than nonadopted children. The study was conducted to gain the description about parenting self efficacy in adoptive mother with middle aged children and want to know which domain have a highest and lowest parenting self efficacy. The design quantitative study was used in this study and using SEPTI (Self Efficacy Parenting Task Index) quetioner developed by Coleman and Karraker to 25 mothers who have adopted middle aged children. The result showes that the dicipline get the lowest skor and the healthy domain get the highest score."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Irawati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara parenting self-efficacy dan psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak dengan gangguan pendengaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) yang telah dimodifikasi (Coleman & Karraker, 2000) dan pengukuran psychological wellbeing menggunakan alat ukur Ryff's Psychological Well-Being Scales (Ryff, 1995).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara parenting self-efficacy dan psychological well-being pada ibu dari anak yang memiliki gangguan pendengaran usia kanak-kanak madya (R = .688 ; p = 0.00). Dimensi rekreasi dan kesehatan memberikan sumbangan yang paling besar pada psychological well-being. Dimensi environmental mastery dan autonomy dari psychological well-being memberi sumbangan besar pada parenting self-efficacy . Berdasarkan hasil ini, maka diperlukan intervensi dini pada ibu dari anak dengan gangguan pendengaran untuk meningkatkan parenting self-efficacy dan psychological well-being.

This research was conducted to investigate the relationship between parenting self-efficacy and psychological well-being among parents of deaf or hard hearing children. This study used quantitative method. Parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting Index (Coleman & Karrakerm 2000) and psychological well-being was measured using Ryff?s Psychological Well-Being Scales (Ryff, 1995).
The result of this study showed that there is a significance correlation between parenting self-efficacy and psychological well-being among parents of deaf or hard hearing children ((R = .688 ; p = 0.00). The bigger contribution of subscale recreation and health toward psychological well being. The subscale environmental mastery and autonomy contributed more than other subscales in psychological well-being toward parenting self-efficacy. Based on these results, mother needs to be intervened early to increase parenting selfefficacy and psychological well-being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prisilia Riski
"Sebuah pengaturan rumah tangga yang pada sebagian waktunya salah satu dari pasangan tinggal di dekat tempat kerjanya disebut dengan istilah commuter marriage. Menjaga rumah tangga tanpa bantuan atau dukungan dari pasangan dapat membuat ibu yang menjalani commuter marriage mengalami kelelahan fisik dan emosional (Bergen, 2006). Ketidakberadaan suami dalam keseharian ibu yang menjalani commuter marriage mungkin dapat mengakibatkan berkurangnya dukungan suami pada ibu. Dukungan dari suami dapat mempengaruhi parenting self-efficacy pada ibu (Tsou, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan parenting self-efficacy pada ibu dengan commuter marriage dan ibu yang tinggal dengan suaminya. Tiga puluh orang ibu dengan commuter marriage dan tiga puluh orang ibu yang tinggal dengan suaminya menjadi partisipan dalam penelitian ini. Parenting self-efficacy ibu diukur dengan menggunakan Self- Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara parenting self-efficacy ibu dengan commuter marriage dan ibu yang tinggal dengan suaminya.

A household arrangement which at part of the time one partner lives near their workplace is called commuter marriage. Maintaining a household without the help or support of a spouse can make commuter marriage mothers encounter physical and emotional exhaustion (Bergen, 2006). Husband's absence in mothers who undergo commuter marriage may reduce spousal support to the mother. Support from husband can affect mothers’ parenting self-efficacy (Tsou, 2010). This research was conducted to see the difference of parenting self-efficacy between mothers with commuter marriage and mothers who lived with their husbands. Thirty women with commuter marriage and thirty women who lived with their husbands became participant in this study. Maternal parenting self-efficacy was measured using the Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The results showed that there was no difference of parenting self-efficacy between mothers with commuter marriage and mothers who lived with their husbands."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>