Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Itqon
"Tingginya pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Tangerang dan kurangnya kesadaran masyarakat menghadirkan permasalahan dalam pengelolaan persampahan sehingga dibutuhkan penanganan secara komprehensif. Dalam penanganannya, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota Tangerang menerapkan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan pada salah satu daerah di Kota Tangerang telah menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan persampahan yaitu Kelurahan Karawaci Baru.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang menggambarkan pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Di Kelurahan Karawaci Baru. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti merupakan metode gabungan (Mixed Method) sehingga peneliti menganalisis melalui data kualitatif dengan cara wawancara mendalam kepada informan dan melalui data kuantitatif dengan survei.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru sudah berjalan cukup baik dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Namun, terdapat faktor penghambat seperti kurangnya kuantitas aparat dalam melakukan sosialisasi, tidak adanya SOP, dan masyarakat belum memanfaatkan hasil pengelolaan persampahan.

The high population growth in the city of Tangerang, and lack of public awareness of waste management presents problems in a comprehensive manner so that necessary treatment. In handling, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) apply Tangerang City Improvement Program Community Participation in Solid Waste Management in one of the areas in Tangerang has become a model for the management of waste that Kelurahan Karawaci Baru.
This study aims to analyze the implementation of programs to increase community participation in waste management Kelurahan Karawaci Baru. This qualitative descriptive study describing the implementation of the Program for Enhancing Public Participation in Kelurahan Karawaci Baru. Data collection methods the researchers used a combined method (Mixed Method) so the researchers analyzed through qualitative data by in-depth interviews with informants and quantitative data with the survey.
These results prove that the implementation of the waste management program in Karawaci Baru been running pretty good views of the planning, implementation, and maintenance. However, there are inhibiting factors such as the lack of quantity in socializing forces, the absence of SOPs, and people do not utilize the waste management."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Humaira
"Dengan permasalahan yang kompleks pada sistem pengelolaan sampah di DKI Jakarta, dibutuhkan sebuah pendekatan yang komprehensif terhadap sistem tersebut. Salah satu pendekatan itu adalah pendekatan makroergonomi, dimana salah satu metode yang dapat digunakan adalah Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). Melalui tahapan MEAD, diketahui varian kunci dari sistem ini adalah kesalahan pembuangan sampah pada tempatnya oleh warga DKI Jakarta. Salah satu solusi technical support yang dapat diterapkan adalah perbaikan tempat sampah pilah. Proses perbaikan ini menerapkan New Product Development Processes (NPD Processes). Pengembangan baru dari tempat sampah ini memiliki beberapa fitur, seperti tanda warna, lambang pemilahan, pembedaan lubang, penutup kontainer, pengait kantung sampah, fungsi ayun, dan media informasi.

With the complex problems in the waste management system in Jakarta, it takes a comprehensive approach to the system. One of the approaches that could be used is the macro-ergonomics approach, where one of the methods is Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). Through stages of MEAD, known key variants of this system is human error to dispose the waste into the proper bin. One solution that can be applied to technical support is improved recycle bins. New Product Development Processes (NPD Processes) is implemented to develop the recycle bin. The new recycle bin development has some features, such as colour coding, signs of waste segregation, differentiation of holes, container?s lids, trash bag?s hooks, swing feature of the bin, and information media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
"Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar, dan umumnya limbah cair tersebut langsung dibuang kebadan air. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan data primer dengan pengambilan sampel limbah cair pabrik tahu untuk dianalisis serta kuesioner dengan masyarakat sekitar terhadap kesehatan dengan keberadaan limbah cair pabrik tahu. Berdasarkan analisis kualitas limbah cair pabrik tahu memiliki nilai BOD dan COD yang tinggi serta sistem pengolahan limbah cair dengan pemberian kaporit tidak memiliki efektifitas terhadap penurunan BOD dan COD. Iritasi kulit dan Gatal-gatal merupakan penyakit yang pernah diderita masyarakat setempat.
Keluhan penyakit yang dialami masyarakat belum dapat dipastikan akibat dari keberadaan limbah cair pabrik tahu karena belum ada penelitian yang menyatakan bahwa limbah cair tahu mempengaruhi aspek kesehatan masyarakat sekitar pabrik, gangguan lainnya adalah gangguan terhadap bau menyengat yang ditimbulkan oleh limbah cair tersebut. Pemberian kaporit dengan jumlah limbah cair yang dihasilkan tidak dapat memberikan efektifitas pada pengolahan limbah cair tersebut. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengolahan limbah cair dengan cara koagulan/flokulasi serta pemantauan berkala terhadap limbah cair pabrik tahu.

Industry of tofu is one of the industries that generate large amounts of liquid waste and liquid waste is generally disposed of the river. This study is an observational study using primary data sampling tofu liquid waste to be analyzed as well as questionnaires about the health of the community in the environtment industry of tofu. Based on the analysis of the quality of the effluent wastewater the value of high BOD and COD and wastewater treatment systems by providing chlorine has no effectiveness against reduction of BOD and COD. Skin irritation and itching is a disease that affects the local community ever.
Complaints disease experienced people could not be ascertained due to the presence of effluent because there is no research that states that wastewater of tofu effect public health aspects around the plant, other disorders are disorders of the stench caused by the liquid waste. Provision of chlorine with the amount of wastewater generated can not provide effectiveness in the treatment of wastewater. The conclusion is we need for wastewater treatment system in a way coagulant / flocculation and regular monitoring of the wastewater plant out.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S44754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Abdillah
"Dalam tiap semester, Laboratorium Dasar Proses Kimia di Departemen Teknik Kimia UI menghasilkan sekitar 180 liter limbah cair (asam campuran). Limbah ini tentunya harus diolah supaya dapat dibuang ke lingkungan dengan memenuhi standar baku mutu air buangan. Departemen Teknik Kimia memiliki alat simulasi pengendali pH air yaitu unit mini plant WA921. Prinsip kerja unit mini plant WA921 adalah dengan menggunakan sensor pH untuk mengetahui pH larutan, yang kemudian dengan mengatur parameter PID untuk mengontrol pH.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan parameter PID linear optimum yang dapat diterapkan di unit mini plant WA921 untuk menetralkan pH limbah Laboratorium Dasar Proses Kimia di Departemen Teknik Kimia UI. Dari pengujian unjuk kerja terhadap alat ini dalam menetralkan pH limbah, didapatkan parameter PID dengan nilai PB=6,6%, TI=166 detik, TD=41 detik pada skema S dan PB=3,4%, TI=59 detik, TI=14 detik pada skema L. Kedua hasil tersebut memiliki kinerja yang lebih baik daripada setelan parameter pengendali PID linear hasil pengujian sebelumnya (asam murni).

In each semester, Basic Process Chemistry Laboratory in the Department of Chemical Engineering UI produces about 180 liters of liquid waste (mixed acid). This waste must be processed in order to be discharged into the environment to meet the quality standards of waste water. Department of Chemical Engineering have simulation tools that control the pH of the water, it is mini plant unit type WA921. The working principle of mini plant unit type WA921 is to use a pH sensor to determine the pH of the solution, then by manipulating the PID parameters to control the pH.
This study aims to find the optimum linear PID parameters that can be applied in a mini plant unit type WA921 to neutralize the pH of the waste of Basic Process Chemistry Laboratory in the Department of Chemical Engineering UI. From testing the performance of the tool in neutralizing the pH of the waste, PID parameter obtained is PB = 6.6%, TI = 166 seconds, TD = 41 seconds on the scheme S and PB = 3.4%, TI = 59 sec, TD = 14 seconds on the scheme L. Those results have better performance of tuning parameter linear PID controller than the result of previous study (pure acid).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexis Nicolaas
"Skripsi ini membahas mengenai tiga pokok permasalahan seperti pengelolaan sampah di Kota Depok, penyediaan dan pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di Kota Depok, serta perbandingan pengelolaan sampah di Kota Depok dan Kota Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis-normatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Kota Jakarta lebih baik daripada pengelolaan sampah di Kota Depok. Oleh karena itu, sistem pengelolaan sampah di Kota Depok perlu diperbaiki supaya permasalahan sampah di Kota Depok dapat teratasi.

This thesis discusses three main issues such as waste management in Depok City, the provision and operation of Final Waste Processing Sites in Depok City, and comparison of waste management in Depok City and Jakarta City. The research method used is juridical-normative method. The result of this research indicates that waste management in Jakarta City is better than waste management in Depok City. Therefore, the waste management system in Depok City needs to be repaired in order to overcomes the waste problems in Depok City.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Harnita
"Sampah di Kota Depok menjadi permasalahan mendesak akibat meningkatnya timbulan sampah dan terbatasnya kapasitas Tempat Pemrosesan Akhir. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan memilah sampah di Kelurahan Depok pada tingkat rumah tangga berpotensi menghambat pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan memilah sampah rumah tangga beserta faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya, serta menganalisis hubungannya dengan jumlah pengurangan sampah di Kelurahan Depok. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, serta analisis korelasi dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kelurahan Depok atau 38 berpartisipasi tinggi, 30 berpartisipasi sedang, 7 berpartisipasi rendah, dan 25 tidak berpartisipasi. Faktor internal dan eksternal secara serentak berpengaruh signifikan pada tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan memilah sampah rumah tangga di Kelurahan Depok. Secara parsial, kontribusi faktor internal pada tingkat pemahaman 5,34 dan faktor eksternal pada tingkat peran aktor penggerak 15,1, tingkat manfaat langsung 22,1, serta ketersediaan dan aksesibilitas wahana 35,2 berpengaruh signifikan pada tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan memilah sampah rumah tangga di Kelurahan Depok. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat partisipasi dalam kegiatan memilah sampah rumah tangga dengan pengurangan sampah di Kelurahan Depok.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Depok termasuk pada kategori tinggi sehingga sebagian besar sampah organik tertangani oleh Unit Pengolahan Sampah 43,6 dan anorganik oleh bank sampah 24,2 . Ketersediaan dan aksesibilitas wahana sebagai faktor yang paling besar mempengaruhinya dan partisipasi masyarakat telah berkontribusi mengurangi 0,41 sampah di Kelurahan Depok sehingga mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan.

Solid waste in Depok City turns into an urgent problem due to the increase of solid waste production and the limited capacity of the Final Disposal Facility. The low level of community participation in waste sorting activities in Depok Village at the household level has potentially inhibited sustainable waste management.
The purpose of this study is to examine the level of community participation in waste sorting activities in the household level along with the influencing internal and external factors, and analyze its correlation with the amount of waste reduction in Depok Village. The approach used in this research is quantitative, with combination of quantitative and qualitative method, and multiple linear correlation and regression analysis.
The results represented that the majority of Depok Villagers or 38 of them have high level of participation, 30 with moderate level, 7 with low level, and 25 have no participation at all. Internal and external factors simultaneously have a significant effect on the level of community participation in waste sorting activities in the household level. Partially, the contribution of internal factors including awareness level 5,34 and external factors including the role of driving actors 15,1 , direct benefit rate 22,1 , and availability and accessibility of the means 35,2 had a significant effect on the level of community participation in solid waste sorting activities in the household level in Depok Village. The level of participation in solid waste sorting activities in the household level is significantly related to waste reduction in Depok.
It can be concluded that the level of community participation in Depok Village is considered as high, it is because most of organic wastes have been handled by Waste Processing Unit 43,6 , while the inorganic wastes have been handled by the waste bank 24,2 . Availability and accessibility of the means as the greatest influencing factor and community participation has contributed to waste reduction in Depok Village by 0,41 , therefore it supports sustainable waste management."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T49075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Febriyanto
"Pengelolaan sampah kota adalah bentuk pelayanan publik di sektor kebersihan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Karakteristik timbulan sampah kota yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, membutuhkan sistem pengelolaan sampah yang dapat menjamin keberlangsungan di setiap dimensi kehidupan. Saat ini sistem pengelolaan sampah Kota Serang masih dikelola dengan sistem pengelolaan konvensional KAB (Kumpul-Angkut-Buang), sehingga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap status berlanjutan di setiap dimensinya (sosial, ekonomi dan lingkungan). Ilmuwan lingkungan memandang kondisi tersebut, sebagai suatu permasalahan yang harus ditinjau dari prespektif lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka digunakan pendekatan yang bersifat multidisiplin dan integralistik. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan metode permodelan System Dynamics.
Hasil simulasi model System Dynamics menunjukkan cakupan pelayanan persampahan dan emisi CH4 pada sistem pengelolaan sampah Kota Serang belum dapat memenuhi status berlanjutan. Oleh karena itu diperlukan intervensi untuk dapat mempengaruhi kinerja model. Intervensi model dilakukan dengan cara menerapkan 3 (tiga) skenario alternatif kebijakan lingkungan. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh kinerja model yang paling optimal dan dapat deterapkan adalah model dengan skenario intervensi kombinasi. Skenario intervensi kombinasi dapat meningkatkan rata-rata cakupan pelayanan persampahan menjadi sebesar 72,74% per tahun, serta menurunkan emisi CH4 sebesar 74,84%. Kondisi tersebut, menunjukkan terjadi peningkatan status berlanjutan pada sistem pengelolaan sampah Kota Serang.

Municipal solid waste management is a form of public service which is provided by local government. Characteristics of municipal waste generation an ever increasing along with population growth, requiring waste management system that can ensure the sustainability in every dimension of life. The current waste management system in the City of Serang is still managed with conventional management systems (end of pipe), that potentially could be negative impact to the sustainable status in all its dimensions (social, economic and environmental). Environmental scientists looked at these conditions, as a problem that must be evaluated from the perspective of the environment. To overcome these problems, then the types of approach used which is multidisciplinary and integralistic. As for the approach used is a quantitative approach, with method a System Dynamics modeling.
The dynamic simulation results show that service coverage for wastes and methane (CH4) emissions on municipal waste management system in Serang city could not achiev sustainability status. Therefor need interventions for influence the performance of the model. Interventions model carried out by applying three (3) alternative scenarios of environmental policy. Based on simulation results, is known that the most optimal performance of model and can be implemented, is a model with a combination of intervention scenarios. Intervention scenarios of combination can be increase the average service coverage for waste amounted to 72.74% per year, and reduce CH4 emissions by 74.84%. These conditions to describe an increase in sustainability status of municipal solid waste management in the city of Serang.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudhia Evelyn Zuhdi
"Pada tahun 2017, Indonesia dan Denmark sepakat untuk melaksanakan kerja sama manajemen air dan lingkungan hidup antara kedua negara. Pada kerja sama ini, Denmark akan memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan kapasitas bagi pemerintah Indonesia untuk dapat memperbaiki kualitas air sekaligus pengelolaan limbah sesuai dengan asas berkelanjutan. Akan tetapi, pada kenyataannya, kerja sama ini tidak berjalan secara efektif selama beberapa tahun. Skripsi ini akan membahas terkait dinamika antaraktor yang muncul dari Indonesia dan Denmark dalam menjalankan proyek kerja sama manajemen air dan limbah pada tahun 2017. Penelitian ini akan menggunakan teori rezim internasional sebagai model analisis dan metode eksplorasi deskriptif untuk mencari temuan dari pertanyaan penelitian. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa muncul perbedaan pandangan dari pemerintah Indonesia dan Denmark pada tengah-tengah jalannya kerja sama. Hal ini kemudian menjadi salah satu faktor penting pada akhirnya kerja sama ini tidak dapat berjalan secara maksimal. Tak hanya itu, kurangnya partisipasi badan non negara dalam kerja sama ini juga memperburuk proses jalannya proyek. Baik pemerintah Indonesia maupun Denmark pada awalnya kurang melibatkan badan non negara ke dalam partisipasi kerja sama ini. Hal ini kemudian membuat kurangnya kesadaran atas inisiatif perbaikan kualitas air dan manajemen lingkungan antara pemerintah Indonesia dengan Denmark. Rendahnya kesadaran ini pada akhirnya juga turut menghambat jalannya proyek manajemen air dan limbah karena kurangnya partisipasi dan harmoni dari seluruh lapisan masyarakat, dari pemerintah hingga masyarakat sebagai stakeholders terbesar dalam kerja sama ini.

In 2017, Indonesia and Denmark have agreed to cooperate for water and waste management between the two countries. In this cooperation, Denmark provides aids in form of capacity building for Indonesian government to fix the water quality along with the waste management based on the sustainability principle. However, in reality, this cooperation has not worked effectively for several years. This thesis aims to discuss on the rising dynamics between actors from Indonesia and Denmark when running the water and waste management cooperation project in 2017. The research uses international regime theory as the analysis model and exploratory descriptive method to seek findings from the research question. The result of this research finds that one of the main reasons behind the ineffectiveness is the difference of view between Indonesian government and Denmark government when the cooperation is currently running. Besides that, the lack of participation from non-governmental bodies in this cooperation is also contributing to the worsening of the cooperation process. Both Indonesian and Denmark government has not considered involving non-governmental bodies in this cooperation. Hence, this results that the lack of awareness of this environmental initiative between the two countries. The lack of awareness makes this cooperation slower due to the low number of participations from all the layer of society, especially the public as the biggest stakeholders in this cooperation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suganda
"Aspek pengelolaan persampahan terdiri dari Teknis Operasional, Pembiayaan, Partisipasi Masyarakat, Hukurn, dan Kelembagaan. Sistem teknis operasional terdiri sistem pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Berdasarkan pelakunya, sistem pengumpulan sebagian besar dilakukan oleh masyarakat, sedangkan sistem pengangkutan dilakukan oleh pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan pada partisipasi masyarakat dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik yaitu kegiatan pengumpulan sampah dari sumber rumah mewah, menengah, dan sederhana di Kecamatan Bantargebang, Rawa Lumbu, dan Bekasi 1imur. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu 1) cakupan pelayanan sampah yang masih rendah yaitu Kecamatan Bantargebang 35%, Rawa Lumbu 34,7%, dan Bekasi Timur 35,2% sehingga sisa sampah yang belum terangkut untuk Kecamatan Bantargebang 241 m3/hari, Rawa Lumbu 250 m3/hari, dan Bekasi Timur 393 m3/hari, 2) komposisi sampah domestik Kota Bekasi termasuk kecamatan tersebut mencapai 80%, sisanya 20% adalah sampah non domestik seperti industri, perkantoran, pertokoan, rumah sakit, dan pasar, 3) implementasi penegakan hukurn rendah dan lemah, dan 4) tidak adanya paradigma baru yaitu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut diduga, salah satunya adalah akibat rendahnya partiaipasi masyarakat dalam operasionalisasi pengelolaan sampah. Berdasarkan identifikasi tersebut, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu adakah perbedaan partisipasi masyarakat berdasarkan kategori rumah mewah, menengah, dan sederhana dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik ?. Hipotesisnya adalah terdapat perbedaan partisipasi masyarakat berdasarkan kategori rumah mewah, menengah, dan sederhana dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik. Tujuannya adalah mengetahui partisipasi masyarakat kategori rumah mewah, menengah, dan sederhana dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik, sehingga kebijakan pemerintah daerah yang diterapkan terhadap masyarakat tepat.Penelitian ini dilakukan terhadap responden rumah mewah, menengah, dan sederhana yang berjumlah 116 di Kecamatan Bantargebang, Rawa Lumbu, dan Bekasi Timur, serta wawancara terhadap Lurah Pedurenan di Bantargebang, Lurah Bojong Rawa Lumbu di Rawa Lumbu, dan Lurah Duren Jaya di Bekasi Timur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan signifikan dalam kelompok sampel, yaitui antara mewah/menengah dengan sederhana. Perbedaan tersebut terletak pada I) kesesuaian tempat sampah dengan volume sampah yang dihasilkan, 2) kondisi tempat sampah, 3) keikutsertaan dalam penyuluhan, 4) kesediaan membayar retribusi, 5) keikutsertaan dalam go tong royong, dan 6) retribusi jika ditambah.
b. Terdapat perbedaan partisipasi masyarakat dalam operasionalisasi pengelolaan sampah domestik di ketiga kecamatan yaitu 1) ketidaksesuaian kapasitas tempat sampah dengan volume sampah yang dihasilkan rumah mewah di Kecamatan Bekasi Timur dan rumah sederhana di Kecamatan Rawa Lumbu, 2) kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya di Kecamatan Bantargebang dan Bekasi Timur, 3) penyapuan halaman yang kurang frekuensinya pada rumah mewah di Kecamatan Bantargebang, dan 4) keikutsertaan dalam penyuluhan yang kurang di Kecamatan Bantargebang dan Bekasi Timur.
c. Adanya ketidaksesuaian kebijakan dengan kenyataan di masyarakat yaitu struktur retribusi sampah didasarkan pada kondisi bangunan tetapi pada kenyataannya di serahkan pada masyarakat, dan penenuan tarif progresif sampah didasarkan pada volume sampah yang dihasilkan tetapi kesulitan di pengukurannya.
d. Prioritas masyarakat terhadap kualitas kebersihan masih kurang dibandingkan dengan permasalahan lain seperti keamanan, air bersih, listrik, dan lain-lain. Pengeluaran masyarakat semua kategori rumah untuk masalah keamanan, air bersih, dan listrik lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas kebersihan.

The aspect of Solid waste Management System are consist of operational technic, community participation, regulation, and institution. Based on it's role, a large part collecting system was done by community, whereas transportation system was done by district government. The scope of the study is particularly focused to the community participation in the operation of solid waste management from categories of house i.e, luxury, middle, and plain as solid waste generators in sub-district Bantargebang, Rawa Lumbu, and Bekasi Timur. There are more problems that identified namely : 1) the low of the services for solid waste i.e. sub-district Bantargebang 35%, Rawa Lumbu 34,7%, and Bekasi Timur 35,2%, so residu solid waste which hasn't transported for Bantargebang 241 m3/hari, Rawa Lumbu 250 m3/hari, and Bekasi Timur 393 m3/hari, 2) the composition of solid waste for Bekasi District conclude its sub-district are 80% and the residu are 20% namely non-domestic solid waste such as industries, office stores, hospitals, and market, 3) the implementation of the law is les and weak, and 4) there isn't new paradigm in solid waste management. Those are assumed as result of the low of the community participation in solid waste collecting system.
Based on identification, the problem that was described in this reseach namely are there are community participation based on categories of house that are luxury, middle, and plain in the operation of solid waste management ?, the hypothesa namely there are some differences in The community participation base on the categories of house; luxury, middle, and plain in the operation of solid waste management, so that policy of district government which are implemented to community exactly true.The research was done to responden of luxury, middle, and simple which were amounts 116 at Sub-district Bantargebang, Rawa Lumbu, and Bekasi Timur, also depth interview to Lurah of Pedurenan at Bantargebang, Lurah of Bojong Rawa Lumbu at Rawa Lumbu, and Lurah Duren Jaya at Bekasi Timur.
Based on result of research has got conclusion as follow:
a. There are different in sample group, between luxury/middle with plain. The different in: 1) suitable between capacity of solid waste bin with solid waste volume that be produced, 2) condition of solid waste bin, 3) participation in information, 4) participation in pay retribution, 5) participation in mutual assistance, and 6) retribution if be increased.
b. There are different community participation in the operation of solid waste management at three sub-district, 1) those are not suitable between capacity of solid waste bin with soiti waste volume that be produced luxury houses at sub district Bekasi Timur and simple houses at sub district Rawa Lumbu, 2) habit of dumping solid waste not in right place rub district Bantargebang and Bekasi Timur, 3) swept yard on luxury houses at sub-district Bantargebang, and 4) participation in information at sub-district Bantargebang and Bekasi Timur.
c. There aren't suitable policy with fact in community those are structure of solid waste retribution based on building condition but in fact delivered over at community, and appointment of progresif retribution based on solid waste volume be produced but difficult at measurment.
d. Prority of community on cleanness quality less be compared with other problem like security, water, electricity, etc. expenseas of community all house categories for security, water, electricity problem more than cleanness quality.
Based on the result of research could he recommended as:
a. Based on house categories, need socialization cleanness with different information according to its social condition.
b. According to every sub-district, need informatin about 1) suitable between capacity of solid waste bin with solid waste volume that be produced luxury houses at sub-district Bekasi Timur and simple houses at sub-district Rawa Lumbu, 2) habit of dumping solid waste not in right place sub.-district Bantargebang and Bekasi Timur, 3) swept yard on luxury house at sub-district Bantargebang, and 4) participation in information at sub-district Bantargebang and Bekasi Timur.
c. To engineer socialization of cleanness/ solid waste on community need involvement of social people like psychologist, communicant, sosiologist, etc.
d. About policy, district government need to 1) appoinment right and community obligation, 2) extending servant area which has reached only 35%, 3) considering the old approaching namely collecting, transportation, treatment, and dumping to the new approach like 3R (reduce, Reuse, Recycle) and 4) considering institutional changing that is SubDin Kebersihan.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yogara Fernandez Pangihutan
"Kebutuhan akan pengelolaan sampah di perkotaan tidak lepas dari semakin meningkatnya komposisi penduduk di kawasan perkotaan.Pengelolaan sampah merupakan salah satu layanan publik, terutama setelah diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganaslisis implementasi kebijakan pengelolaan sampah di wilayah Kelurahan Papanggo, sebagai salah satu unit terkecil dari wilayah Provinsi DKI Jakarta dan bentuk partisipasi masyarakat menurut latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Dengan menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian diperoleh bahwa kegiatan pengelolaan sampah di Kelurahan Papanggo yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah belum menemui sasaran kebijakan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari masih belum berjalannya kegiatan pemilahan sampah belum terkelola dengan baik. Sementara Partisipasi masyarakat masih terbatas terlibat dalam pembayaran iuran untuk swadaya pengangkutan sampah dari pemukiman ke TPS.

Waste management is one of the public services, especially after the implementation of Law No. 18 of 2008 on waste management. The main goal of waste management is creating health and environmental quality better. The need for waste management in urban areas can not be separated from the increasing composition of the population in urban areas Policies in the trash is not only regulated at the national level, but also regulated by local governments, both provincial and district / city. Waste management included in the category of services, which the government carry out a part of waste management and the whole society are expected to participate in creating a good waste management. It is also applied in Jakarta as the capital of the Republic of Indonesia. This study aims to clarify the implementation of waste management policy in kelurahan Papanggo region, as one of the smallest area of Jakarta as a forms of form of community participation in different socio-economic backgrounds. Using a qualitative approach, the study illustrates that when the quality of public participation is felt not encouraging, it is most problem is inherent in the procedure that already established in the relevant policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>