Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Rika Sahara
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa efek arus kas pada penyediaan aset tetap telekomunikasi berupa menara telekomunikasi dengan transaksi sale and leaseback dibandingkan dengan pengelolaan sendiri. Penelitian dilakukan di PT Indosat Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa kuantitatif dengan menggunakan teori sewa guna usaha dan capital budgeting. Dengan asumsi-asumsi serta data yang dipergunakan, penelitian ini menyimpulkan bahwa penyediaan menara telekomunikasi melalui transaksi sale and leaseback memberikan arus kas yang lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan sendiri menara telekomunikasi.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyze cash flow effects on provision telecommunication towers fixed asset. Sale and leaseback transaction compared with the management of its own. Research conducted in PT Indosat Tbk. Method of research is quantitative analysis with applying theory of leasing and capital budgeting. With all of the assumptions and data, this study concluded that provision of telecommunication towers through sale and leaseback provide a better cash flow compared with the management of its own telecommunication towers."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Masythoh K.
"Salah satu cara untuk memaksimalkan shareholders value yaitu dengan membentuk komposisi pembiayaan yang tepat. Salah satu sumberp embiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu leasing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi strategi pendanaan sale and leaseback pada kinerja perusahaan pada semua aset kendaraan dan komposisi aset sale and leaseback lainnya dari PT. Kimia Farma, Tbk (KF) dengan sistem operating lease. Sale and leaseback yaitu sistem pembiayaan dimana perusahaan menjual aset yang dimiliki untuk memperoleh kas kemudian me-leasing kembali aset tersebut.
Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan tools Simulasi Bisnis dengan menggunakan Microsoft Excel, yang merupakan formulasi hubungan setiap variabel dengan variabel lainnya yang akan mempengaruhi proforma keuangan perusahaan. Simulasi Bisnis dapat memberi gambaran akurat dan cepat mengenai kondisi finansial perusahaan sebelum dan sesudah sale and leaseback dilakukan. Dari penelitian ini diketahui bahwa sale and leaseback dapat membuat kinerja keuangan perusahaan lebih baik, namun efek tersebut hanya bertahan dalam jangka pendek. Untuk mempertahankan efek tersebut, perusahaan harus melakukan investasi ulang terhadap kas yang diperoleh dari penjualan aset tetap dengan asumsi strategis yang dibahas pada skripsi ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6053
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrie Surya
"Tesis ini menganalisa efek arus kas pada pelaksanaan penyediaan aset tetap telekomunikasi yang berupa menara telekomunikasi dengan transaksi sale and leaseback dan pengelolaan sendiri dengan studi kasus pada PT Bakrie Telecom Tbk. Dengan asumsi-asumsi serta data yang dipergunakan, penelitian ini menyimpulkan bahwa penyediaan menara telekomunikasi melalui transaksi sale and leaseback dengan perjanjian sewa guna usaha finansial memberikan arus kas yang lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan sendiri menara telekomunikasi.

The main focus of this study is to analyze the cash flow effects on telecommunication tower fixed asset capital budgeting by compare of sale and leaseback transaction and independent tower management. Case study was done at PT Bakrie Telecom Tbk. With all of the assumptions and data, this study concluded that capital budgeting by sale and leaseback transactions give better cashflow than independent management."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adira Meria
"Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah untuk memperkenalkan pembiayaan Sale and Leaseback sebagai salah satu alternatif dalam menyusun strategi pembiayaan investasi baru pada perusahaan properti. Untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pembiayaan tersebut dibandingkan pembiayaan konvensional dengan hutang dan ekuitas, maka penulis menggunakan analisa secara kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantitatif mengukur secara finansial melalui perbandingan biaya sumber dana, dengan metode IRR untuk menghitung biaya sumber dana sale and leaseback dan WACC untuk menghitung biaya sumber dana hutang dan ekuitas. Sedangkan analisa kualitatif meninjau pada faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi pemilihan alternatif pembiayaan. Hasil perhitungan dalam skripsi ini menyatakan bahwa biaya sumber dana sale and leaseback lebih mahal dibandingkan dengan biaya sumber dana hutang dan ekuitas dengan kriteria biaya sumber dana ekuitas berdasarkan rata-rata ROE, DPS & growth dan proyeksi IRR proyek investasi barn. Namun lebih murah apabila menggunakan kriteria biaya sumber dana ekuitas berdasarkan IRR industri properti Jakarta. Apabila hanya pertimbangan finansial saja yang digunakan dalam menentukan pembiayaan investasi, maka alternatif pembiayaan hutang dan ekuitas lebih baik digunakan sehubungan dengan kasus pada skripsi ini karena lebih murah. Analisa kualitatif memberikan penjelasan bahwa ada beberapa hal yang menjadi keunggulan pembiayaan sale and leaseback. Salah satu manfaatnya yaitu perusahaan dapat memanfaatkan aset properti yang dimilikinya untuk memperoleh modal kerja yang dapat digunakan untuk investasi pada bisnis properti yang baru. Secara singkat, skripsi ini memberi kesimpulan bahwa dalam memilih pola pembiayaan investasi barn, perusahaan perlu mempertimbangkan banyak hal. Tidak saja secara kuantitatif melainkan juga secara kualitatif, terutama jika hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu besar. Sehingga alternatif yang dipilih dapat digunakan secara efektif dan memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Pembiayaan sale and leaseback secara ratarata lebih mahal dibanding pembiayaan hutang dan ekuitas, namun memberikan keuntungan kualitatif dengan tersedianya modal kerja bagi perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Atik Arianti
"Privatisasi merupakan isu yang paling sering kita temui dalam beberapa dekade kepemimpinan di Negara ini, seiring dengan bergantinya kepemimpinan pemerintahan, privatisasi seolah sudah merupakan agenda yang turun temurun ingin diwujudkan walaupun terdapat pro dan kontra dalam pelaksanaanya. Untuk mewujudkan privatisasi tersebut tentunya harus dipertimbangkan dengan matang oleh BUMN selaku pihak yang melakukan privatisasi, karena BUMN adalah perusahaan yang sebagian pemegang sahamnya dimiliki pemerintah, karena itu jika salah dalam strategi pelaksanaan privatisasinya dapat berakibat fatal dan tentunya menyebabkan kerugian yang besar, seperti yang dialami oleh PT. Indosat Tbk dan PT. Krakatau Steel. Dalam pelaksanaan privatisasi sudah seharusnya sejalan dengan amanat UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UU dan peraturan yang mengaturnya, dalam hal ini termasuk didalamnya UU No.19 tahun 2003, PP No.33 tahun 2005 juncto PP No. 59 tahun 2009.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode penelitian normative dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder. Dalam penelitian ini penulis hendak melakukan perbandingan antara privatisasi yang dilakukan antara PT. Indosat Tbk dan PT. Krakatau Steel serta menemukan masalah-masalah yang timbul dari privatisasi tersebut serta menemukan cara privatisasi yang paling efektif untuk BUMN di Indonesia sehingga semangat UUD 1945 dapat terwakili dan tujuan sesungguhnya dari privatisasi dapat terwujud.

Privatization is the most frequent issue appeared in several decades of our state leadership, along with the succession of governmental leadership, the issue has become a traditional agenda together with its pro and contra. The attainment requires profound consideration of the relevant state owned enterprise as party carrying out such privatization, since some of its holdings belong to the government; therefore an error in its implementation strategy may lead to fatal consequences and incurs a great loss, as experienced by PT. Indosat Tbk and PT. Krakatau Steel. The privatization implementation should be in line with the mandate of State Constitution of 1945 whereas its execution should comply with the prevailing law and regulation, including The Law No.19 of 2003, Government Regulation No.33 of 2005 in conjunction with Government Regulation No. 59 of 2009.
This research was carried out as a qualitative study, using normative research method, for the data to be used were of secondary. This research seeks to compare privatization proceedings done by two formerly state owned enterprises PT. Indosat Tbk and PT. Krakatau Steel as to identify the problems caused by privatization and to conclude the most effective way of privatization to Indonesian State Owned Enterprises so that the spirit of Indonesian State Constitution of 1945 will be maintained as the substantial objective of privatization can be realized.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42338
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Natarina
"Indosat adalah salah satu BUMN yang mendapat hak eksklusifitas dari pemerintah untuk menyelenggarakan jasa telepon internasional. Sebagai perusahaan publik, Indosat berusaha konsisten dalam memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan meluasnya penggunaan teknologi informasi di berbagai aplikasi, Indosat merasa perlu untuk menyesuaikan diri agar tidak terjadi kesenjangan terutama untuk jasa yang diselenggarakannya. Maka pada RUPS bulan April 2000 lalu, Indosat resmi mengumumkan reposisi strategi bisnisnya dari penyelenggara jasa telepon internasional ke full service network provider berbasis Protokol Internet. Hal ini juga sebagai langkah menyikapi Undang-undang Telekomunikasi No. 36 tahun 1999 yang akan mulai berlaku September 2000 berisi kerangka acuan bagi industri telekomunikasi di Indonesia yang lebih terbuka dan kompetitif juga untuk peluang penyertaan modal asing. Pelanggan korporasi adalah salah satu publik Indosat yang banyak memberikan kontribusi dalam hal pemasukkan dana atas pemakaian jasa yang diselenggarakan. Reposisi yang dilakukan Indosat adalah sesuatu yang haru dikomunikasikan kepada publik termasuk pelanggan korporasi lewat cara tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi komunikasi sosialisasi reposisi Indosat kepada pelanggan korporasi, berikut mencari faktor-faktor apa saja yang mendukung strategi tersebut berdasarkan informasi eksternal Indosat. Hal ini dilakukan juga untuk memberi masukkan bagi Indosat dari perspektif akademisi dan hasil penelitian yang didapat memiliki objektifitas yang tinggi.
Teori komunikasi pemasaran terpadu dan manajemen kehumasan dipakai dalam mencari jawaban atas permasalahan pada tesis ini. Sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik delphy dan bersifat eksploratif kualitatif, melibatkan wawancara mendalam terhadap beberapa pakar dari berbagai disiplin, pengamatan langsung dan data sekunder.
Hasil dari penelitian adalah sebelum merancang suatu strategi banyak hal yang mendahuluinya. Antara lain citra perusahaan yang baik, peraturan pemerintah yang mendukung, produk dan pelayanan yang sudah matang terlebih Indosat menjual produk teknologi, riset pasar, penentuan target dalam hal ini pelanggan korporasi serta posisi baru mereka. Semua ini ditentukan oleh Indosat jika tidak ingin datanya diketahui pihak luar. Setelah itu baru menyusun strategi komunikasinya. Berhubung muatan edukasinya besar untuk proses pembelajaran teknologi berbasis protokol internet, maka porsi komunikasi lini bawah lebih besar daripada komunikasi lini atas yang dalam hal ini berguna untuk image building dan product awareness."
2000
T5259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Rizky Arifiandi
"Kebijakan perpajakan dalam suatu negara akan mempengaruhi perilaku pasar. Dalam hal ini, kebijakan pajak dapat menjadi pendorong ekonomi suatu Negara tau mungkin dapat menurunkan ekonomi negara tersebut. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas, diperlukan suatu kebijakan perpajakan yang tepat. Akan tetapi, terdapat kejanggalan pada perlakuan pajak untuk transaksi sale and leaseback. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah surat-surat yang dikeluarkan oleh DJP itu sesuai dengan perlakuan Pajak Pertambanahn Nilai (PPN). Lalu, akan dilihat lebih dalam, mengenai perlakuan PPN terhadap transaksi sale and leaseback telah sesuai. Tiga surat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yang akan dibahas, mengenai transaksi sale and leaseback antara lain adalah Surat No. S-2086/PJ.54/1998, yang menyatakan bahwa PPN tidak terutang atas transaksi sale and leaseback, Surat No. S-568/PJ.54/1999, yang menyatakan bahwa PPN tidak terutang atas transaksi sale and leaseback, dan Surat No. 813/PJ.53/2005 yang mengatakan bahwa pada transaksi sale and leaseback dikenakan PPN.
Dalam membuat kebijakan fiskal, ada beberapa prinsip yang harus iperhatikan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan antara lain adalah, keadilan, kepastian hukum, legalitas, dan kesederhanaan. Jika dilihat dari surat yang dikeluarkan oleh DJP itu jelas tidak sesuai dengan prinsip keadilan, karena wajib pajak yang berbeda dikenakan pajak yang berbeda. Walaupun terjadi beberapa perubahan pada peraturan pemerintah dan keputusan menteri keuangan, akan tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada undang-undang Pajak pertambahan Nilai sejak tahun 1983 hingga 2000 yang dapat mengubah transaksi sale and leaseback Berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai, penyerahan barang kena pajak karena perjanjian sewa beli dan perjanjian leasing maka dikenakan PPN.
Oleh sebab itu penulis berpendapat bahwa transaksi sale and leaseback terkena PPN. Akan tetapi perlu dilihat secara teliti, bahwa transaksi sale and leaseback merupakan suatu satu kesatuan transaksi, yaitu transaksi keuangan. Yang dimana pada pasal 4A ayat 3 huruf b bahwa jasa dibidang sewa guna usaha dengan hak opsi merupakan jenis jasa yang tidak dikenakan PPN. Oleh karena itu transaksi sale and leasback seharusnya tidak terkena PPN
Tax policy in a country will affect market behavior. In this case, tax policy can be a driving force for a country's economy or it may reduce the country's economy. Therefore, to increase productivity, an appropriate tax policy is needed. However, there are irregularities in the tax treatment for sale and leaseback transactions. The purpose of this paper is to find out whether the documents issued by the DGT are in accordance with the treatment of Value Added Tax (VAT). Then, it will be seen more deeply, regarding the appropriate VAT treatment for sale and leaseback transactions. Three letters issued by the Directorate General of Taxes (DGT), which will be discussed, regarding sale and leaseback transactions include Letter No. S-2086/PJ.54/1998, which states that VAT is not payable on sale and leaseback transactions, Letter No. S-568/PJ.54/1999, which states that VAT is not payable on sale and leaseback transactions, and Letter No. 813/PJ.53/2005 which states that sales and leaseback transactions are subject to VAT.
In making fiscal policy, there are several principles that must be considered. The principles that need to be considered include justice, legal certainty, legality, and simplicity. Judging from the letter issued by the DGT, it is clearly not in accordance with the principle of justice, because different taxpayers are subject to different taxes. Although there have been some changes to government regulations and decisions of the minister of finance, but there are no significant changes to the Value Added Tax law from 1983 to 2000 that can change sale and leaseback transactions. Under the Value Added Tax Law, delivery of taxable goods because the lease and lease agreements are subject to VAT. Therefore, the author argues that sale and leaseback transactions are subject to VAT.
However, it should be seen carefully, that the sale and leaseback transaction is a single transaction, namely a financial transaction. Which is in article 4A paragraph 3 letter b that services in the field of leasing with option rights are types of services that are not subject to VAT. Therefore, sale and leaseback transactions should not be subject to VAT.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pongoh, Ivonne
"State Owned Enterprises (SOE's) in Indonesia, had a significant role in national economics, but its performance did not show satisfying results. So, in 1988, government made reformation efforts in SOE through issued Presidential Instruction No. 5/1988 on State Owned Enterprises Soundness and Management improvement. But until 1998, all SOE that have been reformed still did not perform an improvement. It indicated from the ratio of Return on Asset were only under 4 %. With economical crisis in 1997, government convincing to continue the improvement effort of SOE to become an efficient and effective corporation.
PT Indosat Tbk, as the one of SOE indicated as anomaly in majority of SOE, because of it showed an increasing performance, after government effort to reform that corporation through privatization program in 1994. While several years the financial performance growth rapidly, and PT Indosat Tbk was admitted as The Managed Company from Far Eastern Economic Review. The performance as the result of activities of organization earned profit. However the performance information from financial reports could net be references for defining sustainable performance.
According to Kaplan and Norton theory, in performance measurement Balance Scorecard (BSC), BSC model was relationship model that characterized in systemic and dynamics from financial and non financial aspects. Financial aspects represented from profitability and revenue, whereas non financial aspects were customers, internal business process, growth and learning perspectives. Nowadays, with existing information technology, the relationship model of systemic and dynamic BSC model could be mapped through dynamics system approach. By means of Dynamic System those causal relationship were described in causal loops (cause-and effect relationship), which informed the state of the performance system and this information can be used in current decision making.
Model of system dynamics approach was useful, because of: first, described a simplified representation of system relationship without losing of essence of main object; second, system dynamics method was suitable for mechanism, pattern and trend based on structuring and analyzing of system, pattern of complex system, dynamics, and uncertainties; third, system dynamics could view dynamic process naturally in non linear behavior through simulation.
According to research results by PowerSim program, system dynamics model of PT Indosat Tbk indicated that financial performance (especially SLI) was referencing of " Limit To Growth" behavior. That means financial performance as reflected of corporate performance could not be forced to increase till the certain point. From simulation result, revenue indicator showed increase till year 2000, after that revenue will decrease. Whereas on profit, growth curve still growth until 2003 and then curve would decline.
From mapping system dynamics model of PT Indosat Tbk performance, factors that influence and had a causal relationship with the model consist of: traffic volume, revenue, profit, expenditures, dividend payable, maintenance & administration & general cost, marketing budget, research & development budget, personnel cost, total cost, material cost per unit, discount margin, price, government tariff, customer satisfaction index (CSI), operating excellent index (OEI), training index, external factors. Causal loops that formed of system model was presented by: marketing loop which impact to market share, and customer satisfaction; business internal process loop which includes factors due to all cost that spent for production process, and finally directed to operating excellent index; human development loop that was described through training index.
Following the sensitivity analysis on selected key variables from system PT Indosat Tbk performance resulted that customer factor such as customer satisfaction related to product price had a significant impact on revenue and profit. Increasing price to 5 % could be enough to increase the financial performance, although market share decreased. However taking 10 % discount on price would decreased a financial performance, although there were an escalation of market share. Changing 10 % to CSI and market share had a significant impact on revenue and profit. This conditions meet along with behavior of Telecommunication industries structure in Indonesia, that still had an opportunity in market (because of Oligopoly structure), and fast growing information technology. Because of that, market research was needed to understand customer expectation and perception of product and services, with the result fitting and matching between customer and corporate goals.
Besides all factors above, an available capital for expenditures and reinvestment of business operation development had a significant impact on sustainable performance, it identified from changing behavior of the model. It was accordance with behavior telecommunication that had difficulties of barrier to entry. Because of investment was necessarily in network infrastructures far staying with appropriate technology development. Therefore government could support this condition with provided regulation that facilitated the corporation to cooperate with foreign investors, so PT Indosat could improve the infrastructures quality and operational efficiency, to generate more revenues for the forthcoming years.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fikri
"ABSTRAK
Restrukturisasi bertujuan untuk memfokuskan bisnis yang dijalani oleh perusahaan.
Pemfokusan bisnis dilakukan untuk mengefisiensikan dan meningkatkan performa
perusahaan di masa mendatang. Namun, yang terjadi pada PT Indosat Tbk., pertumbuhan
net income mengalami penurunan. Penelitian ini ingin melihat bagaimana dampak
restrukturisasi perusahaan terhadap nilai dan kinerja perusahaan serta respon harga
saham atas strategi restrukturisasi yang dilakukan pada periode 2002-2004 terutama saat
perusahaan melakukan merger dan divestasi aset menara. Penelitian ini bersifat studi
kasus eksplanatoris dengan metodologi pengumpulan data triangulation. Hasil penelitian
ini menunjukkan proses restrukturisasi menyebabkan terjadinya perubahan pada model
bisnis perusahaan, menghasilkan nilai EVA yang positif. Pasar merespon positif merger
yang dilakukan sedangkan merespon negatif divestasi yang dilakukan perusahaan

ABSTRACT
The purpose of restructuring to focus on the core business of the company. Focusing
business is done to increase the efficiency and performance of companies in the future.
But in the case of PT Indosat Tbk., the groeth of net income has decreased. This study
wanted to see the impact of corporate restructuring on the value and performance of the
company and the stock price response on restructuring strategies undertaken during the
period 2002-2004, especially when the companies merged and divested assets tower of
telecommunication. This is an explanatory case study with triangulation data collection
methodology. The results of this study indicate that the restructuring process made
changes in the business model of the company and generating positive EVA. The response
of the market is positive to the merger and negative on the divestiture of the company"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmi Edy
"Dalam rangka menyongsong perkembangan telekomunikasi dan era kompetisi global ini, 1NDOSAT telah melakukan transformasi terhadap strategi bisnis yaitu menjadikan INDOSAT sebagai penyedia jasa dan jaringan yang lengkap atau Full Network and Service Provider (FNSP). Sebagai pemain baru dalam binis penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, 1NDOSAT harus mempersiapkan beberapa rencana seperti teknologi, keuangan, pendanaan, pemasaran, SDM, dan lain-lain. Dengan persiapan tersebut, INDOSAT dapat melaksanakan bisnisnya sebagai penyelenggara jaringan telekomunikasi secara efektif menghadapi ancaman dan kendala serta dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam lingkungan strategis.
Untuk dapat memasuki bisnis yang baru diperlukan suatu strategi yang tepat, maka dari itu tujuan dari penulisan tesis ini yaitu memberikan usulan mengenai strategi bisnis apa yang akan dilakukan INDOSAT dalam memasuki bisnis sebagai penyelenggara jaringan dalam meningkatkan pendapatan usahanya dengan melakukan analisa terhadap faktor eksternal dan internal INDOSAT.
Metoda analisa yang dipakai adalah menggunakan matrik internal, matrik eksternal, matrik internal-eksternal, dan matrik SWOT. Hasil dari analisa tersebut akan berupa beberapa alternatif strategi, yang kemudian dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), akan didapatkan strategi mana yang paling tepat dilakukan INDOSAT. Berdasarkan hasil dari matrik QSPM diperoleh hasil bahwa alternatif strategi yang tepat adalah dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan PLN.

In facing telecommunication trend and global competition, INDOSAT has been transformed their business strategy to be INDOSAT as Full Network and Service Provider. As a new player in networking business, INDOSAT has to prepare some plans, such as the technology, financing, subsidy, marketing, Human Resources, etc. With those preparations, INDOSAT could run the business as Network Provider effectively to face the threat and the problems, also could get the chance in the strategic environment.
To get in the new business, needs the right strategy. Base on that, the goal of this thesis is giving the ideas about the business strategy that INDOSAT could do to get in the business as Network Provider to increase the revenue with analyzing INDOSAT's internal and external factor.
The analysis method is using internal matrix, external matrix, internal-external matrix, and SWOT matrix. The result of the analysis will become some strategy alternative. By using Quantitative Strategic Planning Matrix (OSPM), it will get the right strategy that 1NDOSAT could do. Based on QSPM matrix result, the right strategy alternative to provide the infrastructure is partnering with PLN (Perusahaan Listrik Negara).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>