Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valentina Ismetiah Bitticaca
"ABSTRAK
Latar belakang: Retinoblastoma merupakan tumor ganas mata tersering pada anak, terutama yang berusia kurang dari 3 tahun. Penanganan kasus retinoblastoma didasarkan pada luasnya invasi sel tumor pada lapisa koroid, nervus optikus pre dan post laminar, sklera dan batas sayatan operasi yang merupakan faktor risiko histopatologi, dan dikelompokkan atas risiko rendah, menengah dan tinggi. Penilaian microvessel density (MVD) telah digunakan sebagai dasar terapi anti angiogenesis pada beberapa jenis karsinoma. Telah dilaporkan bahwa retinoblastoma dengan invasi koroid atau metastasis mempunyai nilai MVD yang lebih tinggi dibandingkan .yang tanpa invasi lokal ataupun tanpa metastasis. Dalam penelitian ini dilihat hubungan antara MVD dengan faktor risiko histopatologik. Selain itu, dipelajari pula hubungan antara: faktor risiko histopatologik dengan diferensiasi tumor; MVD dengan diferensiasi tumor; faktor risiko histopatologik dengan usia dan MVD dengan usia.
Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan analitik terhadap 59 kasus retinoblastoma tanpa kemoreduksi di Departemen PA FKUI-RSCM. Setelah dikelompokkan menurut risiko histopatologik, didapatkan 10 kasus risiko rendah, 17 kasus risiko menengah dan 32 kasus risiko tinggi. Dilakukan pulasan imunohistokimia CD31, dan selanjutnya dihitung MVD pada masing-masing kelompok, diikuti dengan analisis statistik antara MVD dan faktor risiko histopatologik.
Hasil: Didapatkan hubungan bermakna yang signifikan antara MVD dan faktor risiko histopatologik (p<0,001) dan nilai OR 23. Tidak terdapat hubungan antara: faktor risiko histopatologik dengan diferensiasi tumor (p=0,063); MVD dengan diferensiasi tumor (p=0,274); faktor risiko histopatologik dengan umur (p=0,376) dan MVD dengan umur (p=0,712).
Kesimpulan: Terdapat hubungan sejalan yang signifikan antara MVD dengan faktor risiko histopatologik pada retinoblastoma, sehingga dapat dipertimbangkan pemberian antiangiogenesis pada terapi retinoblastoma.

ABSTRACT
Background: Retinoblastoma is the most common eye malignant tumor, especially in children under age of 3 years. The management of retinoblastoma is based on of tumor cells invasion in choroid layer, optic nerve pre and post laminer, sclera and optic nerve marginal excision which is a histopathological risk factors in retinoblastoma and categorised into low, intermediate and high risk. Microvessel density (MVD) is used in determining angiogenesis in some cancer as base of anti-angiogenesis therapy. It has been reported that retinoblastoma with local invasion and metastasis have higher MVD than retinoblastoma without local invasion and metastasis. In this study the association of MVD with histopathological risk factor in retinoblastoma was examined. We also assessed the association of: histopathological risk factors with tumor differentiation; MVD with tumor differentiation; histopathological risk factors with age and MVD with age.
Material and methods: This is an analytic cross-sectional study on 59 retinoblastoma without chemoreduction in Anatomical Pathology Department, FMUI-RSCM. The cases was categorised into 3 group: 10 cases of low risk, 17 cases of intermediate risk and 32 cases of high risk retinoblastoma. MVD was assesed by CD 31 immuhistochemical staining for each histopathological risk factor, then statistical analysis was performed.
Results: There was a significant association between MVD and histopathological risk factors in retinoblastoma (p<0,001) and OR score was 23. There was no association of: histopathological risk factors with tumor differentiation (p= 0.063); MVD with tumor differentiation (p= 0,274); histopathological risk factors with age (p=0,376) and MVD with age (p=0,712).
Conclusion: MVD is significantly related to histopathological risk factors of retinoblastoma, therefore the uses of anti-angiogenesis could be considered in management of retinoblastoma."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Damayanti
"Pendahuluan: Pemberian terapi adjuvant (kemoterapi dan/atau radiasi) direkomendasikan untuk semua penderita retinoblastoma yang memperlihatkan gambaran histopatologik risiko tinggi untuk residif atau... .. metiiStasls jauh, diantaranya diferensiasi tumor, invasi khoroid dan sklera, serta nervus optikus. Apoptosis diperkirakan memegang peranan penting dalam menentukan respon terhadap kemo- dan radioterapi. Defek pada mekanisme apoptosis akan mengakibatkan sel tumor bersifat radio- atau kemoresisten. Eksekusi apoptosis tergantung kepada keadekuatan easpase efektor, terutama caspase-3. Ekspresi caspase-3 yang tinggi meneerminkan bahwa kedua jalur easpase yaitu jalur endogen dan eksogen berfungsi adekuat, sehingga sel tumor akan responsif terhadap kemo- dan radioterapi serta merefleksikan prognosis yang baik. Metode: Diperoleh 12 spesimen hasil enukleasi atau eksenterasi penderita retinoblastoma unilateral dengan gambaran histopatologik risiko tinggi. Ekspresi caspase-3 aktif diperiksa seeara imunohistokimia. Dilakukan penghitungan sel tumor dengan ekspresi easpase-3 aktif positif dan kemudian dihubungkan dengan ketahanan hidup penderita pasea pemberian tempi adjuvan. Dinilai juga hubungan antara derajat diferensiasi tumor dengan ketahanan hidup 5 tahun penderita. Basil: Seluruh penderita retinoblastoma mempunyai lebih dari satu gambaran histopatologik risiko tinggi, 58,3% memperlihatkan ekspresi easpase-3 aktif negatif dan 41,7% positif. Penderita dengan invasi sel tumor trans-skIera dan batas sayatan nervus optikus (N II) tidak bebas tumor memperlihatkan ketahanan hidup 5 tahun yang lebih buruk (p=O,03). Lima dari 7 penderita dengan ekspresi caspase-3 aktif negatif dan 3 dari 5 dengan ekspresi caspase-3 aktif meninggal dunia sebelum 5 tahun (RR=1.19, p=O,81l). Empat dari 7 penderita retinoblastoma berdiferensiasi buruk meninggal dunia sebelum 5 tahun sedangkan pada yang berdiferensiasi baik sebanyak 4 dari 5 penderita (RR=O,71, p=O,634). Tiga dari 7 tumor berdiferensiasi buruk memperlihatkan ekspresi easpase- aktif negatif dibandingkan dengan 4 dari 5 tumor (RR=O,53, p=O,414) Kesimpulan: lnvasi trans-skIera dan batas sayatan N II yang tidak bebas tumor berhubungan dengan ketahanan hidup 5 tahun yang buruk pada penderita retinoblastoma .. Terdapat hubungan dengan kekuatan sedang antara derajat diferensiasi tumor dengan ketabanan hidup 5 tahun penderita dan dengan derajat diferensiasi tumor walaupun seeara statistik tidak bermakna dikarenakan jurnlah sampel yang kecil. Tumor yang berdiferensiasi buruk memperlihatkan ketahanan hidup 5 tahun yang lebih baik (meneerminkan respon yarIg baik terhadap kemo- danlatau radioterapi) serta ekspresi caspase-3 aktif yang positif. Bagaimanapun juga, berdasarkan penelitian ini tidak terdapat hubungan antara besar caspase-3 aktif dengan ketahanan hidup 5 tahun penderita."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T59012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julie Dewi Barliana
"Tujuan: Mengetahui hubungan polimorfisme genetik MnSOD Ala-9Val dengan retinoblastoma pada pasien-pasien di Indonesia, serta menilai hubungan polimorfisme gen MnSOD ini dengan aktivitas enzim SOD.
Disain: Penelitian kasus-kontrol
Metode: Polimorfisme gen MnSOD Ala-9Va1 dideteksi pada 35 pasien retinoblastoma yang berasal dari Divisi Pediatri Departemen Mata RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dan 81 kontrol anak sehat dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) dan restriction fragment length polymorphism (RFLP) menggunakan enzim restriksi NgoMIV. Aktivitas SOD dinilai dengan menggunakan prinsip perubahan dl-epinefrin menjadi adenokrom yang dapat dibaca dengan spektrofotometer.
Hasil: Pada penelitian ini hanya ditemukan genotip Val/Val dan Ala/Val. Frekuensi polimorfisme gen MnSOD genotip Ala/Val meningkat pada kelompok kasus dibandingkan kontrol meskipun tidak bermakna (OR 2,643 95% CI=0,850-8,217). Frekuensi ale! juga meningkat pada kelompok pasien dibandingkan kontrol (OR=2,46, 95% CI=0,829-7,302). Aktivitas SOD lebih tinggi pada kelompok kasus daripada kontrol (p=0,433). Namun tidak ditemukan perbedaan aktivitas SOD antara kelompok genotip Val/Val dan Ala/Val.
Kesimpulan: Sejauh ini frekuensi polimorfisme gen MnSOD Ala-9 Val genotip Ala/Val meningkat pada pasien retinoblastoma, namun genotip ini belum dapat dikatakan sebagai faktor resiko retinoblastoma. Selain itu tidak ditemukan hubungan bermakna antara polimorfisme gen MnSOD Ala-9 Val dengan retinoblastoma dan aktivitas SOD.

Objectives: In the present study, we investigated the genetic association between a functional polymorphism Ala-9Va1 in the human manganese SOD (MnSOD) gene and retinoblastoma; and the association between this polymorphism and SOD activity.
Methods: This case-control study was examined in 35 retinoblastoma cases and 81 controls. The Ala-9Val polymorphism was detected by PCR and RFLP using NgoMV restriction enzyme. SOD activities was evaluated by the changes of dlepinefrin to adenochrom which measured by spectrofotometry.
Results: No significant differences in the allelic or genotipic distribution between retinoblastoma and controls were observed. Retinoblastoma risk was slightly elevated in Ala/Val genotype (OR: 2,643, 95%CI: 0,85-8,217) as compared with Va JVal genotype. We did not find AlalAla genotype in both groups. There was significant difference in SOD activity between cases and controls (p=0,033). The SOD activity was higher in retinoblastoma than controls.
Conclusions: The MnSOD gene polymorphism Ala-9Val was not found to be associated with retinoblastoma in this case-control study. It seemed that the Ala-9Val polymorphism was not a risk factor for retinoblastoma. There was also no association between MnSOD gene Ala-9VaI polymorphism and SOD activities. Studies with a larger sample size are needed to confirm the findings.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Handayani
"Identifikasi dini respons kemoterapi neoajuvan merupakan hal penting dalam tatalaksana kanker payudara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi antara nilai microvessel density (MVD) prekemoterapi dengan perubahan apparent diffusion coefficient (ADC) pada magnetic resonance imaging (MRI) dan perubahan ukuran tumor pasca kemoterapi neoajuvan.
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang terhadap 16 pasien kanker payudara yang mendapat kemoterapi neoajuvan. Analisis bivariat menggunakan korelasi Pearson dengan (α)5%.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapatnya korelasi bermakna antara nilai MVD prekemoterapi dengan perubahan ADC maupun dengan perubahan ukuran pasca kemoterapi neoajuvan. Diperoleh kesimpulan bahwa MVD prekemoterapi tidak dapat memprediksi perubahan ADC maupun perubahan ukuran pasca kemoterapi neoajuvan.

Early identification in neoajuvant chemotherapy response is important in the treatment of breast cancer. The purpose of this study was to determine the correlation between microvessel density (MVD) before chemoterapy with changes in apparent diffusion coefficient (ADC) in magnetic resonance imaging (MRI) and changes in tumor size after neoajuvant chemotherapy.
This study used a cross-sectional design of 16 breast cancer patients who received neoajuvant chemotherapy. Performed bivariate analysis using Pearson correlation ( α 5%).
There was no significant correlation between MVD value with ADC changes as well as with changes in size after neoajuvant chemotherapy. It concluded that MVD value can not predict ADC changes after neoajuvant chemotherapy nor changes in size after neoajuvant chemotherapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Indria Sari
"ABSTRAK
Latar Belakang:Pada KKR, miofibroblas merupakan komponen sel utama dalam stroma desmoplastik yang memiliki peran penting dalam proses metastasis. Persentase antara karsinoma dengan stroma desmoplastik dikenal sebagai Carcinoma Percentage CP berperan sebagai independent predictor metastasis. D2-40/ Podoplanin PDPN dikenal sebagai marker spesifikLymphatic Endothelial Cell LEC , digunakan untuk menilai Lymphatic Microvessel Density LMVD danLymphatic Vessel Invasion LVI . Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi dan hubungan CP, LMVD dan LVI dengan metastasis sel tumor ke kelenjar getah bening KGB .Bahan dan Metode:Dilakukan penilaian CP terhadap 44 sampel adenokarsinoma Not Otherwise Specified NOS kolorektal dan pulasan D2-40/Podoplanin untuk menilai LMVD dan LVI. Uji statistik dilakukan untuk mencari korelasi antara CP dan LMVD, serta hubungan antara CP, LVI serta metastasis KGB.Hasil:Terdapat korelasi kuat antara CP dan LMVD area intratumoral dan peritumoral dengan arah korelasi negatif. Terdapat hubungan bermakna p=0,00 antara LMVD area intratumoral dan area peritumoral dengan adanya LVI. Terdapat hubungan bermakna antara LVI dengan kejadian metastasis KGB p=0,03 . Area intratumoral menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian metastasis KGB nilai p=0,04 , sedangkan area peritumoral tidak menunjukkan hubungan bermakna nilai p=0,17 .Kesimpulan:Pemeriksaan CP pada sediaan histopatologi dapat digunakan untuk memprediksi tinggi/rendahnya kejadian metastasis sel tumor ke KGB, didasarkan adanya korelasi kuat antara CP dan LMVD. Kata kunci:Carcinoma Percentage, Lymphatic Microvessel Density, Lymphatic Vessel Invasion, Lymphatic Endothelial Cell

ABSTRACT
Background In CRC, myofibroblast are the main component cells in tumour stroma which have an important role in the metastases process. The precentage between carcinoma and desmoplastic stroma known as Carcinoma Percentage CP , can be used as an independent predictor metastases. D2 40 Podoplanin PDPN known as a spesific marker forLymphatic Endothelial Cell LEC , which used to assess Lymphatic Microvessel Density LMVD and Lymphatic Vessel Invasion LVI . This study aims to determine correlation and association between CP, LMVD and LVI with the metastases process to lymph node LN .Materials and Methods CP assessment conducted on 44 samples of adenocarcinoma Not Otherwise Specified NOS colorectal and examination D2 40 Podoplanin to assess LMVD and LVI. The statistical test is performed to find the correlation between CP and LMVD, as well as the relationship between CP, LVI and metastasis KGB.Result There were a strong correlation between CP and LMVD intratumoral and peritumoral area with the negative correlation. There were a significant association p 0,00 between LMVD intratumoral and peritumoral area with the LVI. There was a significant association between LVI and lymph node metastases p 0,03 . Intratumoral area showed significant association with lymph node metastases nilai p 0,04 , whereas peritumoral area showed no significant association nilai p 0,17 .Conclusion CP examination in histopathology specimen can be used to predict high low rate of tumour cells metastases to the lymph node, based on a strong correlation between CP and LMVD. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Handayani
"ABSTRAK
Latar Belakang:Adenokarsinoma musinosum mempunyai prognosis lebih buruk dari pada adenokarsinoma Not Otherwise Specified NOS kolorektal. Ekspresi podoplanin pada Cancer associated fibroblasts CAF dan nilai Lymphatic Microvessel Density LMVD yang tinggi merupakan petanda prognosis yang buruk. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap CAF, LMVD dan metastasis kelenjar getah bening KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. CAF merupakan komponen utama pada stroma desmoplastik yang memiliki peran penting dalam proses metastasis. LMVD merupakan penilaian densitas pembuluh limfatik pada massa tumor primer.Bahan dan Metode:Penelitian dilakukan terhadap 44 kasus yang terdiri atas 22 kasus adenokarsinoma musinosum dan 22 kasus adenokarsinoma NOS kolorektal. Pulasan podoplanin digunakan untuk melihat ekspresinya pada CAF dan nilai LMVD.Hasil:CAF yang terekspresi podoplanin pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,000 . Tidak terdapat perbedaan bermakna nilai LMVD antara adenokarsinoma NOS dengan adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,381 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum p=0,248 dan adenokarsinoma NOS p=0,448 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum p=0,240 dan adenokarsinoma NOS p=0,791 .Kesimpulan:Ekspresi podoplanin pada CAF pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum. Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan LMVD dan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. Ekspresi podoplanin pada CAF tidak dapat digunakan untuk menentukan prognosis metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum. Terdapat kecenderungan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum sedikit lebih tinggi daripada adenokarsinoma NOS kolorektal.

ABSTRACT
Background Mucinous adenocarcinoma has worse prognosis than the Not Otherwise Specified NOS colorectal adenocarcinoma. High expression of podoplanin in Cancer Associated Fibroblasts CAF and high lymphatic Microvessel Density LMVD values is a marker of poor prognosis. This study analyzed CAF, LMVD and lymph node metastasis in mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma.CAF are the main component of desmoplastic stroma which have an important role in the metastatic processes. LMVD is an assessment of the density of the lymphatic vessels in the primary tumor.Materials and methods The study consists of 44 cases including 22 cases of mucinous adenocarcinoma and 22 cases of NOS adenocarcinoma colorectal. Podoplanin is used to see its expression CAF and LMVD values. Results CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than mucinous adenocarcinoma p 0.000 . There was no significant difference in LMVD values between NOS adenocarcinoma and mucinous adenocarcinoma p 0.381 . There was no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD values in mucinous adenocarcinoma p 0.248 and NOS adenocarcinoma p 0.448 . There was no significant correlation between CAF expressed podoplanin with KGB metastasis in adenocarcinoma musinosum p 0,240 and NOS adenocarcinoma p 0.791 . Conclusion CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than that of the mucinous adenocarcinoma. There is no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD and KGB metastasis in NOS mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma. Podoplanin expression in CAF can not be used to determine the prognosis of KGB metastasis in mucinous adenocarcinoma. There is a tendency for LMVD values in mucinus adenocarcinoma to be slightly higher than NOS adenocarcinoma."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilania Saraswati
"ABSTRAK
Tujuan: Menilai ekspresi protein Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) pada Karsinoma Sel Ginjal (KSG) serta kaitannya dengan faktor-faktor prediktor prognosis yang dinilai secara histopatologik (subtipe, staging histopatologik, derajat anaplasia inti Fuhrman)
Metode: Studi potong lintang terhadap jaringan yang difiksasi formalin dan diletakkan di dalam parafin dari pasien-pasien dengan KSG, yang diwarnai menggunakan metode imunohistokimia terhadap protein EGFR.
Hasil: Ekspresi EGFR pada membran ditemukan pada 46% dari keseluruhan kasus (N=41) dan ekspresi EGFR di sitoplasma ditemukan pada 49% dari keseluruhan kasus (N=41). Terdapat hubungan antara subtipe histopatologik dan derajat anaplasia inti Fuhrman dengan ekspresi EGFR di sitoplasma (nilai p 0,017 dan 0,014 dengan uji Fisher’s exact). Tidak ditemukan asosiasi antara staging histopatologik dengan ekspresi EGFR.
Diskusi: Perlu dibuat penelitian lanjutan dengan membandingkan ekspresi EGFR terhadap angka kesintasan pasien serta dibandingkan dengan faktor prediktor prognosis yang lain. Kemaknaan lokasi ekspresi EGFR di sitoplasma juga memerlukan perhatian khusus dan pembuktian secara ilmiah.

ABSTRACT
Objective: To study the expression of Epidermal Growth Factor Receptor protein in Renal Cell Carcinoma (RCC) and its relationship with prognostic predictor factors evaluated histopathologically (subtype, histopathological staging, Fuhrman nuclear grading).
Methods: This was a cross-sectional study on 41 formalin-fixated paraffin-embedded tissue of patients with RCC, stained using immunohistochemical method against EGFR protein.
Result: Membranous EGFR expression was found in 46% of cases (N=41), while cytoplasmic EGFR expression was found in 49% of cases. There was a significant association between histopathological subtype or Fuhrman nuclear anaplasia grading and cytoplasmic expression of EGFR (p value 0,017 and 0,014, respectively, using Fisher’s exact test). No significant association was found between histopathological staging and EGFR expression
Discussion: A further study on the association EGFR expression and survival, and its comparison to other prognostic factors is necessary. The significance of EGFR expresion in the cytoplasm requires special attention and further scientific evidence."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizma Permaisuari
"Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit multifaktorial. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi OMA dan hubungannya dengan status gizi, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan perokok pasif pada anak usia 0-5 tahun di lingkungan padat penduduk di Jakarta Timur. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan data diperoleh melalui wawancara terpimpin, pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan THT pada seluruh anak usia 0-5 tahun yang rumahnya terpilih berdasarkan spatial random sampling di Kelurahan Cawang yang terpilih berdasarkan multistage random sampling. Data diolah menggunakan program SPSS versi 20.0 dan dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi OMA 17,54%. Uji Fisher Exact menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada prevalensi OMA berdasarkan status gizi (p>0,05), ISPA (p>0,05), dan perokok pasif (p>0,05). Disimpulkan prevalensi OMA pada anak usia 0-5 tahun di lingkungan padat penduduk di Jakarta Timur adalah 17,54% dan tidak berhubungan dengan status gizi, ISPA, dan perokok pasif.

Acute Otitis Media (AOM) is a multifactorial disease. The purpose of this study was to determine the prevalence of AOM and its association with nutritional status, Upper Respiratory Tract Infection (URTI), and passive smoker of 0-5 years old children in high-density population in East Jakarta. This cross sectional study was conducted by performing guided interview, physical examination, and ear, nose, and throat examination to all 0-5 years old children whose house is chosen based on spatial random sampling in Cawang, chosen district based on multistage random sampling. Data are managed with SPSS version 20.0 and analyzed with chi square test. The results showed that the prevalence of AOM was 17,54%. Fisher exact test has shown no significant difference between prevalence of AOM with nutritional status (p>0,05), URTI (p>0,05), and passive smoker (p>0,05). In conclusion, prevalence of AOM of 0-5 years old children in high density population in East Jakarta is 17,54% and there is no association between the prevalence of AOM with nutritional status, URTI, and passive smoker"
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesye Arisanty
"Latar Belakang : Pemahaman mengenai karakteristik biologik dan faktor prognostik melanoma malignum yang merupakan tumor ganas melanositik merupakan hal yang penting karena berhubungan dengan pemilihan terapi serta kesintasan penderita. Agresivitas tumor dapat dinilai dari beberapa faktor histopatologik, antara lain: ada tidaknya ulserasi, aktivitas mitosis, dan keterlibatan kelenjar getah bening. Ekspresi protein p16 dan ki67 merupakan beberapa marker yang memiliki peran dalam prediktif prognostik melanoma malignum.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara ekspresi protein p16 dan Ki67 pada beberapa faktor prognostik histopatologik yang dapat digunakan sebagai penanda agresivitas tumor yaitu ulserasi, aktivitas mitosis dan metastasis pada tumor primer melanoma malignum jenis nodular.
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan metode imunohistokimia menggunakan p16 dan Ki67 pada 25 kasus melanoma malignum jenis nodular.
Hasil : Ekspresi protein p16 negatif pada 40% kasus melanoma ulseratif dan 52% kasus dengan aktivitas mitosis tinggi, dan 16% kasus pada metastasis kgb. Ekspresi Ki67 positif pada 44% kasus melanoma dengan aktivitas mitosis tinggi, dan 20 % kasus melanoma metastasis serta 32% kasus dengan ulserasi.
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi p16 dengan gambaran ulserasi, aktivitas mitosis tinggi, dan metastasis kgb pada melanoma malignum kulit jenis nodular. Tidak terdapat hubungan antara ekspresi Ki67 dengan gambaran ulserasi, aktivitas mitosis tinggi serta metastasis kgb pada melanoma malignum kulit jenis nodular.

Background : To understanding about biological behaviour and prognostic factor of melanoma malignum as a malignant tumor from melanocyte is important, because its relationship with choise of therapy and survival of the patiens. The aggresivity of the tumour, can be predicted from several prognostic factors: ulceration of the tumour, mitotic activity, and lymph nodes metastasis. P16 and Ki67 protein expressions can be used as a prognostic markers in cutaneous nodular melanoma malignum.
Aim : Assesing p16 and Ki67 protein expression and its relatinoship with several histopatological prognostic factors as a marker of aggressiveness of the tumors: ulceratin, mitotic activity, and lymph nodes metastasis in cutaneous nodular melanoma malignum.
Metode : This was a cross-sectional study on 25 cases of nodular melanoma, stained with p16 and ki67 antibody with immunohistochemical methods.
Result : P16 negative expression can be found in 40% of ulcerated melanoma cases, and 52% cases with high mitotic activity and 16% of cutaneous nodular melanoma with lymph nodes metastasis. Ki67 positive expression was found in 44% of cases with high mitotic activity, 20% cases of metastasis melanoma and 32% cases in ulcerated melanoma.
Conclusion : There was no statistically significant association between p16 expression with ulcerated melanoma, high mitotic activity,and metastatic melanoma in lymph nodes. Also no statistically significant between Ki67 expression with ulcerated melanoma, high mitotic activity and lymph nodes metastatic melanoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Immawati
"ABSTRAK
Sindrom Nefrotik (SN) merupakan gangguan ginjal terbanyak yang dijumpai
pada anak. Anak dengan SN sebagian besar mengalami kekambuhan yang akan
mempengaruhi kualitas hidup anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekambuhan anak SN. Desain
penelitian adalah potong lintang pada 86 sampel dengan teknik consecutive
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Chi Square dan analisis
multivariat dengan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan
penyakit ISPA merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian
kekambuhan (p value = 0,016, α 5 %). Pendidikan kesehatan perlu diberikan
kepada keluarga secara adekuat untuk mencegah kekambuhan pada anak

ABSTRACT
Nephrotic syndrom (SN) is the most common kidney disorder that find in
children. Children with SN largely relapse which will affect the quality of life of
children. The purpose of this study was to identify the factors related to the
incidence of relapse in children with nephrotic syndrome. The study design was
cross sectional in 86 sample with consecutive sampling technique. Gathering data
using questionnaire. Analysis using univariate, bivariate with Chi Square tests and
multivariate analysis with logistic regression analysis. Results showed that the
respiratory disease (ISPA) is the most variabel associated with incidence of
relapse (p value 0,016, α 5 %). Adequate health education important to be given to
the parent to prevent relapse."
2015
T45742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>