Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Suryaputra
"Obesitas pada remaja merupakan akumulasi lemak pada tubuh yang terjadi secara bertahap. Obesitas terjadi karena interaksi yang sangat kompleks antara parental fatness, pola makan, dan gaya hidup. Prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola makan dan aktivitas fisik antara remaja obesitas dan non obesitas.
Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 40 orang dengan usia 15-17 tahun di SMAK Santa Agnes Surabaya secara simple random sampling, yang terdiri atas 20 orang obesitas dan 20 orang non obesitas. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney untuk tingkat pengetahuan gizi remaja, pengeluaran jajan remaja, frekuensi makan, pola konsumsi makanan cepat saji, pola konsumsi kudapan, tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak, tingkat aktivitas fisik, serta parental fatness.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan gizi remaja, pengeluaran jajan remaja, frekuensi makan, pola konsumsi makanan cepat saji, pola konsumsi kudapan atau makanan ringan, serta tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak, antara kelompok obesitas dan kelompok non obesitas. Demikian juga untuk tingkat aktivitas fisik dan parental fatness, terdapat perbedaan antara remaja pada kelompok obesitas dengan non obesitas. Adanya perbedaan parental fatness, pola makan dan aktivitas remaja antara kelompok obesitas dengan non obesitas. Oleh karena itu, disarankan pemberian informasi dan pendidikan tentang pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang cukup untuk mencegah terjadinya obesitas.

Obesity in teenage is a syndrome that happened because of fat accumulation in the body. Obesity occured because of complex interaction between parental fatness, food pattern, and physical activity. In Indonesia, prevalence of teenage obesity is gradually increasing. The aim of this research was to analyze about the difference of food pattern and physical activity between obesity and non obesity teenage group.
This study was an analytical observational research with cross sectional design. The samples were 40 teenage from Santa Agnes senior high school Surabaya (age 15-17) that was taken by simple random sampling, that divers to 20 obese and 20 non obese teenage group. The data were analysed by Mann Whitney test for nutrition knowledge, pocket money, food pattern, fast food's consumption, snack?s consumption pattern, consumption level of energy, carbohydrat, protein, and fat, physical activity and parental fatness.
The result of the statistic test showed that variables significant difference are nutrition knowledge, pocket money, food pattern, fast food?s consumption, snack?s consumption pattern, energy consumption level, carbohydrate consumption level, protein consumption level, fat consumption level, physical activity and parental fatness between obese and non obese teenage group. The conlusion is that significant differences are food pattern and physical activity between obese and non obese teenage group. Recommendation is necessary to provide information and education to teenage about healthy food and adequate physical activity to prevent obesity.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Primacakti
"Latar Belakang: Obesitas saat ini sudah menjadi masalah epidemik global. Angka kejadian obesitas yang meningkat dikaitkan dengan meningkatnya sedentary behaviour dan rendahnya aktivitas fisis. Penelitian mengenai perbedaan aktivitas fisis pada remaja obes dan non-obes memiliki hasil yang bervariasi. Penelitian mengenai hal ini sangat jarang di Indonesia. Tujuan: Mengetahui pola aktivitas fisis remaja usia 10-15 tahun dan mengetahui perbedaan rerata keluaran energi, intensitas aktivitas fisis, dan durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, serta screen time remaja obes dan non-obes serta mengetahui kesesuaian aktivitas fisis remaja dengan rekomendasi. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap siswa/i kelas VII dan VIII SMPN 216 Jakarta Pusat usia 10-15 tahun. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama untuk melihat pola aktivitas fisis remaja usia 10-15 tahun sedangkan tahap kedua untuk melihat perbedaan rerata keluaran energi, intensitas aktivitas fisis, durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, dan screen time remaja obes dan non-obes. Aktivitas fisis dinilai menggunakan buku harian Bouchard yang diisi selama 2 hari sekolah dan 1 hari libur. Hasil: Pekerjaan sekolah, menonton TV, jalan, renang, dan sepak bola merupakan aktivitas fisis yang sering dilakukan oleh remaja. Tidak terdapat perbedaan keluaran energi antara remaja obes dan non-obes (median 4752,9 (2950-8065,8) vs 4435,4 (2753,4-8134,7) kkal/hari, p 0,160). Intensitas aktivitas fisis remaja obes lebih rendah dibandingkan non-obes (median 1,5 (0,8-1,8) vs 2 (1,6-2,8) MET, p <0,001). Durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat remaja obes lebih pendek dibandingkan remaja non-obes ( 19.3 ± 6.9 vs 26.4 ± 3.4 menit, p 0,000). Screen time remaja obes lebih lama dibandingkan remaja non-obes (median 2,8 (1-6,6) vs 1,8 (0,3-6,1) jam, p 0,000). Tidak ada remaja yang memenuhi rekomendasi berdasarkan kriteria intensitas dan durasi aktivitas fisis, 15,5% remaja obes dan 79,8% remaja non-obes memenuhi rekomendasi berdasarkan screen time (p,0,001) . Simpulan: Aktivitas fisis bervariasi pada remaja usia 10-15 tahun. Tidak terdapat perbedaan keluaran energi antara remaja obes dan non-obes. Terdapat perbedaan intensitas aktivitas fisis, durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, dan screen time antara remaja obes dan non-obes. Aktivitas fisis sebagian besar remaja tidak sesuai rekomendasi.
Background: Obesity is now a global epidemic problem. Increased prevalence of obesity is associated with increased sedentary behaviour and low physical activity. Research on differences in physical activity pattern in obese and nonobese adolescents have varying results. Research on this is very rare in Indonesia. Purpose: Knowing the physical activity patterns of adolescents aged 10-15 years old and know the difference between the mean energy output, physical activity intensity and duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time obese and non-obese adolescents and determine the suitability of adolescents physical activity with recommendation. Method: Cross sectional study conducted on 6th and 7th grade students aged 10- 15 years old in 216 Junior High Schools. The study consisted of 2 phases. The first stage to see the physical activity patterns of adolescents aged 10-15 years, while the second stage to see the difference in mean energy output, intensity of physical activity, duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time obese and non-obese adolescents. Physical activity was assessed using Bouchard diary for 2 days school and 1 day off. Results: School working, watching TV, walking, swimming, and football is a physical activity that is often done by adolescents. There was no difference in energy output between obese and non-obese adolescents (median 4752.9 (2950 to 8065.8) vs. 4435.4 (2753.4 to 8134.7) kcal / day, p 0.160). The intensity of physical activity of obese adolescents is lower than non-obese adolescents (median 1.5 (0.8 to 1.8) vs 2 (1.6 to 2.8) METs, p <0.001). Duration of physical activity of moderate-vigorous intensity obese adolescents shorter than non-obese adolescents (19.3 ± 6.9 vs 26.4 ± 3.4 minutes, p 0.000). Screen time obese adolescents longer than non-obese adolescents (median 2.8 (1 to 6.6) vs 1.8 (0.3 to 6.1) hours, p 0.000). There were no adolescents who meet recommendation based on the intensity and duration of physical activity criteria, 15.5% obese adolescent and 79.8% non-obese adolescents meet recommendations based on screen time (p, 0.001). Conclusion: Physical activity varies among adolescents age 10-15 years old. There are no difference in mean energy output but there are differences in intensity of physical activity, duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time between obese and non-obese adolecents. Most of adolescents physical activity are not appropriate with recommendation."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Sayogo Putri
"Obesitas merupakan salah satu masalah utama di perkotaan, yang dapat menyebabkan banyak komplikasi. Aktivitas fisik merupakan pergerakan badan yang diproduksi kontraksi otot rangka yang meningkatkan konsumsi energi diatas level basal. Obesitas dipengaruhi oleh ketidakseimbangan energi masuk dan energi keluar. Untuk mengetahui perbandingan tingkat aktivitas fisik pada kasus obesitas dan non-obesitas, dilakukan perekaman aktivitas fisik selama 2 hari kerja dan 1 hari libur pada 44 karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2015 dengan obesitas dan tanpa obesitas. Perekaman dilakukan dengan kuesioner Bouchard yang dimodifikasi dan anamnesis subjek. Aktivitas fisik subjek digolongkan dalam 4 kategori: sedenter, ringan, sedang, dan berat. Hasil analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara tingkat aktivitas fisik pada subjek obesitas dan non-obesitas (p=1). Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak menjadi variabel tunggal dalam menyebabkan obesitas.

Obesity remains a big problem in an urban life, leading to complications. Physical activity is defined as bodily movement produced by skeletal muscle which increases energy expenditure above basal level. An inequilibrium of energy intake and expenditure leads to obesity. To investigate the level of physical activity between obese employees and non-obese employees of Medical Faculty of University of Indonesia (2015), their physical activities during 2 weekday and 1 weekend were recorded in modified Bouchard questionnaire and anamnesis was performed. The physical activities of the subject were classified into 4 categories: sedentary, mild, moderate, and vigorous. The result of data analysis using Kolmogorov-Smirnov test showed that there was no significant difference of physical activities level of the subjects (p=1). This research shows that physical activity level is not the only contributing factor of obesity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2016
641.563 5 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Ardianto Laksono
"Latar Belakang: Obesitas merupakan beban berat terhadap kesehatan di seluruh dunia. Salah satu cara menangani obesitas adalah dengan latihan fisik. Namun untuk beberapa populasi khusus seperti osteoartritis, keefektifan latihan fisik perlu dipertanyakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terapi latihan fisik selama enam minggu efektif dalam menurunkan lingkar pinggang pada pasien obesitas dengan osteoartritis lutut.
Subyek: Subyek dari penilitian ini adalah pasien wanita dengan osteoartritis lutut dan obesitas yang mengunjungi Klinik Obesitas di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo. Studi ini menggunakan data sekunder yang diambil dari status pasien lewat rekam medis. Sebanyak 35 pasien digunakan dalam studi ini.
Metode: Studi ini merupakan studi deskriptif dengan satu kelompok dan membandingkan karakteristik sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diambil dari rekam medis berupa lingkar pinggang, umur, metode pembayaran, berat badan, tinggi badan dan indeks masa tubuh. Data yang diambil merupakan data sebelum dan sesudah terapi latihan.
Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan penrurunan signifikan di lingkar pinggang setelah enam minggu terapi p<0.05 (p=0.001) biarpun tidak ada korelasi positif antara lingkar pinggang awal dan penurunan lingkar pinggang p<0.05 (p=0.54). Penelitian ini membuktikan terapi latihan enam minggu efektif dalam menurunkan lingkar pinggang.

Background: Obesity had become a major burden all over the world. One approach of managing obesity is done by physical exercise. However, for certain population such as osteoarthritis, physical exercise efficaciousness is questionable. This study is devised to examine how effective a therapeutic exercise which is held for six weeks in reducing the waist circumference of obese patient with knee osteoarthritis.
Subjects: All of the subjects are female patients who visited Obesity Clinic in Cipto Mangun Kusumo Hospital and diagnosed with knee osteoarthritis along with obesity. This study uses secondary data obtained from the patients’ status from the medical record. Total of 35 subjects are included in this study.
Methods: This is a descriptive study which has one group with pre-test and post-test design. Subject’s baseline characteristics including waist circumference, age, body weight, body height and payment method are collected along with the data after the program had been completed.
Results and Conclusion: Result shows significant changes in waist circumference after the six weeks therapeutic exercise p<0.05 (p=0.001) however there is no positive correlation between initial waist circumference with the total loss of waist circumference p<0.05 (p=0.54). This study shows that six weeks therapeutic exercise is effective in reducing the waist circumference of the patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restika Hapsari
"Prevalensi obesitas pada remaja di Karawang lebih tinggi dibandingkan di antara kabupaten di Jawa Barat. Gaya hidup remaja yang tidak sehat di Karawang mengarah pada obesitas. Salah satu contoh gaya hidup yang tidak sehat adalah kurangnya latihan fisik. Remaja yang gemuk cenderung memiliki aktivitas fisik yang rendah dan berisiko mengalami tingkat obesitas yang lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi deskripsi aktivitas fisik pada remaja gemuk di Kabupaten Karawang. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross sectional dengan 97 responden remaja dengan status gizi dianggap obesitas. Data diambil di sekolah menengah pertama dan menengah atas di Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah pengukuran tinggi menggunakan microtoise dan pengukuran berat menggunakan skala berat badan digital untuk menunjukkan Indeks Massa Tubuh (BMI). Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan dilanjutkan dengan menerapkan tabulasi data (crosstabb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja yang menderita obesitas adalah remaja pria dengan obesitas kelas 1. Sementara itu, remaja perempuan juga pasif dalam melakukan aktivitas fisik. Studi ini merekomendasikan bahwa sekolah perlu melakukan program manajemen obesitas yaitu promosi aktivitas fisik untuk menjadi intervensi berbasis sekolah.

The prevalence of obesity in adolescents in Karawang is higher than among districts in West Java. Unhealthy adolescent lifestyles in Karawang lead to obesity. One example of an unhealthy lifestyle is lack of physical exercise. Obese adolescents tend to have low physical activity and are at risk of experiencing higher levels of obesity with age. This study aims to identify the description of physical activity in obese adolescents in Karawang Regency. This descriptive study uses a cross sectional design with 97 teenage respondents with nutritional status considered obese. Data were collected at junior high and senior high schools in Karawang Regency. The method used in collecting data is height measurement using microtoise and weight measurement using a digital weight scale to show the Body Mass Index (BMI). The analysis carried out was univariate analysis and continued by applying data tabulation (crosstabb). The results showed that the majority of adolescents suffering from obesity were male adolescents with grade 1 obesity. Meanwhile, female adolescents were also passive in physical activity. This study recommends that schools need to conduct obesity management programs, namely the promotion of physical activity to become school-based interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Budi Prayuni
"Tesis ini disusun untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan performa fisik dengan keadaan sarkopenia pada penderita obesitas usia lanjut di komunitas. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik potong-lintang dengan teknik pengambilan secara konsekutif. Kriteria inklusi diantaranya adalah subjek berusia ≥ 60 tahun, indeks massa tubuh ≥ 25 Kg / m2, mampu berjalan minimal 10 meter dan fungsi kognitif baik, Subjek yang menggunakan alat pacu jantung, terdapat implant metal di dalam tubuh, memiliki riwayat penyakit kanker, gangguan kardiovaskular dan respirasi akut, deformitas atau nyeri pada ekstremitas dan mendapatkan latihan terapeutik atau olahraga teratur dieksklusi dari penelitian ini. Pengukuran tingkat aktivitas fisik menggunakan kuesioner Physical Activity Scale for Elderly (PASE) dan performa fisik menggunakan uji kecepatan berjalan 6 meter dan uji timed up and go test (TUG). Penegakkan sarkopenia berdasarkan kriteria Asian Working Group of Sarcopenia 2019 dengan pengukuran komposisi tubuh menggunakan Bioelectric Impedance Analysis (BIA). Pada penelitian ini, didapatkan proporsi sarkopenia pada keseluruhan subjek (n = 119) adalah 23,5% dengan 71,4% berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada variabel tingkat aktivitas fisik (p > 0,05) dan hubungan yang signifikan pada variabel kecepatan berjalan dan uji TUG (p < 0,05). Kesimpulan pada penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara performa fisik dengan kondisi sarkopenia pada penderita obesitas usia lanjut di komunitas.

This thesis was aimed to determine the association between physical activity level and physical performance with sarcopenia in elderly obese patient in community. The research design is a cross sectional study with consecutive sampling. Inclusion criteria included subjects with age ≥ 60 years old, body mass index ≥ 25 Kg / m2, able to walk at least 10 meters, and has a good cognitive function. Subjects with pacemaker, have metal implants, history of cancer, acute cardiovascular and respiratory disorders, deformities or pain in extremities and receive regular therapeutic exercise were excluded from this research. Measurement of physical activity level using Physical Activity Scale for Elderly (PASE) questionnaire and physical performance using 6meter walking speed test and timed up and go test (TUG). Sarcopenia is based on criteria from Asian Working Group of Sarcopenia 2019 with body composition assessment using Bioelectric Impedance Analysis (BIA). In this research, the proportion of sarcopenia in all subjects (n = 119) was 23,5% with 71,4% was female. The results showed that there was no significant association on physical activity level (p > 0,05) and a significant association on walking speed and TUG test (p < 0,05). This research concluded that there is a significant association between physical performance with sarcopenia in elderly obese patient in the community."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Calvin Kurnia Mulyadi
"Asupan makanan berlebih dan rendahnya aktivitas fisik adalah dua faktor risiko obesitas pada remaja. Kurangnya pemahaman akan hubungan antarfaktor risiko ini membuat obesitas remaja sulit ditangani dan cenderung berlanjut ke usia dewasa. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik (physical activity level/PAL) dengan asupan energi dan makronutrien. Penelitian dilakukan di salah satu fakultas kedokteran di Jakarta dalam periode Juni 2011-Juni 2013, dengan metode total sampling pada populasi mahasiswa berusia 15-18 tahun. Data asupan energi dan makronutrien dari sampel yang terdiri atas laki-laki (n=30) dan perempuan (n=43), dinilai menggunakan Food-Frequency Questionnaire semikuantitatif, sedangkan PAL dengan Bouchard three-days physical activity record. Dengan uji one-way anova, terdapat hubungan antara PAL dengan asupan energi dan lemak (p=0,025 dan 0,019), sedangkan asupan karbohidrat dan protein sebaliknya. Dengan analisis post-hoc LSD, perbedaan bermakna terdapat pada PAL sedang dan tinggi (asupan energi p=0,007; lemak p=0,005), sedangkan rata-rata asupan energi dan makronutrien tetap tinggi pada PAL rendah. Disimpulkan bahwa peningkatan keluaran energi total akan meningkatkan asupan energi, sedangkan PAL rendah tidak akan mengubah kebutuhan energi individual.

Excessive nutrient intake and low physical activity are two obesity risk factors in adolescent. Lack of understanding in relationship amongst these risk factors has made adolescent obesity become health problems and tends to progress into adulthood. This study aimed to investigate the relationship between physical activity level (PAL) with energy and macronutrient intake. Study was held in one of medical school in Jakarta from June 2011-June 2013, with total sampling on medical students aged 15-18. Energy and macronutrient intake from boys (n=30) and girls (n=43) were assessed using semiquantitative Food-Frequency Questionnaire, while PALs were assessed using Bouchard-three days physical activity record. One-way anova analysis showed significant relationship of PAL toward energy and fat intake (p=0,025 and 0,019), and none of carbohydrate and protein intake. The post-hoc LSD analysis revealed the significant mean difference were found in subjects classified as high and moderate PAL (for energy intake p=0,007; fat intake p=0,005). Meanwhile, energy and all macronutrients intake were found to be persistently high in subject with low PAL. In conclusion, increase in total energy expenditure will subsequently induce increase in energy intake, but low PAL did not change the individual energy requirement."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Debby Endayani Safitri
"Berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa durasi tidur malam yang pendek berhubungan dengan kejadian obesitas pada orang dewasa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan durasi tidur malam pada orang dewasa yang mengalami obesitas dengan orang dewasa yang tidak obesitas di dunia. Penelitian yang diikutsertakan dalam meta-analisis merupakan penelitian yang dipublikasikan pada rentang tahun 1990 hingga 2013. Identifikasi penelitian dilakukan secara sistematis menggunakan PubMed dan e-Resource PNRI maupun manual melalui daftar referensi dari jurnal penelitian yang teridentifikasi dalam langkah sistematis. Sebanyak 57 penelitian yang teridentifikasi secara sistematis dianggap potensial, 16 penelitian memenuhi kriteria inklusi, 7 penelitian diikutsertakan dalam meta-analisis. Sebanyak 5 penelitian teridentifikasi secara manual dan 2 diantaranya diikutsertakan dalam meta-analisis. Secara keseluruhan, 9 penelitian diikutsertakan dalam meta-analisis dan melibatkan 78.119 subjek. Durasi tidur malam dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ≤ 5 jam, 5 ? 7 jam dan < 7 jam. Masing-masing kelompok tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu orang dewasa dengan durasi tidur malam 7 hingga 9 jam. Nilai OR gabungan kelompok pertama adalah 1,73 (95% CI: 1,47-2,03). OR gabungan kelompok kedua adalah 1,21 (95% CI: 1,05-1,39) dan kelompok ketiga adalah 1,42 (95%CI: 1,25 ? 1,61).

Many recent studies show that short sleep duration may be associated with adulthood obesity. The objective of this study is to assess difference of sleep duration between obese and non-obese adults based on formerly scientific studies. Studies which were included in this meta-analysis are published between years of 1990 ? 2013. Systematic identification was done using PubMed and e-Resource PNRI. Manually identification was done using reference of studies which identified systematically. Of 58 potential studies identified systematically, 16 met inclusion criteria and 7 were pooled in the meta-analysis. Of 5 studies identified manually, 2 were pooled in the meta-analysis. Overall, 9 studies were pooled in the meta-analysis for a total 78.119 subjects. Sleep duration is differentiated into 3 groups, ≤ 5 hours, 5 ? 7 hours and < 7 hours. Summary OR of first group is 1,73 (95%CI: 1,47-2,03). Summary OR of second group is 1,21 (95%CI: 1,05-1,39) and third group is 1,42 (95%CI: 1,25 ? 1,61)."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T42355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>