Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadiah Bayu Adlina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32646
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Sediaan mengapung dirancang untuk meningkatkan bioavailabilitas
obat melalui perpanjangan waktu tinggal sediaan di lambung (dekat dengan
loka absorpsi) dan memperpanjang pelepasan obat dengan mengendalikan
laju pelepasannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh formula
tablet mengapung dengan menggunakan kombinasi pragelatinisasi pati
singkong propionat (PPSP) dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) sebagai
matriks. Penelitian ini menerapkan granulasi basah sebagai metode
pembuatan tablet dengan teofilin sebagai model obat. Semua formula, yang
dibuat dengan memvariasikan komposisi polimer penyusun matriks,
menunjukkan periode mengapung diatas 8 jam pada asam klorida 0,1N 370C.
Uji keterapungan, daya mengembang, dan kinetika pelepasan obat
merupakan parameter penting tablet mengapung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa formula dengan matriks PPSP:HPMC=1:1 merupakan
formula terbaik yang paling mendekati formula pembanding dengan matriks
HPMC 100% dengan kinetika pelepasan mengikuti persamaan Higuchi dan
mekanisme difusi non-Fickian."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Rezki Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sediaan granul mengapung dengan sistem lepas terkendali menggunakan pregelatinisasi pati singkong propionat sebagai pembentuk matriks. PPSP dikombinasi dengan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dengan konsentrasi tertentu, untuk mengoptimalkan kemampuannya menghambat laju pelepasan obat. Granul mengapung dibuat dengan sistem effervescent menggunakan metode granulasi basah, dan digunakan teofilin sebagai model obat. Berdasarkan evaluasi distribusi ukuran partikel digunakan granul ukuran 711-1180 µm sebagai sediaan. Formula PPSP dan HPMC (1:1) mampu mengembang sampai 428.86 % selama 4 jam. Formula itu mampu mengapung di dalam medium asam selama 48 jam, dan mampu menahan pelepasan obat selama 8 jam mencapai 39.63 % dengan mekanisme pelepasan obat melalui kombinasi antara proses difusi dan erosi. PPSP tidak dapat digunakan sebagai pembentuk matriks tunggal untuk menghambat laju pelepasan obat, sedangkan kombinasi penggunaan PPSP dan HPMC dapat digunakan untuk menghambat laju pelepasan obat.

This study is to investigate the characteristic of floating granules based on controlled release system using pregelatinized cassava starch propionate (PPSP) as the matrix forming. Pregelatinized cassava starch propionate was combined with Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) with certain concentration, to optimize its controlled release ability. The floating granules was prepared with effervescent system using wet granulation method, and theophylline was used as the drug`s model. Based on the granules distribution, floating granule`s size was 711-1180 µm. Combination between PPSP and HPMC (1:1) swelled until 428.86% for 4 hour. This formula buoyed in acid medium for 48 hours and released the drug for 39.63 % in 8 hours by mechanism of diffusion and erosion. PPSP cannot be used as single matrix former to control drug`s released, furthermore the combination between PPSP and HPMC can be used as the matrix former for controlled release dosage form."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bilal Samsuri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS), yang merupakan modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia sebagai matriks dalam sediaan tablet mengapung. Formulasi tablet mengapung dibuat dengan mengkombinasikan PPSS dengan natrium alginat dan PPSS dengan HPMC. Telah dibuat 5 formula yaitu FI PPSS : natrium alginat (50:50), FII PPSS : natrium alginat (60:40), FIII PPSS : natrium alginat (70:30), FIV PPSS : natrium alginat (80:20), dan FV PPSS : HPMC (50:50). Evaluasi terhadap semua sediaan tablet mengapung yang dilakukan meliputi floating lag time, kemampuan keterapungan, daya mengembang serta profil laju disolusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa floating lag time yang tercepat adalah FII dan FV yaitu 1,0 + 0,0 detik, sedangkan FI 2,5 + 1,06 detik, FIV 3,5 + 0,35 detik dan FIII 10,5 + 1,76 detik. Uji keterapungan menunjukkan bahwa semua tablet mampu mengapung selama 24 jam. Kelima formula tersebut mampu menahan pelepasan verapamil HCl sampai 8 jam dengan jumlah pelepasan antara 33,67% - 78,66%.

The aim of this research is to know the capability of pregelatinized cassava starch succinate (PCSS), which constitutes modified of cassava starch physically and chemically as a matrix in the floating tablet dosage form. The formulas of floating tablet dosages form were made by combining PCSS with sodium alginic and PCSS with HPMC. It has been made 5 formulas, which were FI PCSS: sodium alginic (50:50), FII PCSS: sodium alginic (60:40), FIII PCSS: sodium alginic (70:30), FIV PCSS: sodium alginic (80:20), and FV PCSS: HPMC (50:50). Evaluation to all of the floating dosages form were floating lag time, buoyancy test, swelling index, and rate of dissolution profile. The fastest floating lag time FII and FV were 1,0 + 0,0 second, while FI 2,5 + 1,06 seconds, FIV 3,5 + 0,35 seconds and 10,5 + 1,76 seconds for FIII. The buoyancy test showed that all of the formulas were able to buoy for 24 hours. All of the formulas can retain releasing of verapamil HCl for 8 hours by means of releasing between 33,67% - 78,66%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Widiyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi E. Tania
"Saat ini, pengembangan eksipien untuk sediaan farmasi ditujukan untuk meningkatkan efek terapetik dari obat dan mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga dapat meningkatkan kepatuhan dari pasien. Hal ini dapat dicapai dengan penyalutan tablet lepas terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan mengkarakterisasi eksipien koproses pregelatinisasi pati singkong(PPS) dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) pada perbandingan 4:1. PPS dibuat dengan memasak pati singkong diatas suhu gelatinisasinya dan penambahan air pada perbandingan tertentu. Kemudian dicampur dengan HPMC dan dikarakterisasi sifat fisikokimia dan fungsionalnya. Dalam penelitian ini eksipien koproses digunakan sebagai salut tablet lepas terkendali, dan teofilin digunakan sebagai model obat. Tablet inti dan tablet salut dievaluasi sesuai ketentuan Farmakope Indonesia dan acuan farmasetika lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan eksipien koproses PPS-HPMC perbandingan 4:1 pada kosentrasi 4% w/w dapat digunakan sebagai bahan salut tablet lepas terkendali."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Septiani
"Eksipien koproses merupakan konsep dalam pengembangan eksipien baru dengan cara mencampurkan dua atau lebih eksipien tunggal menggunakan suatu proses pengeringan yang bertujuan untuk meningkatkan sifat fungsionalitas bahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi eksipien koproses PPS dan HPMC dan mengkarakterisasi mikrosfer yang dihasilkan dari eksipien koproses tersebut.
Pada penelitian ini, eksipien yang digunakan yaitu PPS dan HPMC dengan cara mengkombinasi keduanya dengan perbandingan 2:1, 3:1 dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Koproses yang dipilih yaitu PPS-HPMC dengan perbandingan 2:1 yang memiliki kekuatan gel dan viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan eksipien koproses 3:1 dan 4:1. Eksipien koproses 2:1 tersebut akan diaplikasikan dalam sediaan mikrosfer yang mengandung natrium diklofenak sebagai model obat dengan menggunakan metode semprot kering. Selanjutnya dilakukan karakterisasi meliputi morfologi mikrosfer, distribusi ukuran partikel, efisiensi penjerapan, dan uji disolusi secara in vitro pada medium dapar fosfat pH 7,2.
Hasil karakterisasi menunjukkan, mikrosfer yang dihasilkan memiliki morfologi permukaan yang tidak beraturan dengan distribusi ukuran partikel berkisar 13,89 - 79,50 μm. Persentase efisiensi natrium diklofenak yang terjerap dalam mikrosfer berkisar 92,60 - 111,58%. Hasil uji disolusi menunjukkan pelepasan natrium diklofenak terbesar terdapat pada formula A (koproses PPS-HPMC 2,5%) yaitu 94,96% dibandingkan dengan formula C (koproses PPS-HPMC 4,5%) yang memiliki pelepasan sebesar 85,72%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33129
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrahwati Sudarmo
"Tujuan koproses adalah meningkatkan fungsionalitas bahan secara sinergis dan menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Pada penelitian ini tujuan dilakukannya koproses adalah untuk meningkatkan fungsi pati sebagai bahan matriks tablet dalam industri farmasi dikombinasi dengan metilselulosa untuk menghasilkan sediaan lepas lambat. Koproses PPS-MC dibuat dengan cara mengkombinasikan PPS dan MC dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Koproses PPS-MC yang dipilih sebagai matriks tablet adalah perbandingan 2:1, 3:1 dan 4:1. PPS-MC koproses 2:1, 3:1 dan 4:1 dapat digunakan sebagai bahan matriks tablet yang memperlambat pelepasan obat selama 40 jam."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan Agus Sasi
"Pragelatinisasi pati singkong propionat (PPSP) merupakan pati singkong termodifikasi secara fisika dan kimia. PPSP memiliki karakteristik yang memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pengikat dalam formulasi tablet secara granulasi basah tanpa harus melalui proses pemanasan. Pada penelitian ini telah dilakukan optimisasi formula tablet yang menggunakan PSPP sebagai bahan pengikat dan primojel® sebagai bahan penghancur dengan diltiazem HCl sebagai model obat. Optimisasi dilakukan dengan metode permukaan respon (response surface methodology). Konsentrasi PPSP dan Primojel® (sodium starch glycolate) dalam formula tablet ditetapkan sebagai faktor formulasi farmasetika, sedangkan sebagai variabel respon farmasetik dipilih parameter – parameter kekerasan, keregasan dan waktu hancur. Untuk pengolahan data, digunakan software Design Expert 7.1.4 trial version. Hasil optimisasi konsentrasi PPSP dan Primojel® pada ke tiga variabel respon diperoleh konsentrasi optimum PPSP 4,06% dan Primojel® 6,03%. Formula dengan konsentrasi PPSP dan Primojel® yang optimum ini diprediksikan akan memberikan parameter kekerasan, keregasan dan waktu hancur berturut - turut 5,92Kp, 0,46%, dan 11,68 menit, dengan nilai diserability 0,34.

Pregelatinized cassava starch propionate (PCSP) is a physically and chemically modified starch. PCSP is possible to be used as a binder in tablet formulation by wet granulation process. The optimization of tablet formulation, which is using PCSP as a binder, Primojel® as a disintegrant and diltiazem HCl as a drug model, have been studied by response surface method. The concentration of PCSP and Primojel® in tablet formulation was determined as the pharmaceutical formulation factors, whereas the pharmaceutical response were the tablet hardness, friability and disintegration time. A set of data was analyzed using Design Expert 7.1.4 trial version software. The results showed that the optimum concentration of PCSP and Primojel® are 4.06% and 6.03% respectively, in the tablet formulation. The predicted value of hardness, friability and disintegration time of the tablet which formulated at the optimum concentration of PCSP and Primojel® , are 5.92Kp, 0.46% and 11.68 minute, respectively; and the value of diserability is 0.34."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33036
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Anggraini
"Tablet cepat hancur merupakan jenis tablet yang mudah hancur walau hanya dalam ketersediaan minimum jumlah air, misalnya dalam rongga mulut. Sangat berguna terutama untuk pasien manula dan anakanak yang memiliki kesulitan saat menelan obat bentuk kapsul maupun tablet. Pembuatan tablet cepat hancur membutuhkan eksipien dengan karakteristik: mudah dikempa, laju alir bagus, dan tidak regas.
Pada penelitian ini, dibuat tablet cepat hancur menggunakan pati singkong yang dimodifikasi secara fisika dan kimia. Pati singkong dipregelatinasi, lalu diesterifikasi dengan asam propionat, dihasilkan Pregelatinisasi Pati Singkong Propionat (PPSP). Dari hasil karakterisasinya, PPSP memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan pati alami, diantaranya: kekuatan mengembang, laju alir, dan kompresibilitas. Hasil dari penelitian ini, berupa tablet dengan bobot dan ukuran yang seragam, dengan jumlah optimum PPSP adalah 20 % dalam formula menggunakan metode cetak langsung.

The demand of fast-disintegrating tablet has been growing for the last decade, particularly for children and elderly who have difficulty swallowing tablets and capsules. The main of its component is a good desintegrant which has sensitivity in small amount of water, like saliva in oral cavity. Indonesia rich for the natural products, especially cassava starch which was known as a good excipient/desintegrant in tablets, but, because of its flow rate and poor compressibility, untreated natural starch have limitation to used in large consentration for tablet formula. Some special starch products, such as pregelatinized starch were developed by mechanically and chemically processes.
This research describe a new approach of pregelatinized propionate of cassava starch (PPCS), that has been characterized having good swelling power, as excipient in fastdisintegrating tablet. The result shows that the optimum concentration of PPCS is 20 % respectively in direct compression methode."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32981
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>