Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anondho Wijanarko
"Mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg memiliki potensi dalam memfiksasi CO2 dan dilihat dari kandungan protein dan zat esensiil lainnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan. Perlakuan pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir produksi biomassa dan laju fiksasi CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan pencahayaan sinambung, dengan perbandingan hasil produksi biomassa sebesar 79,0% serta nilai CTR (carbon dioxide transferred rate) sebesar 54,0% dan nilai qCO2 (microbial carbon dioxide fixation ability) sebesar 50,0% sebagai parameter yang menunjukkan kemampuan fiksasi CO2 -nya. Kedua perlakuan tersebut dilakukan dalam 1,0 L kolom gelembung mengandung 600 mL medium Beneck yang dihembuskan udara yang mengandung CO2 sebesar 10.0% dengan kecepatan superfisial hembusan udara sebesar 3,60 m/h pada temperatur 29,0oC dan tekanan operasi 1.0 atm. Sebagai tambahan, energi pembentukkan biomassa (EX) juga menunjukkan nilai 70,0% lebih besar dibandingkan perlakuan pencahayaan sinambung.

Green Algae Chlorella vulgaris Buitenzorg green have a potencies such as their ability in CO2 fixation and it?s protein and essensial contents observation for supplement food purpose. Chlorella vulgaris Buitenzorg?s cultivation results using daily cycle illumination showed that the final biomass production and CO2 fixation rate are lower if compared to continuous illumination treatment. The comparisons between these two treatments are 54.0% for CTR (carbon dioxide transferred rate) value and 50.0% for q CO2 (microbial carbon dioxide fixation ability) value as parameter that shown it?s CO2 fixation ability and 79.0% for biomass production. Both of treatments was done in 1.0 L bubble column fotobioreactor content 600 mL Beneck medium that was sparged by 3.6 m/h superficial velocity of air consisting of 10.0% CO2 as carbon source at 29.0°C and 1.0 atm. Additionally, the consumption energy for biomass formation (EX) in daily cycle illumination, was 70.0% larger than con tinuous illumination treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Valentino
"Mikroalga hijau seperti Chlorella sp. memiliki kemampuan untuk menfiksasi C02 melalui reaksi fotosintesis dengan bantuan energi cahaya sehingga menjadi altematif dalam mengurangi pemanasan global. Selain itu, hasil-hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa mikroalga hijau sangat potensial sebagai bahan makanan kesehatan, bahan kosmetik, pharmaceutical, umpan akuakultur, produk kimia intermediate dan bahan bakar raroah lingkungan. Potensi-potensi dari Chlorella sp. tersebut membuat fokus penelitian ini diarahkan kepada optimalisasi produksi biomassa dan fiksasi CO2 dari alga tersebut. Penelitian ini akan mengkultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg dengan perlakuan pencahayaan alami, sehingga dapat diperoleh gambaran akan perilaku pertumbuhan mikroalga tersebut pada fotobioreaktor dengan kondisi alam terbuka. Perlakuan pencahayaan alami diberikan dengan merubah intensitas cahaya per satuan waktu sesuai dengan siklus harian matahari. Pengkultivasian akan berlangsung dalam fotobioreaktor kolom gelembung tunggal dengan volume sebanyak 600 ml menggunakan medium Beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm. Sumber cahaya pada penelitian ini adalah lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Fotobioreaktor juga akan dialiri udara yang mengandung C02 sebesar 10% sebagai carbon source-nya dengan kecepatan superfisial gas (UG) optimum sebesar 3,6 m/h. Perlakuan pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir produksi biomassa dan laju fiksasi C02 yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan pencahayaan kontinu, dengan perbandingan hasil produksi biomassa sebesar 79%, nilai CTR sebesar 54% dan nilai qco2 sebesar 50%. Selain itu , energi yang digunakan untuk produksi biomassa (Ex) juga lebih besar 1,69 kali lipat. Hasil penelitian ini menjadi gambaran produksi Chorella sp. dalam fotobioreaktor secara massal menggunakan sumber cahaya matahari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Green Algae Chlorella vulgaris Buitenzorg green have a potencies such as their ability in CO2
fixation and it 's protein and essensial contents observation for supplement food purpose. Chlorella
vulgaris Buitenzorg's cultivation results using daily cycle illumination showed that the final biomass
production and CO; fixation rate are lower if compared to continuous illumination treatment. The
comparisons between these two treatments are 54.0% for CTR (carbon dioxide transferred rate) value
and 50.0% for qc-0; (microbial carbon dioxide fixation ability) value as parameter that shown it 's CO2
fixation ability and 79.0% for biomass production. Both of treatments was done in 1.0 L bubble column
fotobioreactor content 600 mL Beneck medium that was sparged by 3.6 m/h superficial velocity of air
consisting of 10. 0% CO; as carbon source at 29. 0°C and l.0 atm. Additionally, the consumption energy
for biomass formation (EX) in daily cycle illumination, was 70.0% larger than continuous illumination
treatment.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 21(1) Maret 2007 : 58-65, 2007
JUTE-21-1-Mar2007-58
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Apriyati Ningsih
"Mikroalga Chlorella adalah saiah satu mikroalga hijau yang telah banyak digunakan sebagai sumber penghasil biomassa, Chlorella merupakan mikroalga hijau yang sangat spesial karena kandungan klorofilnya paling tinggi dibandingkan dengan seluruh mikroalga hijau bahkan seluruh tanaman tingkat tinggi. Chlorella juga memiliki kelebihan untuk tumbuh berkembang biak dengan cepat. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini digunakan jenis mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg.
Dengan meninjau bahwa Chlorella adalah mikroorganisme fottosintesis yang mengubah energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO?), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Chlorella. Beberapa penelitian pada kultivasi mikroalga dengan variasi faktor pencahyaan telah membuktikan beberapa hal antara lain bahwa Chlorella memiliki prospek yang sangat baik sebagai penghasil biomassa, pemfiksasi CO2 maupun sebagai penghasil protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan.
Mengacu pada penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan perlakuan alterasi pencahayaan yaitu perubahan intensitas pencahayaan berdasarkan siklus harian. Pada fotobioreaktor tersebut Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO? 6% sebagai sumber karbonnya.
Perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir biomassa (X) 0,0083 kali lebih rendah dibandingkan pencahayaan kontinu . Aktivitas sel Chlorella vulgaris Buitenzorg pada perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian menunjukkan hasil yang lebih rendah. Hal ini dapat dilihat dari [HCO3'] yang terbentuk pada kultur perlakuan alterasi 0,0094 kali lebih rendah dibanding pencahayaan kontinumeningkatkan produksi biomassa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muryanto
"Emisi karbon dioksida sebagai gas rumah kaca dalam sepuluh tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mereduksi emisi gas C02 ini, salah satunya dengan menggunakan mikroalga untuk memfiksasi CO2. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini, adalah Chlorella sp. karena Chlorella sp. telah banyak diteliti dan telah banyak dipublikasikan keefektifannya dalam memfiksasi CO2. Selain itu, hasil sampingnya sebagai biomassa juga mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi sehingga Chlorella sp. juga dapat dikembangkan sebagai makanan suplemen, bahan kosmetik, antibiotik dan farmasi, bahan bakar ramah lingkungan dan zat-zat aktif fisiologi lainnya. Faktor pencahayaan dan distribusi nutrisi menjadi faktor penting dalam pertumbuhan Chlorella sp. Penelitian-penelitian sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan fiksasi C02 dan produksi biomassa Chlorella sp. dengan berbagai macam optimasi pencahayaan seperti pencahayaan kontinyu, frekuensi siklus terang gelap dan alterasi pencahayaan pada fotobioreaktor tunggal. Penelitian ini menggunakan fotobioreaktor susun sen untuk meningkatkan produksi biomassa dan fiksasi C02 dengan menggunakan pencahayaan periodik siklus harian. Penggunaan fotobioreaktor sen memberikan kondisi medium, substrat, daya fiksasi serta distribusi nutrisi jauh lebih baik dari reaktor tunggal, sedangkan pencahayaan periodik siklus harian ini bertujuan untuk lebih mensesuaikan kondisi kultivasi dengan keadaan alami Chlorella sp. di lingkungan Penggunaan fotobioreaktor susun seri pada kultivasi Chlorella sp. berhasil meningkatkan produksi biomassa sampai 1,20 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan fotobioreaktor tunggal pada pencahayaan periodik siklus harian dengan inokulum yang sama, dengan hasil akhir produksi biomassa (Xf) pada masing-masing reaktor sebesar 21,9 g/dm', 22,3 g/dm', dan 18,5 g/dm'. Kemudian pada penggunaan fotobioreaktor seri juga didapatkan fiksasi CO2 dan aktifitas sel yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata qco2 dan CTR yang lebih tinggi hampir 1,2 kali lipat (2,43 h-1; 1,43 h-1; 1,45 h-1; dan 22,1 g/dm'h; 12,9 g/dm'h; 11,6 g/dm'h) dan konsentrasi bikarbonat ([HC03-] lebih tinggi 1,15 kali lipat (3,29 mM; 3,37 mM; 3,53 mM)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferizka Shalima Chaeruniza
"Penelitian mengenai mikroalga bukanlah hal yang baru dan sudah dilakukan oleh banyak peneliti. Saat ini, mikroalga telah terbukti dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai dari sebagai sumber pangan, kesehatan, kecantikan, biomaterial, hingga energi. Potensi mikroalga dan luasnya bidang pemanfaatan mikroalga menyebabkan biomassa mikroalga dibutuhkan dalam jumlah banyak. Untuk memperoleh biomassa mikroalga yang memadai, maka diperlukan desain fotobioreaktor yang tepat.
Aspek desain yang diteliti pada penelitian ini adalah aspek pencampuran zat karena aspek tersebut merupakan salah satu aspek yang berpengaruh secara dominan dalam produksi biomassa mikroalga. Pencampuran berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroalga karena melibatkan distribusi nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroalga. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini adalah Chlorella vulgaris.
Pada penelitian ini, penulis membandingkan produksi biomassa Chlorella vulgaris pada fotobioreaktor kolom gelembung dengan pencahayaan internal dengan tiga variasi laju alir udara yang berbeda, yaitu 8, 6, dan 4 L/menit. Kemudian, dilakukan pula analisis kandungan pigmen, lipid, dan protein untuk mengetahui kelayakan fotobioreaktor yang digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi biomassa mikroalga C. vulgaris melalui pengaturan laju alir udara. Didapatkan bahwa penggunaan laju alir udara 8 L/menit dengan kLa CO2 0,0062451 /menit dan ug 0,0194120 m/jam menghasilkan produksi dan produktivitas biomassa C. vulgaris yang paling tinggi yaitu produksi biomassa 0,345828 g/L, produktivitas biomassa per hari 0,1153 g/L.hari dan produktivitas biomassa per energi input 0,2180 g/W.hari.

Research on microalgae is not a new thing nowadays and has been conducted by many researchers. The utilization of microalgae potentials has been proven in many fields, in example food, health, cosmetic, biomaterial, and energy. The potential of microalgae and its broad field of utilization caused the need of microalgae biomass. In order to obtain satisfying amount of microalgae biomass, the design of photobioreactor for cultivating microalgae should be considered appropriately.
Design aspects considered in this research is the aspect of mixing, because mixing aspect can alter the production of microalgae biomass. Microalgae Chlorella vulgaris is used in this research.
In this research, production of microalgae biomass in internally illuminated bubble column photobioreactor with three different variation of air flow rate that are 8, 6, and 4 L minute are compared. The pigment, lipid, and protein content are also analyzed to test the feasibility of the photobioreactor used in this research.
The objective in this research is to determine the air flow rate that gives optimum yield of microalgae biomass. From this research, air flow rate of 8 L minute with kLa CO2 0.0062451 minute dan ug 0.0194120 m hour gives the maximum biomass production and biomass productivity of C. vulgaris that are 0.345828 g L of biomass production, 0.1153 g L.day of biomass productivity per day and 0.2180 g W.day of biomass productivity per energy input.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk mengurangi kandungan CO2 di udara, dibuluhkan usaha pemanfaatan gas tersebut menjadi produk yang berguna. Salah satu alternatif pemanfaatan CO2 adalah dengan fiksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa dengan menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella sp. telah diteliti oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang sangat baik, dimana biomassa tersebul terkandung di dalam chlorella dan dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen kesehatan yang kandungan gizinya sangat tinggi. Chiorella juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.
Tahap pelaksanaan penelitian ini yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Beneck dan selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi yang utama dalam penelitian ini yaitu fotoperiodesitas, dimana dengan kondisi terang-gelap akan diamati pertumbuhan Chlorefla sp. dan juga pcrubahan konsentrasi CO2 masuk dan keluar reaktor selamn periode operasi, dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Dari penelitian ini didapatkan hasil yaitu fotoperiodesitas mempengamhi pertumbuhan Chlorella sp. dimana laju pertumbuhan (μ) dengan fotoperiodesitas lebih tinggi dibanding, laju pertumbuhan pada pencahayaan kontinu. Foloperiodesitas juga dapat menghemat pemakaian energi pencahayaan.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"ABSTRAK
Pemanasan global merupakan isu utama dalam berbagai jurnal pengetahuan dan pemberitaan akhir-akhir ini. Cara-cara pencegahan dan penanggulanan sudah mulai dikembangkan untuk menghindari efek yang lebih berbahaya. Salah satu cara penanggulananya adalah dengan fiksasi CO2 oleh mikroalga. Fiksasi CO2 selain dapat mengurangi kadar CO2 di udara juga dapat menghasilkan biomassa mikroalga yang memiliki nilai ekonomis seperti protein dan glukosa. Hasil biomassa ini kini telah banyak diolah untuk dikonsumsi manusia.
Proses foto sintesis merupakan proses utama berlangsungnya pembentukan biomassa selain proses enzimatis (tanpa cahaya). Penelitian sebelumnya telah membuktikan semakin besar intensitas chaya yang diberikan pada kultur mikroalga semakin besar pula biomassa yang dihasilkan. Penelitian ini diaharapkan dapat menunjukkan pengaruh variasi intensitas cahaya dan jumlah inokulum terhadap produksi biomassa dan fiksasi Co2 oleh mirkoalga.
Penelitian ini akan menggunakan Chlorella sp. Chlorerlla merupakan alga hijau (Chlorophyta) dan merupakan mikroalga yang paling banyak dikembangkan. Mikroalga ini akan dilihat pertumbuhannya dalam fotobioreaktor. Sistem reaktor yang digunakan adalah fotobioreaktor kolom gelembung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Chlorella vulgaris Buitenzorg cultivation using three bubble column photo bioreactors arranged in series with a volume of 200 mL for 130 hours shows an increase of biomass production of Chlorella vulgaris Buitenzorg up to 1.20 times and a decrease of the ability of CO2 fixation compared to single reactor at a periodic sun illumination cycle. The operation conditions on cultivation are as following: T, 29.0oC; P,1 atm.; UG, 2.40 m/h; CO2, 10%; Benneck medium; and illumination source by Phillip Halogen Lamp 20W /12V/ 50Hz. Other research parameters such as microbial carbon dioxide transferred rate (qco2), CO2 transferred rate (CTR), energy consumption for cellular formation (Ex), and cultural bicarbonate species concentration [HCO3] also give better results on series of reactor."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Raihan Muhammad
"Bahan bakar minyak adalah salah satu kebutuhan kehidupan manusia modern saat ini, Meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak dan terbatasnya sumber yang selama ini telah digunakan membuat perubahan arah pengembangan kebutuhan bahan bakar minyak menuju kearah bahan bakar minyak yang dapat diperbaharui seperti biodiesel menggunakan lipid berbahan baku mikroalga. Mikroalga Chlorella vullgaris dengan Sianobakteria Spirulina Planthesiss dapat membentuk konsorsium yang memiliki hubungan simbiosis komplementer yang diharapkan dapat meningkatkan akumulasi lipid sebagai bahan biodiesel. Peningkatan akumulasi lipid dapat dilakukan dengan pembatasan nutrisi, penentuan kondisi optimum medium, dan optimasi rasio konsorsium Chlorella vullgaris dan Spirulina Planthesiss. metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan variasi pada medium, variasi pada kandungan nitrogen yang terkontrol pada medium pengembangan, dan melakukan perbandingan rasio antara Chlorella vullgaris dengan Spirulina Planthesis. Didapati pada penelitian ini, konsorsium dengan perbandingan Chlorella vullgaris:Spirulina Planthesis pada rasio 3:2 mampu menghasilkan peningkatan lipid sebesar 36% dibanding dengan chlorella murni.

fuel is one of the necessities of modern human life today. The limited resources condition that have been used made a change in the direction of into fuel oil towards renewable material especially lipid content in microalgae as the based material. Microalgae Chlorella vullgaris with Cyanobacteria Spirulina Planthesiss can form a consortium which has a symbiotic relationship expected to increase the accumulation of lipids as biodiesel material. Increasing lipid accumulation can be done by limiting nutrition, determining the optimum conditions for the medium, and optimizing the rasio of the consortium Chlorella vullgaris and Spirulina Planthesiss. The research method used was to use variations of the medium growth, controlled variations in nitrogen content in the development medium, and to compare the ratio between Chlorella vullgaris and Spirulina. The result of this research it is increasment from the consortium of Chlorella vullgaris:Spirulina Planthesis with the ratio of 3:2 lipid content up to 36% compared to Chlorella vullgaris."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>