Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dijan Supramono
"Penelitian pembakaran briket batubara bertujuan untuk untuk mempersingkat waktu penyalaan. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan briket promotor bentuk bola yang mengandung oksigenat etil asetat yang berfungsi sebagai penyedia oksigen secara internal dalam material briket karena ketidak-cukupan oksigen saat briket promotor mengalami devolatilisasi (fungsi kinetika kimia) dan sebagai penguat terjadinya perpindahan panas konveksi dari bara api pada briket promotor ke briket pemasakan yang diletakkan disekitarnya karena adanya cekukan (dimples) pada permukaannya (fungsi perpindahan panas ). Briket promotor dalam kompor briket diletakkan di lapis kedua dengan loading 20% dari 3 lapis briket yang digunakan dengan lapis pertama, sisa lapis kedua dan lapis ketiga diisi briket pemasakan. Parameter kedalaman chimney dan kecepatan superfisial udara divariasikan untuk melihat efeknya terhadap waktu penyalaan. Kedalaman chimney divariasikan pada harga -harga 5, 15 dan 25cm dan pada masing - masing kedalaman chimney, kecepatan superfisial udara divariasikan pada harga-harga 0,6; 1,2 dan 1,8 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedalaman chimney 5 dan 15cm, semakin besar kecepatan superfisial udara, waktu penyalaan semakin singkat, tetapi penyingkatan waktu penyalaan tidak terlalu besar karena ada dua efek berlawanan yang bekerja bersamaan terhadap perpindahan panas konveksi yaitu efek turbulensi dan efek quenching. Waktu penyalaan berkisar antara 7,3 hingga 8,9 menit. Pada kedalaman chimney 25 cm, semakin besar kecepatan superfisial udara, waktu penyalaan semakin lama disebabkan oleh ketidakseragaman suplai udara pada kecepatan superfisial yang besar. Waktu penyalaan berkisar antara 8,5 hingga 10,3 menit. Pada kecepatan superfisial tertentu, kedalaman chimney 15cm memberikan waktu penyalaan yang lebih lama dibanding pada kedalaman chimney 5cm karena efek back pressure yang lebih besar pada kedalaman chimney 15cm.

The research of coal briquette combustion is aimed of reducing the ignition time. It has been carried out by utilising ignition -promoting briquettes (promoters) of spherical - shape containing oxygenate ethyl acetate which functions of supplying oxygen internally in riquette material (kinetics function) and of enhancing convective heat transfer from smouldering part of the promoters to cooking briquette around the promoters in the presence of dimples on the promoter surface (heat - transfer function). The first function was introduced to avoid the insufficiency of oxygen environment around the promoters during coal devolatilisation of the promoters. Promoters in the stove was laid in the second layer of the briquette bed of the stove of 3 layers used and the cooking briquettes laid in the first layer (top layer), the rest of second layer and the third layer (bottom layer) of the bed. Loading of the promoters is about 20% of the second layer cross - sectional area. The parameters of the chimney depth and uperficial velocity were varied to observe their effects on the ignition time. The depth of chimney was varied at values of 5, 15 and 25cm and at each chimney depth value the superficial velocity was varied at values of 0.6; 1.2 and 1.8 m/s. The results of this research show that at the chimney depth of 5 and 15cm, the larger the superficial elocity, the shorter is the ignition time, though its effect is not significant. This may have been caused by the existence of two opposing effects, i.e. turbulence and quenching effects in which the former increases the convective heat transfer, while the later reduces the heat transfer. The ignition time range is 7.3 to 8.9 minutes. At the chimney depth of 25cm, the larger the superficial velocity, the longer is the ignition time. This may have been caused by more non - uniformity of the air supply at larger superficial velocity due to the location proximity between the stove grate and the blower at such deep chimney. The ignition time range is 8.5 to 10.3 minutes. At a given superficial velocity, the chimney depth of 15cm gave longer ignition time compared to that at the depth of 5cm as a result of back - pressure at deeper chimney during ignition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dijan Supramono
"Penelitian pembakaran briket batubara bertujuan untuk mempersingkat waktu penyalaan. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan btiket promotor bentuk pola yang mengandung oksigenat etil asetat yang berfungsi sebagai penyedia oksigen secara internal dalam material briket karena ketidakcukupan oksigen saat briket promotor mengalami devolatisasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
UI-JURTEK 23:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Rusmalasari
"Batubara merupakan sumber daya energi tak terbarukan yang ketersediaanya di Indonesia cukup melimpah, tetapi pemanfaatanya belum optimal. Pada penggunaan kompor briket masih ditemui kendala, yaitu dalam hal waktu penyalaan. Penelitian ini bertujuan mengurangi waktu penyalaan dari briket dengan cara mengurangi loading briket promotor untuk mengurangi biaya. Pada penelitian sebelumnya briket promotor bentuk bola dengan dimples diletakkan pada lapisan pertama, sedangkan pada penelitian ini briket promotor bentuk bola dengan dimples diletakkan pada lapisan kedua. Hal tersebut dimaksudkan agar panas yang dihasilkan tidak banyak yang hilang terbawa udara meninggalkan kompor. Pada penelitian ini dilakukan dua variasi, yaitu kecepatan forced draft dan tinggi chimney.
Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan. Pertama, pada chimney 5 dan 15 cm kecepatan forced draft hampir tidak berpengaruh terhadap ignition time, sedangkan pada chimney 25 cm ignition time yang dihasilkan semakin lama, dengan meningkatnya kecepatan forced draft yang digunakan. Kedua, semakin dalam chimney, ignition time yang dihasilkan semakin lama. Ketiga, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan briket promotor dengan loading 100 %, penelitian ini hanya menggunakan briket promotor dengan loading 38,5 % memperoleh waktu penyalaan lebih cepat yaitu 7,4 menit.

Coal are non-renewable energy source which reserves are abundant in Indonesia. As a energy source, the use of coal briquettes is still not practical. This experiment has a purpose to reduce the ignition time of the briquettes while reducing the loading of ignition promoting briquettes in order to reduce the cost. The experiment was carried out by placing ignition promoting briquette in the second layer of the briquette bed. As a comparison, the experiment placed the ignition promoting briquettes on the top layer. Two parameters were varied example forced draft velocity of updraft air and the depth of the stove chimney.
The experiment found three result. First, experiment using chimney depths 5 and 15 cm give result that forced draft really does not influence the ignition, whereas that using chimney depth of 25 cm the higher the forced draft velocity, the longer the ignition time. Second, in terms of chimney depth effect, the deeper the chimney, the longer the ignition time. Third, in comparison to the previous experiment, this present experiment just loading of ignition promoting briquettes 38.5 % as opposed to 100 % in the previous experiment to get the faster ignition time of 7,4 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52262
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kingsley, Charles
London: Collins, 1954
823.8 KIN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dwi Sari
"Penggunaan kompor briket batubara dapat mengurangi penggunaan bahan baker minyak yang semakin mahal dan semakin sedikit. Namun banyak kendala dalam penggunaan kompor briket batubara yaitu dalam hal waktu penyalaan (ignition time). Permasalahan penyalaan briket selama ini adalah kurangnya pasokan oksigen untuk proses pembakaran awal briket. Pada awal penyalaan penetrasi oksigen eksternal ke dalam briket terhambat oleh adanya laminer boundary layer. Setelah itu briket mengalami proses devolatilisasi yaitu pelepasan zat-zat volatile melalui pori-pori ke permukaan batubara dan membentuk awan volatile matter yang menyebabkan penetrasi oksigen eksternal terhalangi. Perpindahan panas radiasi dan konveksi juga menjadi lambat dikarenakan tidak adanya suplai oksigen dari dalam briket batubara, sehingga untuk mengatasi masalah ini digunakan briket promotor yang mengandung oksidator etil asetat sebanyak 15% dari massa total briket. Untuk menghasilkan hasil yang optimum dari segi waktu penyalaan maka kompor briket batubara dirancang sedemikian rupa yang dilengkapi dengan blower, briket bawah sebagai briket pemasakan dan briket atas yang mengandung oksidator sebagai promotor penyalaan. Dengan rancangan kompor briket yang dilengkapi dengan blower di bagian bawah maka akan terjadi aliran udara secara forced updraft sehingga menjamin kecukupan penyediaan udara untuk pembakaran. Saat ini modifikasi metode konvensional dilakukan dengan menciptakan turbulensi pada aliran udara pembakaran yang dialirkan ke arah briket. Tujuannya adalah untuk membuat aliran turbulen pada boundary layer yang biasanya terbentuk pada permukaan briket. Pengontrolan turbulensi pada pembakaran batubara umumnya dilakukan dengan mengalirkan udara menggunakan blower ke arah briket. Hal ini dilakukan untuk memecah awan volatile di permukaan batubara dan mempenetrasikan udara sekunder tersebut masuk ke dalam briket. Penggunaan variasi kecepatan superfisial udara pembakaran pada penelitian ini yaitu sebesar 1,9 - 0,6 m/s, sehingga akan diketahui laju alir yang optimum untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dan diperoleh waktu penyalaan yang singkat. Pada penelitian ini juga akan dilakukan variasi tinggi chimney dengan menggunakan laju alir yang optimum yang diperoleh dari variasi kecepatan superficial udara pembakaran.

Usage of coal briquette stove can lessen fuel consumption of oil that is increasingly expensive and increasingly a few. But many constraints in usage of coal briquette stove that is in the case of ignition time. Ignition time problems of briquette until now is lack of supply oxygen to process initial combustion of briquette. In the early of ignition of penetration of oxygen eksternal into briquette pursued by existence of laminer boundary layer. Then briquette experiences devolatilisation process that is release of volatile matters through pore to surface of coal and forms volatile cloud matter causing penetration of oxygen eksternal is hindered. Radiation heat transfer and convection also becomes is slow because of inexistence of oxygen supply from within coal briquette, so that to overcome this problem applied promotor briquette containing oksidator ethyl acetate counted 15% from briquette total mass. To yield optimum result from the angle of ignition time hence coal briquette stove is designed in such a manner equiped with blower, briquette under as cooking briquette and briquette to containing oksidator as promotor. With briquette stove planning equiped with blower in underside hence there will be air current in forced updraft causing guarantees supply sufficiency of air for combustion. Now modification of conventional method is done by creating turbulent at combustion air current poured into by direction of briquette. The purpose is to make turbulent flow at boundary layer usually formed at briquette surface. Controller turbulent at coal firing generally is done by flowing air to apply blower towards briquette. This thing done to break volatile cloud on the surface of coal and penetration of the secondary air comes into briquette. Usage various speed of combustion air superficially at this research that is 1,9 - 0,6 m/s, so that will be known optimum rate of flow to get perfect combustion and obtained brief ignition time. At this research also will be done various height chimney by using optimum rate of flow obtained from various speed of combustion air superficially."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49613
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurlita Kusuma
"Produksi batubara Indonesia meningkat tiap tahunnya. Diantaranya, batubara diproduksi dalam bentuk briket. Pemanfaatan briket batubara sebagian besar digunakan sebagai pemanas di peternakan ayam (65%), untuk pemasakan di rumah tangga dan warung makan (12%), untuk pengeringan tembakau dan karet (7%), serta untuk pembakaran bata, genteng dan kapur (8%). Penggunaannya diperkirakan akan meningkat hampir dua kali di tahun 2010. Sekalipun prospek pemanfaatan batubara semakin besar, banyak kendala yang timbul dari hasil pembakaran briket batubara. Diantaranya adalah emisi gas buang CO batubara masih melebihi standar yang diperbolehkan.
Metoda perbaikan chimney dan introduksi downjet pada kompor diterapkan untuk menurunkan kadar emisi CO dan hidrokarbon. Chimney yaitu zona di atas permukaan kompor briket. Perbedaan chimney mungkin dapat menentukan lamanya waktu tinggal gas-gas pembakaran sehingga memberi waktu naiknya temperatur dan konversi CO menjadi CO2. Untuk memaksimumkan konversi gas CO dan hidrokarbon ke CO2 adalah dengan menciptakan resirkulasi di daerah chimney.
Metoda ini bisa dipenuhi dengan mengintroduksi downjet di daerah chimney. adanya resirkulasi memungkinkan fluida hasil pembakaran tertahan beberapa saat dalam resirkulasi sehingga fluida mempunyai waktu tinggal lebih lama di daerah chimney untuk berkontak udara dari downjet. Pada gilirannya, semakin banyak gas CO dan hidrokarbon tereaksi dengan O2 membentuk gas CO2. Eksperimen menggunakan briket batubara yang dijual di pasaran ditambah dengan briket biomassa sebagai promotor. Data yang diambil adalah temperatur pembakaran, emisi CO dan CO2 menggunakan fire calorimeter dan gas analyzer.
Hasil analisa menunjukkan bahwa lebih dalam chimney memberiken efek waktu ignisi lebih cepat, temperatur maksimum lebih tinggi namun segera turun dengan gradien tajam karena driving force untuk buoyancy udara ke dalam kompor rendah sehingga suplai oksigen terhambat, dan emisi CO rendah saat mencapai temperatur maksimum namun segera melonjak naik saat suplai oksigen kurang. Sementara, lebih jauh jarak downjet memberikan efek waktu ignisi lebih lama, temperatur maksimum lebih tinggi dan turun dengan gradien landai karena driving force untuk buoyancy udara ke dalam kompor rendah sehingga suplai oksigen terhambat, dan emisi CO lebih rendah.

Coal productions in Indonesia increase. Some were briquette. Coal briquette are used to be fuel for heater in chicken farmer (65%), household and restaurant (12%), drying rubber (15%) also for processing bricks (8%). Predicted, it would increase more in 2010. Although prospect of coal briquette becoming wider, there are much problems from the burning process, including emitted CO.
The introduction of chimney and downjet methods in stove are used to reduce CO. Chimney is a zone above briquette inside the stove. Chimney might be define residence time of gases so that going enough time to increase temperature and CO2 convertion.
This method can be optimal by adding downjet. Downjet create recirculation area that retain fluid then it has longer residence time to contact with oxygen from downjet. Thesse conditions optimally convert CO to CO2. Temperature, CO, CO2 are taken by fire calorimeter and gas analyzer.
The result shows that higher chimney affect ignition time shorter; increase maximum temperature but then rising as the oxygen not fulfilled also for the same reason, CO emitted lower. Higher downjet distance from briquette affect ignition time longer; increase maksimum temperature and lowered CO.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dijan Supramono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanto Wibowo
"Seiring dengan semakin mahalnya harga bahan bakar minyak di Indonesia, maka alternatif bahan bakar lain mulai banyak digunakan, yakni batubara. Hal ini didorong dengan semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar minyak dan besarnya potensi batubara mengingat cadangan/ketersediaannya di Indonesia yang masih sangat besar. Kompor briket, merupakan salah satu pemanfaatan batubara untuk keperluan rumah tangga. Dalam pemanfaatannya, selain memiliki sejumlah keunggulan dalam segi biaya, ternyata pembakaran briket masih memiliki berbagai macam kendala, baik dari segi kepraktisan seperti waktu penyalaan (ignition time) yang lambat, kurang optimalnya panas yang dihasilkan ataupun emisi gas buang yang masih terlalu banyak.
Pada penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor bentuk, ukuran dan karbonisasi dari briket batubara sub bituminous terhadap waktu penyalaan, kalor yang dilepas serta emisi pembakarannya yang berupa gas CO dan CO2. Dari faktor bentuk akan diperbandingkan antara briket berbentuk telur dan briket berbentuk bola yang memiliki massa yang sama, sedangkan dari faktor ukuran, akan diperbandingkan antara briket berbentuk bola berdiameter 3, 4 dan 5 cm. Sehingga dari kedua faktor tersebut akan dapat diketahui bentuk optimal dari batubara yang memiliki waktu penyalaan dan pelepasan kalor yang paling baik, untuk selanjutnya diperbandingkan dari segi emisi CO dan CO2 dengan briket karbonisasi yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Dari penelitian yang dilakukan, dengan pembakaran sebanyak 0.5 kg dan dibantu dengan sebutir briket biomass sebagai promotor serta forced draft berkecepatan 1.4 m/s, didapat bahwa briket berbentuk bola memiliki waktu penyalaan yang lebih cepat (tbola : 1515 detik < ttelur : 1949 detik) dan pelepasan kalor yang lebih baik, hal ini dikarenakan briket berbentuk bola memiliki hambatan udara yang lebih kecil dan resirkulasi yang lebih optimal. Begitupula dengan uji pengaruh ukuran briket, diketahui bahwa semakin kecil ukuran / diameter briket, memiliki waktu penyalaan yang semakin baik (t3cm : 1463 detik < t4cm : 1515 detik < t5cm : 2538 detik), karena memiliki luas permukaan kontak pembakaran yang semakin besar pula. Akan tetapi dari segi pelepasan kalornya, ternyata briket bola berdiameter 4 cm mempunyai karakteristik pelepasan kalor yang lebih optimal dibandingkan briket bola berdiameter lainnya, dikarenakan tumpukan briket bola berdiameter 4 cm memiliki turbulensi yang cukup baik tetapi dengan porositas yang tidak terlalu besar.
Selanjutnya, dari hasil penelitian ini, diketahui pula bahwa ternyata pembakaran briket yang sudah dikarbonisasi justru membuat waktu penyalaannya menjadi jauh lebih lama dan dengan pelepasan kalor yang lebih rendah (tkarbonisasi : 2396 detik > tnon karbonisasi : 1515 detik). Sedangkan dari segi emisinya, pembakaran briket karbonisasi akan menghasilkan gas CO yang lebih banyak dari pembakaran briket non karbonisasi dan berlaku sebaliknya terhadap gas CO2 yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan pembakaran briket karbonisasi menghasilkan temperatur yang tidak terlalu tinggi, sehingga tidak mampu menghasilkan pembakaran CO lebih lanjut menjadi CO2, seperti yang terjadi pada pembakaran briket non karbonisasi yang memiliki temperatur pembakaran lebih tinggi.

Along with more expensively oil price in Indonesia, so dissimilar fuel alternative start a lot of used, namely the coal. This matter is pushed progressively attenuate the oil fuel availability and level of coal potency, which coal reserve and availability in Indonesia is very big. Briquette stove, representing one of coal application for domestic. In its using, besides having a number of excellence in cost, the briquette combustion still have assorted of constraint, from practical facet like a long ignition time, not enough optimal of heat yield and the gas emission throw away still too much.
At this research, is done to know influence from shape factor, size and carbonization process from subnituminous coal briquette to ignition time, heat released and also emission of CO and CO2 gases during the combustion. From shape factor will be compared between oval briquette and spherical briquette with the same mass. While from size factor will be compared between 3, 4 and 5 cm inner diameter of spherical shape. So, from those two factor the optimal shape and size which has the best ignition time and heat release will be known, henceforth will be compared from emission facet of CO and CO2 with carbonized briquette which the same shape and size. From former research, by burning 0.5 kgs and assists with a biomass briquette as promotor and also forced draft with 1.4 m/s speed from blower, got that spherical briquette has quicker ignition time (tsphere : 1515 second < toval : 1949 second) and better heat released, this matter because of spherical briquette has smaller air resistance and more optimal resirculation. And also with influence size briquette test, known that smaller size briquette has good progressively ignition time (t3cm : 1463 second < t4cm : 1515 second < t5cm : 2538 second), because having wide surface contact greater. But, from heat released facet, the spherical briquette with 4 cm inner diameter, has more optimal heat released characteristic compared with the other diameter, because of the 4 cm spherical briquette has good enough turbulence, which also has not too big porosity.
Hereinafter, from this research result, known also that combustion of carbonized briquette has much longer ignition time and lower heat release compared ignition time and heat released from non carbonized briquette (tcarbonized : 2396 second > tnon carbonized : 1515 second). While from emission, combustion of carbonized briquette will produce more CO gas than combustion of non carbonized briquette, and have contrary result for CO2 gas. This matter, because temperature produced by combustion of carbonized briquette not too high, so that unable to burn CO become CO2, not like the combustion of non carbonized briquette which has produce higher temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Suminar
"Penggunaan briket batubara pada saat ini dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang harganya semakin mahal dan keberadaannya semakin berkurang. Penggunaan briket batubara banyak dipakai di industri kecil maupun menengah, yaitu sebagai pemanas di peternakan ayam, untuk pemasakan di usaha katering, warung makan, untuk pengeringan tembakau, batu bata, karet, dan lain-lain. Pemakaiannya mencapai sekitar 1 juta ton di tahun 2006 dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Tetapi masih ditemui kendala dalam penggunaan batubara untuk kompor briket batubara yaitu dari segi kepraktisan seperti waktu penyalaan.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh waktu penyalaan briket batubara yang singkat, salah satunya dengan cara menambahkan oksidator ke dalam briket promotor. Oksidator yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat 15 %. Selain itu juga dilakukan variasi bentuk dan loading dari briket promotor, dimana keduanya dapat mempengaruhi stabilitas nyala api yang dihasilkan dan melalui teknik bluff body panas hasil penyalaan akan dipindahkan ke briket untuk pemasakan yang nantinya akan mempercepat penyalaan briket pemasakan. Kompor briket yang digunakan dilengkapi dengan blower. Posisi peletakan briket dalam kompor yaitu bagian bawah mengandung briket untuk pemasakan yang dibuat sebagaimana briket yang sekarang ada di pasaran, sedangkan bagian atas mengandung briket promotor berbentuk bola dan bola dengan dimples yang berfungsi sebagai briket promotor penyalaan. Penyalaan awal dilakukan oleh briket promoter penyalaan yang disulut dengan pembakar alkohol, sedang panas hasil penyalaan yang temperaturnya cukup tinggi melalui teknik bluff body dipindahkan ke briket untuk pemasakan.
Hasil penelitian menunjukkan dengan penambahan oksidator etil asetat 15 % ke dalam briket promotor, waktu penyalaan briket dalam kompor menjadi semakin cepat. Semakin besar loading briket promotor dalam kompor, maka waktu penyalaannya akan semakin cepat pula (tloading 100% : 18 menit > tloading 75% : 22 menit > tloading 50% : 23 menit > tloading 25% : 25 menit), hal tersebut disebabkan semakin banyak loading briket promotor dalam kompor maka transfer panas yang terjadi akan semakin besar, selain itu bentuk bola dengan dimples memiliki waktu penyalaan lebih cepat daripada bentuk bola (tdimples : 11 menit > tbola : 18 menit), hal tersebut terjadi karena bentuk bola dengan dimples memiliki resirkulasi udara yang lebih optimal daripada bentuk bola.

Usage of coal briquette can lessen fuel consumption of oil prices. Coal briquettes used in middle scale and small scale, for heating in poultry, for cooking in restautants, for rubber drying, for tobacco drainage and others. The usage reaches around 1 million tons in year 2006 and is estimated to continuously increase, still meet some constraints, one of which is a long ignition time.
This research is aimed to obtain brief ignition time by introducing ignitionpromoting briquette (which later called promotor). The promotor is manufactured by blending an oxidator, i.e, eathyl acetat into the coal particles. The content of the oxidator is 15% by weight. Two parameters are to be investigated,i.e, loading and shape of promotor. Two shapes of promotor are of spherical and dimpled-spherical. The shape influences the turbulence and resirculation around the briquette material, while loading influences the rate of heat transfer from promotor to cooking briquettes. Briquette stove is equipped with a blower. There are two groups of briquettes mounted in stove, i.e, promotor laid on the upper layer and cooking briquettes laid beneath the promotor. Ignition is initiated by igniting promotor in an alcohol flame. After 5 minutes, the promotor is moved into the briquette stove. By switching blower on in the stove, the heat transfer occurs from the promotor to cooking briquettes.
The results of research show that the addition off the promotor reduce the ignition time, the more loading of promotor in stove the faster is the ignition time with the order of ignition time as follows tloading 100% : 18 minutes > tloading 75% : 22 minutes > tloading 50% : 23 minutes > tloading 25% : 25 minutes, this occurs because more loading promotor briquettes enhances the heat transfer between the promotor and cooking briquettes. The introduction of dimpled-promotor instead of spherical promotor reduced the ignition time by 7 minutes ( tspherical with dimples : 11 minutes > tspherical : 18 minutes), this occurs due to the formation of more small recirculation of the surface of dimpled promotor which increases heat transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Putri M.
"Batubara memiliki potensi untuk dikembangkan, mengingat ketersediaan yang melimpah dan potensi yang besar. Briket batubara digunakan pada industri kecil dan menengah. Tingkat pemakaian yang tinggi dan harga yang kompetitif menjadi pertimbangan pemilihan briket batubara sebagai bentuk komersialisasi batubara. Tetapi masih ditemukan kendala dalam penyalaan awal briket pemasakan seperti waktu dan suhu nyala.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh waktu penyalaan yang singkat, dengan mengoptimisasi luas dimples pada permukaan briket promotor dan briket pemasakan lapisan atas. Dimples dapat meningkatkan turbulensi, dan perpindahan panas konveksi dari briket promotor ke briket pemasakan di bawahnya karena adanya resirkulasi fluida, yang akan menurunkan ignition time. Luas dimples yang digunakan adalah 20%, 40%, dan 60%. Penelitian ini juga memvariasikan loading pada briket promotor untuk memperoleh sensitifitas efek loading terhadap waktu penyalaan. Loading yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100%, 50%, dan 25%.
Briket yang digunakan dalam penelitian ini adalah briket bentuk bola dengan dimples untuk briket promotor dan briket pemasakan lapisan atas, dan briket bentuk bantal pada lapisan bawah. Udara dialirkan secara forced draft dengan menggunakan blower. Penyalaan awal dilakukan dengan penyalaan briket promotor menggunakan pembakar spiritus hingga terbentuk bara api, waktu penyalaan diukur dari peletakan briket promotor hingga terjadi bara pada briket pemasakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket promotor dengan luas dimples 20% dan briket pemasakan dengan luas dimples sebesar 40%, memiliki waktu nyala optimum sebesar 6 menit. Semakin besar loading briket promotor, semakin cepat waktu penyalaan. tignition loading 100% : 5.067 menit < tignition loading 50% : 7.333 menit < tignition 25% : 41.4667 menit. Hal ini terjadi karena semakin besar loading dalam promotor, semakin cepat transfer panas yang terjadi.

Coal has potensial to be developed, because of big potential and resources. Coal briquettes has ben used in small and medium scale industry. High usage dan competitive price are the considerations to use coal briquette as one of alternative energy, still meeting some constraints, as ignition time and temperature of combustion.
This research is aimed to obtain optimum ignition time, one of the method is optimizing dimples at promoting and cooking briquettes and vary loading of promoting btiquettes to gain lessen ignition time. Dimples have the ability to increase turbulence and heat transfer convection from promoting briquette to cooking briquette below it, because of recirculating fluid, which decrease ignition time. Dimples area used are 20%, 40%, and 60%. Loading of promoting briquettes used to obtain sensitivity effect of loading to igniton time. Loading used in the research are 100%, 50%, and 25%.
Briquette used in the research are dimpled - spherical and oval. Blower used to create forced draft inside stove. Ignition time starts when promoting briquettes are ignited using alcohol flame until flame occurs in the stove. Promoting briquettes are put on the top of the stove, and cooking briquettes are put below it.
The result of the research show that use of 40% dimples area in cooking and 20% dimples area in promoting briquettes reduce ignition time as fast as 6 minute. More loading added to the promotor, more faster the ignition time, in order as follows : tignition loading 100% : 5.067 minute < tignition loading 50% : 7.333 minute < tignition 25% : 41.4667 minute. This occurs due to more loading promoting briquettes enhance the heat transfer between promoting and cooking briquettes.
"
2008
S49662
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>