Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Metharitis
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26508
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Customer satisfaction adalah suatu perasaan yang dirasakan konsumen, yang timbul akibat membandingkan antara harapan dengan persepsi konsumen terhadap kinerja suatu produk (barang atau jasa). Perasaan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, terutama positif word of mouth communication yang akan menggurangi biaya promosi perusahaan untuk menarik pelanggan. Rumah sakit sebagai suatu perusahaan jasa sudah hams mulai memberikan perhatian khusus pada kepuasan pasiennya sebagai salah satu customer rumah sakit, karena saat ini, rumah sakit pemerintah telah beralih fungsi menjadi perusahaan jawatan, dimana pemerintah lambat laun tidak akan memberikan subsidinya lagi dan rumah sakit harus mencari sendiri pendapatannya untuk menutup biaya operasionalnya. Pada skripsi ini penulis hanya mengukur tingkat kepuasan dari kualitas layanan saja. Alat ukur yang digunakan adalah analisa gap dengan metode servqual. Terdapat 22 pertanyaan mengenai persepsi dan harapan konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Mardiana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan dan tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dokter spesialis penyakit dalam pada poliklinik penyakit dalam instalasi rawat jalan RSUP Persahabatan di Jakarta, Indonesia.
Jenis penelitian berupa kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sampel dipilih secara acak. Jumlah sampel sebanyak 198 pasien. Responden terdiri dari 63 kunjungan baru dan 135 kunjungan lama. Metode pengukuran kepuasan dengan menggunakan Importance Performance Analysis.
Tingkat kepuasan responden umur tua (>= 55 tahun) lebih puas dibandingkan responden dengan umur muda ( < 55 tahun). Responden yang belum menikah kurang puas dibandingkan responden yang telah menikah. Responden yang tidak bekerja / non karyawan contoh lebih puas dibandingkan karyawan. Responden berjenis kelamin perempuan lebih puas dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan SMP paling puas dibandingkan tingkat pendidikan SMA kebawah maupun D3/Perguruan tinggi. Responden dengan cara bayar tunai kurang puas dibandingkan dengan resonden cara bayar jaminan. Responden yang merupakan pengunjung lama lebih puas dibandingkan pengunjung baru. Responden dengan waktu tunggu lama (>= 60 menit) sangat tidak puas dibandingkan responden dengan waktu tunggu singkat (< 60 menit).
Responden yang diperiksa dokter >= 15 mnt lebih puas dibandingkan responden yang diperiksa singkat < 15 menit. Untuk tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan didapatkan hasil : untuk variabel kecepatan pelayanan kepuasan 38,4 %. Untuk variabel ketrampilan pelayanan kepuasan hanya 47,5 %. Untuk perhatian pelayanan, kepuasan hanya 44,4 %. Namun untuk penampilan pelayanan, kepuasan 58,6 %. Secara keseluruhan, tigkat kepuasan terhadap variabel pelayanan yang diteliti sebesar 37,4 %.
Karakteristik responden yang merasa puas dengan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam di instalasi rawat jalan RSUP Persahabatan adalah responden yang berumur tua, berjenis kelamin perempuan, kawin, bukan karyawan, pendidikan SMA, pengunjung lama, cara bayar jaminan, waktu tunggu yang singkat dan diperiksa lama oleh dokter. Dari sisi mutu pelayanan, kepuasan responden pada penampilan pelayanan. Secara keseluruhan, tingkat kepuasan responden terhadap mutu pelayanan dokter spesialis penyakit dalam masih sangat rendah.

The purpose of this research was to discover expectations and satisfaction levels of internist service quality at Persahabatan out-patient department.
This is a cross sectional quantitative research in obtaining the instrument, through a random sampling, and involved 198 patients as samples. 63 patients were new patients and the rest of them were regular ones. The application of the Importance Performance Analysis, measurement of satisfaction is carried out.
Satisfaction level of more or less than 55 years old patients were higher than the younger patients (less than 55 years old). Unmarried respondents have lower satisfaction levels than the married ones. Unemployed respondents, have higher satisfaction level than employed respondents. Female respondents were more satisfied than male respondents. High school graduated respondent were the most satisfied respondents than junior high school graduated respondents and also diploma graduated respondents. Fee for service patients were less satisfied than insured patients.
Regular patient respondents have higher level of satisfaction than the new ones. Respondents with longer waiting period (more than 60 minutes) truly unsatisfied if they compared to respondents with shorter waiting period. Respondents with longer examination period (more or less than 15 minutes) were more satisfied than the shorter ones (less than 15 minutes). The result of suitability level between expectation and reality were: services skill variable was only 47.5%. For service attention was only 44.4% but for service packaging the satisfaction was reached 58.6%. Over all, satisfaction level against researched service variables was 37.4%.
characteristics of satisfied respondents on internist service at outpatient department of Persahabatan Hospital were geriatrics, females, married, unemployed, high school graduated, regular patients, insured patients, short waiting period, and longer examination period. Based on service quality, highest satisfaction level was on service packaging. Generally, respondent satisfaction level against internist service quality was very poor/low.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31236
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini tingkat kedisiplinan perawat pelaksana terhadap jam kerja yang telah ditentukan oleh pihak manajemen RSP Persahabatan masih belum optimal (85%). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan kerja dengan tingkat kedisiplinan perawat pelaksana. Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat inap RSP Persahabatan dengan jumlah responden 169 orang perawat pelaksana. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan pendekatan crossectional. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan Kai kuadrat untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini adaIah semua variabel kepuasan kerja (gaji, pekerjaan, pengawasan, promosi, rekan sekerja dan kondisi ketja) serta kepuasan kerja itu sendiri mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat kedisiplinan, dimana (nilai p <0,05). Penelitian ini merekomendasikan pihak manajemen rumah sakit untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan memperhatikan keenam aspek kepuasan kerja kerja (gaji, pekerjaan, pengawasan, promosi, rekan sekerja dan kondisi kerja), juga merekomendasikan kepada kepala ruangan untuk meningkatkan kemampuan dalam metakukan pengawasan terhadap staf serta untuk perawat pelaksana untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap jam kerja yang telah ditentukan rumah sakit.
Daftar pustaka: 13 buah (1983-2000)"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5510
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Heryati
"Prestasi kerja perawat pelaksana merupakan penampilan kerja perawat, baik kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi kerja perawat dapat dinilai dari kualitas pelayanan keperawatan, kualitas personil perawatnya, kepuasan kerja, dan disiplin kerja. Prestasi kerja perawat yang tinggi merupakan cerminan kualitas pelayanan keperawatan yang dapat memenuhi kepuasan klien. Prestasi kerja perawat diprediksi dapat dipengaruhi oleh peran kepala ruangan meliputi peran interpersonal, informasional dan peran pengambilan keputusan. Dalam proses pelayanan keperawatan ketiga sub variabel secara bersama-sama mempunyai kontribusi terhadap prestasi kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara peran kepala ruangan dengan prestasi kerja perawat pelaksana dalam periode waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan dengan populasi 245 orang dan sampel 156 orang perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap, pada tanggal 19 Juni s/d 5 Juli 2002. Instrumen penelitian ini terdiri dari 25 pernyataan untuk mengukur peran kepala ruangan dan 30 pernyataan untuk mengukur prestasi kerja perawat pelaksana.
Hasil analisis statistik bivariat dengan uji kai kuadrat didapatkan peran kepala ruangan (interpersonal, informasional dan pengambil keputusan), semuanya berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sedangkan untuk variabel confounding ( usia, pendidikan, lama kerja, jenis kelamin, status perkawinan ), ternyata tidak ada yang berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Hasil analisis statistik multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan peran interpersonal dan informasional kepala ruangan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Untuk variabel confounding, hanya pendidikan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sub variabel informasional mempunyai kontribusi paling besar terhadap prestasi kerja perawat pelaksana setelah dikontrol dengan sub variabel interpersonal dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUP Persahabatan, kiranya dapat meningkatkan penampilan kepala ruangan dalam melaksanakan perannya melalui pelatihan atau pendidikan manajemen keperawatan serta meningkatkan prestasi kerja perawat pelaksana melalui pendidikan baik formal maupun informal. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda observasi dan wawancara mendalam, terhadap populasi dan sampel yang lebih luas.

The Correlation between the Role Appearances of the Head Nurse with the Performance of Nursing Associate in The Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan Jakarta, 2002The performance of nursing associate is an appearance of nurses, either quantity or quality in caring for their patients who have become their responsibility. The performances of nurses consist of to their applying for their good services, qualified skill, satisfying work and disciplinary work. The high performance of nurses is the reflection of nursing services quality. This can fulfill the patients? satisfaction. The performance of nurses is predicted can be influenced by the role of head nurse. Which consist of interpersonal, informational, and decisive roles. In the process of nursing, the three sub variables contribute to the performance of nurses.
This research was quantitative research with the approach of cross sectional, whose purpose is to observe the correlation between head nurse role and the performance of nursing associate at the same period. The research conducted in RSVP Persahabatan with population 245 and sample 156 nursing associates in Instalasi Rawat Imp, from June 19 until Juli 5 2002, The instruments include 25 questionnaires to survey the head nurse and 30 questionnaires to performance of nursing associate.
The results of bivariate statistic with chi-square are gained from the role of head nurse (interpersonal, informational and decisive), all are significantly related with the performance of nursing associate, while for confounding variables ( age, education, work length, sex and marriage status ), are not obviously correlated significantly with the nursing associate performance. The result of multivariate statistic with the regression test of double logistic is found the role of interpersonal and informational of head nurse, has a significant correlation with the performance of nursing associate, for confounding variable only sub educational variables have a significant with the performance of nursing associate, while the sub-informational variable has the greatest contribution to the achievement of nurses after being controlled with interpersonal and educational sub variable. Based on result of the research is suggested to the director of RSVP Pesahabatan, the develop both of appearance of head nurse on duty through nursing management education or training and informal. For others researchers to continue this research with observation and interview methods deeper for population and sample wider than research."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsih
"ABSTRAK
Rumah sakit berkembang melalui pasien yang puas di mana pasien tidak hanya akan kembali untuk membeli pelayanan tetapi juga dapat menjadi marketer yang dapat
membawa keluarga atau teman-teman lainnya. Minat konsumen untuk membeli atau memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasanya terhadap pelayanan yang telah diperoleh sebelumnya. Kepuasan pasien
merupakan nilai subyektif terhadap mutu pelayanan yang diberikan dan diterima oleh pasien, meskipun nilai subjektif ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keadaan emosional dan lingkungan pasien, kepuasaan pasien tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan objektif yang dialami oleh pasien pada saat
menerima pelayanan rumah sakit. Pelayanan rawat jalan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan citra rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat variabel
karakteristik dan kepuasan pasien yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data primer,
pendekatan cross sectional, populasi adalah pasien rawat jalan, sampel dihitung
berdasar beda dua proporsi didapatkan 150 sampel pengambilan sampel dengan tekhnik Quota sampling. Di analisis komputer menggunakan regresi multivariat. Hasil tidak ada hubungan antara karakteritik pasien dengan minat kunjungan ulang nilai P value >0,05 :
jenis kelamin (p value=0,169), usia (p value= 0,539) pendidikan (p value=0,622),
pekerjaan (p value=0,319), pengalaman berkunjung sebelumnya (p value=0,352), ada hubungan antara kepuasan pasien dengan minat kunjungan ulang (p value=0,0001).
Variabel yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang adalah
kepuasan pasien dengan p value=0,0001, OR= 16,626. Artinya pasien yang memiliki
kepuasan baik akan mempunyai peluang sebesar 16,626 lebih tinggi melakukan kunjungan ulang dibandingkan pasien yang memiliki kepuasan kurang baik, setelah di kontrol oleh variabel jenis kelamin, variabel umur dan variabel pekerjaan.
"
2019
T52794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Iskraeni
"Era globalisasi yang menuntut persaingan yang tinggi rumah Sakit dituntut
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah
satu indikator penting untuk mengukur mutu pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat gambaran kepuasan
pasien, melihat hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan terhadap mutu
layanan rumah sakit, menganalisa penyebab ketidak puasan.
Penelitian dilakukan pada tanggal 9 April sampai dengan 12 Mei 2001. di
Rumah Sakit Umum Daerah Lahat (RSUD Lahat). Berdasarkan sltratifikasi
proporsional diperoleh 96 sampel penelitian dari berbagai kelas perawatan (kelas III
33, kelas II 33, kelas I 10, VIP 20). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
analitik kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif untuk menggali penyebab
ketidakpuasan pasien serta analisis penyebab ketidak puasan dengan wawancara
mendalam dan observasi.
Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat untuk melihat
gambaran deskriptif dilanjutkan dengan analisis bivariat. Data penelitian kualitatif
diolah dengan menggunakan content analysis. Dari analisis bivariat diperoleh adanya hubungan karakteristik pasien, jenis kelamin., kelas perawatan dengan kepuasan.
Penyebab ketidakpuasan pasien yang terbanyak adalah dimensi kehandalan
(reliability) dan masih kurangnya mutu layanan rumah sakit meliputi mutu supplier,
input, process, output.
Penelitian ini menyarankan supplier membuat jadwal evaluasi dan bimbingan
yang baku, penambahan jumlah tenaga perawat, memberdayakan diklat untuk
mengadakan pelatihan petugas. Perbaikan insentif bagi perawat dan pemberian
insentif bagi petugas gizi, mencukupi kekurangan sarana rumah sakit seperti air,
laken dengan mengusulkan dana ke Pemda. Pelaksanaan prosedur tetap bagi petugas
dan penambahan dokter spesialis.

Abstract
Globalization in many aspects of business including hospital services, requires
improvement of quality care. One important measure of quality of care is patient
satisfaction.
This study has objectives for describe level of patient satisfaction, to examine
correlation between patients characteristics and satisfaction to quality of care and to
describe causal factors of unsatisfaction situations.
This study had been done during April to May 2001 at Lahat General Hospital
(RSUD Lahat). Samples were drawn using stratified from all classes of care (3rd class: 33
respondents ; 2nd : 33 respondents ; 1st : 10 respondents and VIP : 20 respondents). This
study is using analytic quantitative approach with qualitative study as complementary.
The quality approach as use to elaborate reasons for unsatisfaction condition by using in
depth interview and observation.
Statical analysis started with descriptive to examine quantitative data. Then
continues with bivariate analysis. Qualitative data were analyzed using content analysis.
From bivariat quantitative, it is shown that variables of sex and class of care are
significantly related to satisfaction. Reliability dimension of quality care is mostly
complained is the cause of unsatisfaction condition. This is related to low quality level of
suppliers, input process and output.
This study suggest that hospital manager (as supplier) should develop periodical
evaluation and standardized supervision, recruit more nurses establish training management for staff personnel. Furthermore, it is also suggested that incentive system
should be evaluated and improved, especially for nurses and nutritionist, to improve
quality of hospital facilities such as clean water supplies and linen. This can be requested
to local government. ln addition, the hospital should develop standard operational
procedure for staff and (specialist) medical doctors."
2001
T3116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Iqbal Yusuf
"Menghadapi pasar global, rumah sakit sebagai organisasi bisnis akan menghadapi persaingan bisnis yang bermuara pada masalah survival organisasi bisnis itu sendiri. Kemampuan beradaptasi merupakan modal organisasi RS supaya tidak terjebak dalam problematika survival. Rumah sakit berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan terjangkau kepada masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan. Dengan semakin gencarnya arus informasi, maka masyarakat akan semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan yang tidak bermutu. Disamping itu ketatnya persaingan akan memaksa penyelenggara jasa pelayanan kesehatan mampu dan terus memperbaiki mutunya. Untuk menyikapinya RS perlu melakukan fungsi pemasaran yang berorientasi kepuasan pelanggan.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berdasarkan perbandingan kesan antara kinerja produk atau jasa dengan harapan-harapannya. Kepuasan pelanggan sering dikaitkan dengan mutu pelayanan, dimana mutu pelayanan yang diberikan berkaitan dengan atribut-atribut dari rumah sakit itu sendiri dan nilai-nilai dari pelanggan. Manfaat kepuasan pelanggan dipelayanan RS yaitu pembelian ulang, meningkatkan promosi cerita positif, pasien yang puas cenderung tidak sensitif terhadap perubahan harga, dan kebal terhadap kompetitor. Karena hubungannya dengan profitabilitas, sudah seharusnya RS berinvestasi untuk asset kepuasan pelanggan.
Di Rumah Sakit Moh. Husni Thamrin, pendapatan operasional terbesar berasal dari pelayanan instalasi farmasi yaitu sebesar 35%. Kemudiaan terdapat estimasi resep rawat jalan yang ditebus rata-rata 9,5% selama tahun 2004 – 2005. Mengingat bahwa instalasi farmasi adalah revenue center yang penting, menjadi alasan penelitian akan lebih spesifik pada pelayanan resep rawat jalan instalasi farmasi.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran kepuasan pasien atau pengantarnya di pelayanan resep rawat jalan instalasi farmasi Rumah Sakit Moh. Husni Thamrin Internasional Salemba tahun 2006 berdasarkan metoda ServQual dari Parasuraman, sehingga dapat diperoleh informasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan puas/tidak puas pasien dan dapat menyebabkan pasien menebus resep internal diluar. Serta diteliti juga mengenai minat beli ulang dipelayanan tersebut.
Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan analisis deskriptif dan dilakukan dengan kuesioner dengan cara survey terhadap 100 orang pengunjung pelayanan resep rawat jalan instalasi farmasi yang minimal pernah mengalami pelayanan tersebut sekali. Kuesioner mengenai kepuasan pasien menurut lima dimensi mutu ServQual oleh Parasuraman yaitu tangibles, reliability, assurance, responsiveness, dan empathy. Mengenai minat beli ulang dinilai menurut metoda Woodside yang dimodifikasi, terdiri dari 6 subvariabel yaitu kewajaran harga obat, pelayanan petugas, kondisi ruang tunggu, kelengkapan persediaan obat, lokasi farmasi, dan waktu tunggu. Selain itu dikumpulkan data-data karakteristik umum pasien yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji Chi Square ada hubungan antara kepuasan dan tingkat minat beli ulang (p=0,026), sehingga untuk meningkatkan pembelian resep internal dapat dilakukan dengan memperbaiki mutu pelayanan untuk meningkatkan kepuasan. Selain itu karakteristik pasien yang berhubungan dengan kepuasan adalah pendidikan dan pendapatan. Jenis kelamin dan usia dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan kepuasan.
Saran yang diusulkan yaitu untuk meningkatkan tingkat pembelian ulang dilakukan perbaikan atribut mutu yang fokusnya kepada meninjau kembali kebijakan harga obat, melengkapi persediaan obat yang diresepkan, melatih petugas untuk cepat tanggap, dan memperbaiki desain ruangan yang lebih bersih dan menarik. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai salah satu strategi pemasaran.

Facing the global market, hospital as an business organization must struggle in competition that makes the survival of hospital is important. The ability to adapt is important for hospital if don’t want to be trapped on survival problems. Hospital have major role to provide health services that have quality, just, and affordable to increase public’s health degree. With development in information sector, public will be more critical for the quality of health services. Beside that, the competition among health providers forcing them to always increase the quality of services. Hospital marketing with customer satisfaction oriented is important.
Satisfaction is a feeling of happy or disappointment based on perceived performance and expected performance of the products/services. Satisfaction usually linked to quality of services, which is the quality is based on attribute of service provider and value of perception from the customer. There are many benefits of customer satisfaction, in health care is: increase the rebuying intention, increase word of mouth, the satisfied customer usually not sensitive for price increase, and immune for other product/service influence. Because it is very well linked to profitability of health providers, it is important for Hospital to treat it as an asset and invest on it.
In Mohammad Husni Thamrin Hospital, the biggest income is come from pharmacy (35% of total income). And from pharmacy data, there are possibility 9.5% of internal drug receipt have been bought outside of the hospital. Because the pharmacy is one of most important revenue center in the hospital, this research specifically aimed for customer satisfaction at pharmacy’s ambulatory service.
The research done to get the level of out-patient satisfaction at pharmacy’s ambulatory service based on ServQual methods by Parasuraman. The information being searched about what attributes/factors that can cause customer dissatisfaction and cause customer to buy the drug receipt outside of hospital. And will be studied about connection between customer satisfaction and rebying intention.
The research design is cross-sectional with descriptive analysis on 100 respondent that have been through the services process. The instrument is a questioner contain customer satisfaction based on five quality dimension by Parasuraman: tangibles, reliability, assurance, responsiveness, and empathy. For rebuying intention will be measured by modificated Woodside methods, include 6 sub-variable about drug price, staff service, waiting room condition, drug availability, pharmacy location, and waiting time. Beside that, the customer characteristic data will be collected about sex, age, education, and income.
The result is from chi square test there are connection between customer satisfaction and rebuying intention (p=0,026), so to increase the internal drug receipt buying; hospital must increase the quality of service that oriented to customer satisfaction. The patient characteristic that have connection with satisfaction is education and income.
Pursuant to this research, it is suggested to increase customer rebuying intention, hospital must fix quality attribute and the focus is: rethinking about drug price based on competitor, increase drug availability, training the staff about the speed of service, and to increase the room design about cleanliness and beauty. The result of this research is expected to provide MHTIS Hospital with data and information in developing the hospital service quality improvement and hospital marketing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T41332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Rusli
"Kebutuhan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, paling tidak dipengaruhi oleh 3 (tiga) perubahan besar, yang merupakan tantangan dan peluang. Perubahan itu adalah sumber daya yang terbatas, adanya kebijakan desentralisasi (decentralization policy) dan berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu (quality awareness) dalam pelayanan kesehatan. (Depkes RI, 2003). Lima penentu kualitas jasa yang dapat dijadikan dasar menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterimanya meliputi: tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. (Parasuraman, Zeithaml dan Berry (dalam Jauhari, 2004)
Puskesmas Bukit Kemuning Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara, adalah Puskesmas dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Dan laporan tahunan Puskesmas Bukit Kemuning sejak ditetapkannya sebagai Puskesmas unit swadana didapatkan kunjungan rawat jalan khusus pasien umum mulai tahun 2002 mengalami penurunan. Untuk melihat efisiensi dan efektifitas pelayanan Puskesmas Bukit Kemuning, maka perlu dilakukan analisis hubungan antara tingkat kepuasan dengan keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kuantitat'l, menggunakan rancangan cross sectional, dilaksanakan pada bulan 7uni-]uli 2006. Tujuan penelitian ini melihat gambaran hubungan antara kepuasan pasien pada 5 (lima) dimensi mutu pelayanan dan karakteristik pasien dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Responden berjumlah 127 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, lalu dilakukan pengolahan dan analisis univariat, bivariat, multivariate dan important and performance analysis.
Hasil penelitian menunjukkan, dari lima dimensi mutu layanan, sebagian besar pasien tidak puas pada dimensi tangible, assurance dan emphaty, pada dimensi reliability dan responsibility proporsi pasien yang puas lebih besar dari pada yang tidak puas. Hal ini tidak berbanding lurus dengan besarnya proporsi pasien yang ingin kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning (68,5%). Kepuasan pada dimensi tangible, reliability, Responsiveness dan Assurance merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Secara statistik terdapat hubungan antara cara bayar, Tangible, Reliability, Responsiveness dan Assurance dengan keinginan responden kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Pada important and performance analysis diperoleh kesenjangan terbesar antara tingkat harapan dengan pengalaman responden pada aspek Assurance. Aspek-aspek yang seharusnya menjadi prioritas untuk meningkatkan mutu layanan di Puskesmas Bukit Kemuning adalah Kelengkapan, kesiapan, kebersihan alat-¬alat yang dipakai (non media), Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, kecepatan petugas pendaftaran dalam memberikan pelayanan, Keramahan dan kesopanan dokter/perawat/bidan dalam memberikan pelayanan, Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan, Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain, Dokter/perawat/bidan memberikan dukungan dengan sabar pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
Beberapa hal yang penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan Puskesmas Bukit Kemuning untuk meningkatkan mutu layanan adalah: lebih meningkatkan kinerja petugas pemberi pelayanan di unit rawat jalan, mengevaluasi kembali prosedur pelayanan yang selama ini dipakai agar pasien merasa tidak berbelit-belit dalam menerima pelayanan, agar pelayanan kepada pelanggan dapat memenuhi harapan sebaiknya program jaga mutu pada internal Puskesmas ditingkatkan, agar pengguna jasa pelayanan Puskesmas merasa nyaman dalam menerima tindakan yang diberikan sebaiknya pelayanan diberikan sesuai dengan standar operasional.

Nowadays, the need on improving and increasing the quality of health services in Indonesia is urgently needed. At least, it is influence by three main changes, which can work as threaten and opportunity. These changes are namely: a limited on resources, the decentralization policy, and the development of the important of the quality awareness on health services (Depkes RI, 2003). There are five dimensions of quality services that can determine the level of client's satisfaction on the service that they have received, which are: tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy (Pasuraman, Zeithaml and Berry, cited by Jauhari, 2004)
Puskesmas Bukit Kemuning of Sub-district of Bukit Kemuning at the District of Lampung Utara, is a Puskesmas with services both for outpatient and inpatient. Refer to the Annual Report of Puskesmas Bukit Kemuning, since the Puskesmas has stated as a Self-funded Puskesmas Unit, it is found that begin in 2002 there are a declining on the number of general patient especially on outpatient services. Therefore, to look at how the efficiency and the efficacy on the services of Puskesmas Bukit Kemuning, it is needed to carry out the correlation analysis on the level of satisfaction and patient's willingness to return and re-utilizing the outpatient services at Bukit Kemuning Puskesmas.
The study is an observational study with a qualitative approach, and carried out with a cross-sectional design from June to July 2006. The aim of the study is to look at the picture of correlation between patient's satisfactions on five dimensions of quality services and patient's characteristics, with patient's willingness to return and re-utilizing the outpatient services at Bukit Kemuning Puskesmas. There are 127 respondents, the data collected by interviewing, and analyzed by a univariate, bivariate, multivariate, and also an important and performance analysis.
The study found that from five dimensions of quality services, mostly patients are not satisfied on the aspect of tangible, assurance, and empathy. But, on the dimension of reliability and resp,; nsiven ii__ proportion of sctis icd patients is higher than iiiose who are not satisfied. The situation is not linearly related with the proportion of patients who are willing to return and re-utilize the outpatient services (68.5%). Satisfaction on the aspects of tangible, reliability, responsiveness, and. Assurance are variables that dominantly influence the willingness of the patient to return and re-utilize the outpatient services. Statistically, there are significant correlations between mode of payment, tangible, reliability, responsiveness and assurance, with the willingness of the patient to return and re-utilize the outpatient services. Refer to the important and performance analysis, the widest disparity is found between level of expectation and respondent's experience on the aspect of assurance. Some aspects that should be prioritized in order to increase the quality of services at Puskesmas Bukit Kemuning are namely: completeness, readiness, sanitation on non-medical utensils, simple procedures on services (mean that the procedures is not too complicated and takes time), promptness of registration personnel in giving services, hospitality and politeness of the doctors/midwives/nurses while delivering services, assurance on services safeness and reliability towards services, suppose the services are delivered to all patients regardless their social status or else, suppose the doctors/nurses/ midwives are giving full support and full of serene at the time they are on duty to deliver health services.
Suggestion on things that should be considered by the head of Puskesmas Bukit Kemuning, are: to increase the performance of any personnel that giving services at the unit of outpatient, to evaluate the procedures of services at the outpatient unit as its too complicated, in order to fulfill the expectation of the clients, it is needed to increase the quality assurance program for the internal affair of the Puskesmas, and in order to reach the Puskesmas client's comfort while receiving treatment of services, its suppose that services are given in the base of operational standard."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 19069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan
"Kepuasan pasien adalah dasar suatu ukuran mutu pelayanan keperawatan dan merupakan alat yang dipercaya dan sahih dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pengelolaan rumah sakit. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan mutu layanan yang berada di bawah standar. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya karakteristik pasien.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pasien serta karakteristik pasien yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap mutu layanan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru dari tanggal 12 Mei -- 10 Juni 2003. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 200 pasien rawat jalan. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian didapat bahwa pasien yang menyatakan puas terhadap mutu layanan rumah sakit sebesar 41 %. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel umur, pendidikan, jumlah kunjungan dan akses/kemudahan. Sedangkan hasil uji regresi logistik didapat bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel umur dan jumlah kunjungan.
Dari hasil penelitian disarankan bagi pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan mutu layanan di instalasi rawat jalan terutama pada dimensi mutu yang berada pada kuadran 1 dan 2. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan secara menyeluruh disarankan perlu dilakukan Total Management Quality secara terpadu dengan mengikutsertakan seluruh staf atau karyawan sebagai tim kerja melalui Gugus Kendali Mutu. Perlu ditingkatkan upaya kearah pengenalan rumah sakit mengingat bahwa selain informasi yang berasal dari pasien atau keluarga yang merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit, juga dibutuhkan informasi' dalam bentuk lain guna meningkatkan minat pembelian jasa rumah sakit seperti pembuatan brosur, leaflet, interaktif di RRI maupun di RTV, membuka website RSUD Pekanbaru dan sosialisasi program rumah sakit. Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang mendukung penelitian ini, seperti penelitian tentang kepuasan provider (petugas pelayanan) di Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru.

Patients Characteristics which Relates to the Satisfactions of Cheek Up Patients in General Hospital of Pekanbaru District in 2003Patients' satisfaction is the base for the measurements of nursing service quality and is valid and reliable approach developing plan executing, operations and conducting evaluations of hospital business. Low patients' satisfaction illustrates the service quality which is below standards. Low patients' satisfaction could result to the hospital image. Patients' satisfaction is influenced by many factors, one of them is the patients characteristics.
The objective of this study is to acquire a description of patients' satisfaction and the patients' characteristics which relates to the patients satisfaction degree toward the service quality of hospitals. This study is undertaken at the General Hospital of Pekanbaru District from 12 May-10 June 2003. The study type used is cross sectional of 200 outpatients. The analyses used are univariate, bivariate, and multivariate analysis. The statistical tests used are chi square and logistic regression. The acquired result of the study shows that patients who testify to be satisfied toward the hospital service quality are 41. The result of bivariate test shows that the factors related patients satisfactions are variables of age, education, number of visits, and access. While the logistic regression test presents that the dominant factors in determining the patients satisfactory are variables of age and number of visits.
From the result of the study it is advised that the hospital component should improve more service quality in the check up installation especially on the dimension of quadran one and two. With the intention of improving the service quality in general, it is advised that Total Quality Management needs to be achieved integratedly, through engaging every staffs or employees as a team work by Quality Improvement Circle, Efforts needs to be improved toward hospital familiarization remembering that besides information from the patients or families who feels satisfied toward the hospital service, but also a need for information in other forms to improve the desire to purchase the hospital service such as brochures, leaflet, interactive in RRI or RTV, design a website of Pekanbaru General Hospital, and socialization of the hospital programs. There is a need for further study which supports this study, such study as work/staff satisfactions of the General Hospital of Pekanbaru District.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>