Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Usaha dengan sistem waralaba sudah mempunyai pengaturan
sendiri dengan ditetapkannya PP No. 16 Tahun 1997 tentang
Waralaba dan Keputusan Menteri Perdagangan No.12 MDAG/
PER/3/2006 tentang Pengaturan dan Prosedur Penerbitan
Registrasi Identitas dari Waralaba. Di samping peraturan
yang ada tersebut, isi dari perjanjian waralaba yang dibuat
oleh franchisor selaku pemberi waralaba dan franchisee
selaku penerima waralaba, diatur berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak. Hal tersebut, memberikan peluang lahirnya
konsep Mitra Laba sebagai pengembangan dari waralaba
konvensional dengan mengedepankan prinsip syariah dalam
wujud mudharabah muqayaddah kewajiban yang harus dipenuhi
oleh Penerima Waralaba (franchisee) sebagai kompensasi
kepada Pemberi Waralaba (franchisor). Pokok masalah yang
dihadapi adalah mengenai Bagaimanakah pengaturan mengenai
waralaba dalam Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1997 dan
Keputusan Menteri Perdagangan No.12 M-DAG/PER/3/2006 ?,
Apakah yang menjadi dasar hukum bagi perubahan dari konsep
waralaba menjadi konsep mitra laba? dan Apakah keunggulan
dan kelemahan dari konsep mitralaba bila dibandingkan dengan
konsep waralaba konvensional. Pokok permasalahan tersebut
dijawab dengan menggunakan metode penelitian normatif yang
menghasilkan kesimpulan bahwa PP No. 16 Tahun 1997 dan
Kepmendag No.12 M-DAG/PER/3/2006 lebih mengatur mengenai
teknis operasional usaha waralaba dimana pengaturan mengenai
pengembangan waralaba sendiri masih melihat kepada Buku III
KUHPerdata, dan bahwa keunggulan utama Mitra Laba atas
Waralaba adalah Mitra Laba lebih adil karena pembagian hasil
untuk semua pelaku (share holder) didasarkan atas keuntungan
bersih, sementara kelemahan utamanya adalah Konsep Mitra
Laba merupakan konsep Perjanjian baru yang masih perlu
diatur lebih lanjut hak dan kewajiban dari masing-masing
pihak. (WNM)"
Universitas Indonesia, 2007
S26108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Veronica
"Skripsi ini membahas tentang perspektif Indonesia dalam mengatur instalasi tidak terpakai yang berada di laut, terutama di landas kontinen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan yang bersifat normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki beberapa peraturan yang mengatur pembongkaran instalasi tidak terpakai setelah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi berakhir. Sementara itu dalam kontrak bagi hasil antara sebelum 1994 dan sesudah 1994 terdapat perbedaan mengenai kewajiban kontraktor mengenai pembongkaran instalasi tidak terpakai setelah kontrak bagi hasil berakhir. Terhadap instalasi tidak terpakai kontrak bagi hasil sebelum 1994, sampai saat ini Indonesia belum pernah dilakukan pembongkaran. Sedangkan untuk PSC sesudah 1994, karena kontrak bagi hasil yang ada masih berlaku maka belum saatnya untuk dilakukan pembongkaran.

The focus of this thesis is about Indonesian perspective regulation of abandonment installation which is located at sea, especially at continental shelf. The research method is normative which showed that Indonesia had some regulations that order the removal of abandonment installations after exploration and exploitation activities ended. Therefore, there is a different between Product Sharing Contract/PSC before 1994 and after 1994 about contractor’s liability to removal abandonment installation after the PSC ended. For PSC before 1994, Indonesia never been done removal abandonment installation. Meanwhile, PSC after 1994, not yet removal can be done because the PSC still valid."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S26236
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S23510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjahrial Saibi
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaeni Asyhadie
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [data f publication not identified]
346.07 Asy h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
Yogyakarta : Pustaka baru Press, 2016
346.07 AUL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penyu adalah satwa berpindah yang termasuk makhluk berumur panjang. Usia reptil ini bisa mencapai ratusan tahun, namun hidupnya penuh perjuangan. Banyak pemangsa yang menghadang mereka. Biawak dan manusia memakan telur penyu. Kepiting, burung laut, dan hiu memangsa tukik yang masih lemah. Tapi ketika penyu beranjak dewasa, kerapas atau cangkang tubuhnya menjadi alat bertahan yang ampuh. Sialnya, kerapas penyu acapkali diburu sekelompok pedagang cendera mata untuk diperjualbelikan. Pantai-pantai peneluran penyu saat ini semakin berkurang, akibat pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir pantai. Penyu betina yang akan bertelur kerap kali gagal bertelur akibat banyak sampah di pantai. Selain itu kebisingan yang ditimbulkan aktivitas manusia di sekitar pantai pun membuat penyu kembali ke laut. Ia juga sangat peka terhadap cahaya, sehingga tukik-tukik yang baru menetas sering salah arah akibat mengira cahaya lampu-lampu hotel di pinggir pantai sebagai cahaya bulan, sehingga akhirnya mati karena dehidrasi. Karena antara lain sebab-sebab itulah keberadaan penyu saat ini terancam punah di dunia. Penyu termasuk satwa yang saat ini tercantum dalam appendix I CITES, appendix I dan II CMS dan juga tercantum sebagai golongan yang rentan, genting atau kritis dalam red list IUCN. Namun itu semua belum cukup untuk melindungi penyu dari ancaman kepunahan. Maka dibuatlah The IOSEA Marine Turtles MoU yang secara khusus mengatur dan bertujuan untuk mengkonservasi penyu dan habitatnya. Indonesia adalah rumah enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia, dengan demikian Indonesia menjadi habitat dan tempat bertelur yang penting bagi penyu, juga menjadi rute migrasi yang penting yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Oleh karena itu sudah seharusnya negara-negara termasuk Indonesia harus melakukan upaya-upaya untuk mengkonservasi penyu dan habitatnya demi kelangsungan dan kelestarian penyu di masa depan."
Universitas Indonesia, 2006
S26045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gulo, Graciella Stevani
"Eksploitasi secara berlebihan telah menyebabkan terjadinya penurunan populasi penyu. Permasalahan dalam konservasi penyu antara lain kurangnya pendanaan, keterlibatan masyarakat dan kurangnya efektivitas teknik konservasi penyu yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas konservasi penyu, menganalisis valuasi ekonomi tempat konservasi penyu menganalisis penerimaan masyarakat terhadap upaya konservasi penyu dan menyususn strategi keberlanjutan konservasi penyu di Pulau Kelapa Dua. Metode yang digunakan adalah metode campuran dengan analisis deskriptif, serta metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan presentase keberhasilan penetasan telur penyu adalah sebesar 71,89%. Tempat konservasi memiliki fasilitas kolam pemeliharaan. Monitoring sarang penyu dilakukan sebanyak enam kali dalam setahun. Sumber pendanaan konservasi berasal dari pemerintah dan filantropi. Secara keseluruhan penerimaan masyarakat baik terhadap konservasi penyu. Strategi yang dapat dikembangkan untuk keberlanjutan konservasi adalah strategi diversifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa keberlanjutan konservasi penyu di Pulau Kelapa Dua dapat dilakukan melalui penerapan strategi diversifikasi dengan mempertimbangkan aspek ekologi penyu, ekonomi dan sosial. 

Over-exploitation has led to a decline in sea turtle populations. Problems in sea turtle conservation include more funding, community involvement, and the effectiveness of conservation techniques. This study aims to evaluate turtle conservation activities, analyze the economic valuation of turtle conservation sites, analyze community acceptance of turtle conservation efforts, and develop a strategy for the sustainability of turtle conservation on Kelapa Dua Island. The method used is a mixed method with descriptive analysis and SWOT method. The results showed the percentage of turtle egg-hatching success was 71.89%. The conservation site has a rearing pond facility. Turtle nest monitoring is carried out six times a year. Funding sources for conservation come from the government and philanthropy. Overall, community acceptance of turtle conservation is good. A diversification strategy can be developed for conservation sustainability. Based on the results of this study, it is concluded that the sustainability of sea turtle conservation in Kelapa Dua Island can be achieved through the implementation of a diversification strategy by considering the ecological, economic, and social aspects of sea turtles."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>