Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dece Wanda Sari
"Skripsi ini membahas penelitian mengenai pelanggaran Hak atas Privasi pada kasus pelanggaran privasi artis terkenal pada media elektronik melalui siaran televisi. Pemberitaan media televisi mengenai kasus tersebut telah melanggar hak atas privasi yang merupakan salah satu hak asasi manusia para artis yang telah dijamin Konstitusi dan Undang-Undang. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian ini menyarankan perubahan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, serta memperbaharui Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran agar mengatur secara detail mengenai perlindungan terhadap privasi khususnya pada media televisi.

This mini-thesis discusses the research on the violation of Right to Privacy in regards to the case of private data disclosure of Ariel famous celebritites on electronic media through television broadcast. Such television media broadcast of this case was in violation with the right to privacy which is one of the celebrities human rights guaranteed by the Constitution and laws. This research is a normative research with qualitative approaches.
The result of this research suggests the amendment of the Law No. 40 of the year 1999 on Press and Law No. 32 of the year 2002 on Broadcast, and also suggest to renew the Guidelines of Broadcast Behavior and Broadcast Standard Program so that it will provide detailed regulation on the protection of privacy, especially on television media.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S24987
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Haniza
"Menonton siaran televisi dapat dipandang sebagai aktivitas mempergunakan media televisi dalam rangka pemenuhan kepuasan pemirsa. Terbentuknya pola menonton siaran televisi seperti terjadi pada pemirsa pemilik antena parabola di Kota Madya Padang pada dasarnya berhubungan dengan pola penggunaan media televisi.
Analisis mengenai pola penggunaan media televisi yang ditinjau dari aspek pilihan stasiun televisi, pilihan program siaran televisi, jam menonton siaran televisi, dan durasi menonton siaran televisi menemukan bahwa pemirsa siaran televisi, baik domestik maupun asing, memiliki pola menonton yang secara dominan mengarah pada pemenuhan kepuasan akan hiburan dan pola menonton demikian terutama berasai dari kalangan pemirsa yang berusia remaja dan berpendidikan sekolah menengah atau lebih rendah.
Analisis mengenai kepuasan pemirsa menonton siaran televisi, balk domestik maupun asing, melalui pemanfaatan antena parabola berdasarkan faktor-faktor karakteristik individual pemirsa seperti umur, pekerjaan, dan pendidikan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sehingga muncul kecenderungan bahwa responden pemirsa yang paling banyak menonton siaran televisi, baik domestik maupun asing, adalah responden pemirsa yang berusia remaja dan berpendidikan sekolah menengah atau lebih rendah.
Analisis mengenai pola penggunaan media televisi, baik domestik maupun asing, melalui antena parabola dalam rangka pemenuhan kepuasan pemirsa ini secara umum menunjukkan bahwa responden pemirsa lebih mempercayai televisi sebagai sumber informasi, balk untuk masalah-masalah politik, ekonomi, dan sosial-budaya maupun untuk masalah-masalah nasional dan internasional. Di samping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa media televisi domestik ternyata masih dapat diandalkan sebagai sarana penyebarluasan informasi khususnya untuk masalah-masalah nasional, baik politik, ekonomi, maupun sosial-budaya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T2793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.G. Sudibyo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Syafruddin
"Penelitian dalam tesis ini membahas mengenai inisiatif dari masyarakat pemirsa televisi untuk melakukan pengawasan terhadap materi siaran televisi. Sebagaimana diketahui dunia pertelevisian Indonesia sampai saat ini belumlah memiliki peraturan perundangan yang pasti. Pedoman-pedoman yang ada sementara ini antara lain beberapa Surat Keputusan Menteri Penerangan RI, tidak hanya membingungkan pemirsa, tetapi juga dianggap "kabur" dan "meraba-raba" oleh para pengelola stasiun televisi dan praktisi media profesional. Situasi seperti ini dikhawatirkan dapat membawa akibat paling merugikan bagi pemirsa, sebagai pihak yang posisinya "paling lemah", karena diasumsikan hanya menerima saja apa yang disajikan media.
Ternyata melalui penelitian ini dapat terbukti bahwa pemirsa televisi cukup perduli terhadap kegiatan ekspos media komunikasinya. Pemirsa televisi tentu saja menginterpretasikan simbol-simbol yang muncul pada tayangan televisinya. Makna dari interpretasinya itu kemudian menghantarkannya untuk memberikan tanggapan terhadap pengelola stasiun atau praktisi media,- antara lain dengan cara mengirim surat pembaca ke media cetak. Dan bisa pula melalui ungkapan pendapat mereka ketika media cetak misalnya mewawancarai atau mencari pendapat pemirsa.
Sesuai dengan pendekatan interaksionisme simbolik yang dipilih dalam penelitian ini, unit analisis yang dilakukan adalah melalui "Analisis Tema Fantasi" yang semula dikembangkan Robert Bale dan Ernest Borman, serta "Analisis Dramaturgi" Keneth Burke; mencakup pemeriksaan terhadap serangkaian unsur: karakter dramatislagent, aksilplot, scene (setting, properti, sosiokultural), dan agen-agen "sanctioning'%"agency". Peneliti memeriksa tema fantasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam kasus tertentu, dengan metode kualitatif, serta melakukan perbandingan pula dengan implementasi peraturan etika yang ada seperti berbagai Kode Etik yang berlaku sementara ini di Indonesia dan berbagai belahan dunia lain (sebagai bagian dari agen "sanctioning, atau "agency").
Penemuan utama dari tesis adalah kenyataan bahwa dalam banyak hal pengawasan media yang disampaikan oleh pemirsa dalam bentuk feedback di media cetak telah mampu menyadarkan atau membuka peluang bagi pihak-pihak lain untuk menyadari unsur-unsur dramaturgi dan tema-tema fantasi yang barangkali selama ini membawa makna yang berbeda bagi mereka atau cenderung mereka abaikan. Ini membuktikan bahwa pengawasan itu sendiri pada hakikatnya bernilai efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Bhima S.
"Usaha dibidang penyiaran menggunakan media elektronik televisi yang dikelola oleh pihak swasta merupakan bidang usaha yang usianya masih relatif muda di Indonesia. Bidang usaha ini mengandalkan pemasukan pendapatan dari perolehan penjualan jasa iklan. Bentuk jasa yang ditawarkan adalah waktu (waktu penyiaran iklan). Bidang usaha ini membutuhkan investasi yang sangat besar, namun kemampuan bidang usaha ini untuk merebut pasar iklan cukup tinggi, karena mempunyai beberapa karakter yang lebih istimewa dibandingkan media lainnya. Dalam penetapan tarif penayangan iklan, media televisi mempunyai metode-metode tersendiri, sesuai kebijaksanaan perusahaan masing-masing. Dalam laporan akuntasi yang dibuat pun mempunyai ketentuan tertentu A1asan inilah yang mendasari penulis untuk melakukan suatu analisa mengenai kebijaksanaan suatu perusahaan pertelevisian dalam melakukan penetapan tarif tayangan iklan dan bagaimana penerapan ketentuan akuntansi yang telah ada. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara riset kepustakaan dan riset lapangan di perusahaan stasiun televisi PT. R sebagai objek analisa. Perusahaan stasiun penyiaran televisi merupakan bidang usaha yang menyuguhkan informasi dan hiburan pada masyarakat. Dengan demikian keberhasilan pengoperasiaan perusahaan banyak ditentukan dan hasil penilaian masyarakat akan program-program yang ditayangkan, yang selanjutnya dapat meningkatkan keinginan pihak pengguna jasa periklanan untuk memakai media ini sebagai suatu alternatif. Dalam penetapan tarif iklan di PT. R digunakan metode penghitungan cost per-mil (CPM) dimana dasar penetapannya memakai biaya dari pembelian ataupun pengadaan suatu program dan analisa biaya perusahaan hanya digunakan sebagai pertimbangan top manajemen dalam operasi perusahaan. Sedangkan peraturan akutansi yang ditetapkan oleh F ASB-63 tidak diterapkan oleh perusahaan. Dari pembahasan skripsi ini penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa PT R mempuyai kebijasanaan umum yang sifatnya bertujuan untuk pemuasan bagi . masyarakat penontonnya dan efisiensi perusahaan. Biaya operasi perusahaan tidak secara langsung mempengaruhi penetapan tarif penanyangan iklan, dan belum ada ketentuan akuntansi yang khusus meng~tur usaha bidang ini. Bidang usaha ini berkembang dengan pesat di Indonesia, maka perlu kiranya dipikirkan untuk membuat ketentuan akuntansi yang sesuai dengan bidang usaha ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Arei Shanti
"Penelitian mengenai peranan koleksi video dalam menunjang siaran berita televisi, tclah dilakukan di Dokumentasi Video Fokus dan Dokumentasi Video Horison, stasiun televisi Indosiar, pada bulan September 1995. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum koleksi video di Dokumentasi Video Fokus dan Dokumentasi Horison, tingkat pemanfaatan koleksi oleh pemakai, juga untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara tak berstruktur kepada para jurnalis televisi yakni reporter dan produser baik( di paket berita Fokus maupun paket berita Horison. Penyusunan wawancara, pembentukan kerangka sampel dan pemilihan sampel dijelaskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini paket berita Fokus lebih banyak memanfaatkan dukungan gambar dari dokumentasi, sedangkan paket berita berkala Horison lebih sedikit memanfaatkan dukungan gambar dokumentasi. Dukungan gambar yang dibutuhkan dari dokumentasi digunakan sebagai pelengkap gambar basil liputan, ilustrasi dari sebuah topik berita dan juga sebagai pengisi kekosongan.
Berbagai kemudahan yang dirasakan dalam pemanfaatan koleksi ialah koleksi yang lengkap; kecepatan dan keakuratan layanan yang diberikan; peran pustakawan yang sangat membantu kerja para jumalis televisi. Adapun kendala-kendala yang selama ini dihadapi ialah adanya perbedaan persepsi yang timbul yang menyebabkan ketidakakuratan antara koleksi yang diminta dengan yang didapat; tidak tersedianya fasilitas penelusuran terpasang di ruang tempat responden bekerja; serta belum adanya pedoman baku untuk sistem temu kembalinya. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S15256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Armando
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia; Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta, 2014
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
499.207 BAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cosmas Gatot Haryono
"

Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam era globalisasi ini, media tidak lagi dilihat dan dikelola sebagai entitas bisnis special dengan tata kelola khusus. Sebaliknya, media diperlakukan layaknya entitas bisnis biasanya yang dikelola dengan menggunakan logika-logika industri pada umumnya. Maka tidak mengherankan bila tata kelola media tidak jauh dari tata kelola bisnis pada umumnya yang mengedepankan spirit khas kapitalisme dalam mengelola bisnis, yaitu pengeluaran biaya sedikit mungkin untuk mencapai laba sebesar mungkin. Dalam konteks produksi program siaran dunia media, hal itu kemudian diterjemahkan dengan penetapan share dan rating menjadi satu-satunya justifikasi dari kesuksesan sebuah program.

Akibatnya, pengelola media berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai rating yang tinggi sehingga terjadilah komodifikasi pekerja. Para pekerja televisi dikondisikan untuk bekerja mati-matian tanpa pernah memperhatikan jam kerja dan hak-hak dasar mereka demi tercapainya rating yang tinggi. Dengan slogan profesionalisme dan tuntutan kerja, mereka sering bekerja dengan beban yang lebih, tapi dengan penghasilan yang pas-pasan. Banyak pekerja media yang dituntut multi tasking (mempunyai peran dan tanggungjawab yang lebih banyak) tetapi tidak digaji semestinya. Celakanya, sebagian besar pekerja media televisi menikmatinya dan terjebak dalam suatu kesadaran palsu yang membuai kehidupan mereka.

Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Teori yang digunakan adalah teori ekonomi politik media yang dikembangkan oleh Vincent Mosco. Peneliti juga menggunakan teori strukturasi untuk melihat bagaimana agen dan struktur melakukan constraining dan enabling. Fokus penelitian ini adalah tentang komodifikasi pekerja media, dimana peneliti berusaha untuk menngungkap bagaimana komodifikasi pekerja media terjadi dalam produksi program siaran televisi dan bagaimana kesadaran palsu pekerja media berperanan besar dalam memperkokoh komodifikasi tersebut.

Hasil dari penelitian ini antara lain: komodifikasi pekerja televise di Indonesia muncul dalam bentuk eksploitasi pekerja yang telah dimulai sejak persetujuan kontrak kerja. Struktur eksploitatif ini kemudian diterima pekerja dan direproduksi dalam sistem kerja televise di Indonesia. Reproduksi struktur eksploitatif ini pada dasarnya merupakan perwujudan atau cermin dari “ketidakberdayaan” pekerja terhadap struktur eksploitatif yang ada. Ketidakberdayaan pekerja ini pada dasarnya merupakan sedimentasi dari keberulangan praktek sosial yang “salah” tetapi tidak dikritik atau dipertanyakan oleh agen. Para agen justru hidup dalam kesadaran palsu yang membelenggu sedari awal bekerja di industri televisi dan justru menikmatinya sebagai bentuk pencapaian hidup.


This Research demonstrate that in globalization era, the media no longer seen and managed as a special business entity with special management. On the contrary, the media is treated like an ordinary business entity that is managed with the logic of industry in general. Capitalist has penetrated into the world of media (including television) in Indonesia and ultimately leads to the fulfillment of the "economic interest" of capital owners, translated by rating placement as central to all broadcasting management. As aresult, media managers strive with various ways to achieve a high rating so that there is a labor commodification. Television labor are conditioned to work desperately without ever paying attention to their working hours and basic rights in order to achieve a high rating.

The focus of this study is on the commodification of television labor, where reseacher try to uncover how the commodification of labor occures in the production of television broadcasting program and how false cosnciousess plays a big role in strengthening this commodification. This research use Mosco's political economic of communication theory and structuration theory of Antony Giddens in critical paradigm.

The result of this study include: commodification of television labor in Indonesia appearing in the form of exploitation of labor which has been started since the approval of the employment contract. This exploitative structure then accepted and reproduced in Indonesian television work system. Reproduction of this exploitation structure is basically an embodiment or miror of the “helplessness” of worker against the existing exploitative structure. Basically, this ”helplessness of worker” is sedimentation of the repetition of “wrong” social practices, but not critized or questioned by workers as agents. As agents, television workers actually live in the false consciousness which shackles from the beginning of working in the televisison industry and even they observes it as a form of the achievement of life.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2018
D2547
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>