Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pohan, Emir Zullarwan
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S22022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S22106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Setiadi
"Peningkatan kompetensi karyawan sekarang menjadi isu penting bagi perusahaan untuk menjaga kemampuan berkompetisi guna menghadapi tantangan bisnis dalam era perdagangan babas yang akan segera datang. Undang-undang Ketenagalistrikan (baru) akan mengatur kompetisi antar pelaku bisnis tenaga listrik seperti PT PLN (Persero), swasta, termasuk koperasi dan BUMN yang lain. Melalui pembahasan bersama institusi terkait, maka Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral secara bertahap mempersiapkan standarisasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan.
Analisis kompetensi K3 pada Pengawas kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero) bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi K3 pada Pengawas pada beberapa Unit pengelola instalasi yang dipilih untuk melakukan penelitian yang dapat mewakili kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero), sekaligus untuk menggambarkan tingkat kompetensi pada kegiatan pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik.
Dengan menggunakan referensi elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja dari kompetensi K3 umum (generik) untuk Pengawas (NOHSC, Australia) sebagai instrumen penelitian, dilakukan wawancara kepada para Pengawas serta kuisioner kepada para Pelaksana, kelompok kerja pengelola instalasi dan kepada para Pejabat pengelola instalasi, diperoleh bahwa rata-rata tingkat kompetensi K3 pada Pengawas kegiatan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero) dapat diklasifikasikan antara "rendah" sampai "kurang dari cukup", di mana pada kegiatan pembangkitan lebih baik dari pada kegiatan transmisi dan pada kegiatan transmisi lebih baik dari pada kegiatan distribusi.
Saran pembinaan untuk meningkatkan kompetensi dengan menambah wawasan pengetahuan, ketrampilan dan sikap K3 pada Pengawas, keharusan terdapatnya komitmen yang kuat terhadap K3 dari top manajemen (dukungan manajemen) dan memperhatikan tempat kerja (tantangan kegiatan atau pengaruh lingkungan).

The Analysis on Occupational Safety and Health Competency for Supevisor of Electric Energy Supply in PT PLN (Persero)
Employee competency improvement is now becoming the important issues for corporations to maintain its competitive ability to meet business challenges for incoming free trade era. The (new) Electricity Act regulates the competition of electricity business players such as PT PLN (Persero), the private sector including ccoperative and other state owned corporations. Through agreements with related institutions, The Department of Mine and Energy is progressively set the standards to be used for technician competencies in electricity.
The analysis on occupational health and safety (OHS) competency for Supervisor of electric energy supply in PT PLN (Persero) aims at identifying the competency level of OHS of Supervisors in a number of units chosen to investigate matters that may represent the activities of electricity supply in PT PLN, while also describing the competency levels in electricity generation, transmission and distribution.
With reference to the competency elements and performance criteria for generic OHS c^mnPfencies for Supervisors (NOHSC, Australia) as research tool, interviews were conducted with Supervisors and questionnaires were given to Working groups who directly in charge for instalation maintenance administering installation and the respected Officers. The result obtained indicates that the average competency level of OHS among Supervisor of electric energy supply in PT PLN (Persero) can be classified ranging from "low" to "inadequate", whereas electricity generating activities scored higher than transmission activities, and distribution activities have the lowest score among them.
Suggestions to improve competency include supplementary information of OHS knowledge, skill and attitude of Supervisors, need a strong commitment from the top management on OHS (managerial support) and awareness of the work location (in term of challenging activities and or environmental influence).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Astari Bellina
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisa masalah pokok bagaimana akibat hukum klausula arbitrase
dalam perjanjian terhadap kewenangan pengadilan mengadili sengketa perbuatan
melawan hukum dan bagaimana pandangan pengadilan terhadap sengketa dalam
perjanjian investasi yang mengandung klausula arbitrase terhadap kewenangan
mengadili sengketa perbuatan melawan hukum dalam kasus Siti Haryanti Rukmana,
dkk melawan PT. Berkah Karya Bersama, dkk. Metode penelitian yang dipakai
adalah metode yuridis normatif dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah
studi pustaka dan wawancara tidak langsung melalui surat/pos dengan BANI guna
mendapatkan pandangannya terkait penelitian. Hasil penelitian, yaitu sesuai pasal 3,
5, 11, dan 30 Undang-Undang Arbitrase, perbuatan melawan hukum termasuk dalam
sengketa yang dapat di-arbitrase-kan dan adanya pihak ketiga yang berkepentingan
tidak dapat menjadi alasan untuk tidak menjalankan klausula arbitrase sehingga
pengadilan tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara tersebut, dan putusan
tingkat PN dan MA dalam kasus yang diteliti tidak sesuai dengan ketentuan UU
Arbitrase.

ABSTRAK
This thesis analyzes the legal consequences of arbitration clause regarding
jurisdiction to adjudicate tort disputes and the court?s view over disputes on
Investment Agreement, which has an arbitration clause regarding jurisdiction to
adjudicate tort disputes in the case of Siti Hardiyanti Rukmana, et al v. PT. Berkah
Karya Bersama., et al. The research method used was a normative method and data
collection tools used were literature studies and indirect interviews by written
letter/post with BANI to get their views related to the research. The results of the
study are: first, in accordance with article 3, 5, 11, and 30 Arbitration Act, tort
disputes is arbitrable and the presence of third parties who relates to the disputes
cannot be a reason not to apply the arbitration clause, therefore the court has no
authority to adjudicate the case, and second, the District Court and Supreme Court?s
verdict in this case were not in accordance with the provisions of the Arbitration Act."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Heru Mahaputra
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24694
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angger Hassanah
"Skripsi ini membahas tentang penggunaan penafsiran perjanjian dan doktrin Contra Proferentem dalam penyelesaian sengketa perjanjian asuransi. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif, sedangkan metode analisis datanya adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini menyarankan agar dalam penyelesaian sengketa perjanjian asuransi yang disebabkan oleh adanya ambiguitas dalam kata-kata, kalimat atau klausula pada polis maka dapat menggunakan penafsiran perjanjian, lebih khususnya dengan menggunakan doktrin Contra Proferentem yaitu menafsirkan polis berlawanan dengan maksud pihak yang membuat perjanjian (pihak yang menyediakan rancangan kontrak)."
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia;, ], 2009
S21471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberadaan asuransi mulai dirasakan perlu untuk memberikan
perlindungan kepada masyarakat yang menjadi tertanggung, dari
kemungkinan mengalami kerugian karena terjadinya risiko atas
asetnya. Namun, adakalanya tertanggung justru tidak mendapatkan
perlindungan yang ia harapkan. Untuk menghindari hal tersebut,
maka bagi tertanggung yang belum memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai asuransi dan klausul-klausul dalam polis
asuransi, dapat melakukan penutupan asuransi dengan menggunakan
jasa keperantaraan broker asuransi. Broker asuransi bertindak
mewakili tertanggung untuk mencari penanggung yang terbaik,
dengan premi yang kompetitif, dan cakupan jaminan yang seluas
mungkin. Selain itu, broker asuransi juga akan membantu
mengurus penyelesaian ganti rugi jika terjadi risiko. Penulisan
ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan hukum broker asuransi
dengan tertanggung dan penanggung, serta tanggungjawab hukum
broker asuransi jika atas polis yang diperantarainya terjadi
sengketa tuntutan ganti rugi karena klaim yang diajukan
tertanggung ditolak oleh penanggung. Metode yang digunakan
dalam penulisan ini adalah metode penelitian yuridis normatif,
dengan data yang berasal dari sumber kepustakaan dan hasil
wawancara dengan nara sumber. Pada intinya, hubungan hukum
broker asuransi dengan tertanggung adalah hubungan hukum
pemberian kuasa. Sedangkan hubungan hukum broker asuransi
dengan penanggung adalah hubungan kerja sama dalam rangka
penempatan risiko, yang dalam asuransi juga dikenal sebagai
hubungan intermediary. Sebagai kuasa dari tertanggung, maka
broker asuransi juga memiliki tanggungjawab hukum apabila ia
melakukan kesalahan yang menyebabkan klaim tertanggung ditolak
penanggung, serta dapat dimintakan ganti rugi sesuai dengan
kesalahannya. Oleh karena itu, saran yang dapat diberikan
adalah penandatanganan risalah rapat oleh kedua belah pihak
untuk menghindari pengingkaran fakta, penandatanganan tanda
terima atas surat dari broker asuransi kepada tertanggung oleh
wakil yang berwenang dari tertanggung, dan pemantauan serta
peringatan dari broker asuransi kepada tertanggung apabila
terdapat warranties yang harus dipenuhi tertanggung."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S24474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Fachruddin
"Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan, maka pada tahun 1990 sudah ada beberapa ketentuan Pemerintah dan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) yang diterbitkan sebagai aturan untuk melaksanakan perlindungan konsumen pada jasa ketenagalistrikan.
Jasa ketenagalistrikan yang diberikan kepada konsumen listrik harus berdasarkan Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang tentang Ketenagalistrikan, dan perundang-undang lainnya. Ada beberapa hal yang dibahas dalam penulisan ini, yaitu bagaimana tanggung jawab PT PLN (Persero) berdasarkan kontrak terhadap konsumen listrik ?, dan bagaimana praktek penyelesaian sengketa konsumen listrik ?.
Dalam penelitian yang bersifat yuridis normatif ini, yang gunanya untuk mengetahui dan memahami bagaimana tanggung jawab PT PLN (Persero) berdasarkan kontrak terhadap konsumen listrik, dan faktor-faktor apa yang saja menyebabkan timbulnya suatu sengketa antara konsumen dengan PT PLN (Persero), dan bagaimana praktek penyelesaian sengketanya?.
Dari hasil penelitian di PT PLN (Persero) didapat data bahwa PT PLN (Persero) bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanannya kepada konsumen listrik adalah berdasarkan kontrak yang disebut Surat Peijanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak yang tidak mengandung klausa Eksonarasi , dan PT PLN (Persero) telah berusaha menerapkan 13 (tiga belas) indikator tingkat mutu pelayanan yang berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 08LK/010/DIR/ 2002 tanggal 25 Juni 2002 , sedangkan praktek penyelesaian sengketa dilakukan melalui class action.B anyak konsumen listrik yang bukan sebagai pelanggan listrik, karena konsumen listrik tersebut bukanlah sebagai pihak yang menanda tangani kontrak, sehinga mereka bukanlah pihak yang berhak menggugat PT PLN (Persero) yang mengakibatkan gugatannya ditolak di Peradilan."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T36612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>