Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Dharmayati B. Utoyo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prinsip-prinsip pengaturan-diri dan perilaku sehat (health behavior) dan bagaimana peran prinsip-prinsip pengaturan-diri dalam peningkatan perilaku sehat. Ada tiga prinsip pengaturan-diri yang diteliti pengaruhnya terhadap perilaku sehat, yaitu antisipasi pengaturan (regulatory anticipation), rujukan pengaturan (regulatory reference) dan fokus pengaturan (regulatory focus). Perilaku sehat dibagi menjadi
perilaku promosi kesehatan dan perilaku prevensi penyakit. Analisis terhadap data yang diperoleh dari 385 orang warga
DKI Jakarta (200 orang laki-laki dan 185 orang perempuan dengan rata-rata usia 32 tahun) dengan menggunakan
analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ada hubungan antara prinsip-prinsip pengaturan-diri dan perilaku sehat.

Abstract
The aim of this study was to understand the relation between principles of self-regulation and health behaviors, including which self-regulation principles used. Using three principles of self-regulation which are regulatory anticipation, regulatory reference, and regulatory focus (Higgins, Grant, & Shah, 1999) this study examined the role of
those principles on health behavior among people in DKI Jakarta. The health behavior was divided into health promotive behavior and health preventive behavior. This study was conducted to 385 citizens of DKI Jakarta (200 males and 185 females with average age is 32 years old). Data analysis using multiple regressions indicated the role of
self-regulation principles on health behaviour."
[Fakultas Psikologi Universitas Indonesia;Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia], 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dharmayati B. Utoyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prinsip-prinsip pengaturan-diri dan perilaku sehat (health
behavior) dan bagaimana peran prinsip-prinsip pengaturan-diri dalam peningkatan perilaku sehat. Ada tiga prinsip
pengaturan-diri yang diteliti pengaruhnya terhadap perilaku sehat, yaitu antisipasi pengaturan (regulatory anticipation),
rujukan pengaturan (regulatory reference) dan fokus pengaturan (regulatory focus). Perilaku sehat dibagi menjadi
perilaku promosi kesehatan dan perilaku prevensi penyakit. Analisis terhadap data yang diperoleh dari 385 orang warga
DKI Jakarta (200 orang laki-laki dan 185 orang perempuan dengan rata-rata usia 32 tahun) dengan menggunakan
analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ada hubungan antara prinsip-prinsip pengaturan-diri dan perilaku sehat.
The aim of this study was to understand the relation between principles of self-regulation and health behaviors,
including which self-regulation principles used. Using three principles of self-regulation which are regulatory
anticipation, regulatory reference, and regulatory focus (Higgins, Grant, & Shah, 1999) this study examined the role of
those principles on health behavior among people in DKI Jakarta. The health behavior was divided into health
promotive behavior and health preventive behavior. This study was conducted to 385 citizens of DKI Jakarta (200
males and 185 females with average age is 32 years old). Data analysis using multiple regressions indicated the role of
self-regulation principles on health behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dharmayati B. Utoyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prinsip-prinsip pengaturan-diri dan perilaku sehat (health behavior) dan bagaimana peran prinsip-prinsip pengaturan-diri dalam peningkatan perilaku sehat. Ada tiga prinsip pengaturan-diri yang diteliti pengaruhnya terhadap perilaku sehat, yaitu antisipasi pengaturan (regulatory anticipation), rujukan pengaturan (regulatory reference) dan fokus pengaturan (regulatory focus). Perilaku sehat dibagi menjadi perilaku promosi kesehatan dan perilaku prevensi penyakit. Analisis terhadap data yang diperoleh dari 385 orang warga DKI Jakarta (200 orang laki-laki dan 185 orang perempuan dengan rata-rata usia 32 tahun) dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ada hubungan antara prinsip-prinsip pengaturan-diri dan perilaku sehat.

The aim of this study was to understand the relation between principles of self-regulation and health behaviors, including which self-regulation principles used. Using three principles of self-regulation which are regulatory anticipation, regulatory reference, and regulatory focus (Higgins, Grant, & Shah, 1999) this study examined the role of those principles on health behavior among people in DKI Jakarta. The health behavior was divided into health promotive behavior and health preventive behavior. This study was conducted to 385 citizens of DKI Jakarta (200 males and 185 females with average age is 32 years old). Data analysis using multiple regressions indicated the role of self-regulation principles on health behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Harlianti
"Perilaku sehat dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku diantaranya faktor predisposisi yang mencakup usia, jenis kelamin, suku, dan pendapatan serta faktor pemungkin yang meliputi akses pelayanan kesehatan dan akses informasi kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan faktor predisposisi dan faktor pemungkin dengan perilaku sehat mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan tahun 2012 dan 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling dilakukan terhadap 319 mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku sehat mahasiswa 54,5% masuk dalam kategori baik dan faktor pemungkin yang berhubungan dengan perilaku sehat adalah penggunaan dalam mengakses pelayanan kesehatan (p=0,002). Hasil penelitian ini menyarankan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik terutama dalam memberikan edukasi dan informasi kesehatan agar menunjang perilaku sehat mahasiswa menjadi lebih optimal.

Health behavior is influenced by various behavioral factors such as predisposing factor which includes age, sex, ethnicity, and income as well as enabling factor including access to health care services and access to health information. The purpose of this research was to identify the relationship between two factors (predisposing and enabling factors) to health behavior of University of Indonesia Health Science Cluster class of 2012 and 2013. This research was conducted using a quantitative research methodology with a cross-sectional design. The sampling method used was the proportional stratified random sampling which was taken from 319 students.
The result indicates that 54,5% of the students? health behavior classified as good and the enabling factor related to health behavior is the use of access to health care services (p=0,002). The result suggests health care workers to provide better services particularly in providing education and health information for students in order to optimize students health behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Purwanto
"Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu manjadi subjek dalam pembangunan kesehatan.
Sesuai dengan tuntutan reformasi pembangunan, maka sektor kesehatan juga mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya untuk mulai mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat yang lebih dikenal dengan istilah Paradigma Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan program PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta perlu didukung dengan informasi yang akurat, dari hasil pelaksanaan program PHBS untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program PHBS tatanan Rumah Tangga yang ada dipedesaan maupun perkotaan memakan waktu yang agak lama karena pengelolaannya dengan sumber daya manusia yang pengetahuannya tentang informasi masih kurang, dan masih menggunaaan sarana dan prasarana yang terbatas, sehingga untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan program PUBS memakan waktu yang agak lama.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk memberikan masukan dengan membuat otomatisasi Sistem Informasi PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta untuk mendukung Manajemen Kesehatan. Dalam otomatisasi Sistem Informasi PHBS tatanan Rumah Tangga ini dengan cepat dapat diketahui klasifikasi Desa Sehat, Kecamatan Sehat dan Kabupaten Sehat, kemudian informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk tindakan/intervensi perbaikan program PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta khususnya, maupun lintas program dan lintas sektor pada umumnya. Studi dilakukan di Puskesmas Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dengan pendekatan kualitatif.

Computerized Information System of Healthy and Clean Behavior in Household Setting, Purwakarta, 2001The goal of the National Health Development are empowered the people of Indonesia to maintain, improve and control over their health to reach the optimum health status in the community. This means that the community should be able to actively participate in maintaining and improving their own health status and being the subject of the health development itself.
With the recent push of political reformation; Indonesia has an important shifted in their basic policy. The government of Indonesia is committed to realizing the vision laid down in the Healthy Indonesia 2010 document to achieve health for all Indonesians by 2010 through the effective and efficient implementation of many programs that are more focusing on preventive and promotive interventions.
The Healthy and Clean Behavior program is a manifestation of Healthy Indonesia 2010 in culturally individual, household and community lifestyle that is healthy oriented in improving, maintaining and control over their physical , mental, spiritual and social aspect of their health, to monitor how far The Healthy and Clean Behavior program affecting the community in Purwakarta, particularly in hause hold setting, we need to set up an accurate and appropriate information system. The on going system is done manually, and it takes a very long time to collect, manage and executing the data in order to get an appropriate and necessary result that is important in the planning for intervention. The necessary result is more likely to be delayed in the process due to the limited competence of the available human resources and limited supporting equipment. Their fore a modification for this information system is really crucial to avoid the delay.
To overcome this problem the researcher propose a computerized information system of the Healthy and Clean Behavior in the household setting in Purwakarta to support their Health management. Through this system. the information needed for developing an appropriate intervention strategy for their community will be enhanced in both quality and time. Through this system, we also could get classification of healthy vilages, sub-district villages and districts/cities faster than it used to be. This information than could be the evidence based for father planning of the intervention, particularly in the management of The Healthy and Clean Behavior itself or for programs and sectors in general. The study is done in Bojong Health Center, Purwakarta, and District Health Office Purwakarta using the qualitative approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Yulistika Handayani
"Perilaku Hidup bersih dan sehat rumah tangga pada tahun 2010 di Indonesia masih rendah. Tatanan keluarga seharusnya menjadi tempat penanaman perilaku dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kelurahan Cisalak Pasar Kota Depok. Metode penelitian menggunakan rancangan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 105. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosional, instrumental, informasional dan penghargaan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga, (p< 0,05). Analisis lebih lanjut dengan regresi logistik menunjukan bahwa hubungan instrumental paling dominan dalam penerapan PHBS keluarga. Dukungan intrumental perlu ditingkatkan dalam meningkatkan penerapan PHBS. Dukungan keluarga direkomendasikan untuk perawat komunitas dapat menfasilitasi dan memberikan dukungan keluarga untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS).

A clean and healthy behavior of households in Indonesia in 2010 is still low. Family structure should be a place of investment behavior and healthy living habits. Family support have predicted important role in living clean and healthy behaviors in household. The purpose of this study was exploring the relation between the family support and healthy behaviour ( PHBS) in Cisalak Pasar, Depok. The method applied was correlational descriptive design with cross sectional approach, the sample 105 housewives representing their family randomly selection. The data analiysis was conducted using chi square and logistic regression.
The result of analysis shows that there is a significant relation between the emotional, informational, instrumental, and appreciation support of the family and healthy behaviour in family, (p<0,05). A further analiysis proves that the instrumental support was the most important factor for clean and health behavior in family. In conclusion that, the instrumental support of the family members has an important role in improving health behavior in family. Family support As recommended to the community health nurse who responsibility to implement PHBS need to facilities and provide instrumental support to increase clear and healthy behaviour.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yunis Miko Wahyono
"Anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi oleh Pemda Kotamadya Depok. Pada umumnya mereka berprofesi sebagai sebagai pengamen, pengemis, pedagang asongan, pembersih kaca mobil, pengatur lalu lintas dan penyemir sepatu. Karena keterbatasannya anak jalanan terbiasa hidup apa adanya. Mereka menganggap mandi, gosok gigi, mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air kecil dan besar (BAK dan BAB) tidaklah terlalu penting, yang penting mereka bisa makan untuk hari ini. Padahal anak jalanan rentan menjadi sakit karena keterpaparan mereka terhadap beratnya pekerjaan dan minimnya makanan yang dikonsumsi.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan dan prilaku anak jalanan mengenai kebiasaan hidup sehat untuk kesehatan pribadi seperti mandi, cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAK dan BAB, gosok gigi, memakai alas kaki, merokok, NAZA dan perilaku seksual. Studi ini bersifat deskriptif dengan design cross sectional. Populasi studi adalah semua anak jalanan yang mangkal di terminal, stasiun, mall/plaza, pasar dan jembatan di kotamadya Depok. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif (survey) dan kualitatif (wawancara mendalam).
Hasil menunjukan sebagian besar umur anak jalanan yang disuvei 13-15 tahun (432%) dan 6-12 tahun (41.2%). Umumnya anak jalanan yang ditemui, sudah putus sekolah (60.8%), Pekerjaan utama mereka adalah sebagai pedagang/pengasong (64.7%), pengamen (19.6%), pengemis (13.8%) dan parkir mobil (2.0%). Dua belas dari 51 anak jalanan saat ini tinggal di rumah singgah yang ada di sekitar Depok. Rata-rata lama tinggal di rumah singgah adalah 11 bulan dan setiap harinya berada di rumah singgah rata-rata 7 jam. Sebagian besar alasan tinggal di rumah singgah adalah untuk tidur/istirahat, mandi dan makan. Rata-rata lama anak jalanan berada di jalan (bekerja) adalah 6 jam dan umumnya setiap hari (94.1%) mereka turun ke jalan.
Hampir semua responden mandi dua kali sehari dengan sabun. Pengetahuan tentang gunanya mandi, sebagian besar secara spontan supaya bersih atau tidak bau (84.3%) dan supaya sehat (70.6%). WC umum (88.2%) merupakan tempat yang paling sering dimanfaatkan sebagai tempat untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) ketika sedang berada di jalan. Kurang dari separuh (43.1%) anak jalanan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah BAB atau BAK. Sekitar 41.2% anak jalanan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, namun angka ini meningkat menjadi 84.3% untuk praktek cuci tangan (tanpa memakai sabun) sebelum makan. Pengetahuan anak jalanan mengenai keharusan mencuci tangan dengan sabun pada sebelum makan, sesudah buang air besar maupun sesudah buang air kecil cukup baik, yaitu diatas 80%."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Hanifah
"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya pemeliharaan kesehatan bagi diri sendiri dan keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan tingkat PHBS di Indonesia masih rendah, terutama di daerah kumuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan faktor-faktor perilaku terhadap pelaksanaan PHBS pada keluarga di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kecamatan Bantargebang.
Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan metode cross sectional. Sampel adalah 86 keluarga yang dipilih dengan teknik proportional kluster random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan 55,8% responden ber-PHBS baik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan, keterpaparan media promosi PHBS dan pelayanan kader terhadap pelaksanaan PHBS (p<0,05, α=0,05). Penelitian ini dapat menjadi evidence bass dalam menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

The clean and healthy behavior (PHBS) is a health maintenance effort for everybody and their families. Several studies have shown the level of PHBS in Indonesia is still low. The research objective was to discover the factors related to implementation of clean and healthy behavior in family at around the final disposal of waste, Bantargebang.
The research design was a descriptive correlative while the method was cross sectional. The samples are 86 respondents of family who were chosen according to a cluster random sampling method. The result found that as many as 55,8% respondents have a good behavior about clean and healthy behavior.
The research result showed a significant relation between the respondents’ work status, the health promotion media exposure of clean and healthy behavior, a service cadres to implementation of clean and healthy behavior (p<0,05, α=0,05). This study could become an evidence base in developing action plans to improve the practice of clean and healthy behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setiaji
"Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau disingkat PHBS sebagai operasionalisasi dari program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Promosi Kesehatan telah dijalankan diseluruh Indonesia sejak tahun 1996. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah panduan PUBS dari Direktorat Promosi Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan PHBS. Dalam mengelola pelaksanaan kegiatan PHBS mengikuti 4 (empat) taliapan manajemen PHBS, dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, penggerakkan dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian menyangkut proses pelaksanaan kegiatan PHBS, padahal informasi mengenai hal ini sangat penting sekali khususnya bagi pengelola program PUBS sebagai masukkan dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan kegiatan PHBS di masa yang akan datang. Tatanan dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada tatanan rumah tangga mengingat selain adanya keterbatasan sumber daya juga karena rumah tangga merupakan tatanan yang paling spesifik dibandingkan dengan tatanan lainnya.
Jenis penelitian dalam studi ini adalah kualitatif, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam menyangkut proses pelaksanaan kegiatan program PHBS di daerah panduan PHBS kabupaten Bekasi. Sedangkan metode yang digunakan adalah melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah serta analisa data sekunder terhadap hasil laporan kegiatan program PHBS. lnforman yang diambil adalah pengelola program PHBS tingkat puskesmas dan kabupaten, tokoh masyarakat dan masyarakat (ibu rumah tangga).
Hasil dan kesimpulan dari penelitian dapat disampaikan sebagai berikut; Pengkajian sumber daya dilakukan tidak maksimal masih terbatas kepada lingkungan sendiri. Setiap tahunnya daerah pendataan PHBS terus mengalami perubahan kemudian ada beberapa hal yang tidak jelas maksudnya berkaitan dengan istilah, cara pengisian dan definisi operasional dari indikator. Sedangkan Cara mengklasifikasi PHBS sudah baik. Pengkajian PUBS secara kualitatif tidak dilakukan secara intensif setiap tahunnya.
Pengkajian terhadap masalah kesehatan setempat sudah dilakukan. Dalam menentukari prioritas masalah PHBS dengan cara melihat prosentase terkecil dari masing-masing indikator PHBS kemudian berdasarkan sumber daya yang ada bare ditentukan prioritas masalah PHBSnya. Dalam merencanakan kegiatan PHBS, rumusan tujuan tidak realistis dan dalam merencanakan kegiatan intervensi PHBS kurang mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. DaIam melaksanakan kegiatan PHBS masih banyak yang bersifat empowerment. Sebagian besar pengelola program PHBS tidak sadar akan pentingnya pecan mereka dalam menggerakkan kegiatan PHBS. Dalam memantau kegiatan PHBS cenderung dilakukan pada saat pelaksanaan PHBS saja sedangkan kegiatan penilaian tidak dilakukan karena setiap tahunnya daerah yang didata selalu berubah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan, yaitu dalam mengkaji sumber daya agar juga mengkaji sumber daya dari lintas sektoral. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah dan untuk mengambil sampel pendataan PHBS agar mengacu kepada rekomendasi WHO. Istilah, cara pengisian maupun definisi operasional berkaitan dengan indikator PHBS perlu lebih dijelaskan.
Pengkajian PHBS secara kualitatif agar dilakukan intensif setiap tahun. kemudian rumusan tujuan dalam merencanakan kegiatan PHBS agar dibuat lebih realistis dan rencana kegiatan intervensi PHBS agar mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PHBS agar tidak hanya bersifat empowerment saja dan pengelolaan surnber daya manusia agar lebih ditingkatkan dalam upaya menggerakkan kegiatan PHBS.
Pemantauan kegiatan PHBS selain pada saat pelaksanaan juga perlu dilakukan pada saat lain dalam rangka membahas kegiatan PHBS yang akan dan sedang berjalan. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah setiap tahunnya sehingga penilaian PHBS dapat dilakukan.

Qualitative Study about Clean and Healthy Behavior (PUBS) Program on Family Setting Case Study: in PUBS Gulden Region Kabupaten Bekasi, West Java 2000Clean and Healthy Behavior Program or PUBS as operational of Public Health Education Program or now familiar as Health Promotion have been working in all region in Indonesia since 1996. Kabupaten Bekasi is one of the PHBS guiden from Health Promotion Directorate. In developing PUBS follows 4 (four) steps of management PHBS starting from prediction, planning, actuating, monitoring and evaluating. So far, there isn't research involving the process of PHBS accomplishment, although this information is very important especially for PHBS organizer as information to organize and to develop PUBS accomplishment in the nex future. This research focuses on family setting because we have limitation of the sources but also family setting as the specific part than others setting.
Type of this research is qualitative, and the purpose is to get information about PHBS accomplisment in Kabupaten Bekasi. The method is using indepth interview and focus group discussion and also secondary analyze data of result PHBS report. The Informant is provider from Puskesmas and Kabupaten who manage PHBS program, society figur and community (house wife).
Result and summary from this research can be informed like: the score prediction is not maximum and it is still limit to their own environment. Every years PHBS area always changing. There are unclear purpose in terminology, how to fill and operational definition from PHBS indicators. Instead of that how they classify PHBS already well. The PHBS prediction of qualitative did not running well every year. The site health problem prediction already running. In the priority of PHBS problem by using the smallest percentage from each PHBS indicator based on the available source than they can make the priority of PHBS problems. To plan PHBS activity, the purpose is not reality and in planning PHBS activity, it is not straight to the based purpose. In running PHBS activity still in empowerment. Most of the PHBS accomplisher did not realize how important they are in organize PHBS. In monitoring ORBS activity focuses only in PHBS activity even the evaluating is not doing every year in the region that have data always change.
According to that statement, so the writer has few suggests, to predict source it is need also to predict from other sources. The PHBS data should not be changing and to take the PHBS data sample it is right to follow WHO rules. Terminology, how they fill and also operational definition connect with PHBS indicator should be more clearly. Qualitative PHBS prediction should be running every year. And then the purpose of planning PHBS activity should be more reality and planning PHBS activity should be following to the rules. Running PHBS activity not only empowerment and developing sources but also increase to organize PHBS activity. Monitoring PHBS activity instead of the process but also discuss the next PHBS activity and PHBS activity that still running. PHBS data region should not be change every year so the evaluating PHBS can be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmidar Muchtar
"Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia terlibat secara aktif dalam proses dan arus pembangunan. Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat, yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Menyadari bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan, maka perlu ditingkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya insani. Sumber daya manusia menyangkut dua aspek yaitu, aspek fisik (kualitas fisik) yang menyangkut kesehatan, dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-keterampilan lain. Masalah kesehatan di negara-negara sedang berkembang menyangkut kedua aspek tersebut, dimana aspek non fisik di bidang kesehatan menyangkut perilaku kesehatan yaitu perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah sebagian dari gaya hidup yang meliputi tidak merokok, olahraga teratur, manajemen stres dan tidur cukup.
Dengan menggunakan teori Green dan Andersen didapat faktor-faktor yang menyebabkan perilaku, yaitu faktor sosiodemografi yang terdiri dari latar belakang pendidikan kesehatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan dan umur. Faktor sosioekonomi dalam hal ini dilihat dari golongan kepangkatan dan jabatan struktural. Kemudian pengetahuan dan sikap. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-analitik dengan pendekatan secara crossectional. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kanwil. Depkes. DKI. Jakarta dan sampel diambil secara rendom sebanyak 100 orang.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dari 9 variabel yang digunakan sebagai variabel bebas, ternyata hanya 3 variabel yang mempengaruhi langsung perilaku hidup sehat yaitu variabel jenis kelamin, golongan kepangkatan dan sikap. Sedangkan variabel lain berhubungan secara tidak langsung, tapi melalui variabel pengetahuan kemudian sikap atau langsung, melalui variabel sikap, kecuali status perkawinan yang tidak berhubungan sama sekali.
Saran untuk Dekpes RI Pusat untuk dapat melakukan evaluasi terhadap Instruksi Menteri Kesehatan NO. 161/ Menkes/ Inst/III/1990 tentang lingkungan kerja babas asap rokok dan SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pemuda dan Olahraga No.207/Menkes/5KB/IV/1965 dan No.00096/Menpora/1985 tentang pembinaan dan pengembangan kesehatan olahraga. Dan kepada Kanwil. DKI. Jakarta disarankan untuk menyediakan sarana untuk olahraga, memotivasi pegawai untuk berolahraga dan mengadakan seminar sehari tentang manajemen stres.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>