Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Machfudz Agung Nugroho
"Skripsi ini membahas mengenai efektifnya model pembangunan ekonomi politik China dalam menghadapi krisis finansial global 2008. Di dalam penelitian ini, penulis melihat komponen-komponen dari model pembangunan ekonomi politik China yang dikenal dengan China model dalam menghadapi krisis finansial global. Krisis yang bermula dari AS yang telah menyebar ke seluruh dunia membuat negara-negara di dunia ikut merasakan dampak krisis, ditambah lagi dengan adanya globalisasi semakin membuat negara-negara di dunia menjadi saling terhubung dan terikat. China merupakan negara yang juga terkena dampak krisis, tidak terkena dampak finansial secara langsung, melainkan terkena dampak secara lansung pada ekspornya. Sementara, ekspor menjadi faktor pendorong tumbuhnya perekonomian China seperti sekarang ini. Meskipun begitu, China dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan melakukan penyesuaianpenyesuaian yang didukung oleh adanya model pembangunan ekonomi politik yang dimiliki.
This undergraduate thesis discusses about the effectivity of China political economy development model in overcoming global financial crisis that occured in 2008. This study found that China could overcome the impact of crisis by adjusting its policies in order to maintain the economic growth. Countries in the world got the impact of crisis through its financial sector because of globalization. Meanwhile, China?s export has been hit hard by the crisis than financial sector. Thus, if China?s export decrease, it will decrease the economic growth. Nevertheless, China political economy delopment model that also known as China model can be key for China to be successfully to overcome the impact of crisis and increase its economic growth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Tertiari Efka
"Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja tingkat pengembalian saham Indeks Sektor Industri barang Konsumsi, yang merupakan kumpulan emiten yang bergerak di bidang konsumsi rumah tangga, dan membandingkannya dengan indeks sektoral lainnya. Analisis dilakukan dengan penerapan rasio Sharpe dan Treynor serta penentuan potensi diversifikasi melalui perhitungan koefisien korelasi terhadap Indeks harga Saham Gabungan. Periode analisis kinerja ini dilakukan pada periode 2008-2011 yang merupakan periode krisis perekonomian global. Penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi tingkat pengembalian saham Indeks Sektor Industri Konsumsi dengan pendekatan regresi linear berganda pada periode 2001-2011.

This research analyzes stock return performance of Consumer Goods Industry Index, which cosists of industries in the field of household consumer goods, and then compares it with other sectoral indexes. Analysis is conducted with the implementation of Sharpe and Treynor Ratio as well as determining the diversification potential through calculation of correlation coefficient against the Composite Index. The period of performance analysis is 2008-2011 which is when the global economic crisis happened. This research also analyzes macroeconomic factors that influence the stock return of Consumer Goods Industry Index through the approach of multiple linear regressions on period 2001-2011."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32244
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Vania Sapphira
"ABSTRAK
Global City merupakan salah satu bukti bahwa terdapat perkembangan isu kemunculan aktor internasional non-negara dalam kajian studi Hubungan Internasional. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang mendorong Kota Hangzhou mampu mencapai predikat Global City. Dipilihnya Kota Hangzhou sebagai salah satu contoh kota yang mampu menggambarkan fenomena Global City saat ini karena penulis memiliki tujuan untuk melihat perkembangan Global City di negara berkembang dan kota lapis kedua. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan kerangka kerja analisis entrepreneurial city dan dibantu dengan pemahaman konsep diplomasi kota. Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan kerangka kerja analisis tersebut, penulis menemukan bahwa faktor internal dan eksternal yang berperan dalam meningkatkan daya saing Kota Hangzhou saling bersinergi dan memengaruhi satu sama lain. Hal penting yang dapat dipelajari dari berkembangnya Global City di Cina khususnya di Kota Hangzhou adalah faktor historis Cina pada masa proses keterbukaan menjadi dasar kuat kota-kota mereka untuk beradaptasi terhadap perkembangan. Secara umum tulisan ini menyimpulkan bahwa tidak ada karakteristik tunggal yang mampu menggambarkan Global City yang berkembang di seluruh kota-kota di dunia. Tren yang terjadi dalam isu perkembangan Global City saat ini telah menggambarkan bahwa Global City tidak lagi menjadi status yang otomatis melekat pada kota-kota di negara besar seperti apa yang dipahami oleh kota-kota di negara Barat. Namun, saat ini kota-kota lapis kedua di negara berkembang pun mampu bergerak ke arah integrasi perekonomian global dan memiliki peran dalam dinamika ekonomi politik global.

ABSTRACT
Global City is one proof that the emergence of non-state international actors is one of the most discussed issue in the study of International Relations. Hangzhou City is one of the cities that characterized the development of the Global City issue nowadays. This paper aims to analyze various factors that have encouraged Hangzhou City to achieve the Global City status to explain the development of Global City issue in developing countries and second tier cities. In conducting the analysis in this paper, the author uses Entrepreneurial City as a framework thinking and assisted by understanding the concept of City Diplomacy. Based on the analysis carried out using the analytical framework, the authors found that internal and external factors in increasing the competitiveness of Hangzhou City work together and influence each other. The important thing that can be learned from the development of Global City issue in China, especially in Hangzhou City, is that China's historical factors in the process of openness have become a strong foundation for their cities to adapt to development. In general, this paper concludes that there is no single characteristic can describe Global City that develops in all cities in the world. Current trends in the issue of Global City have illustrated that Global City is no longer a status that automatically attached to cities in big countries as what is understood by cities in Western countries. However, nowadays the second tier cities in developing countries are able to move towards global economic integration and have a role in the dynamics of the global political economy."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jochanan Lintang
"ABSTRAK
Krisis Finansial Global 2008 bagi berbagai pihak adalah krisis ekonomi terbesar yang melanda perekonomian dunia secara luas, bahkan krisis ini seringkali disandingkan dengan Great Depression yang terjadi pada tahun 1930. Dari seluruh negara yang terkena krisis, India merupakan salah satu negara yang mampu menunjukan performa positif ketika berbagai negara lain termasuk negara maju memasuki pertumbuhan ekonomi negatif. Melalui pendekatan deskriptif analisis dan dengan menggunakan teori globalisasi ekonomi yang dikemukakan oleh David Held, penelitian ini menemukan bahwa pola interaksi yang dimiliki oleh India dalam globalisasi ekonomi merupakan salah satu kekuatan utama India dalam menghadapai Krisis Finansial Global. Penelitian ini menemukan bahwa dengan mengunakan variasi variabel yang dijelaskan oleh Held et. al, India memiliki pola interaksi high extensity, low intensity, high velocity dan low impact. Pola interaksi yang dimiliki oleh India menunjukan kegiatan ekonomi India yang walaupun telah dijalin dengan berbagai Negara di seluruh dunia, namun tidak memiliki integrasi yang besar dalam ekonomi domestiknya. Intensity yang rendah tersebut kemudian berbanding lurus dengan rendahnya perubahan dalam landasan kebijakan dan landasan perilaku serta institusi ekonomi di dalam pemerintah dan masyarakat India akibat Krisis Finansial Global.

ABSTRACT
The 2008 Global Financial Crisis for many is the biggest economic crisis that hit the world economy widely, even this crisis is often juxtaposed with the Great Depression that occurred in 1930. Of all the countries hit by the crisis, India is one country that can show a positive performance when various other countries including developed countries entered negative economic growth. Through a descriptive analytical approach and using the theory of economic globalization proposed by David Held, this study found that the pattern of interaction that India has in economic globalization is one of India 39 s major strengths in the face of the Global Financial Crisis. This study found that by using variations of variables described by Held et. al, India has a pattern of interaction of high extensity, low intensity, high velocity and low impact. The pattern of interaction held by India shows the economic activity of India which although has been woven with various countries around the world, but has no great integration in the domestic economy. The low intensity is then directly proportional to the low rate of change in the foundation of policies and the foundations of behavior and economic institutions within Indian government and society due to the Global Financial Crisis."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oda Sekar Ayu Issusilaningtyas
"Ada keuntungan dan kerugian ambigu dari ekonomi bawah tanah dalam suatu negara ekonomi. Gagasan yang bisa diperdebatkan seputar apakah ekonomi bawah tanah dapat membantu negara ekonomi dalam kasus krisis. Banyak ekonom mungkin percaya bahwa itu bisa berubah menjadi pengukuran yang menyesatkan. Masalah meningkat ketika strategi fiskal dan moneter harus menjadi tindakan bersama untuk mengendalikan ekonomi bawah tanah, dalam kasus krisis keuangan global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan analisis kebijakan publik untuk masalah ekonomi bawah tanah di Indonesia selama krisis keuangan global. Periode penelitian adalah 2004-2017 dan populasi dalam penelitian ini adalah Indonesia. Sampel diperoleh melalui metode purposive sampling. Regresi Least Square Biasa digunakan sebagai metode analisis data dalam penelitian ini. Ditemukan dari penelitian ini bahwa nilai rata-rata ekonomi di Indonesia dari 2004 hingga 2017 adalah 26 dari PDB dengan kerugian dari potensi pajak sekitar 2,8 dari PDB.

There are ambiguous advantages and disadvantages of underground economy within an economic state. The debatable notions surrounding whether or not underground economy might help an economic state in the case of crisis. Many economists also believe that it might destroy an economic performance of a country since it might turn into misleading measurements. The problems rise when fiscal and monetary strategies should take actions together in order to control underground economy in the case of global financial crisis. The objective of this research is to obtain public policy analysis for underground economy problem in Indonesia during global financial crisis. The research period is from 2004 2017 and population in this research is Indonesia. Sample is obtained through purposive sampling method. Ordinary Least Square regressions are used as the data analysis method in this research. It is found from this research that the average value of underground economy in Indonesia from 2004 to 2017 is 26 of GDP with the loss from tax potential around 2,8 of GDP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grandy Dorodjatun Wahyu Maestro
"Skripsi ini menjelaskan mengenai bagaimana sebuah friksi dapat terjadi di dalam setiap pertemuan dua maupun lebih pihak yang bekerjasama dalam suatu rangkaian kerjasama. Sebuah friksi terjadi karena adanya implikasi dari suatu kesepakatan dalam sebuah kerjasama yang mana friksi tersebut bersifat mengekang di dalam kerjasama tersebut. China, India, dan Pakistan pada kebijakan luar negerinya sama-sama melakukan kerjasama di dalam sebuah proyek infrastruktur ekonomi global bernama Belt and Road Initiative (BRI). BRI merupakan sebuah kerjasama yang diusung pertama kali oleh China pada tahun 2013 di bawah pemerintahan Xi Jinping. Pada pelaksanaannya, proyek BRI banyak menemukan friksi-friksi yang terjadi di dalamnya, terutama pada ranah kerjasama antara China dengan India dan China dengan Pakistan di dalam koridor ekonomi BRI masing-masing. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kepustakaan sebagai penunjang data-data di dalam skripsi ini. Penulis menemukan bahwa terjadinya friksi di dalam sebuah kerjasama antarnegara merupakan sebuah hal yang sering terjadi, terutama pada negara yang sedang mengalami konflik. Pada penemuannya, penulis juga menemukan bahwa terjalin sebuah solusi atas friksi yang terjadi di dalam kerjasama BRI antara China dan Pakistan sehingga melanggengkan kerekatan kerjasama kedua negara tersebut, sedangkan friksi yang terjadi pada kerjasama BRI antara China dan India justru tidak menemukan solusinya sehingga membuat kerekatan kerjasama kedua negara tersebut menjadi semakin renggang.

This thesis explains how a friction can occur in every meeting of two or more parties who work together in a series of cooperation. A friction occurs because of the implications of an agreement in a cooperation where the friction is restrictive in the cooperation. China, India, and Pakistan in their foreign policies are both cooperating in a global economic infrastructure project called the Belt and Road Initiative (BRI). BRI is a collaboration that was first promoted by China in 2013 under Xi Jinping era. In its implementation, the BRI project found many frictions that occurred in it, especially in the realm of cooperation between China-India and China-Pakistan within the respective BRI economic corridors. In this study, the author uses the library method as supporting the data in the completion of this thesis. The author finds that the occurrence of friction in a cooperation between countries is something that often happens, especially in countries that are experiencing conflict. In his findings, the author also found that there is a solution to the friction that occurred in the BRI cooperation between China and Pakistan so as to perpetuate the closeness of the cooperation between the two countries, while the friction that occurred in the BRI cooperation between China and India did not find a solution, thus creating a closer cooperation between the two countries. the country is becoming more and more tenuous."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Sukma Larasati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang korelasi antara twin deficits, yang terdiri dari defisit neraca berjalan dan defisit anggaran pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi di 49 negara berkembang dan negara maju yang menggunakan analisis cross-sectional untuk periode sebelum dan sesudah krisis finansial Asia dan sebelum dan sesudah krisis finansial global. Terdapat perubahan dalam hasil analisis pada periode sebelum dan sesudah krisis finansial Asia. Defisit anggaran pemerintah memiliki korelasi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara defisit neraca berjalan tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada periode krisis finansial global, defisit neraca berjalan memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak terdapat korelasi antara defisit anggaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi.

ABSTRACT
This paper investigates the correlation between the twin deficits, namely current account and government budget deficits, and economic growth in 49 developing and developed countries using cross sectional analysis for the period before and after Asian financial crisis and before and after global financial crisis. There is a change in the results on before and after the Asian financial crisis. Government budget deficit is associated negatively with economic growth, while current account deficit does not significantly correlate with economic growth. For the global financial crisis period, the current account deficit correlates positively with economic growth, while government budget deficit does not correlate with economic growth."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Haryo Yudanto
"Tesis ini adalah kajian hukum transnasional, khususnya kajian hukum ekonomi internasional mengenai isu krisis finansial global. Tesis ini berhipotesis bahwa isu krisis finansial adalah bagian dari isu hukum transnasional karena berdampak lintas batas negara, sehingga diperlukan kerjasama antarnegara atau kerjasama internasional untuk menangani krisis finansial yang terjadi di suatu negara. Keberadaan IMF dan G20 merupakan bentuk nyata dari kerjasama internasional tersebut dan mereka sangat memengaruhi pembentukan dan perkembangan tatanan ekonomi dunia (global economic order). Bantuan keuangan IMF untuk mengatasi krisis finansial, telah mengintervensi kedaulatan ekonomi di negara-negara berkembang. Sementara, G20 telah memperhitungkan kekuatan ekonomi negara-negara pasar berkembang (emerging markets), dalam pembahasan ini ditekankan pada negara-negara pasar berkembang Asia (Asian Emerging Market Economies). Posisi tawar dari negara-negara ekonomi pasar berkembang Asia di dalam G20 memiliki pengaruh dalam menjaga stabilitas perekonomian dunia. Di masa depan, keterlibatan negara-negara ekonomi pasar berkembang Asia dalam kerjasama regional dan G20 an sich akan menjadi penting dalam kaitannya dengan reformasi tata kelola ekonomi dunia (global economic governance), khususnya dalam rangka reformasi pembentukan keputusan dan pembuatan norma hukum ekonomi internasional, dan medefinisikan-ulang konsep kedaulatan ekonomi dalam rangka mencegah dan mengatasi fenomena krisis finansial demi kemaslahatan seluruh masyarakat internasional.

ABSTRACT
This thesis is a study of transnational law, particularly international economic law concerning the global financial crisis. This thesis hypothesizes that the financial crisis is a part of transnational legal issue for its cross-border impact, therefore a cooperation between countries or international cooperation is necessarily needed to deal with financial crisis in a country. The existence of the IMF and the G20 is an obvious manifestation of international cooperation, and they strongly influence the formation and the development of the global economic order. The IMF?s financial assistances have intervened in the economic sovereignty of developing countries. Meanwhile, the G20 has calculated the economic strength of the emerging market economies, emphasized herein, the Asian Emerging Market Economies (the Asian EMEs). The bargaining position of the Asian EMEs within the G20 has a significant influence in order to maintain the stability of the world economy. In the future, the involvement of the Asian EMEs for such regional cooperation and the G20 an sich will be important related to the attempt to reform the global economic governance, particularly to reform the decision-making and the norm-creating of international economic law, and to redefine the concept of economic sovereignty in order to prevent and to resolve the phenomenon of financial crisis for the convenience of the entire international community/society."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abira Prithresia
"Penelitian ini membahas pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap nilai perusahaan dengan adanya krisis finansial global. Penelitian menggunakan Tobin's Q sebagai proxy nilai perusahaan. Komponen lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang dibahas adalah market-to-book ratio, leverage, dan aset. Penelitian ini menunjukkan bahwa terhadap pengaruh positif yang dihasilkan dengan adanya kepemilikan pemerintah terkait krisis finansial global. Sementara variabel lainnya memiliki dampak yang berbeda-beda.

This study examines the effect of government ownership to firm valuation during global financial crisis. We use Tobin's Q as the proxy of firm value. Components that can affect firm value are market-to-book ratio, leverage, dan assets. This study finds that government ownership has not significant impact on firm's value during global financial crisis. While other variable such as crisis dummy, market-to-book ratio, debt to equity, total assets dan return assets have different impacts on each period."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>