Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Ambarwati
"Jumlah kematian ibu yang diidentifikasi oleh RAPID lebih besar dari pada jumlah kematian ibu yang dicatat oleh laporan rutin. Laporan rutin hanya mencakup laporan kematian ibu dari ruang kebidanan, sedangkan RAPID mencakup ruang kebidanan dan non kebidanan. Penelitian ini adalah retrospektif menggunakan data sekunder. Penelitian memakai metode RAPID, bertujuan untuk mengetahui kasus kematian ibu tahun 2009 dan 2010 di RSUD Kabupaten Belitung. Hasilnya laporan rutin mencatat 3 kematian ibu dan RAPID mendapatkan 17 kematian ibu dari 129 kematian WUS. Sistem pencatatan dan pelaporan RS sudah baik tetapi alur perawatan pasien hamil dan nifas yang menderita penyakit non obstetrik masih perlu diperbaiki.

The number of maternal deaths identified by the RAPID is greater than the number of maternal deaths by reguler reports. Regular reports only include reports of maternal deaths from obstetric, while RAPID include a non-obstetric and obstetric. This is a retrospective study using secondary data. This study using the RAPID method to find cases of maternal deaths in 2009 and 2010 in the General Hospital District Belitung island. Results are routinely reported only recorded 3 maternal deaths and RAPID get 17 maternal deaths of the 129 deaths of women of reproductive age. System for recording and reporting of hospital care was good but the flow of pregnant and postpartum patients skill need to be repaired."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Merzalia
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang baru lahir dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan yang berdampak dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi bayi tersebut. Kabupaten Belitung  memiliki prevalensi BBLR tertinggi selama tahun  2020-2022 se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan masih berada di atas target Indikator Kinerja Gizi Masyarakat tahun 2022. BBLR merupakan penyumbang kematian neonatus terbesar di Kabupaten Belitung dalam  rentang waktu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian BBLR di Kabupaten Belitung tahun 2022 dengan desain penelitian cross-sectional dan menggunakan data kohort ibu tahun 2022. Variabel dependen : kejadian BBLR dan variabel independen : umur ibu, paritas, jarak kehamilan, komplikasi kehamilan, umur kehamilan, penambahan berat badan selama hamil, kadar Hb, risiko KEK, jumlah kunjungan ANC, kualitas layanan ANC dan komposit pelayanan ANC. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian BBLR di Kabupaten Belitung sebesar 10,6% dan terdapat hubungan signifikan antara umur ibu, jarak kehamilan, penambahan berat badan selama hamil, kadar Hb, risiko KEK, komplikasi kehamilan, umur kehamilan, jumlah kunjungan ANC dan kualitas layanan ANC dengan kejadian BBLR. Variabel yang paling dominan terhadap kejadian BBLR adalah umur kehamilan dan komplikasi kehamilan.

Low Birth Weight (LBW)is a newborn baby with a body weight < 2500 grams regardless of gestational age. LBW has short-term and long-term impacts that can cause morbidity and mortality for the baby. Meanwhile, in the Bangka Belitung Islands province, Belitung Regency has the highest prevalence for 3 (three) consecutive years, namely 2020-2022 (range 6.59%-7.69%) and is still above the Community Nutrition Performance Indicator target in 2022. Apart from that, LBW is also a contributing factor to the largest neonatal mortality rate in Belitung Regency in that time period. StudyThis aims to determine the determinants of the incidence of LBW in Belitung Regency in 2022 with a cross-sectional research design that uses primary data originating from the 2022 cohort of mothers with the incidence of LBW as the dependent variable and independent variables consisting of : maternal age, parity, pregnancy interval, pregnancy complications, gestational age, additional weight during pregnancy, Hb levels, risk of CED, (number of ANC visits, ANC service quality and ANC service composite. Bivariate analysis uses the chi-square test and multivariate analysis uses the multiple logistic regression test. The research results show that the prevalence of LBW in Belitung district is 10.6%. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between maternal age, pregnancy spacing, weight gain during pregnancy, Hb levels, risk of CED, pregnancy complications, gestational age, number of ANC visits and quality of ANC services with the incidence of LBW. The most dominant variables in the incidence of LBW are gestational age and pregnancy complications."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disa Kurnia Dewi
"Aktivitas pertambangan timah sudah dilakukan sejak tahun 1976 oleh PT Timah Tbk sehingga semakin sedikit sumber timah yang diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik mineralisasi timah primer di Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu XRD, XRF, Petrografi, dan Mineragrafi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, daerah penelitian terdiri atas dua satuan geomorfologi yang meliputi Satuan Perbukitan Vulkanik dan Satuan Tailing Antropogenik. Berdasarkan hasil interpretasi persebaran litologi di daerah penelitian, maka daerah penelitian memiliki dua satuan batuan, antara lain Satuan Granit Klabat Berbutir Halus dan Satuan Granit Klabat Berbutir Sedang-Kasar. Lalu, struktur yang berkembang di daerah penelitian adalah Sesar Mendatar Mengiri Turun dan sheeted vein/veinlet. Kemudian, alterasi yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari empat fasies, yaitu Alterasi Kuarsa + Turmalin (104.2 ppm), Alterasi Kuarsa + Halosit + Klorit + Pirofilit (56.5 ppm), Alterasi Kuarsa + Illite (52.4 pm), dan Alterasi Kuarsa + Kaolinit + Klorit + Dickite (19.5 ppm). Endapan bijih yang ditemukan di daerah penelitian, yaitu kasiterit, hematit, dan pirit. Tipe endapan timah di daerah penelitian adalah greisen dan berada pada kontak antara batuan silikat dan batuan granit. Mineralisasi timah primer di daerah penelitian berkaitan dengan sesar, urat-urat, dan alterasi.

Tin mining activities have been carried out since 1976 by PT Timah Tbk so that fewer sources of tin are known. This study aims to determine the characteristics of primary tin mineralization in Parit Tiga, West Bangka Regency, Bangka Belitung Islands. The methods which I used in this study are XRD, XRF, Petrography, and Mineragraphy. Based on the results of the analysis that had been done, the study area consists of two geomorphological units which include the Volcanic Hills Unit and the Anthropogenic Tailings Unit. Based on the interpretation of lithology distribution in the study area, there are two rock units, which are the Fine-Grained Granite Klabat Unit and the Medium-Coarse Grained Granite Klabat Unit. Then, the structure developed in the study area is a Left Normal Slip Fault and sheeted vein/veinlet. Then, alterations developed in the study area consist of four facies, which are Quartz + Tourmaline Alteration (104.2 ppm), Quartz + Halloysite + Chlorite + Pyrophillic Alteration (56.5 ppm), Quartz + Illite Alteration (52.4 pm), and Quartz + Kaolinite + Chlorite + Dickite Alteration (19.5 ppm). The type of primary tin mineralization in the study area is the filling of sheeted veins in tourmaline and quartz minerals. Ore deposits that were found in the study area consisted of cassiterite, hematite, and pyrite. The type of deposit in the study area was greisen and located in contact between silicate rocks and granite rocks. Primary tin mineralization in the study area was related to fracture, veins, and alteration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Saputro
"Tesis ini membahas tentang determinan keinginan menambah anak pada wanita kawin di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Masih adanya perbedaan rata-rata jumlah anak ideal yang diinginkan dengan angka fetilitas total di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 menggambarkan masih tingginya preferensi kelahiran dalam keinginan menambah anak pada wanita kawin. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak positif terhadap fertilitas dimasa mendatang khususnya di propiusi ini. Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan menambah anak ditiJ.Vau dari karakteristik sosial ekonorni dan demografi wanita kawin.
Metode analisis yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif dan regresi logistik non-hierarki multi faktorial. Data yang dipergunakan adalah data SDKI 2007, dengan obyek penelitian wanita kawin yang telah mempunyai satu anak masih hidup atau lebih, merniliki berkemampuan untuk harnil dan tidak disterilisasi serta bertempat tinggal di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Temuan pada analisis deskriptif menyimpulkan bahwa pada wanita kawin yang bekerja maupun tidak bekerja, semakin banyak anak masih hidup yang dirniliki semakin kurang cenderung untuk menambah anak. Demikian halnya dengan status ekonorni ke!uarga, yang mana semakin tinggi status ekonorni keluarga dimiliki wanita kawin semakin kurang cenderung untuk menambah anak. Namun semakin tinggi tingkat pendidikan wanita kawin kecenderungan untuk menambah anak semakin besar. Wanita kawin di perkotaan kurang cenderung untuk menambah anak dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan.
Adapun analisis inferens menyimpulkan bahwa dengan memperhatikan kondisi jumlah anak masih hidup dan status kerja ibu, untuk wanita kawin yang merniliki karakteristik berpendidikan tamat SD, merniliki status ekonomi atas dan menengah, dan tinggal di perkotaan memiliki pengaruh negatif terhadap keinginan menambah anak. Sedangkan wanita kawin yang berumur 15-34 tahun dan yang memiliki riwayat kematian anak memberikan pengaruh positif terhadap keinginan menambah anak.

This thesis discusses about determinant of willingness to reproduce new baby from marriage women in Province of Bangka Belitung Islands. There is different between average of desired ideal number of children and total fertility in Province ofBangka Belitung in Year of2007. The phenomenon reflects the high birth's preference of willingness to reproduce. It is feared that this case affect positively on fertility rate in the future of the province. The research's aim is to learn the factors that influence willingness to reproduce new baby, reviewed from social-economy characteristics and demographic of marriage women.
Methods of analysis are descriptive analysis and multi-factorial non­ hierarchy logistics regression. The data are SDKI 2007, including marriage women research object, the women only has one child or more, the fertile women, non sterilization women and the women live in Province of Bangka Belitung Islands.
The findings on descriptive analysis, we can summarize that marriage women, both of working and non working, with more children are living, less likely to reproduce new baby. Similar with working status, based on economic status of family, increasing of economic status of family, less likely to reproduce new baby. However, the higher education of marriage women, more like to reproduce new baby. Compared with urban and rural area, marriage women in rural area reproduces new baby higher than women in urban area.
Based on inferential analysis in number of children still living, mother's working status for marriage women which elementary school education status, high and middle economic status and living in urban area, the factors affects negative factor in willingness to reproduce new baby. Meanwhile, marriage women in 15-34 years old who have history in death of her children, the factors affects positively on willingness to reproduce.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29176
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mecky Muchlis
"Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di daerah tropis dan sub tropis terutarna pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan. Sejak krisis ekonomi 1997 daerah endemis malaria bertambah luas bahkan menimbulkan kejadian luar biasa pada daerah yang telah berhasil menanggulangi malaria. Kejadian penyakit malaria di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan Propinsi barn di Indonesia masih menunjukkan angka kesakitan malaria cukup tinggi. Dari data Departemen Kesehatan tahun 2005 untuk Iuar Jawa dan Bali, data 2001 - 2003, Propinsi Kepulauan Bangka-Belitung masih masuk dalam kategori Medium Incidence Area dengan AMI 45,85.
Total anggaran bidang kesehatan selama orde baru hanya 2,5%-3% dan setelah krisis ekonami sangat tergantung kebijakan pemerintah daerah. Kabupaten Bangka Tengah di tahun 2006, anggaran biaya obatnya 1 milyar, untuk obat malaria 45 jutaan, Adanya obat baru Artesunate Combination Therapy (ACT) yang harganya lebih mahal dengan anggaran obat malaria masih kccil maka perlu melakukan studi efektititas-biaya dengan obat yang sudah lama dipakai.
Penelitian ini merupakan evaluasi ekonomi kuantitatif bersifat deskriptif dengan melakukan studi perbandingan (comparative study) obat CO + PQ dan obat ACT + PQ secara prospektif di Puskesmas Koba. Diharapkan mendapatkan variasi biaya pengobatan malaria vivax dengan analisis efektifitas-biaya serta perhitungan biaya dilakukan dengan metode activity based costing (ABC).
Tujuan penelitian untuk memilih biaya pengobatan malaria vivax yang lebih efektif antara obat CQ + PQ dan obat ACT + PQ di Puskesmas Koba.
Dari basil penelitian di Puskesmas Koba selama bulan Pebruari sampai dengan April 2006 didapatkan aktifitas biaya investasi terbesar adalah pembacaan sediaan DDR dengan jenis investasi terbesar ruang laboratoriurn, mikroskop. Aktifitas biaya operasional langsung terbesar obat CQ + PQ adalah anarnnesis dan pemeriksaan fisik dan komponen operasional terbesar gaji dan kartu medical record. Obat ACT + PQ biaya operasional langsung terbesar adalah aktifitas menulis cara makan obat di etiket dengan komponen operasional terbesar obat dan gaji. Biaya operasional tidak langsung terbesar kedua alternatif obat adalah aktifitas anarnnesis dan pemeriksaan fisik dengan komponen gaji tak langsung. Biaya pemeliharaan terbesar adalah aktifitas anamnesis dan pemeriksaan fisik di ruang periksa. Dari biaya total yang terbesar adalah biaya operasional. Efektifitas cakupan makan obat CQ + PQ 27 orang dan ACT + PQ 26 orang, selesai makan obat CQ + PQ 25 orang dan obat ACT + PQ 24 orang, turun panas hari pertama obat CQ + PQ 16 orang dan obat ACT + PQ 10 orang dan respon klinis memadai obat CQ + PQ 24 orang dan obat ACT + PQ 22 orang.
Hasil analisis rasio obat CQ + PQ lebih kecil daripada obat ACT + PQ, simulasi analisis sensitifitas rasio obat CQ + PQ lebih kecil dari pada obat ACT + PQ dan dari analisis cost recovery rate obat CQ + PQ Iebih sedikit yang disubsidi pernerintah dibandingkan obat ACT + PQ. Obat CQ + PQ lebih cost effective daripada obat ACT + PQ untuk semua analisis dengan semua efektifitas yang didapat. Obat CQ + PQ tetap pilihan utama pengobatan malaria vivax sedangkan obat ACT + PQ untuk malaria falsiparum. Perlunya penyuluhan cara makan obat dengan dosis yang tepat untuk pengobatan malaria vivax dan perlu melakukan penelitian dengan sampel yang lebih banyak sesuai standar.

Malaria was one of disease which becoming a public risk in tropical and sub tropical area. especially for baby, child under five years and child birth's mother. Since economic crisis in 1997, endemic area of malaria increased, even became extraordinary occurrence in the area which has succeeded to overcome of malaria Occurrence of malaria in Province of Archipelago of Bangka Befitting representing new Province in Indonesia still show the malaria index enough was high. In 2005 health data to outside Java and Bali, data 2001 - 2003, Province of Archipelago Bangka-Belitung still enter in category of Medium Incidence Area by AMI 45,85.
Totally budget of health service during Orde Baru regime was only 2,5 - 3% and after economic crisis was most depend on locals government : policy. Drug budget of Bangka Tengah district was I billion rupiahs and drug. therapy of malaria was over 45 million rupiahs in 2006. The existence of new drug of Artesunate Combined Therapy (ACT) where its price was more expensive and in the other hand drug budget of malaria was not enough, so it need to cost-effectiveness study with drug which have been used before.
This research was a descriptive quantitative economic evaluation with a comparative study of CQ + PQ and ACT + PQ prospectively. Expected to be got a variation of drug therapy of malaria vivax with cost-effectiveness analysis and calculating has been done with Activity Based Costing (ABC) method.
These research was to calculated which one more effective in Koba community health center between Cloroquine + Primakuin (CQ + PQ) or Artesunate + Amodiaquine + primakuin (ACT + PQ).
The resulth of research in Koba Community Health Center from February until April 2006 was got that the biggest activity investment cost is read of available DDR, with biggest investment component is laboratory room and microscope. The biggest of direct operational cost of CQ + PQ drug were anamnesis and physical examination and the biggest component of operational cost was salary and medical record card. The biggest activity cost of direct operational ACT + PQ was write etiquette of dosage and the biggest operational component was medicine and salary. The biggest cost of indirect operational both drug alternative were anamnesis and physical examination activity and indirect salary component The biggest maintenance cost were anamnesis and physical examination activity and polyclinic. The biggest total, cost was cost of operational. Effectiveness of respondence CQ + PQ were 27 people and ACT + PQ were 26 people; complete treatment CQ + PQ were 25 people and ACT + PQ were 24 people; afebris in the first day CQ + PQ were 16 people and ACT + PQ were 10 people; and the adequate clinical and parasitological response (ACPR) of CQ + PQ were 24 people and ACT + PQ were 22 people.
Result analysis drug ratio of CQ + PQ was smaller than ACT + PQ ; analysis simulation of ratio sensitivity drug of CQ + PQ were smaller than ACT + PQ and analysis cost recovery rate drug of CQ + PQ was smaller subsidized by government compared with ACT + PQ.
Drug of CQ + PQ was more cost effective than ACT + PQ for all analyses with all of their effectiveness. CQ + PQ was still remain to drug of choice a malaria vivax while ACT + PQ was drug of choice for malaria falcifarum. The importance was counseling of correct dosages for therapy malaria vivax and its importance to research with more minimal samples.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Yulianti
"Penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan kecenderungan tingkat disparitas antar Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada periode 2005-2012. Penelitian ini menggunakan model regresi data panel fixed effect dan menggunakan indeks Williamson serta indeks Theil untuk mengukur disparitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode 2005-2012, (1) investasi pemerintah, pendapatan asli daerah (PAD), tenaga kerja serta aglomerasi industri signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (2) Terjadi disparitas yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun dan tergolong rendah. (3) Tingkat disparitas antar daerah di pulau Bangka lebih lebar dibandingkan dengan tingkat disparitas antar daerah di pulau Belitung dan disparitas antar pulau Bangka dan pulau Belitung.

The objective of this study is to analyze the factors that affecting economic growth and disparities trend between Province of Kepulauan Bangka Belitung districts on the period of 2005-2012. To measure the disparities, this study uses panel data regression with fixed effects model, Williamson index and Theil index. The results of this study indicate that on 2005-2012, (1) government investment, regional income, labor and industrial agglomeration have significant and positive effect on economic growth in the Province of Kepulauan Bangka Belitung districts. (2) There are disparities fluctuation with a declining trend and relatively low. (3) The level of disparity between districts in Bangka Island is wider than the disparity between districts in the Belitung Island and Bangka Belitung Island."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Kusumaningsih
"Aktivitas pertambangan timah di Pulau Bangka telah mengakibatkan terbentuknya lobang bekas galian tambang yang berisi air menyerupai danau-danau kecil yang disebut “kolong”. Kolong-kolong ini merupakan air asam tambang yang terbentuk pasca pertambangan timah. Dewasa ini, air kolong telah menjadi sumber air baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Pulau Bangka, namun dalam pelaksanaanya belum ada yang berwawasan lingkungan karena kurangnya informasi mengenai kondisi kualitas air kolong. Maka dari itu, diperlukan penanganan yang lebih lanjut untuk mengolah air kolong, salah satu alternatif teknologi pengolahan limbah yang efektif dan efisien adalah sistem lahan basah buatan (Constructed Wetlands). Dalam sistem ini, Akar Wangi digunakan sebagai tanaman fitoremediator dalam mengolah air kolong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi kinerja dan kecepatan tanaman Akar wangi dalam menyerap polutan pada air kolong, serta untuk mengetahui penerapan fitoremediasi air kolong dengan tanaman Akar wangi dalam skala lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian percobaan yang dilaksanakan selama ± 1 bulan dengan pola aliran terus-menerus. Pengumpulan data dilakukan sebanyak 17 kali untuk parameter pH, Suhu, DO, BOD, COD, TSS, Kekeruhan, dan Logam Fe pada zona inlet, wetland, maupun outlet. Analisis data menggunakan analisis regresi linear dengan software Microsoft Excel dan rumus presentase reduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Akar Wangi memiliki efisiensi kinerja yang cukup baik dalam mereduksi polutan yang terdapat di air kolong, dengan efisiensi rata-rata BOD mencapai 64,29 %, COD mencapai 66,85%, TSS mencapai 88,55%, Kekeruhan mencapai 79,05%, dan Logam Fe mencapai 77,27%.

The mining activity in Bangka Island has formed ex-mine excavation pits which are filled with lake-like water. These “pits” are called as “kolong” or pit-lake; acid mining drainage which formed after tin mining process. Today, the pit lake water has become a new source of water that can be used by people in Bangka Island. But, the implementation is not environmentally friendly. It is because the lack of information about pit-lake water quality conditions. Therefore, further treatment is needed to treat the pit lake water. One of effective and efficient waste treatment alternative technology is Constructed Wetlands system. In this system, vetiver grass is used as fitoremediator plant to treat pit lake water. This study aims to determine the performance efficiency and the velocity of vetiver grass in absorbing pollutants in the pit lake water. It also aims to investigate the application of phytoremediation pit lake water with Vetiver Grass plants in a pilot scale. This research is experimental research during ± 1 month with continuous flow patterns. Data collection is performed 17 times for the parameters pH, temperature, DO, BOD, COD, TSS, Turbidity, and Fe on the inlet zone, wetland, or outlet. The data analysis use linear regression analysis with Microsoft Excel software and the percentage reduction formula. The results showed that Vetiver Grass has quite good performance efficiency in reducing water pollutants in pit lake water, with the average efficiency of BOD, COD, TSS, Turbidity, and Fe such as 64.29%, 66.85%, 88.55%, 79.05%, and 77.27%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahwa Elae Azzahra
"Stroke menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut riskesdas 2018 bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 1,09%. Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu provinsi dengan prevalensi stroke yang melebihi angka nasional dan urutan ketujuh tertinggi dari hasil Riskesdas pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor kondisi kesehatan dan perilaku terhadap kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Sumber data yang digunakan dari Riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,6%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain diabetes melitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hipertensi (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesitas (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), dan aktivitas fisik (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Menerapkan perilaku hidup sehat dan cek rutin kesehatan terutama yang memilki risiko seperti diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas.

Stroke is a health problem in the world including in Indonesia. According to Riskesdas 2018, the prevalence of stroke in Indonesia based on a doctor's diagnosis is 1,09%. Bangka Belitung Province is one of the provinces with a prevalence of stroke that exceeds the national rate and ranks seventh highest from the results of Riskesdas 2018. This study aims to determine the relationship between health conditions and behavioral factors with stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province. The method used in this study was a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The data in this study are secondary data from Riskesdas 2018. The results showed that the prevalence of stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province was 1.6%. Statistical tests that have a significant relationship with stroke include diabetes mellitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hypertension (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesity (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), and physical activity (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Healthy lifestyle behaviors and regular health checks, especially for those who have risks such as diabetes mellitus, hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Sintha Fransiske
"Menurut WHO (World Health Organization) dan di Cina, hipertensi pada pralansia dan lansia mengakibatkan penyakit kardiovaskuler (WHO, 2007 dan Sun Zhaoqing, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk umur 45-54 tahun (35,6%), 55-64 tahun (45,9%) dan 65-74 (57,6%). Prevalensi hipertensi di provinsi Bangka Belitung untuk umur 45-54 tahun (47%), 55-64 tahun (59,6%) dan 65-74 (67,3%) (Riskesdas dan Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
Tujuan penelitian adalah mengetahui lingkar perut dan determinan lainnya dengan hipertensi pada pralansia dan lansia tahun 2013 di Provinsi Bangka Belitung dengan desain potong lintang Prevalensi hipertensi pralansia (33%) dan lansia (46,7%). Pada pralansia, ditemukan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lingkar, aktivitas fisik dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Pada lansia ditemukan jenis kelamin, kegemukan, lingkar perut dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Analisis multivariat lingkar perut merupakan faktor utama hipertensi pada pralansia dan lansia setelah dikontrol jenis kelamin dan tingkat pendidikan (pralansia) sedangkan kopi sebagai protektif, jenis kelamin serta kegemukan sebagai perancu (lansia). Pada pralansia dan lansia disarankan mengontrol lingkar perut untuk mencegah hipertensi

Prevalence hypertension in Indonesia for 45-54 year is 35.6%, 55-64 years is 45,9% and 65-74 is 57.6%. Prevalence of hypertension in Bangka Belitung (2013) for 45-54 years is 47 %, 55-64 years is 59.6% and 65-74 is 67.3% (Riskesdas and Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
The aim of research was to determine abdominal circumference and other determinants with hypertension in middle age and elderly in Bangka Belitung and used cross-sectional design. Prevalence hypertension in middle age is 33% and 46.7% elderly. Middle age, found gender, educational level, abdominal circumference, physical activity and coffee consumption therefore elderly, found gender, obesity, abdominal circumference and coffee consumption associated with hypertension. Multivariate analysis founded abdominal circumference is dominant factor with hypertension in middle age and the elderly after have been controlled by gender and educational level (middle age) in other side coffee as protective, gender and overweight as confounder (elderly). Middle age and elderly should control their abdominal circumference;and middle age resulted cardiovascular disease (WHO, 2007 and Sun Zhaoqing, 2013).
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Surka
"Persaingan dalam perumahsakitan dewasa ini, menuntut rumah sakit untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan. Salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan, melihat bagaimana hubungan antara kepuasan pasien dengan karakteristik pasien, variabel yang paling berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan serta mengetahui area pelayanan dan fasilitas keperawatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh pasien. Penilaian kepuasan pasien merupakan salah satu cara untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan pelayanan yang diberikan rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan / keperawatan di rumah sakit.
Anallsis statistik yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif analisis bivariat untuk melihat bagaimana hubungan antara karakteristik pasien dan kepuasan pasien serta analisis multivariat untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar responden pasien tidak puas dengan pelayanan dan fasilitas keperawatan yang diberikan rumah sakit, sehingga perlu adanya upaya perbaikan. Dengan upaya ini diharapkan mutu pelayanan dan fasilitas keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung akan meningkat dan memuaskan pasien (pelanggan) rumah sakit.

Patient Satisfaction of the Nursing Care and Facility in the Inpatient Ward at the District Hospital of Belitung Year 2001Nowadays, the competition among hospitals made them to increase the service quality. One of indicators to measure the quality of nursing care is the patient satisfaction.
This study intends to find the description of patient satisfaction level of nursing care and facility to know the association between patient satisfaction and characteristic of patient, the variables that most related to the patient satisfaction on nursing care and facility, and the aspects of nursing care and facility in which needs to be increased its quality.
This study was conducted in the inpatient ward at the District Hospital of Belitung. Primary data was gained from filling in questionnaire done by the patient. The assessment of patient satisfaction is one of the methods to know the weakness or lack of hospital service in term of improving the quality in health/nursing care in the hospital.
Statistical analysis that used was univariate analysis to find the general description of variables; meanwhile bivariate analysis was to find the association between patient characteristics and patient satisfaction, and multivariate analysis was used to find which variables that most associated with the patient satisfaction of nursing care and facility.
In general, this study revealed that most of respondents were not satisfied with the nursing care and facility in the hospital, so that quality improvement is required with such attempts. And hopefully the patient satisfaction will increase as well as will satisfy the hospital's patient (customer).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>