Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir M.S.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1999
382.6 AMI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nurranti Tjakrawiralaksana
"Sekitar 1,5 juts hingga 2 juta orang di dunia diperkirakan memiliki akuarium air laut. Perdagangan yang memasok kegemaran ini dengan hewan laut hidup merupakan industri global yang bernilai sekitar USS 200-300 juta per tahun, dan beroperasi di negara-negara tropis. Koral hidup yang merupakan salah satu mata dagangan daiam industri ini menunjukkan pertumbuhan ekspor sebesar 12-30 persen di seluruh dunia dari tahun 1990 hingga tahun 1999. Kebijakan kuota ditetapkan pads mata dagangan koral hidup dibuat untuk memastikan ketersediaan, dan pembatasan pemanfaatan harus ditentukan pada level berkelanjutan sesuai dengan korelasi antara populasi dan ketersediaannya di alam.
Biota koral adalah hewan laut dari filum Cnidaria, yang terdiri dari polip-polip kecil serupa anemone yang membentuk koloni. Janis koral ini termasuk ordo Scleractinia yang dikenal juga sebagai stony coral dan dapat membentuk kerangka yang terhuat dari kalsium karbonat atau kerangka kapur yang mendasari terbentuknya terurnbu karang. Kemampuan memperbarui daur hidup hewan koral yang memakan waktu jauh Iebih lama dibandingkan hewan lain menyebabkan pemanfaatan yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan biota tersebut. Atas dasar tersebut CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) memasukkan koral ke dalam Appendix II, yaitu jenis-jenis biota yang masih dapat dimanfaatkan secara terbatas agar tidak punah.
Penetapan kebijakan kuota bagi koral hidup membnkan kewenangan bagi Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan untuk menentukan besamya kuota bagi pemanfaatan biota tersebut. Kuota yang ditentukan berdasarkan rekomendasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tersebut dibagikan kepada pengusaha dan eksportir untuk dimanfaatkan dalam kegiatan perdagangan koral hidup.
Pemanfaatan biota koral di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 4471Kpts-1112003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Salwa Liar. Peredaran atau perdagangan biota karat harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen resmi yang wajib menyertai setiap pengiriman biota, balk di dalam negeri maupun di luar negeri, berupa Surat angkut Tumbuhan dan Saliva Liar (SATS-LN dan SATS-DN).
Tujuh genus yang paling banyak diperdagangkan terdiri dari Trachyphyllia, Euphyllia, Goniopora, Acropora, Plerogyra, Caualaphyllia, yang meliputi 56% perdagangan koral hidup antara tahun 1988 hingga 2002. Berdasarkan data dari laporan CITES tahun 1997-2001 (Wabnitz, et. al., 2003), Amerika Serikat mengimpor 73%, sedangkan Uni Eropa mengimpor 14% sementara Jepang menempati urutan ketiga dengan 7%.
Selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2003 hingga 2005, Ditjen PHKA menetapkan kuota sebanyak rata-rata 809.200 buah per tahun, untuk sekitar 52 spesies yang dapat dimanfaatkan. Daerah pemanfaatan biota ini tersebar di 14 daerah di seluruh Indonesia. Dan data selama tiga tahun, realisasi ekspor terhadap kuota menunjukkan angka di atas 95%. Pemenuhan permintaan terhadap biota koral untuk ekspor yang dapat terealisasi ini menunjukkan bahwa sebagian besar permintaan dapat dipenuhi. Realisasi ekspor terhadap kuota yang tidak mencapai 100% dapat disebabkan oleh pencatatan realisasi yang didasarkan kepada jumlah spesies yang tereantum dalam Surat Angina Tumbuhan dan Satwa Liar Luar Negeri (SATS-LN).
Menghadapi lingkungan industri perdagangan biota koral untuk ekspor ini, perlu dibuat suatu analisa tentang faktor-faktor internal dan ekstemal yang terdapat dalam industri. Untuk menganalisa faktor-faktor tersebut digunakan analisis SWOT yang membahas mengenai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang terdapat dalam industri. Selanjutnya analisis ini digunakan untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk digunakan dalam industri. Analisis faktor-faktor strategis baik internal maupun ekstemal dilakukan untuk mernbuat formulasi magi penentuan strategi industri. Penentuan strategi ini dibuat dengan menggunakan analisis Matriks TOWS berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan ekstemal yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk memenuhi peluang yang ada pada industri, serta pengembangan teknologi di bidang budidaya, maka diharapkan Indonesia tetap dapat memenuhi permintaan pasar ekspor tanpa harus mengorbankan kelangsungan daur hidup biota koral dan kelestarian habitat biota koral.

Approximately 1.5 to 2 million people keeps a seawater aquarium. The trade supplying this hobby with living marine creatures is a global industry worth USS 200-300 million per year, operating in tropical countries and regions. Living coral as one of the trade item has a 12-30% trade growth during 1990-1999 periods. Quota policy implied on living coral as a trade item is made to ensure the availability of the resource and regulated exploration is set on a sustainable level, according to the correlation between the coral population and its availability in nature.
Coral is a marine animal from Cnidarian phylum, consisted of small polyps similar to anemones that form a colony. This kind of coral is the Scleractinian order which also known as the stony coral and has an ability to form a calcium carbonate skeleton which is the base of coral reef formation_ Coral reefs need much longer time to renew their life cycle, therefore an over exploitation will lead to extinction. Based on that, CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) cited coral in Appendix II, which lists species that are not necessarily now threatened with extinction but that may become so unless trade is closely controlled.
The quota policy on living coral gives the authority to Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alain, Departemen Kehutanan to determine the quota. The quota is based on recommendation given by Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, to be distributed to exporters and companies.
Coral exploration in Indonesia is regulated by the Minister of Forestry Regulation no. 447IKpts-1112003. The trade an traffic of living coral must be accompanied by legal documents on each of the shipments, within the region of Indonesia or outside Indonesia (export).
The seven most traded generas are Trachyphyllia, Eupl~ylliu, Gonioporu, Acropora, Plerogyra, Catalaphyllia, consisting 56% of the world's living coral trade between 1998 and 2002, Based on data from CITES reports on 1997-2001 (Wabnilz, et al, 2003), the United States imported 73% of the total trade on coral, while European Union and Japan imported 14% and 7% respectively.
During the three years period of 2003-2005, Ditjen PI-IKA determined an average quota of 809,200 pieces per year, for approximately 52 species. The three years' data shows that above 95% of the quota are realized through export. This shows that most of the demand for living coral is fulfilled. The realization does not reach 100%, as some possibilities might occur. Record keeping which is based on CITES export Permit (SATS-LN) is one of them.
Facing the coral trading and export industry, an analysis of external and internal factors in the industry is made. SWOT analysis is used to analyze those factors: strength, weakness, opportunity and threat in the industry. This analysis will be used to determine the most appropriate strategy to be used in the industry. Internal and external strategic factors analysis is used to formulate the strategy. The strategy itself is formulated by using the TOWS Matrix based on the internal and external factors analysis.
Using the strength in the industry to met the opportunity in the industry, and using the technology in mariculture, Indonesia will be able to fulfill the market demand without sacrificing the sustainability and the habitat of coral reef.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Husni Djaelani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sari Maindrati
"Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA yang rencananya akan berlaku pada akhir 2015 membawa konsekuensi secara ekonomis tersendiri bagi ASEAN umumnya dan Indonesia khususnya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas institusi pemerintah Indonesia dan kualitas institusi pemerintah negara negara di kawasan ASEAN terhadap kinerja perdagangan bilateral Indonesia dengan negara negara di kawasan ASEAN serta untuk mengetahui indikator indikator kualitas institusi pemerintah mana yang paling berpengaruh terhadap perdagangan Indonesia terutama pada ekspor Indonesia selama periode 2002 2002 sampai dengan tahun 2013 dengan menggunakan augmented gravity model Penelitian ini menemukan bahwa kualitas institusi pemerintahan di Indonesia memiliki peran positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke negara negara anggota ASEAN sedangkan kualitas institusi pemerintahan di negara negara anggota ASEAN tidak memiliki pengaruh dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke negara negara anggota ASEAN Secara lebih terperinci kualitas institusi pemerintah Indonesia yang memiliki nilai paling besar dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke negara negara anggota ASEAN diantaranya suara dan akuntabilitas VA efektivitas pemerintah GE dan penegakan hukum RL Sedangkan kualitas institusi pemerintah negara partner dalam hal ini negara negara anggota ASEAN yang memiliki nilai terbesar dalam peningkatan kinerja ekspor Indonesia ke negara negara anggota ASEAN antara lain Kualitas kebijakan RQ dan suara dan akuntabilitas VA.

ASEAN Economic Community AEC which will be valid by the end of 2015 Provides economic consequences for ASEAN in general and Indonesia in particular The aims of this study is to determine the effect of the quality of both Indonesian government institutions and government institutions of countries in the ASEAN region toward the performance of Indonesia 39 s bilateral trade with the countries in the ASEAN region In addition this study also intended to determine the most influential indicators of the quality of the government institutions on Indonesia 39 s exports performance during the period 2002 2002 to 2013 by using augmented gravity models The study found that the quality of government institutions in Indonesia have both positive and significant impact on improving the performance of Indonesia 39 s exports to the member countries of ASEAN Besides that this study reveal thatthe quality of government institutions in the member countries of ASEAN have not impact on the performance of Indonesia 39s exports to countries ASEAN members In more detail the quality of Indonesian government institutions which have the highest value in improving the performance of Indonesia 39 s exports to member countries of ASEAN are voice and accountability VA government effectiveness GE and law enforcement RL While the quality of the partner state government institution in this case the member countries of ASEAN which have impact to improve the performance of Indonesia 39 s exports to member countries of ASEAN among others is Quality policy RQ and Voice and Accountability VA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ismaharli
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fasilitasi perdagangan terhadap ekspor Indonesia dengan Intra ASEAN dengan menggunakan 2 (dua) indikator fasilitasi perdagangan yaitu lingkungan peraturan dan infrastruktur sektor jasa. Analisis dilakukan dengan menggunakan data panel dari 6 (enam) Negara Anggota ASEAN (Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina Singapura, dan Thailand) periode 2006-2015 dan diestimasi dengan Fixed Effect Model. Hasil empiris menunjukkan bahwa infrastruktur sektor jasa berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan ekspor Indonesia dengan Intra ASEAN dan lingkungan peraturan tidak berpengaruh signifikan. Faktor lain yang meningkatkan ekspor Indonesia secara signifikan adalah GDP Indonesia dan dummy ATIGA, sementara populasi Indonesia, GDP Negara Anggota ASEAN, dan tarif, berdampak menurunkan ekspor Indonesia.

This study aimed to analyze the effect of trade facilitation on Indonesian exports performance to Intra ASEAN by using 2 (two) indicators of trade facilitation which are regulatory environment and services sector infrastructure. Analyses were performed using panel data from six (6) ASEAN Member States (Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Philippines Singapore, and Thailand) during the period of 2006-2015 and estimated by Fixed Effect Model. The empirical results show that infrastructure services are affecting positively and significantly in improving Indonesia's exports to the Intra ASEAN and the regulatory environment does not have substantial impact. Another factor that increases Indonesia?s export significantly is Indonesia's GDP and dummy ATIGA, meanwhile, population of Indonesia, GDP of the ASEAN Member States and tariff are the factors that reducing Indonesia?s export."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayleen Victoria Nathanie
"Institusi merupakan kunci keberhasilan ekonomi dengan memberi pengaruh terhadap perdagangan. Kinerja perdagangan Indonesia masih mengalami surplus yang terbatas bersamaan dengan kualitas institusi Indonesia yang masih rendah apabila dibandingkan rata-rata negara ASEAN dan negara berpendapatan menengah ke atas. Berdasarkan banyak penelitian yang telah membuktikan pengaruh signifikan institusi terhadap perdagangan, penulis membuat penelitian untuk melihat pengaruh kualitas institusi terhadap kinerja ekspor Indonesia. Penelitian ini menggunakan data kualitas institusi 172 negara mitra dagang termasuk Indonesia pada tahun 2005-2018, dengan variabel dependennya menggunakan ekspor Indonesia. Model pada penelitian ini menggunakan trade gravity dan diestimasi menggunakan OLS dan PPML fixed effect negara dan tahun. Penelitian ini menemukan bahwa kualitas institusi negara mitra dagang ternyata memberi pengaruh negatif yang signifikan terhadap ekspor Indonesia, yang mungkin disebabkan regulasi perdagangan yang semakin ketat. Kemudian, apabila kualitas institusi Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara tujuan, maka ekspor akan meningkat. Hal ini mungkin disebabkan oleh pertimbangan biaya transaksi yang diperhitungkan importir dengan kualitas institusi lebih tinggi dari Indonesia.

Institutions are the key to economic success by influencing trade. Indonesia's trade performance is still experiencing a narrow surplus along with the low quality of Indonesia's institutions compared to ASEAN countries and Upper Middle Income countries. Based on many studies that have proven the significant relationship between institutions and trade, this study aims to see the effect of institutional quality on Indonesia's export performance. This study uses institutional quality data of 172 trading partner countries including Indonesia in 2005-2018, with Indonesia's export as its dependent variable. This study uses trade gravity model and estimated using country and time fixed effect OLS and PPML. This study found that the institutional quality of trading partner countries has a significant negative effect on Indonesia's exports, that may be caused by increasing trade regulation from importers. If Indonesia's institutional quality is higher than the destination country, the export will increase. This is due to the transaction cost considerations that higher institution importers consider."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa Isvari
"Perjanjian perdagangan terus menjadi strategi kebijakan perdagangan yang populer di dunia. Ada urgensi untuk menganalisis pengaruhnya dengan menggunakan indikator nilai tambah domestik; untuk menanggulangi kekurangan statistik tradisional yang umumnya digunakan. Selain bertambahnya jumlah, kedalaman perjanjian perdagangan semakin meningkat, sehingga perlu untuk mengetahui apakah kedalaman perjanjian mempengaruhi hasil perdagangan negara-negara peserta. Di tingkat global, terdapat korelasi positif antara kedalaman perjanjian perdagangan dengan nilai tambah domestik ekspor. Studi ini berusaha untuk mengetahui apakah memang ada pengaruh perjanjian perdagangan terhadap indikator nilai tambah domestik, serta mengkaji apakah pengaruhnya berbeda dengan pengaruhnya terhadap indikator bruto. Menggunakan indeks kedalaman perjanjian perdagangan dari DESTA, data indikator perdagangan dari TiVA OECD-WTO, dan dengan menggunakan model gravitasi dyad yang disesuaikan, penelitian ini menemukan bahwa untuk Singapura, perjanjian perdagangan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap ekspor bruto dan nilai tambah domestik nominal, tetapi berpengaruh negatif terhadap rasio nilai tambah domestik. Kedalaman perjanjian perdagangan juga ditemukan untuk meningkatkan efek. Namun, temuan untuk kasus Indonesia hampir persis kebalikannya, yang bertolak belakang dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa Singapura berada di jalur untuk meningkatkan partisipasi dalam rantai nilai global dengan penurunan rasio nilai tambah domestik, sementara Indonesia berfokus pada pasar domestik bahkan dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan yang ada.

There is an urgency to analyze trade agreements effect using domestic value added in exports (DVA) indicators; to compensate the shortcomings of traditional gross statistics. Aside from increasing in numbers, agreements are becoming deeper, thus creating the need to discover if agreements’ depth affect trade outcome for participating countries. At the global level, there is a positive correlation between trade agreements depth and DVA. This study seeks to discover if there is indeed any effect of trade agreements on DVA indicators, as well as examining if the effect is any different than the effect on gross indicators. Using trade agreements depth indices from DESTA, trade indicators data from OECD-WTO’s TiVA, and by employing adjusted dyad gravity model, this study found that for Singapore, trade agreements have significant and positive effect on both gross exports and nominal DVA, but negative effect on ratio of DVA. Depth of trade agreements are found to enhance the effect. Findings for Indonesia’s case shows almost exactly the opposite, which is in contrast with prior studies. It can be argued that Singapore is on the path to grow participation in GVCs with decreasing ratio of DVA, while Indonesia focuses on domestic market even in utilizing its existing trade agreements."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahaulia Sarah Miradiantri
"ABSTRAK
Ekonomi di Cina telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini, terutama pada bidang perdagangan dengan luar negeri. Cina telah menjadi negara pengekspor terbesar di dunia pada tahun 2014 dan pada tahun yang sama, telah menjadi negara penerima FDI terbesar di dunia. Skripsi ini akan membicarakan tentang hubungan antara aliran masuk FDI dan ekspor di Cina, dan apakah aliran masuk FDI mempengaruhi jumlah ekspor dari Cina. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan model regresi. Hasil dari skripsi ini menunjukan bahwa ada dampak positif dari aliran masuk FDI terhadap jumlah ekspor dari Cina dan FDI adalah salah satu faktor penentu yang signifikan bagiekspor di Cina.

ABSTRACT
China?s economy has grown rapidly over the past few years especially in the trade sector. In 2014, China was the biggest exporting country in the world and the biggest recipient of FDI as well. This paper will discuss about the relationship between FDI inflows and exports from China and whether inward FDI flows has positive impact to exports. Qualitative method is conducted in this paper using regression models. The result from this paper shows that inward FDI flows exports from China positively and inward FDI flows is one of the significant detereminant of exports from China."
2016
S63371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Andiani
"Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh tingkat restriksi ROO terhadap kinerja ekspor dan utilisasi pada skema IJEPA dan AJCEP. Studi ini membangun ROO index sesuai Product Specific Rules (PSR), yang merupakan proxy dari ROO, pada produk HS6 digit dari untuk digunakan sebagai gambaran tingkat restriksi. Penelitian ini membuktikan tingkat restriksi ROO memiliki pengaruh negatif terhadap total ekspor maupun utilisasi skema kedua FTA. Peningkatan tarif yang berlaku juga berdampak menurunkan total ekspor, sedangkan tingkat margin tarif selaras dengan tingkat utilisasi FTA. Pengaturan PSR yang fasilitatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor dan utilisasi skema kerjasama perdagangan internasional.

Japan is one of main Indonesia’s trading partners. This research aims to analyse the impact of ROO’s restrictiveness on the Indonesia export performance and the utilisation of preferential schemes for both IJEPA and AJCEP. This study constructs ROO Index based on Product Specific Rules (PSR), as proxy of ROO, at 6-digit HS level to measure the restrictiveness level. This research found that the restrictiveness of ROO has a negative impact on total exports and utilisation for both FTAs. Increasing rate of applied tariff  would reduces the total export, while the rate of margin tariff positifely impacts the utilisation rate. Providing faclitative PSR would likely improve export performance and utilisation of international trade agreements.     "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrahanan Aliviardi Dewanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek dari Product-specific Rules of Origin terhadap perdagangan ekspor dan impor pada 7 Free Trade Agreement (FTA) Indonesia. Efek FTA terhadap perdagangan akan diestimasi terlebih dahulu berdasarkan negara mitra dan berdasarkan produk pada level disagregasi HS 6-digit menggunakan data dari 15 negara mitra pada tahun 1997-2022. Lalu, dampak ROO terhadap efek FTA pada perdagangan akan diestimasi. Penelitian ini juga menunjukkan sifat restriktif yang dimiliki Rules of Origin serta tingkatan restriktifitas antar tipe berdasarkan studi kasus di Indonesia. Penelitian ini menemukan berbagai macam temuan, seperti ROO yang terbukti restriktif mengurangi efek positif FTA terhadap perdagangan, tipe Change in Chapter (CC) yang paling restriktif, tipe selektif yang lebih longgar dari tipe CTC tunggal, efek ROO pada barang intemediate dan final, dan berbagai temuan lainnya. Penelitian ini akan menjadi referensi yang sesuai dengan studi kasus Indonesia jika pemerintah akan menegosiasikan ulang ROO dari FTA maupun sebagai referensi saat menentukan ROO pada FTA yang baru akan dibentuk.

This research aims to examine the effect of Product-specific Rules of Origin on export and import trade in Indonesia's 7 Free Trade Agreements (FTA). The effect of FTAs on trade will be estimated first by partner country and by product at the 6-digit HS disaggregation level using data from 15 partner countries in 1997-2022. Then, the impact of ROO on the effect of FTA on trade will be estimated. This research also shows the restrictive nature of the Rules of Origin and the level of restrictiveness between types based on case studies in Indonesia. This research found various kinds of findings, such as ROO which was proven to be restrictive reducing the positive effect of FTAs on trade, the Change in Chapter (CC) type which was the most restrictive, the selective type which was looser than the single CTC type, the effect of ROO on intermediate and final goods, and various other findings. This research will be a suitable reference for the Indonesian case study if the government is going to renegotiate the ROO of an FTA or as a reference when determining the ROO in a new FTA that will be formed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>