Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
J. Haris Pranowo
"Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana evaluasi pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah pendidikan dan pelatihan memenuhi standar yang diperlukan. Evaluasi pendidikan dan pelatihan dalam penelitian ini menggunakan teori Kirkpatrick, yakni reaction, learning, changes in behavior, dan result. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner yang diolah menggunakan SPSS 17 for windows, dengan wawancara mendalam untuk memperkuat hasil penelitian. Adapun hasil evaluasi dari penelitian pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

This research aims to investigate the workings of training and development evaluation CPNS Third Level Program in Education and Culture Ministries of Indonesia. The purpose of this research is to assess whether or not the department had met its required standards, by employing Kirkpatrick, Reaction, Learning, Changes in Behavior, and Result dimension theory. A quantitative approach will also be utilised through questionnaire and intervies distribution in order to further strengthen the research outcome. The latter was generated by SPSS 17 for Windows. The result from the evaluation is training and development program already reached the target."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riskha Nur Fitriyah
"Kepuasan peserta diklat dapat dicapai dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik. Oleh karena itu, BDK Semarang sebagai penyedia jasa layanan diklat harus berfokus pada kepuasan peserta diklat sebagai konsumen. Kurangnya kinerja pelayanan selama ini belum sesuai dengan harapan,dan sangat berpengaruh terhadap kepuasan peserta diklat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan antara kenyataan dan harapan para peserta diklat atas pelayanan dari penyelenggara diklat dan menganalisis kualitas pelayanan diklat yang diberikan oleh penyelenggara diklat dengan metode Servqual dan Zone of Tolerance. Berdasarkan nilai dengan metode Servqual,diperoleh bahwa kualitas layanan panitia penyelenggara diklat masih belum bisa memuaskan peserta diklat sebagai pelanggan. Sedangkan nilai dengan metode ZOT (zone of tolerance) didapatkan bahwa dari 15 atribut pelayanan dari panitia penyelenggara diklat, terdapat 9 atribut pelayanan yang masihbisa ditoleransi oleh peserta diklat, yaitu pelayanan saat registrasi, bahan perlengkapan diklat, sarana dan prasarana diklat, kerapihan dan keramahan panitia, respon panitia, keamanan dan kenyamanan peserta, empati panitia terhadap peserta, variasi menu serta profesionalisme dan keramahan pengajar/widyaiswara."
Jakarta: Kementerian Agama, 2019
297 JPKG 42:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abubakar Sidik Effendi
"Salah satu tindakan (treatment) bagi s;taf yang masih dapat diharapkan untuk memiliki kompetcnsi dan dapat beradaptasi terhadap perubahan perusahaan (organisasi) adalah program pelatihan yang tepat muncul suatu pertanyaan (masalah utama dalam tesis ini), yailu :"Sejauhmana tingkat efektivitas pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan yang dilaksanakan tersebut, bagi pengembangan kemampuan kepemimpinan pada suatu organisasi.
Pene1itian ini adalah untuk melakukan evaluasi terbadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan bagi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang deselenggarakan oleh Dispora Kabupaten Bogor pada Tahun 2009. Adapan tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui "tingkat efektivitas" pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan untuk Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang diselenggarakan oleh Dispora Kabupaten Bogor ditinjau dari aspek; reaksi (reactiqn).
Guna mencapai tujuan pcnelitan ini akan digunakan pendekatan analisis tingkat efektivitas pelatihan", Unit analisis dalam penelitian ini adalah "individu" yaitu "individu-individu" (peaerta) yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan untuk OKP pada Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Dispora Kabupaten Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui, bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) kepemimpinan untuk Organisasi Kemasyarakatkan Pemuda (OKP) memiliki tingkat elektivitas yang tercatat tinggi ditinjau dari aspek reaksi (reaction) bagi peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.

One of the action/treatment for participants which Wished has competency and could adapt to the organization's change is correct training program. A question appeared (main problem in this thesis), which is : "How far is the effectiveness level of leadership training which had implemented, for the development of staff ability at one organization?
This research is to make an evaluation to the implementation of leadership training from Youth and Sport Services Bogor Regency for Yooth Community Organization in Boger Regency. It so happens, the purpose of this researoh is: To find out leadership training "Effectiveness Leve111 observed from aspect participants Reaction.
In order to achieve the purpose of this research. The researcher will use training ?Effectiveness Level11 analysis approach. Analysis unit in this research is 11individual?. individuals (staff) whom ever joined (alunmus) leaderShip training on 2009 for Youth Community Organization.
Based on research?s result which had done, The researcher can find out that leadership training has 11 High11 effectiveness level, observed from reaction aspect for the staff/employee whom joined that training."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T21113
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Perdana Firmansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kantor Diklat Kabupaten Bandung merencanakan kebutuhan Diklat pada Diklatpim Tingkat IV serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif di Kantor Diklat Kabupaten Bandung selama 11 (sebelas) minggu yang dimulai dari pertengahan bulan Oktober sampai dengan akhir bulan Desember 2002.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sejumiah informan yang ditentukan secara purposif dengan menggunakan pedoman wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis yang ada kaitannya dengan topik penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan Kebutuhan Diklat pada Diklatpim Tingkat IV Pemerintah Kabupaten Bandung menggunakan Metode Tinjauan Pustaka (Studi Literatur) dan yang dijadikan pustaka/Iiteratur hanya berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasl Negara Nomor 541/XIII/10/E/2001 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dan dokumentasi tentang jumlah pejabat eselon IV yang belum Adum/Diklatpim Tingkat IV. Dan faktor yang mempengaruhi Perencanaan Kebutuhan Diklat pada Diklatpim Tingkat IV dl Kabupaten Bandung adalah Kebijaksanaan Teknis di Bidang Diklatpim Tingkat IV, Kompetensi Perencana Kebutuhan Diklatpim Tingkat IV , Jumlah Calon Peserta, Kompetensi Widyaiswara, Sarana dan Prasarana, serta Kompetensi Tenaga Kediklatan Lainnya. Dari keenam faktor tersebut, terdapat faktor yang selalu ada dalam tiap-tiap faktor yaitu dipengaruhi oleh norma hukum berupa himpunan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Kantor Diklat Kabupaten Bandung Serta Diklatpim Tingkat IV.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penelitian ini menyarankan, dalam jangka pendek, hendaknya tidak hanya melakukan analisa kebutuhan Diklat berdasarkan Keputusan Kepala LAN No. 541/XII/10/6/2001 semata, tetapi perlu dikombinasikan dengan analisa kebutuhan Diklat menurut Hartawan. Sedangkan untuk saran jangka panjang, 1) Perlu ditetapkan Kelompok-kelompok Jabatan Fungsional yang tertuang dalam Peraturan Daerah, 2) Isi Jabatan Fungsional tersebut dengan Widyaiswara Madya kebawah, 3) Tambahkan Seksi Perencanaan dan Seksi Evaluai yang tertuang dalam Peraturan Daerah, 4) Perjelas tanggung jawab pembinaan dan wewenang yang dibelikan kepada Kantor Diklat yang terpisah dengan tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepada Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah yang tertuang setidaknya dalam Keputusan Bupati. Pemisahan tanggung jawab pembinaan dan wewenang tersebut, bias merujuk pendapat Moenir tentang Tanggung Jawab Unit Pengelola Kepegawaian, 5) Bina secara berkala para Pejabat Fungsional di Kantor Diklat dan Pegawai dengan Diklat Fungsional Profesionalisme Kediklatan, serta 6) Khusus bagi para Pejabat Fungsional Kantor Diklat, selain diikutsertakan pada Diklat Fungsional Profesionalisme Kediklatan, juga perlu diikutsertakan secara berkala pada Diklat Fungsional Widyaiswara, Ahli Kurikulum, Ahli Pengujian, Pamong Belajar, dan Guru Ahli."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Amelia
"ABSTRAK
Dalam konteks administrasi negara, peran sumber daya manusia atau aparatur
negara menjadi salah satu unsur yang sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan
pemerintahan dan pembangunan negara. Oleh sebab itu, kualitas aparatur negara
menjadi salah satu perhatian yang utama. Dalam meningkatkan kemampuan aparatur
negara, maka dilaksanakan sebuah program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan pegawai sesuai dengan beban
pekerjaan masing-masing. Melalui program pendidikan dan pelatihan ini, diharapkan
terciptanya perubahan yang signifikan dalam produktivitas kerja pegawai. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan tingkat III dengan produktivitas kerja pegawai di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan
teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan memiliki
hubungan yang lemah dan tidak signifikan dengan produktivitas kerja pegawai di
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Hal ini disebabkan karena ada hal lain
yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai yaitu gaji, lingkungan kerja, latar
belakang pendidikan, dan budaya kerja.

Abstract
In the context of public administration, the role of human resources or the
state apparatus becomes one of the elements that are vital to the continuity of
government?s existence and the development of state. Therefore, the quality of the
state apparatus to be one major concern. In enhancing the ability of the state
apparatus, implemented a program of education and training aimed at improving
knowledge, ability, personnel skills according to their workload. Through education
and training programs, it is hoped the creating of a significant change in man power
productivity of employees. This study aims to determine the relationship between
education and leadership training with the labor productivity level III employee in
the Ministry of Education and Cultural Affairs. This research is a survey with data
collection techniques using questionnaires and interviews.
The results research showed that education and training has a weak and not
significant relationship with productivity of employees working at the Ministry of
Education and Culture. This is because there are other things that affect employee
productivity, namely salary, work environment, educational background, and work
culture."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdjani
"Masyarakat makin memahami pentingnya arti kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan, dan menjadi semakin kritis terutama dalam mendapatkan jasa pelayanan Rumah Sakit yang bermutu Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit yang menjadi ujung tombak dan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Gaung profesionalisme keperawatan di Indonesia sudah terdengar sejak tahun 1983, ketika dikumandangkan Pencanangan Pemenuhan Kebutuhan dasar Bio-psiko-sosio-spiritual pasien melalui Pelayanan Asuhan keperawatan (Asleep) dengan metoda pendekatan Proses Keperawatan.
Permasalahan dalam pelaksanaan standar praktek asuhan keperawatan dapat dilihat dari catatan kegiatan askep yang lebih dikenal dengan istilah pendokumentasian yang merupakan standar VI dari Standar asuhan keperawatan. Perawat perlu meningkatkan kesadarannya bahwa proses keperawatan yang bermutu harus terdokumentasi dan adanya suatu landasan resmi pendokumentasian yang teliti.
Rendahnya cakupan rekam medik dan catatan kegiatan askep di RSMH Palembang dikarenakan kompleksitas dari form yang tidak efektif (24 form). Bersamaan dengan upaya panitia rekam medik untuk merevisi form rekam medik dan catatan keperawatan. Bidang Keperawatan mencoba mengembangkan model dokumentasi yang dimodifikasi untuk mengefektifkan formulir catatan asuhan keperawatan dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan askep di RSMH Palembang.
Sebelum dioperasionalkannya model dokumentasi yang dimodifikasi perlu didesiminasikan terlebih dahulu sekaligus sebagai uji coba model maka dilaksanakan suatu pelatihan klinik.
Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas pelatihan klinik terhadap perawat dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan asuhan keperawatan dengan menggunakan model dokumentasi yang dimodifikasi dengan mengetahui tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi tentang model dokumentasi modifikasi serta keterampilan dalam memenuhi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian model dokumentasi modifikasi.
Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancangan eksperimental ulang non random. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan atau manipulasi pada subjek tanpa melakukan teknik random.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan dengan peningkatan tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, serta berhubungan dengan peningkatan mutu pendokumentasian meliputi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian dengan model dokumentasi modifikasi, namun tidak berhubungan dengan persepsi mengenai model tersebut.
Untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bermutu, diperlukan pelaksanaan pelatihan klinik secara berkelanjutan dengan materi-materi yang selalu diperbaharui sesuai permasalahan yang ada serta evaluasi secara periodik tentang masalah-masalah pencatatan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai pendokumentasian yang makin bermutu dan merata di RSMH Palembang.
Daftar bacaan 47 ( 1982 - 2000)

Effectiveness of Clinic Training in Recording Activity Nursing Guidance in RSMH Palembang, 2001People understand more about the importance of health and health services, and become more critical especially on gaining health services from qualified hospital. Nursing services constitute an integral part of hospital services, which become the frontiers and the main refection of health success as overall The echo of nursing professionalism in Indonesia has been heard since 1983. In that year it was announced the Proclamation of Fulfilling Patients' Bio-psycho-socio-spiritual Basic Needs through Nursing Guidance Services by applying method of Nursing Process.
The problems in carrying out practice standards of nursing guidance can be seen from the recordings of Nursing Guidance Services which is more generally known as documentation which is itself standard VI of Nursing Guidance Standard. Nurses necessarily enhance their awareness that qualified nursing process must be documented and there must be a formal base for such thorough documentation.
The low extent of medical recording coverage and Nursing Guidance Service recording in MH hospital Palembang is due to the complexity of the ineffective forms (24 forms). Together with the medical-recordings committee' efforts to revise the forms of medical recordings and nursing process, Nursing field attempts to develop documentation model, which is modified to make the recording form of nursing guidance in improving the quality of Nursing Guidance Services recordings in MR Hospital, Palembang.
Before the operation of documentation model, which is to be modified, it is required to be tested first and so a clinic training is required.
The research has the objective to find out the effectiveness of clinic trainings towards nurses in increasing the quality of recording activities of nursing guidance by using documentation model, which is modified by knowing the knowledge levels of nursing guidance documentation. This research is a quasi experiment applying non-random re-experimentation design. In this research, manipulation is carried out on subject without applying random technique.
The outcomes of the research show that training has relationship with the increase of knowledge level concerning documentation of nursing guidance, and also with the increase of documentation quality, which include completeness, accuracy, and legal aspect of filling up with documentation model of modification, but has nothing to do with the perception about the model.
To ensure the continuity of making qualified nursing guidance documentation, continual clinic trainings, which are provided with always-revised materials based on the issues, is required to be held, and so is the evaluation of problems in recording nursing guidance activities in order to have more qualified and impartial documentation in MR Hospital Palembang.
Bibliography ; 47 readings (1982 -- 2000)"
2001
T5140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorkasiani
"ABSTRAK
Sekolah Perawat Kesehatan adalah salah satu Pendidikan Kesehatan yang turut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mendidik tenaga profesional keperawatan. Sebagai tenaga profesional perawat yang baik harus mampu berkomunikasi dan bertindak tepat pada klien yang dirawatnya. Untuk menjadi perawat yang terampil dalam bertindak, maka selama pendidikan calon perawat harus mendapat pengetahuan dan kerampilan yang cukup selama pendidikan. Untuk itu dalam proses belajar mengajar diperlukan metode mengajar yang tepat agar tujuan pendidikan tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh metode ceramah yang disertai latihan lapangan terhadap kemampuan menyuluh pratindakan keperawatan di Sekolah Perawatan Kesehatan Persabahatan Jakarta Timur.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang membandingkan metode ceramah yang tidak mendapat perlakuan apapun, sedangkan desain penelitian adalah Pre Test - Post Test Control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Perawat Kesehatan Persahabatan Jakarta Timur yang berjumlah 240 orang. Sampel diambil secara random untuk kelas.
Teknik penggumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan observasi pelaksanaan penyuluhan di tempat praktek dengan menggunakan lembar observasi siswa yang dilakukan oleh instruktur Medis di ruangan,
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Wilcoxon untuk dua kelompok (sebelum dan sesudah intervensi) dan uji Kruskall Wallis untuk uji tiga kelompok.
Hasil analisis Wilcoxon sebelum dan sesudah intervensi menunjukan adanya perbedaan pengetahuan dan praktek Pratindakan Keperawatan (p<0,00005) pada a=0,05, Dan hasil analisis Kruskall Wallis dari ketiga kelompok responden juga menunjukan perbedaan pengetahuan dan praktek (p<0,00005) pada a = 0,05. Box plot menggambarkan kelompok yang mendapat perlakuan ceramah ditambah latihan lapangan memiliki skor jauh lebih tingi dari kelompok yang mendapat ceramah dan kelompok kontrol.
Kesimpulan dari analisis di atas rnembuktikan bahwa metode ceramah ditambah dengan latihan lapangan dapat meningkatkan pengetahuan dan praktek Penyuluhan Pratindakan Keperawatan responden, dibandingkan dengan yang hanya mendapat ceramah dan kelompok kontrol. Dari hasil temuan diatas disarankan bagi institusi kesehatan untuk memasukan pelajaran penyuluhan pratindakan keperawatan didalam kurikulum Sekolah Perawat Kesehatan, yang pengajarannya bukan hanya diberikan dengan ceramah saja, tapi langsung dipraktekkan di lapangan.

ABSTRACT
Health Nursing School is one of Health Educations that has a role in developing the intellectual life of the nation, educates a professional nurse. As a good professional nurse, she l he have to have the ability to communicate and to act appropriately to his/her clients who is taken care of Being a skilled nurse a nurse candidate must get appropriate knowledge and skill during the education. Therefore in the nursing education, we need an appropriate method of teaching therefore that the purpose of the education is achieved.
This research objective is to know of the influence of lecturing followed by a field practice toward the ability to counsel nursing pre action in Persahabatan Nursing School East Jakarta.
This is an experiment study that compare lecture method plus field practice with lecture method only and control group without any treatment. The study design is Pre test, Post test Control Group Design. Population of this study is all students of the Persahabatan Nursing School in East Jakarta, that is 240 students. Sample was drow by randomization of the classes. Data was collecting by using questionnaire and direct observation of the counseling practices.
Wilcoxon (before and after intervention) and Kruskall Wallis test were used in the analysis data. Analysis using non parametric method science this Wilcoxon test showed there is a different in knowledge and practice (p < 0.00005) a = 0.05. Before and after intervention Kruskall Wallis showed the same difference -(p < 0.00005) between the groups. a = 0.05.
The conclusion of this study is Base Plot showed that the score of lecture method flus field practice much more higher then lecture method only and control group without any treatment.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Wulandari S.
"Pembangunan suatu bangsa seperti Indonesia memerlukan aset pokok yang terpenting, yaitu sumber daya manusia. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Sebagaimana organisasi lain yang bersifat dinamis, BPPT menyelenggarakan program diklat bagi para pegawainya supaya selalu dapat mengikuti dinamika kemajuan teknologi yang perkembangannya berjalan dengan cepat, salah satu program pendidikan dan pelatihan itu adalah Diklatpim Tingkat IV yang berkaitan dengan pembentukan sosok awal pegawai negeri sipil dengan tingkat jabatan struktural eselon IV.
Untuk mengetahui apakah program diklat tersebut sudah sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaannya adalah dengan melakukan evaluasi pasca diklat, dimana pada instansi BPPT diselenggarakan oleh unit kerja Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan. Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan pengendalian mutu, karena pengendalian mutu pada dasarnya merupakan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah dicapai dan hasil tersebut dapat diketahui melalui evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi Diklatpim Tingkat IV tahun 2011 pada Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan BPPT. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didasarkan pada tujuan desktiptif, dimana pada penelitian ini dilakukan dengan teknik kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pejabat eselon IV di lingkungan BPPT yang mengikuti Diklatpim Tingkat IV pada tahun 2011, yaitu berjumlah 30 orang dan atasan langsung dari masing-masing peserta diklat. Hasil yang diperoleh dari evaluasi Diklatpim Tingkat IV tahun 2011 pada Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan BPPT sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat kendalakendala yang dihadapi.

Development of a nation like Indonesia needs that were important underlying asset, namely human resources. To obtain quality human resource, human resource development needed to be done through education and training. As with any other organization that is dynamic, BPPT education programs and training for its employees to always be able to follow the dynamics of technological progress whose development goes quickly, one of the education and training programs that are educational and leadership training level IV relating to the formation of the initial figure of an employee civil servants with the rank of an echelon IV tural structures.
To determine whether education and training programs it is in conformity with the planning and implementation is to conduct an evaluation of education and training post in which the agency was organized by work units BPPT Development Center, Education and Training. E valuation is part of quality control activities, because quality control is basically an attempt to improve and enhance the achievements and results can be discovered through the evaluation.
This study aims to analyze the evaluation of education and leadership training level IV In 2011 at the Center for Development, Education and Training of BPPT. This type of research uses a quantitative approach based on objective descriptive where the research was conducted by questionnaire technique. The population in this study were all within the echelon IV BPPT who take part in education and leadership training Level IV in 2011, which amounted to 30 people and the direct supervisor of each participant. The results obtained from the evaluation of education and leadership training level IV in 2011 at the Center for Development, Education and Training of BPPT has been running well, but there are still faced obstacles.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elvina Diah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26441
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>