Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Phellia Emirza
"Kelebihan berat badan memiliki dampak pada pertumbuhan dan perkembangan remaja. Remaja yang kelebihan berat badan memiliki risiko tinggi menjadi orang dewasa yang kelebihan berat badan dan mengalami penyakit degeneratif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan makanan dan faktor lain dengan kejadian kelebihan berat badan pada remaja berusia 10 - 12 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metode simple random sampling dengan actual subject 107 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, recall (2x24 jam), dan pengisian self administered questionnaire oleh responden. Kuesioner diberikan kepada responden untuk mengetahui adanya anggota keluarga yang kelebihan berat badan, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square, odd ratio, dan independen T-test.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kelebihan berat badan adalah 53,3%. Terdapat hubungan bermakna (p = 0,031; OR: 2.9) antara kebiasaan mengonsumsi serat dengan kelebihan berat badan. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan energi (p = 0,000), asupan karbohidrat (p = 0,000), konsumsi protein (p = 0,000), asupan lemak (p = 0,000), dan aktivitas fisik (0,046) antara siswa yang kelebihan berat badan dengan siswa yang tidak kelebihan berat badan. Kerja sama antara lembaga kesehatan, sekolah, dan orang tua untuk mencegah dan mengatasi masalah ini sangat diperlukan yaitu dalam membiasakan siswa melakukan pola hidup sehat yang diantaranya mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Excess body weight has an impact on adolescents?s growth and development. Adolescents who are excess body weight have a higher risk to be adults who are excess body weight and have degenerative diseases. This research was conducted to figure out the relationship of food intake and other factors with the incidence of excess body weight in adolescents aged 10- 12 years. This research was using a cross-sectional design and simple random sampling method with actual subject 107 respondents. Data were collected through anthropometric measurements, recall (2x24 hours), and self administered questionnaire. Questionnaires were given to respondents to know of any family member who is excess body weight, eating habits, and physical activity. Statistical tests used in this study are chisquare, odd ratio, and independent T-test.
The result showed that the prevalence of excess body weight is 53,3%. There is significant relation (p=0,031;OR: 2,9) between fiber consumption habits with excess body weight. Moreover there are statistically significant difference between energy intake (p=0,000), carbohydrate intake (p=0,000), protein intake (p=0,000), fat intake (p=0,000), and physical activity (0,046) between students who are excess body weight with students who are not excess body wight. Therefore to prevent and resolve this problem required the cooperation between health agencies, schools, and parents to accustom students have healthy lifestyle including eating a balanced nutritious diet, consuming adequate amounts of fiber, and regular physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Permata Surya
"Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada rendahnya kualitas diet dan tingginya kejadian obesitas. Sekolah di Kecamatan Tangerang Kota, diketahui memiliki aksesibilitas yang tinggi untuk mendapatkan fast food, sehingga dikhawatirkan membuat para siswanya mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food modern pada siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang pada tahun 2013. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 178 siswa, sedangkan jarak dan kemudahan diketahui melalui observasi lapangan dan diukur menggunakan pencitraan satelit dengan bantuan perangkat lunak Google Maps Geo-coding JavaScript API versi 2.0.
Hasil menunjukkan sebanyak 62% responden mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering, terdapat perbedaan proporsi yang signifikan pada pendidikan terakhir ibu (p=0,045), status pekerjaan ibu (0,037) dan uang saku (0,003) dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Setelah diuji secara multivariat, hanya uang saku yang menunjukkan p value secara signifikan (p=0,013) dengan interpretasi siswa yang memiliki uang saku besar beresiko 2,566 kali sering mengonsumsi fast food dibandingkan siswa yang memiliki uang saku kecil setelah dikontrol variabel pendidikan terakhir ibu, status pekerjaan ibu, jarak sekolah terhadap restoran fast food, dan kemudahan akses. Kesimpulan yang didapatkan adalah uang saku merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang, tahun 2013.

Often to eat fast food can have an impact on poor quality of diet and high incidence of obesity. Schools in district of Tangerang Kota known to have high accesibility to fast food. It will give implication of higher frequency for eating fast food. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in the state high school students in the district of Tangerang Kota at 2013. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionaire of 178 students. While, the distance known from direct observation and measured using satellite imaging with aid of Google Maps, Geo-coding Java Script API version 2.0.
Result showed that 62% of respondents had higher frequency of eating fast food. There is a significant difference in the proportion of mother's education level (p=0.045), mohter’s employment status(0.037) and daily allowance (0,003) in determining the frequency of fast food consumption. After multivariate test, only daily allowance that shows significant p value (p=0,013) with the interpretation of the students who had little pocket money after the controlled variable of mother’s education level, mother’s employment status, distance of school to fast food restaurant, and accesibility. In conclude, the amount of daily allowance is the most dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in state high school student, district of Tangerang Kota, Tangerang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veranika Darmidy
"Latar belakang : Periode kritis peningkatan berat badan terjadi pada masa transisi dari SMU ke perguruan tinggi. Aktivitas fisik diduga berkurang dan waktu sedentary bertambah.
Tujuan: Mengetahui perbandingan tingkat dan pola aktivitas fisik antara siswa SMU dengan mahasiswa FK sebagai upaya awal mengidentifikasi berat badan lebih pada populasi mahasiswa FK.
Metode: Dari tiap kelompok dipilih 62 subyek. Dilakukan penelitian pendahuluan untuk menyusun pedoman aktivitas fisik modifikasi Bouchard. Dikumpulkan data berat badan, tinggi badan, IMT, data aktivitas fisik, dan data asupan energi.
Hasil: Seluruh subyek memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, dengan pola aktivitas fisik yang sama (p>0,05). Proporsi berat badan lebih kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05), jumlah waktu sedentary sama (p>0,05) dengan waktu screen time sedentary yang lebih lama pada kelompok siswa SMU (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik, pola aktivitas fisik, dan jumlah waktu sedentary antara kelompok siswa SMU dengan mahasiswa FK.

Background: The critical period of weight gain occurred during the transition from high school to college. Presumably physical activity reduced and sedentary time increased.
Objective: To determine the comparison of the level and pattern of physical activity between high school students and medical students as an initial study to identify overweight in medical students population.
Methods: From each group 62 subjects were selected. Preliminary research was conducted to develop guidelines for modified Bouchard physical activity record. Data were collected: weight, height, BMI, physical activity, and energy intake.
Results: All subjects had a low level of physical activity, with the same pattern of physical activity (p> 0.05). The proportion of body weight over the two groups did not differ (p> 0.05), the sedentary time was the same (p> 0.05) with screen time sedentary was longer in high school students group (p <0.05).
Conclusion: There were no difference in physical activity level, physical activity patterns, and the amount of sedentary time between the two groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Bagus Astawa
"ABSTRAK
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah suatu kondisi kesehatan berupa
kelebihan berat badan yang memiliki dampak serius berupa potensi timbulnya
berbagai macam penyakit. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi obesitas/kelebihan berat badan diantaranya adalah melakukan
pengaturan makanan dan aktivitas fisik, sehingga berat badan menjadi terkontrol.
Secara umum kendala yang dialami penderita obesitas/kelebihan berat badan
adalah kesulitan melakukan pengontrolan berat badan secara rutin dan kesulitan
mengontrol kalori yang masuk melalui asupan makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu program penurunan berat badan
dengan menggunakan teknologi machine-to-machine (M2M) dan menggunakan
timbangan khusus yang dapat meng-upload hasil penimbangan ke server. Selain
itu juga dilengkapi dengan website dan aplikasi Android yang dapat memberikan
rekomendasi jenis makanan yang dapat di konsumsi setiap hari berdasarkan
perhitungan kalori oleh sistem dengan menggunakan standar Body Mass Index
(BMI) yaitu perbandingan berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan
tinggi kuadrat dalam satuan meter . dimana untuk standar orang asia BMI > 23
didefinikan sebagai kelebihan berat badan, BMI >30 didefinisikan sebagai
obesitas.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah studi literatur, Tahapan
desain, perancangan sistem, pembuatan database menu makanan, validasi menu
makanan, pemrograman Android, dan pembuatan algoritma perhitungan kalori,
pengujian dan evaluasi terhadap rancang bangun sistem yang dibuat.
Hasil penelitian ini adalah suatu prototype system Machine to Machine
(M2M) yang mampu memberikan rekomendasi jenis makanan berdasarkan
jumlah kalori yang dibutuhkan oleh penderita kelebihan berat badan / obesitas,
yang telah dilakukan uji coba kepada 11 orang, setiap orang diminta untuk
mematuhi asupan kalori yang boleh dimakan setiap harinya sehingga perilaku dari
setiap orang dalam melakukan diet ini sangat berperan penting dalam mencapai
hasil yang diharapkan sesuai rekomendasi yang diberikan.
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh hasil semua pasien bisa
menurunkan berat badan mereka 2,7 sampai dengan 5,8 kg dalam waktu 9-10
minggu, dengan 6 di antaranya berhasil mencapai berat badan ideal.

ABSTRACT
Obesity oroverweight is a health condition such as overweight which has
seriously affected the form of the potential emergence of various diseases. There
are several ways that can be done to tackle obesity / overweight of which is to
dietary and physical activity, so the weight be controlled. In general constraints
experienced by the obese / overweight is a difficulty making weight control
routine and difficulty controlling calories taken in through food intake.
This study aims to help weight loss programs by using the technology of
machine-to-machine (M2M) and using special scales that can upload to the server
weighing results. It is also equipped with a website and Android app that can give
recommendation types of food that can be consumed on a daily basis based on the
calculation of calories by the system using the standard Body Mass Index (BMI)
which is the ratio of weight in kilograms divided by height squared in meters.
Asian people where to standard BMI> 23, defined as overweight, BMI> 30 is
defined as obese.
The result of this research is a prototype system of Machine to Machine
(M2M) capable of providing recommendation types of food based on the number
of calories needed by people with overweight / obesity, which has been tested to
11 people, each person was asked to comply with caloric intake may eat each day
so that the behavior of any person in doing this diet is very important in achieving
the expected results according to the recommendations given.
From the test results obtained by the results of all patients can reduce their
weight by 2.7 to 5.8 kg within 9-10 weeks, with 6 of them managed to reach the
ideal weight."
2016
T45398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Hardi Hardjawinata
"Kelebihan berat badan pada saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Prevalensi kelebihan berat badan di Indonesia menurut Riskesdas pada tahun 2007 adalah sebesar 19,1% (8,8% overweight dan 10,3% obese), meningkat menjadi 21,7 % pada tahun 2010. Peningkatan prevalensi ini menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit yang berkaitan dengan kelebihan berat badan seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hiperlipidemia, osteoartritis dan lain-lain Beberapa metode untuk menurunkan berat badan adalah diet, aktivitas fisik, terapi perilaku, obat-obatan, pembedahan dan akupunktur. Saat ini penanganan kelebihan berat badan dengan Elektroakupunktur (EA) telah banyak diminati.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek EA pada titik akupunktur telinga dan atau tubuh terhadap penurunan berat badan sebesar ≥ 1 % per minggu pada pasien dengan kelebihan berat badan. Desain penelitian ini adalah serial kasus dengan jumlah sampel penelitian sebesar 28. Sampel berasal dari data rekam medik pasien di Poliklinik Akupunktur RSCM yang mendapat terapi akupuntur dan telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Kriteria keberhasilan untuk penurunan berat badan yang bermakna adalah penurunan berat badan sebesar 1-2% per minggu dari berat badan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan persentase penurunan berat badan pada pasien kelebihan berat badan sebesar 1,11 % per minggu dengan angka keberhasilan sebesar 89,28%.

Excess body weight nowadays is a public health problem in the world. The prevalence of excess body weight in Indonesia according to Riskesdas in 2007 was of 19.1% (8.8% overweight and obese 10.3%), increased to 21.7% in 2010. This has led to an increase in morbidity and mortality of the disease related to excess body weight, such as hypertension, type 2 diabetes mellitus, hyperlipidemia, cardiovascular disease, osteoarthritis, and other misc. Some methods for losing weight are diet, physical activity, behavior therapy, medications, surgery and acupuncture. Currently handling excess body weight with electroacupuncture (EA) has been a lot of interest.
The purpose of this research is to know the effect of EA at acupuncture points ears and or body on body weight loss of ≥ 1% per week in patients with excess body weight. The study design is a case series and the sample size is 28. The sample was taken from medical record data of patients in Clinic Acupuncture RSCM who got the acupuncture therapy and have met the criteria of inclusion and not the exclusion criteria. Success criteria for meaningful body weight loss is a 1-2% of body weight loss per week from the previous body weight. The results showed the percentage of body weight loss in excess body weight patients of 1,11 % per week with the success rate of 89,28 %.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anggraini Pradityaningsih
"Berat badan lebih (BB Lebih) saat ini menjadi permasalahan umum di masyarakat yang dapat meningkatkan morbiditas anak ketika dewasa. Diperlukan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kondisi BB lebih ini. Tujuan penelitian ini untuk menurunkan proporsi BB lebih pada anak usia sekolah dasar. Desain yang digunakan adalah studi potong lintang (cross-sectional). Sampel yang digunakan sebanyak 288 siswa yang berasal dari SDN Duren Sawit 08 Pagi, Jakarta Timur. Data diambil dengan melakukan pengukuran antropometri dan pembagian kuesioner kepada sampel penelitian. Dari penelitian, didapatkan hasil sebanyak 25,7% responden mengalami berat badan berlebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gaya hidup, yakni lama menonton televisi, lama waktu tidur, lama bermain games atau komputer, serta kegiatan di luar sekolah tidak berhubungan dengan kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di DKI Jakarta. Sementara ti, faktor akses dari sekolah berhubungan dengan kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di DKI Jakarta (p < 0,05).

Overweight nowadays is a common problem in the community that can increase child morbidity. Thus, identification of the factors that affect this condition is needed. The purpose of this study is to decrease proportion of child`s overweight and obesity. The study design is cross-sectional. The samples were 288 students which taken from SDN Duren Sawit 08 Pagi, Jakarta Timur. Data was obtained by doing anthropometric measurements and distributing questionnaire to the samples. This study found that 25,7% respondence are overweight. This study shows that lifestyle factor, which is tv watching, nighttime sleep duration, playing games or computer, and physical activity is not related to overweight in school-aged children. Otherwise, access to school has significant difference with overweight in school-aged children in DKI Jakarta (p >0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Chairulina Dara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan kejadian
karies pada anak gemuk usia 3-5 tahun. Subjek penelitian adalah anak usia 3-5
tahun sebanyak 34 anak yang terdiri dari 17 anak gemuk dan 17 anak normal.
Disain penelitian adalah deskriptif analitik potong lintang. Pengambilan data
dilakukan dengan pengisian kuesioner. Pemeriksaan klinis untuk memperoleh data
kejadian karies dilakukan dengan kriteria def-t. Hasil penelitian memperlihatkan
adanya hubungan tidak bermakna (p>0,05) antara gaya hidup (pola makan
selingan dan aktivitas fisik) dengan kejadian karies. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan adanya hubungan tidak bermakna antara gaya hidup dan kejadian
karies pada anak gemuk.

Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship between lifestyle and
caries incidence in overweight children age 3-5 years old. The subject of this
study were children age 3-5 years old, as many as 34 children consisting of 17
overweight children and 17 normal weight children. Design of this study was a
cross sectioned experiment. Input data was done with questionare. Clinical
examination with the def-t index was used to measure caries incidence. The result
showed no significant result (p>0,05) between lifestyle (in-between meal and
physical activities) and caries incidence. In conclusion, there is no significant
association between lifestyle and caries incidence in overweight children."
2012
T31181
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Ajeng Pratiwi
"Obesitas pada anak menjadi masalah gizi utama dalam beberapa dekade terakhir dan berkembang pesat di banyak negara, termasuk Indonesia. Pangan olahan khususnya ultra processed food (UPF) sebagai bagian dari klasifikasi NOVA diketahui memiliki ciri-ciri padat energi tinggi, berlemak, bergula dan asin sehingga dapat menyebabkan obesitas. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan UPF dengan indeks massa tubuh menurut umur (BAZ) pada anak usia sekolah 10-12 tahun di Surabaya. Pengumpulan data dilakukan di tiga sekolah negeri dan swasta di Surabaya, Jawa Timur Indonesia selama Maret-April 2020. Responden penelitian ini adalah siswa SD kelas 4 dan 5 sebanyak 136 siswa yang dipilih secara acak. Pengukuran berat badan dan tinggi badan diperoleh untuk menghitung BAZ, sedangkan konsumsi UPF diperoleh dengan food frequency questionnaire (FFQ) dan recall 24 jam. FFQ untuk menilai konsumsi UPF disusun berdasarkan 1x recall 24 jam pada studi utama. Kuesioner terstruktur dan kuesioner aktivitas fisik untuk anak (PAQ-C) digunakan untuk menilai status sosio- demografi, tingkat aktivitas fisik, asupan energi, waktu di depan layar dan morbiditas anak. Uji Spearman digunakan pada analisis bivariat dan regresi linear digunakan untuk analisis multivariat, analisis data menggunakan SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13% responden mengalami kelebihan berat badan dan 24% obesitas; konsumsi UPF menyumbang 14% dari total asupan energi dengan median energi dari UPF 247 kkal/hari. Sebagian besar responden mengonsumsi energi yang tidak cukup dan aktivitas fisik rendah. Tidak ada hubungan signifikan antara konsumsi UPF dan BAZ (r=-0.097, p=0.196). Hanya aktivitas fisik yang berhubungan signifikan dengan BAZ pada analisis multivariat (p=0.014). Jenis UPF Obesogenik dan Non Obesogenik perlu dibedakan untuk mendapatkan korelasi yang jelas antara konsumsi UPF dan BAZ pada anak usia sekolah.

Childhood obesity became the major nutritional problem in the last decades and growing rapidly in many countries, including Indonesia. Processed food especially ultra-processed food (UPF) as part of NOVA classification had known contain obesogenic nutrient which were high energy dense, fatty, sugary and salty may lead to overweight and obesity. This cross-sectional study aimed to assess the correlation between UPF and body mass index for age (BAZ) among school age children 10- 12 years old in Surabaya. Data collection was conducted in three public and private school in Surabaya, East Java Indonesia during March-April 2020. Elementary students in the 4th and 5th grade were enrolled 136 students randomly selected as respondents. Weight and height measurement were obtained for calculating the BAZ, while UPF consumption was obtained by food frequency questionnaire (FFQ) and 24-hours recall. FFQ to assessed UPF consumption was developed based on single 24-hours recall from bigger study. Structured questionnaire and physical activity questionnaire for children (PAQ-C) were used to assessed socio- demographics status, physical activity level (PAL), energy intake, sedentary screen time and child morbidity. Spearman test for bivariate analysis and linear regression for multivariate analysis, all data analyzed used SPSS version 20. The result found 13% of respondents were overweight and 24% obese; UPF consumption contribute 14% of total energy intake with median energy from UPF 247 kcal/day. Most of respondent had inadequate TEI and low PAL. No significant association was found between UPF consumption and BAZ (r=-0.097, p=0.196). Only physical activity that significant in multivariate analysis (p=0.014). It is necessary to distinguish the type of obesogenic and non-obesogenic UPF to get clear correlation between UPF consumption and BAZ among school age children."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce Magdalena Santoso
"Tujuan: Mengetahui pengaruh penurunan berat badan terhadap kadar asam urat plasma dan urin subjek dengan berat badan lebih.
Tempat: Sebuah pusat kebugaran di Kelapa Gading, Jakarta Utara
Metodologi: Dilakukan penelitian pada 26 perempuan peserta program penurunan berat badan (BB) yang bersedia mengikuti penelitian ini. Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi pra dan pasca perlakuan tanpa pembanding. Tiap subjek mendapat diet rendah kalori seimbang dan olahraga aerobik selama 12 minggu. Diet rendah kalori seimbang diberikan berdasarkan pengurangan kalori sebesar 1000 kkal/hari.
Dengan perhitungan keluaran energi selama olahraga aerobik yang diprogramkan berkisar antara 200-400 kkal/hari, diet yang diberikan kira-kira 800-1100 kkal/hari. Sebelum diberikan olahraga aerobik dilakukan tes Cooper untuk menilai kemampuan maksimal tiap subjek dalam berolahraga. Olahraga aerobik diberikan dengan intensitas 60-80% kemampuan maksimal, lama latihan 60 merit; dan frekuensi 5 kali seminggu Pemeriksaan antropometri dan kadar asam urat dilakukan pada awal, minggu ke 2, dan akhir perlakuan.
Hasil Terjadi penurunan BB secara signifikan (p<0,05; uji t berpasangan) dan 74,30 ± 10,48 kg menjadi 65,31 ± 8,56 kg (penurunan 12,10%); penurunan indeks massa tubuh (IMT) secara signifikan (p<0,05) dari 29,79 ± 4,28 menjadi 26,19 ± 3,41 kglm2 (pemmman 12,08%); dan penurunan massa lemak (ML) secara signifikan (p<0,05) Bari 36,21 ± 2,80 menjadi 25,97 ±2,94% (penurunan 28,28%). Pada minggu ke 2 terjadi peningkatan kadar asam urat plasma dan urin, masing-masing dari 5,40 ± 1,29 menjadi 5,96 ± 1,44 mg/dL (peningkatan 10,37%) dan dari 542,23 ± 179,39 menjadi 583,15 ± 202,35 mg/dL (peningkatan 7,55%). Setelah perlakuan 12 minim' terjadi penurunan kadar asam urat plasma dan urin yang signifikan (p<0,05) masing-masing dari 5,40 ± 1,29 menjadi 4,39 t 1,21 mg/dL (penurunan 18,70%) dan dari 542,23 ± 179,39 menjadi 479,06 ± 134,73 rng/dL (pemurumn 11,60%). Penurunan berat badan mempunyai korelasi lemah dengan penurunan kadar asam urat plasma (r = 0,32) dan penurunan kadar asam urat urin (r = 0,33) namun tidak signifikan (p >0,05). Dengan uji multivariat didapat korelasi positif atas peningkatan kadar asam urat plasma minggu ke 2 dengan BB awal. Penurunan kadar asam urat plasma pada akhir penelitian mempunyai korelasi positif dengan person ML akhir perlakuan. Penurunan kadar asam carat urin akhir perlakuan berkorelasi positif dengan asupan protein awal, serta berkorelasi negatif dengan clearance asam urat swat.
Kesimpulan: Pada proses penurunan berat badan dengan diet rendah kalori seimbang dan olahraga aerobik, kadar asam urat plasma dan urin mula-mula akan meningkat, kemudian menurun mencapai kadar yang lebih rendah daripada kadar awal.

Effects of Weight Reduction by Balanced Low-Calorie Diet (LCD) and Aerobic Exercise on Plasma and Urinary Uric Acid Levels of Overweight WomenObjective: To investigate the effects of weight reduction on plasma and urinary uric acid levels of overweight subjects
Place: One fitness centre at Ketapa Gading, North Jakarta
Methods: Twenty six overweight women were studied in a pre and posttest, using control group as the same subjects as the treatment group. Subjects received a balanced LCD and aerobic exercise for 12 weeks. Balanced LCD was given based on energy deficit 1000 kcal/day. Energy expenditure from aerobic exercise was 200 to 400 kcal and the subject were given diet of 800-1100 kcallday. All subjects had to undergo Cooper test for designing the aerobic exercise program. The intensity of the aerobic exercise was 60-80% of maximum capacity with duration of 60 minutes 5 days a week Anthropometric measurements and plasma and urinary uric acid were examined at the beginning, second week and after the treatment
Results: Balanced LCD and aerobic exercise given for 12 week significantly (p<0.05; paired t test) decreased body weight (BW), body mass index (BM), and fat mass from 74.30 ± 10.48 kg to 65.31 ± 8.56 kg (decreased 12.10%), from 29.79 ± 4.28 to 26.1.9 ± 3.41 kg/m2 (12.08%), and from 36.21 ± 2.80 to 25.97 ± 2.94% (28.28%) respectively. In the second week, plasma and urinary uric acid levels increased from 5.40 ± 129 to 5.96 ± 1.44 mg/dL (10.7%) and from 542.23 ± 179.39 to 583.15 ± 202.35 mg/dL (7.55%). After 12 weeks of treatment, plasma and urinary uric acid levels decreased significantly (p<0,05) from 5.40 ± L29 to 4.39 ± 1.21 mg/dL (18.70%), and from 542.23 ± 179.39 to 479.06 ± 134.73 mg/dL (11.60%) respectively. There was a weak correlation between weight reduction and plasma (r = 0.32) and urinary uric acid levels (r = 0.33), but not significant (p X0.05). With multivariate analysis, there was a positive correlation between increased plasma uric acid level with BW before treatment There was a positive correlation between decreased of plasma uric acid after treatment with fat mass after treaatment (%). There was a positive correlation between decreased after treatment urinary uric acid level and before treatment protein intake, and had a negative correlation with before treatment uric acid clearance.
Conclusions: In the process of weight reduction with balance LCD and aerobic exercise, plasma and urinary uric acid levels increased in the second week, and decreased to the levels lower than the base line at the end of treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T8287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwirina Hervilia
"Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya pengaruh aktivitas fisik terhadap kegemukan anak setelah dikontrol dengan jenis kelamin, asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, riwayat kegemukan keluarga, pengetahuan gizi ibu, persepsi ibu di TK Mardi Yuana Tahun 2009. Disain penelitian ini adalah kasus kontrol yaitu yang termasuk kelompok kasus adalah anak dengan nilai Z-Score IMT/U >= 2 SD dan yang termasuk dalam kelompok kontrol adalah anak dengan nilai Z-score < 2 SD. Dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner untuk menilai aktivitas fisik dan food frekuensi quitionnaire semi kuantitatif.
Hasil penelitian analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko dapat disimpulkan bahwa aktifitas fisik (nilai MET S) berpengaruh terhadap kegemukan anak setelah mengontrol jenis kelamin, riwayat kegemukan, persepsi ibu, dan asupan karbohidrat. Pada tingkat kepercayaan 95% (95% CI) anak dengan aktifitas fisik kurang aktif (< 256,5 nilai METS} memiliki risiko 5,034 kali untuk mengalami kegemukan dibandingkan anak dengan aktifitas fisik kurang aktif (<256,5 nilai METS). Sedangkan variabel confounder yang dominan adalah variabel jenis kelamin dengan nilai OR 3,826.

Objective of this study is to know influence of physical activity to child’s overweight and obesity after controlled by sex, energy intake, carbohydrate, protein, fat, historical family obesity and mother’s nutrition knowledge at TK Mardi Yuana year 2009. Design for this study is case control, that is, the case for children with Z-Score IMT/U >= 2 SD and the control for children with Z-Score < 2 SD. Data was collected during April-May 2009. This study used body weight and height data, physical activity questionnaire and food frequency questionnaire semi quantitative.
Result of this study at multivariate analysis use multiple logistic regression, can be concluded that physical activity (METS value) affects for children overweight and obesity after controlled by sex, historical obesity, mother’s perception, and carbohydrate intake. At 95% confidence level (95% CI) child with less active physical activity (METS value <256.5) have risk 5.034 times to have obesity compared by child with active physical activity (METS value >= 256.5). And dominant confounder variable is sex with value OR 3.826.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33942
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>