Ditemukan 8568 dokumen yang sesuai dengan query
Schaik, Arthur van
Den Haag: CIP-Gegevens Koninklijke Bibliotheek, 1986
325.392 SCH c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hemmerechts, Kristien
Arnhem: Pandora, 2004
BLD 839.313 HEM ki
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gunn, Geoffrey C.
Boulder Westview Press 1990,
959.4 G 434 r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan salinan dari naskah lontar yang diterima Pigeaud dari Dr. Klaverweiden di Surabaya, pada Februari-April 1926 (kina naskah lontar tersebut tidak diketahui keberadaannya). Penyalinan dikerjakan dalam bentuk tulisan tangan oleh Pigeaud sendiri, dan dalam bentuk naskah ketikan yang kemungkinan dibuat oleh staff Pigeaud. Teks berisi keterangan tentang naskah-naskah lontar, yaitu: 1. Pawukon almanak; 2. Anbiya; 3. Mitologi; 4. Cerita Yusuf; 5. Cerita Menak; 6. Pawukon; 7. Darmajati; 8. Serat kandha, dan 9. Cerita Asmarawulan. Bandingkan dengan FSUI/LL.75 dan 76."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.66-L 10.09
Naskah Universitas Indonesia Library
Pelzer, Karl J.
'S-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1978
992.05 PEL p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ahmad Raihan
"Skripsi ini membahas tentang pasukan kontra-gerilya Korps Marechaussee Te Voet pada masa Perang Kolonial Belanda di Aceh. Berawal dari keinginan Belanda untuk menguasai wilayah Kesultanan Aceh. Niat tersebut gagal dilaksanakan pada serangan pertama. Kemudian, pada serangan berikutnya Belanda berhasil mendapatkan posisi di Aceh. Karena kuatnya perlawanan masyarakat Aceh yang menggunakan strategi gerilya, Belanda kesulitan untuk memperluas kekuasaannya dan terpaksa menerapkan strategi bertahan di Aceh. Namun, adanya strategi ini membuat Belanda hanya mampu bertahan dari serangan pasukan Aceh tanpa mampu melakukan perluasan wilayah. Untuk itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda membentuk suatu pasukan dengan strategi kontra-gerilya bernama Korps Marechaussee Te Voet yang bertugas untuk melawan strategi gerilya pasukan Aceh. Dalam perkembangannya, Korps Marechaussee Te Voet muncul sebagai pasukan yang diandalkan oleh Pemerintah Kolonial untuk melakukan operasi militer melawan pasukan gerilya Aceh.
The aim of this thesis is to analyze the use of the counter-insurgency force Korps Marechaussee Te Voet during the Dutch Colonial Wars in Aceh. The history began when the Dutch had desired to conquer the Sultanate of Aceh, but the intention was not succeed in the first attack. After the second invasion, the Dutch finally took control of Aceh. As the form of Aceh people?s defense against the Dutch which used the guerrilla strategy was strong, such condition got the Dutch difficult to mount the invasion there causing them to build the protection/strategy defensible. However, the strategy made the Dutch only capable of withstanding the Aceh forces without any capacities to expand their territory. To end the condition, the Colonial Government formed an army with counter-insurgency strategy called Korps Marechaussee Te Voet which designed to fight Aceh guerrilla tactics. In conclusion, the Korps Marechaussee Te Voet emerges as a reliable force built by the colonial government to conduct military operations against guerrilla forces in Ace."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56800
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
New York: Congressional Quarterly Press, 1981
060.73 CON
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Donald, David Herbert
New York: Vintage Books, 2001
973.7 Don l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kats, J.
"Buku ini adalah buku panduan pertunjukan wayang orang yang diselenggarakan di Keraton Yogyakarta pada tanggal 3, 4, 5 dan 6 September 1923. Berkenaan dengan perintah Sultan HB VIII. Adapun lakon yang dipergelarkan adalah Jaka Semadi dan Sri Suwela."
Weltevreden: G. Kolff, 1923
BKL.0100-WY 7
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Groningen Wolters 1878
839.31 Mor
Buku Teks Universitas Indonesia Library