Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165343 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mela Desina
"Skripsi ini membahas perbedaan karakter disiplin, tanggung jawab dan penghargaan antara anak SD di kota metropolitan dan non-metropolitan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa pihak sekolah dapat melakukan pelatihanpelatihan untuk guru dan siswa guna meningkatkan kualitas pendidikan akhlak di sekolah; dapat menggunakan sistem kurikulum yang tidak hanya mengutamakan nilai akademis tetapi juga nilai akhlak dan moral para siswanya; pihak sekolah juga dapat menggunakan muatan lokal sebagai wadah para siswa mengembangkan nilai moral pada diri sendiri.

The focus of this study is the difference discipline, responsibility, and respect character of student between metropolitan and non-metropolitan city. This research is quantitative descriptive interpretive. The data were collected by mean of kuesioner. The researcher suggests that the school should improve the quality of moral education by mean pelatihan-pelatihan to the teachers and the students; use the curriculum that give the priority to morals and morality value for students instead academic value; and also can use ?muatan lokal? as a place for students to developt theirself morals value."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ariella Fedora
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh gaya pengasuhan terhadap karakter disipin, tanggung jawab, dan penghargaan pada anak usia middle childhood. Subjek penelitian ini adalah anak usia 8-9 tahun sebanyak 203 orang. Karakter dan gaya pengasuhan anak diukur dengan menggunakan akat ukur yang dikonstruk bersama dengan payung penelitian Pendidikan Karakter. Berdasarkan hasil penghitungan dengan one-way Anova didapatkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan karakter disiplin, tanggung jawab, dan penghargaan yang signifikan pada empat gaya pengasuhan berbeda, yaitu authoritative, authoritarian, permissive,dan neglectful pada anak usia middle childhood.

The aim of this research is to see the effect of parenting style on discipline, responsibility, and respect in middle childhood. The subjects are 203 children aged 8 and 9. Characters and parenting style of the subjects are measured by instruments that were constructed by a group of Character Education Research. Based on the measurement using one-way Anova, the result shows that there are significant differences between characters, which are discipline, responsibility, and respect, and parenting styles, which are authoritative, authoritarian, permissive, and neglectful in middle childhood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citrawanti Oktavia
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara persepsi iklim sekolah dengan tanggung jawab belajar siswa SMA. Pengukuran persepsi iklim sekolah menggunakan modifikasi Instrument student perception of school climate yang dibuat oleh NASSP (National Association of Secondary School Principals) dan pengukuran tanggung jawab menggunakan alat ukur yang dikonstruksi dari teori Sukiat (1993). Partisipan berjumlah 161 siswa yang berasal dari beberapa sma di Jakarta dan sekitarnya yang terdiri dari tiga tingkatan kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan hubungan antara iklim sekolah dengan tanggung jawab siswa (R2 = 0.304; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, sebanyak 30,4 % varians persepsi iklim sekolah dapat dijelaskan melalui tanggung jawab siswa, sedangkan 69.6 % sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diketahui. Hasil lain menunjukkan bahwa dimensi persepsi iklim sekolah yang memberikan sumbangan indeks korelasi parsial kuadrat yang signifikan dengan tanggung jawab adalah nilai tingkah laku siswa, penyelenggaraan bimbingan, hubungan orang tua dan komunitas dengan sekolah serta pengelolaan pengajaran. Berdasarkan hasil tersebut, iklim suatu sekolah perlu ditingkatkan untuk mendukung tanggung jawab siswa terutama pada dimensi yang memberikan sumbangan indeks korelasi parsial kuadrat yang signifikan tersebut.

This research was conducted to find correlation between students perception of school climate and responsibility student of learning among. Perception of school climate was measured using an modification instrument from NASSP (National Association od School Secondary Program) and responsibility was measured using a instrument constructed from Sukiat (1993). The participants of this research are 161 students from several high schools in Jakarta and near from Jakarta consist of three grade classes from this school. The main results of this research show that perception of school climate correlated significantly with responsibility (R2 = 0.304; significant at L.o.S 0.05). That is, as much as 30,4% variance perception of school climate can be explained by responsibility students of learning, while 69.6% were influenced by other variables that are not known. Other results showed that dimension of school climate that contribute correlation partial indeks significantly with responsibility students of learning are student behavioral values, guidance, parent & community school relationship and instructional managements. Based on these results, school climate needs to improve for increased responsibility among students, especially in the dimension that contribute significantly with responsibility students mainly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mitra Rachmawati
"Tanggung jawab siswa berkaitan dengan pencapaian prestasi akademiknya. Prestasi ini juga didukung oleh guru, terutama melalui efektivitas mengajar guru selama di kelas. Pada penelitian ini akan diketahui hubungan antara tanggung jawab siswa dalam lingkup pendidikan dengan persepsi siswa terhadap efektivitas mengajar guru, khususnya mata ajar matematika, pada siswa kelas 2 SMA. Tanggung jawab dalam lingkup pendidikan dilihat melalui enam faktor yaitu hasil kerja yang bermutu, kesediaan menanggung resiko, pengikatan diri pada tugas, memiliki prinsip hidup, kemandirian, dan keterikatan sosial (Sukiat, 1993).
Persepsi efektivitas mengajar guru dilihat melalui persepsi siswa dalam area perencaan, pengajaran, penilaian, dan manajemen kelas (Hubbard, 2001). Partisipan dalam penelitian ini berasal dari satu sekolah negeri dan satu sekolah swasta di Depok. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tanggung jawab siswa dengan persepsi efektivitas mengajar guru pada mata ajar matematika. Selain itu, diketahui juga beberapa karakteristik guru yang dianggap efektif oleh siswa.

Students' responsibility has a correlation in their academic achievements. This academic achievements also supported by teachers, especially in teachers' effectiveness during the class. This study will find out the correlation between students' academic responsibility in educational context and students' perception of effective teaching, especially in mathematic, among students at second grade in senior high school. Responsibility in educational context was seen through six factors, sterling result, willingness to take a risk, task fulfillment, having a life principle, self-autonomous, and social bonding (Sukiat, 1993).
Perception of effective teaching was seen through students? perception in four areas namely, planning, instruction, grading, and classroom management (Hubbard, 2001). Participants of this study derive from derive from one public high school and one private high school located in Depok. Result indicated that there was a significant correlation between students' responsibility and students? perception of effective teaching in mathematic. Beside this result, study also showed some teachers' characteristics that students repute as effective.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adman Maliawan
"Pendidikan penting bangsa bagi Indonesia. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang balk Pendidikan dapat di ikuti melalui 2 jenjang, pendidikan formal dan non format. Kesuksesan jangka pendek seseorang dalam mengikuti pendidikan dapat dilihat dan prestasi belajar yang dimilikinya. Menurut Suryabrata prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal; faktor eksternal dibagi menadi faktor non sosial dan sosial; faktor sosial dibagi menjadi faktor lingkungan keluarga dan Iingkungan sekolah. Faktor internal dibagi menjadi faktor psikologis dan fisiologis. Faktor psikologis dipengaruhi oleh intelegensi minat, bakat, motivasi, dan tanggung jawab. Penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan antara tanggung jawab dengan prestasi belajar. Menurut Schneiders sejak seorang anak lahir akan di ajarkan disiplin dari orang tuanya dengan tujuan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Disiplin ini disebut dengan disiplin eksternal.
Tujuan dan disiplin eksternal adalah membentuk dlsiplin internal yang pada akhimya akan membentuk self dicipline, self-control dan will power. Menurut Anderson dan Prawat individu yang memiliki self-control dapat bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Menurut Morris terdapat 2 macam tingkah laku bertanggung jawab, yaitu bertanggung jawab (being responsible) dan terpaksa bertanggung jawab (being held responsible). Bacon mengatakan bahwa siswa siswi sekolah yang bertanggung jawab akan mengerjakan tugasnya tanpa pengawasan orang Iain. Hal ini terkait dengan disiplin internal. Sedangkan siswa-siswi sekolah yang terpaksa bertanggung jawab hanya mengerjakan tugas jika ada pengawasan dari pihak Iuar. Hal ini terkait dengan disiplin eksternal. Corno menemukan ada siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar kemudian berusaha dengan belajar sendiri, dengan teman dan bertanya kepada guru. Ini adalah ciri-ciri siswa-siswi yang bertanggung jawab. Tingkah laku belajar sendiri, dengan teman dan bertanya kepada guru dapat meningkatkan prestasi belajar. Bacon telah menemukan 6 kategori tingkah laku bertanggung jawab menurut persepsi siswa-siswi sekolah itu sendiri. Penemuan Bacon menjadi dasar terbentuknya alat ukur tanggung jawab yang akan dihubungkan dengan prestasi belajar di sekolah.
Dalam metode penelitian ini, hipotesa alternatif yang disusun adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tanggung jawab pada pelajaran di sekolah dengan prestasi belajar yang dicapai olah siswa sekolah menengah umum di Jakarta. Sedangkan hipotesa nol yang disusun adalah tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tanggung jawab pada pelajaran di sekolah dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sekolah menengah umum di Jakarta. Sebagai variabel tergantung adalah prestasi belajar yang secara operasional diukur melalui nilai total masing-masing mata pelajaran. Sebagai variabel bebas adalah tanggung jawab dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Sebagai variabel konstan dalam penelitian adalah intelegensi yang diukur dengan menggunakan PM Advanced dari Raven Subyek yang digunakan adalah siswa kelas II SMU.
Teknik pengambilan sampel adalah Incidental Sampling. Jumlah responden adalah sebesar 148 orang. Alat pengumpul data variabel tergantung adalah legger, yaitu Iembar kerja guru yang di dalamya tercantum secara lengkap nilai, nilai total, ranking, absen dan hasil tes intelegensi siswa. Alat pengumpul data variabel bebas adalah kuesioner yang dibuat berdasarkan 6 kategori tanggung jawab dari Bacon. Skala yang digunakan merupakan adaptasi dari skala Likert yang terdiri dari 6 kutub. Uji validitas dilakukan dengan face validity dan internal consistency. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode alpha cronbach. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi pada cawu 1 p = 0,003 kecil dari 0,05 dan cawu 2 p = 0,005 kecil dari 0,05. Nilai korelasi pada cawu 1 r12.3 = 0,2430 dan pada cawu 2 r12.3 = 0,2324.
Kesimpuian dari penelitian adalah hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif diterima. Kontribusi tanggung jawab terhadap prestasi belajar sebesar R2 = 4%. Dan faktor intelegensi dan faktor-faktor lain yang belum diketahui sebesar 96%. Belajar di sekolah sebenarnya bukan kegiatan yang menarik bagi siswa-siswi SMU. Persepsi terhadap tanggung jawab diri dari siswa-siswi SMU ini adalah mereka tidak bertanggung jawab pada pelajaran disekolah. Sebagian besar tanggung jawab dari siswa-siswi ini adalah terpaksa bertanggung jawab (being held responsible). Saran dalam penelitian ini agar melakukan uji validitas eksternal pada kuesioner tanggung jawab.
Pada penelitian lebah lanjut disarankan agar meningkatkan heterogenitas sampel. Penelitian Iebih lanjut agar diupayakan mengontrol faktor-faktor Iain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar selain tanggungjawab. Dengan hasil yang positif dan signifikan maka dapat diupayakan pengadaan pelatihan tanggung jawab bagi siswa-siswi SMU. Perlu diupayakan adanya referensi mengenai tanggung jawab yang lebih banyak. Pelaksanaan penelitian perlu memperhatikan agenda akademik siswa-siswi sekolah. Mengingat mereka memiliki jadwal akademi yang berbeda dengan dunia perguruan tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Hardianti Gunardi
"Latar belakang: Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas GPPH disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik dan lingkungan. Zat besi berperan sebagai kofaktor enzim tirosin-hidroksilase dalam proses modulasi produksi dopamin dan epinefrin, yang berpengaruh pada kontrol perilaku motorik normal.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara risiko tinggi defisiensi besi dengan GPPH.
Metode: Studi kasus kontrol menggunakan kuesioner untuk uji tapis pertama GPPH dan defisiensi besi, melibatkan 376 siswa SD 01, 03, dan 05 Kenari, Jakarta periode 2015/2016.
Hasil: Melalui uji Chi-square, ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara risiko tinggi defisiensi besi dengan GPPH pada siswa dengan odds ratio 2,447 1,354 ndash; 4,422, IK 95 , p = 0,002.
Kesimpulan: Risiko tinggi defisiensi zat besi merupakan salah satu faktor risiko GPPH pada siswa sekolah dasar di Jakarta. Kecukupan asupan zat besi pada anak perlu dijaga sejak dini.

Background: Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD is caused by many factors, including genetics and environmental factor, e.g. iron. Iron acts as a cofactor in the modulation of dopamine and epinephrine production, affecting control in motoric behavior.
Aim: of study To find the association between the high risk of iron deficiency and ADHD.
Method: A case control study using questionnaire to screen ADHD and iron deficiency in 376 elementary students in SD Kenari Jakarta.
Results: Positive correlation between the high risk of iron deficiency and ADHD, using Chi square method with odds ratio 2.447 1.354 ndash 4.422, IK 95 , p 0.002.
Conclusion: High risk of iron deficiency is a risk factor of ADHD in elementary school students in Jakarta. Children should maintain adequate iron intake since early hood.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mustika
"ABSTRAK
Prestasi akademik merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Maliawan (1998), tanggung jawab berhubungan secara positif signifikan
dengan prestasi. Hasil penelitian Cobb (dalam Wentzel 1993) juga menunjukkan bahwa
tanggung tanggung jawab memiliki pengaruh terhadap prestasi. Tindakan yang bertanggung
jawab berkembang dari rasa tanggung jawab. Menurut Stern (2008) rasa tanggung jawab
berkembang lebih kuat jika siswa berada dalam lingkungan yang sesuai. Maka, dapat
diasumsikan akan terdapat perbedaan rasa tanggung jawab pada siswa yang berada dalam
lingkungan yang sesuai dan tidak sesuai. Kesesuaian kepribadian individu dengan karakteristik
lingkunganya disebut Holland (dalam Donohue, 2006) sebagai congruence dan ketidaksesuaian
sebagai incongruence. Konsep kesesuaian tersebut penting bagi siswa kelas XI yang menghadapi
penjurusan di SMA. Menurut Sphokane, et al. (2000) masih sedikit penelitian mengenai
lingkungan pendidikan dan karakter siswa. Sepengetahuan peneliti, di Indonesia juga belum
pernah ada penelitian mengenai tanggung jawab dan congruence. Oleh karena itu, peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui apakah secara kuantitatif terdapat perbedaan rasa
tanggung jawab pada siswa kelas XI yang memiliki congruence dan incongruence. Rasa
tanggung jawab diukur menggunakan alat ukur tanggung jawab yang disusun berdasarkan teori
Sukiat (1993) dan pengukuran minat dilakukan dengan menggunakan alat tes Self Directed
Search (SDS) Holland. Congruence dan incongruence ditentukan dengan mencocokkan hasil tes
minat subjek dengan jurusannya. Partisipan dalam penelitiaan ini berjumlah 118 orang siswa
kelas XI SMA N 81 Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean
rasa tanggung jawab yang signifikan pada siswa kelas XI yang memiliki congruence dan
incongruence (t = -3.139; p = 0.002, signifikan pada LoS 0.05).

Abstract
Academic achievement is important for a student. Based on research that was conducted by
Maliawan (1998), responsibility has positive significant with achievement. Cobb (in Wentzel
1993) is also showed that the sole responsibility to have an influence on achievement.
Responsible action develops from a sense of responsibility. According to Stern (2008) sense of
responsibility grow stronger if the student is in a suitable environment. Thus, we can assume that
there will be differences in the sense of responsibility between students who are in a suitable
environment and are not. Suitability of individual personality characteristics toward the
environment, (Holland in Donohue, 2006), has a congruence and incongruence as
incompatibility. The concept of fitness is important for students who face a majoring subject in
XI class of high school. According Sphokane, et al. (2000) there still a little research on the
educational environment and character of the students. Researcher's knowledge, in Indonesia has
not been any research on the responsibility and congruence. Therefore, the researchers conducted
a study to determine whether there are quantitative differences in the sense of responsibility to
the class XI student who has a congruence and incongruence. Sense of responsibility was
measured by using a measuring instrument which is based on responsibility which is applied by
Sukiat theory (1993) and the measurement of interest is done by using the assay Self Directed
Search (SDS) Holland. Congruence and incongruence are determined by comparing test results
with their major interest in the subject. Participants in this research consist of 118 class XI
student of SMA N 81 Jakarta. The results of this research indicate that there are differences mean
a significant sense of responsibility in class XI students who have a congruence and
incongruence."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Leo
"Penelitan ini membahasas mengenai analisis manajemen pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru. Latar belakang dari penelitian ini, ketidaksiapan Pemerintah Kota Pekanbaru pada masa transisi penanganan manajemen pengelolaan sampah dari pihak ketiga sehingga menyebabkan adanya timbunan sampah yang tidak terangkut seluruhnya oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru karena jumlah sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang kurang mendukung serta masih rendahnya partisipasi dari masyarakat untuk mengelola sampah. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis manajemen pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism dengan metode kualitatif.
Hasil penelitian ini yaitu menemukan bahwa manajemen pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru masih belum cukup baik, hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator berikut: jumlah petugas kebersihan yang masih belum memadai; kinerja pegawai yang belum maksimal; penegakan hukum/pemberian sanksi pada pelanggar pembuang sampah belum berjalan; sarana dan prasana pengelolaan sampah yang belum memadai; sistem pengolahan di TPA yang belum menggunakan sistem sanitary landfill; ketersediaan anggaran baik dari penerimaan retribusi dan biaya operasional masih belum memadai serta belum adanya insentif bagi pengguna sampah; dan peran serta masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan pengelolaan sampah baik dari penyediaan wadah sampah, pemilahan dan pembayaran retribusi.

This research examines the analysis of waste management which conducted by the Department of Environment and Sanitation Services of Pekanbaru City. The background of this research unpreparedness of Pekanbaru Municipal Government during the transition of handling of garbage management management from third party causing existence of a high piles of waste that are not fully carried by the Environment and Sanitation Services of Pekanbaru City because the lack of human resources, facilities and infrastructure are not support, and there is no awareness from society to manage the waste. The purpose of this research is to analyze the management of waste management in Pekanbaru City. This research uses post-positivism approach with qualitative method.
The result of this research is finding that waste management in Pekanbaru City is still not good enough, it can be seen from the following indicators: the number of janitor is still not enough; performance of employees who have not maximized; law enforcement/sanctioning of violators of garbage disposal not yet in operation; facilities and infrastructure of inadequate waste management; a processing system in a landfill that has not yet used a sanitary landfill system; the availability of budget both from the receipt of retribution and operational costs is still not adequate and there is no incentive for users of waste; and community participation that has not fully supported the implementation of waste management from the provision of waste containers, sorting and retribution payments."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rezki Mulyono
"ABSTRAK
Pemilihan moda adalah satu bagian paling penting dari proses permodelan permintaan dalam perencanaan transportasi perkotaan. Pada pemilihan moda terdapat berbagai faktor pengaruh yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, salah satunya faktor kenyamanan berkendara. Faktor kenyamanan berkendara yang didefinisikan pada penelitian ini lebih kepada pengaruh guncangan akibat dari perkerasan dan pengaruh pengemudi.
Penelitian ini untuk mencari kemauan membayar lebih mahal terhadap kenyamanan berkendara untuk kereta dibandingkan dengan bus yang didefinisikan sebagai nilai Willingness to pay (WTP). Nilai WTP diperoleh melalui desain penelitian eksperimental dengan memberikan hypothetical situation kepada responden yang mementingkan kenyamanan ketika seluruh atribut yang membedakan antara bus dan kereta adalah sama kecuali faktor kenyamanan berkendara. Pemilahan data sahih untuk mendapatkan nilai WTP menggunakan statistik deskriptif. Kemudian dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui jenis statistik inferensial. Setelah itu dilakukan uji hipotesis deksriptif untuk mengetahui homogenitas populasi. Karena populasi heterogen dilakukan uji hipotesis hubungan dan perbandingan antara nilai WTP terhadap karakteristik responden dan didapatkan karakteristik responden yang mempengaruhi nilai WTP adalah terhadap tingkat pendapatan.
Hasil dari analisa menunjukkan responden Jakarta dan Pekanbaru merupakan populasi yang heterogen sehingga didapatkan nilai WTP responden Jakarta untuk pendapatan rendah adalah Rp 2.200,- dan Rp 4.700,- untuk pendapatan tinggi sedangkan nilai WTP untuk responden Pekanbaru untuk pendapatan rendah adalah Rp 2.600,- dan 5.300,- untuk pendapatan tinggi. Dan hasil uji hipotesis komparatif perbedaan nilai WTP antara responden Jakarta dengan responden Pekanbaru berbeda secara signifikan.

ABSTRACT
Modal choice is one of the most important parts of demand model in urban transportation planning. There are several factors that influence the decision, both quantitatively and qualitatively. One of them is riding comfort, which in this research defined as bumpy effect of pavement and driving behavior.
This research is aimed at analyzing the comparison of riding comfort of rail-based and road-based mass transportation which is expressed in willingness to pay (WTP) value. WTP value is obtained from experimental design with hypothetical situation given to respondents who prioritize riding comfort over other similar differentiating factors of trains and buses. Data selection to obtain valid WTP values is carried out by using descriptive statistic test. Normality test is used to determine what kind of inferential statistic to be applied, followed by descriptive hypothetical test for population homogeneity. As the population heterogeneous, correlative and comparative hypothetical test are required to obtain between WTP value toward the respondent characteristic which influence the WTP value, and this results income level.
The results show that WTP value for Jakarta respondent is Rp 2.200,- for low income and Rp 4.700,- for high income while for Pekanbaru respondent is Rp 2.600,- for low income and Rp 5.300,- for high income. The result of comparative hypothetical test of difference WTP value between Jakarta and Pekanbaru respondents is found to be significant.
"
2016
T45116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Settlement and construction concept of retailers (PKL) have to develop regulations, construction and protection purposes. Regulation of settlement and construction for PKL have to accommodation sociological, juridical and philosophical principal to enact local ordinance. Neglecting those dimensions has negative implication for the people, especially PKL. It's no relevance with protection of human rights and good regulation principles."
JIPUR 12:21 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>