Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vira Setya Prayogo
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological capital dan kepuasan kerja pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (Luthans, et al., 2007a) dan pengkuran kepuasan kerja menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 177 perawat yang bekerja di rumah sakit X. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dan kepuasan kerja pada perawat (r = 0.299; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Hasil tersebut dapat diartikan, semakin tinggi tingkat psychological capital maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja perawat.

This research was conducted to find the correlation between psychological capital and job satisfaction among nurse. Psychological capital was measured by instrument named pyschological capital questionnaire (Luthans, et al., 2007a) and job satisfaction was measured by instrument named job satisfaction surevy (Spector, 1994). The Participants of this research are 177 nurses. The main result of this study show that psychological capital positively coralated significantly with job satisfaction (r = 0.299; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). Intepretation from the result is , more higher psychological capital, the higher showing job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Daniswara
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological capital dan work engagement pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur psychological capital questionarre (Luthans et al., 2007) dan pengukuran work engagement menggunakan alat ukur utrecht work engagement scale (Schaufeli et al., 2002 dalam Seppala et al., 2009). Partisipan berjumlah 173 perawat yang memiliki karakteristik bertugas di rumah sakit X yang merupakan rumah sakit milik pemerintahan di Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dan work engagement pada perawat (r = 0.364; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat psychological yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat work engagament orang tersebut.

This research was conducted to find correlation between psychological capital and work engagement among nurse. Psychological capital was measured using a modification instrument named psychological capital questionarre (Luthans et al., 2007) and work engagement was measured using a modification instrument named utrecht work engagment scale (Schaufeli et al., 2002 in Seppala et al., 2009). The participants of this research are 173 nurse from hospital X. Hospital X is a government hospital located in East Jakarta. The main results of this research show that psychological capital positively correlated significantly with work engagement (r = 0.364; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). This is, the higher psychological of one?s own, the higher showing work engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Armelia
"Penelitian ini fokus pada hubungan antara psychological capital dan psychological empowerment pada perawat. Psychological capital adalah suatu perkembangan psikologis yang positif pada individu yang memiliki karakteristik self efficacy, optimism, hope, dan resiliency (Luthans, Youssef, dan Avolio, 2007). Psychological empowerment adalah sebuah konstruk motivasi yang diwujudkan dalam empat kognisi, yaitu meaning, competence, self determination, dan impact (Spreitzer 1995). Penelitian sebelumnya belum banyak yang menjelaskan hubungan antara kedua variabel, khususnya di Indonesia, dan aplikasinya pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (PCQ) (Luthans dkk, 2007) dan pengukuran psychological empowerment menggunakan alat ukur Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) (Spreitzer, 1995). Partisipan adalah 176 perawat di Rumah Sakit X yang terpilih secara accidental. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan psyhological empowerment pada perawat (r = 0,546, p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya, semakin tinggi psychological capital yang dimiliki perawat, maka semakin tinggi pula tingkat psychological empowerment pada dirinya. Dengan demikian, manajemen rumah sakit sebaiknya menciptakan iklim kerja yang lebih baik dan lebih kondusif.

This study focused on correlation between psychological capital and psychological empowerment among nurses. Psychological capital is an individual?s positive psychological state of development and is characterized by self efficacy, optimism, hope, dan resiliency (Luthans, Youssef, dan Avolio, 2007). Psychological empowerment is a motivational construct manifested in four cognitions1 meaning, competence, self-detennination and impact (Spreitzer, 1995). Previous studies haven?t explained the relationship between two variables, especially in Indonesia, and its application among nurses. Psychological capital was measured using a modification instrument named Psychological Capital Questionnaire (PCQ) (Luthans et al, 2007) and psychological empowennent was measured using a modification instrument named Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) (Spreitzer, 1995). The participants of this research are 176 nurses at Hospital X by accidental sampling. The main results of this research show that psychological capital positively correlated significantly with psychological empowerment (r = 0,546, p = 0,000, significant at L.o.S 0,0l). That is, the higher psychological capital of one?s own, the higher showing psychological empowerment. From this result, the hospital is suggested to create better and more condusive work climate for the nurses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Damayanti
"Perawat harus memiliki karakteristik psikologi yang positif. Penelitian ini fokus pada hubungan antara psychological capital dan job involvement pada perawat. Psychological capital adalah suatu perkembangan psikologis yang positif pada individu dengan karakteristik self efficacy optimism hope dan resiliency (Luthans Youssef dan Avolio, 2007). Job involvement adalah identifikasi diri secara psikologis dengan pekerjaannya saat ini Kanungo 1982. Penelitian menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire PCQ Luthans dkk 2007 dan Job Involvement Questionnaire JIQ (Kanungo ,1982). Partisipan adalah 207 perawat di Rumah Sakit X yang terpilih secara accidental. Hasil menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan job involvement pada perawat r 0 199 p 0 004 signifikan pada L o S 0 01. Artinya semakin tinggi psychological capital yang dimiliki perawat maka semakin tinggi pula tingkat job involvement pada dirinya. Dengan demikian manajemen rumah sakit sebaiknya melakukan kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk meningkatkan psychological capital dan job involvement pada perawat.

Nurses should have the characteristics of positive psychology. This study focused on correlation between psychological capital and job involvement among nurses. Psychological capital is an individual`s positive psychological state of development and is characterized by self efficacy optimism hope dan resiliency (Luthans Youssef dan Avolio, 2007). Job involvement is a generalized cognitive style of psychological identification with the job (Kanungo, 1982). This study was measured using a modification instrument named Psychological Capital Questionnaire PCQ Luthans et al 2007 and Job Involvement Questionnaire JIQ Kanungo 1982 The participants of this research are 207 nurses at Hospital X by accidental sampling. The main results of this research show that psychological capital positively correlated significantly with job involvement r 0 199 p 0 004 significant at L o S 0 01. That is the higher psychological capital of one`s own the higher showing job involvement. From this result hospital management should conduct a systematic and continuous activity to improve the psychological capital and job involvement among nurses."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekotyas Elastrina A
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological capitaldan intention to leave pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur psychological capital questioner (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dan pengukuran intention to leave menggunakan alat ukur anticipated turnover scale (Atwood, 1985). Partisipan berjumlah 187 orang perawat yang bekerja di rumah sakit umum swasta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara psychological capital dan intention to leave pada perawat (r = -0,169; p = 0.010, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi psychological capital yang dimiliki seseorang, maka semakin rendah intention to leave yang dimiliki. Berdasarkan hasil tersebut, psychological capital pada perawat perlu dikembangkan untuk menurunkan intention to leave sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

This research was conducted to find the correlation between psychological capital; and intention to leave among nurses.Psychological capital was measured using a modification instrument named psychological capital questioner (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007 ) and intention to leave was measured using a modification instrument named anticipated turnover scale (Atwood, 1985). The participants of this research are 187 nurseswho are working in private hospital.
The main results of this research show that psychological capital has negative correlatio significantly with intention to leave (r = -0.169; p = 0.010, significant at L.o.S 0.05). That is, the higher psychological capital of one?s own, the lower showing intention to leave. Based on these results, psychological capital among nurse need to be developed to reduce intention to leave so they can give the best health service to the people."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Mikko
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital dan komitmen organisasi pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur psychological capital questionnaire (Luthans, et al., 2007) dan pengukuran komitmen organisasi menggunakan alat ukur Commitment scale items (Allen dan Meyer, 1990). Partisipan berjumlah 175 orang perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan komitmen organisasi pada perawat (r = 0.149; p = 0.050, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi psychological capital yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi pula komitmen organisasi yang dimiliki orang tersebut. Selain itu, komponen psychological capital yang memiliki sumbangan paling besar, yaitu self-efficacy. Berdasarkan hal tersebut, seorang perawat perlu ditingkatkan psychological capital-nya terutama komponen self-efficacy sebagai salah satu faktor yang meningkatkan komitmen organisasi.
This research was conducted to find the correlation between psychological capital and organizational commitment among nurses. Psychological Capital was measured using an instrument named psychological capital questionnaire (Luthans, et al., 2007) and organizational commitment was measured using an instrument named commitment scale items (Allen and Meyer, 1990). The participants of this research are 175 nurses. The main results of this research show that psychological capital positively correlated with organizational commitment (r = 0.149; p = 0.050, significant at L.o.S 0.05). which means, the higher psychological capital someone‟s own, showing the higher organizational commitment. Furthermore, the biggest contribution component of psychological capital toward organizational commitment was self-efficacy. Based on these result nurses need to improve the psychological capital especially self-efficacy, as one of factor that increasing organizational commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prajnadhyma Bramadewandhana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran psychological capital sebagai moderator hubungan antara work-family conflict dan kepuasan kerja. Pengukuran work-family conflict dilakukan dengan melihat kedua arahnya work interference with family dan family interference with work, menggunakan alat ukur WFCS work-family conflict scale. Kepuasan kerja diukur menggunakan alat ukur MSQ Minnesota Satisfaction Questionnaire. Psychological Capital diukur menggunakan alat ukur PCQ Psychological Capital Questionnaire. Responden dalam penelitian ini adalah 205 ibu bekerja di daerah Jakarta dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara work interference with family dan kepuasan kerja r=-0,32, p0,05.

This research was conducted to know moderating role of psychological capital on relationship between work family conflict and job satisfaction. Each directions of Work family conflict work interference with family dan family interference with work was measured using WFCS work family conflict scale. Job satisfaction was measured using MSQ Minnesota Satisfaction Questionnaire. Psychological Capital was measured using PCQ 24 Psychological Capital Questionnaire 24. Respondents of this research are 205 working mothers in vicinity of Jakarta. The results showed there was negative significant correlation between work interference with family and job satisfaction r 0,32, p0,05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debia Nur Epita
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara Psychological Well-being dan kepuasan kerja pada PNS Organisasi Pemerintahan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Pengukuran Psychological Wellbeing menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well Being dan pengukuran kepuasan kerja menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). Responden dalam penelitian ini berjumlah 141 PNS dari sembilan kantor pemerintahan di Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological well-being dan kepuasan kerja pada PNS Organisasi Pemerintahan (r = 0.283; p = 0.001, signifikan pada L.o.S 0.05). Hasil tersebut dapat diartikan, semakin tinggi tingkat psychological well-being maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja PNS Organisasi Pemerintahan.

This research was conducted to find the correlation between psychological wellbeing and job satisfaction among civil servant. This research is using quantitative approach by collecting data through questionnaires. Psychological well-being was measured by instrument named Ryff’s Psychological Well Being Scale, which is adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. Job satisfaction was measured by instrument named Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). The participants of this research are 141 civil servants from nine government offices in Yogyakarta.
The main result of this study show that psychological well-being positively correlated significantly with job satisfaction (r= 0.283; p = 0.001, significant at L.o.S 0.05). Intepretation from the result is, higher psychological well-being, the higher job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Adi Wicaksana
"Perawat yang baik salah satunya ditandai dengan memiliki tingkat perilaku sukarela yang tinggi, yaitu Organizational Citizenship Behavior (OCB). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological capital (PsyCap) dan organizational citizenship behavior(OCB) pada perawat. PsyCap (Luthans et al., 2007) merupakan keadaan perkembangan psikologis yang positif pada individu dengan karakteristik: memiliki self-efficacy, optimism, hope, dan dan resiliency. OCB (Organ, 1988) suatu tingkah laku individu yang sukarela, tidak secara langsung atau eksplisit diakui oleh sistem imbalan formal, namun dapat berpengaruh pada berjalannya fungsi organisasi yang efektif dan efisien. Pengukuran PsyCap menggunakan alat ukur adaptasi dri Psychological Capital Questionnaire (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) sedangkan pengukuran OCB menggunakan alat ukur Organizational Citizenship BehaviorScale (Podsakoff et al., 1990) yang telah diadaptasi oleh Khalid et al. (2009). Partisipan berjumlah 150 perawat dari rumah sakit X. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara komponen-komponen PsyCap dan OCB pada perawat (r = 0,513; p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,05). Artinya, semakin tinggi komponen-komponen PsyCap yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi OCB yang ia rasakan. Selain itu, komponen PsyCap yang memiliki korelasi parsial signifikan paling besar pada OCB adalah self-efficacy. Dengan demikian, untuk dapat meningkatkan self-efficacy para perawat, pihak rumah sakit dapat membantu para perawat untuk menetapkan tujuan, cara-cara mencapai tujuan dan menghadapi berbagai tantangan dalam pekerjaan mereka melalui pertemuan rutin setiap bulannya.

A good nurse will show a high level of voluntary behavior, which is Organizational Citizenship Behavior (OCB). This research was conducted to find the correlation between psychological capital (PsyCap) and organizational citizenship behavior (OCB) among nurses. PsyCap (Luthans et al., 2007) is an individual’s positive psychological state of development and is characterized by: self-efficacy, optimism, hope, resiliency. OCB (Organ, 1988) represents individual behavior that is discretionary, not directly or explicitly recognized by the formal reward system, and in aggregate promotes the efficient and effective functioning of the organization. PsyCap was measured using a modification instrument named Psychological Capital Questionnaire (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) and OCB was measured using a modification instrument named Organizational Citizenship Behavior Scale (Podsakoff et al., 1990) that had been modified by Khalid et al. (2009). The participants of this research are 150 nurses who work at X hospital. The main results of this research show that PsyCap components positively correlated significantly with OCB (r = 0,513; p = 0,000, significant at L.o.S 0,05). That is, the higher PsyCap components of one’s own, the higher OCB they felt. Furthermore, the biggest partial correlation component of PsyCap toward OCB was self-efficacy. Therefore, in order to increase self-efficacy, the hospital can help their nurses to make their goal setting, ways to accomplish their goals, dan how to overcome the obstacles in their works through the monthly meeting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S45508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ldia Elizabeth
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubngan antara pelanggaran kontrak psikologis menurut perawat dengan intention to quit dan kepuasan kerja perawat rumah sakit x. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dan melibatkan 61 perawat sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengmpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari kuesioner pelanggaran kotrak psikologis, intention to quit dankepuasan kerja. Analisis data menggunakan uji chi-square dan hasil penelitian menunjukanbahwa kepuasan kerja dalam aspek pengawasan memiliki hubungan dengan intention to quit. Dari penelitian ini disarankan agar mengupayakan komunikasi lebih lanjut antara pihak Rumah Sakit X dan perawat mengenai aspek-aspek kontrak psikologis terutama yang dianggap masih kurang agar terbentuk kepuasan kerja dan menurunkan niat untuk berhenti perawat.

This study aims to determine the relationship between psychological contract breach according to nurse, intention to quit and nurse; job satisfication in X Hospital 2011. This study uses a quantitative approach with cross sectional design and involved 61 nurses as respondents. Instrumens used in data collection is a questionnaire consisting of psychological contract breach, intention to quit and job satisfication in terms of rewards and promotional opportunities have a relationship with psychological contract breach. In addition, rewards and supervision aspects of job satisfication have a relationship with intention to quit. It is suggested to seek further communication between X Hospital and nurses about psychological contract aspects that are considered primarily is still lacking so that it can improve nurses' job satisfication and lower intentions to quit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29506
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>