Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F.X. Rudy Gunawan, 1965-
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997
363.47 RUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chatmiwati D. P
"ABSTRAK
Krisis moneter yang telah berlangsung kurang lebih empat tahun
belakangan ini menghancurkan sektor ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia.
Akibatnya, banyak remaja dari keluarga miskin, terutama remaja perempuan
terpaksa harus putus sekolah dan berusaha mencari pekerjaan guna membantu
ekonomi keluarga. Sistem patriarkal dalam budaya Indonesia membuat orang tua
cenderung mengorbankan remaja perempuannya untuk ikut membantu
menambah penghasilan keluarga.
Latar belakang pendidikan yang minim, pengalaman yang kurang serta
keterampilan yang terbatas, menyebabkan kesempatan remaja perempuan untuk
memperoleh pekerjaan sangat kecil dan umumnya terkonsentrasi pada pekerjaan
rendah dengan penghasilan yang relatif kecil, sehingga akhirnya bekerja sebagai
pelacur dipilih sebagai alternatif karena penghasilan yang diperoleh dapat
beberapa kali lipat besarnya.
Melacur bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang tanpa resiko.
Karakteristik pekerjaan yang dilakukan membuatnya menjadi suatu pekerjaan
yang beresiko tinggi, antara lain menghadapi perlakuan yang tidak manusiawi
baik dari aparat keamanan maupun pelanggannya, kemungkinan terjangkit
penyakit menular seksual bahkan sampai menderita HIV/AIDS, ataupun
perlakuan-perlakuan lain yang dapat mengancam nyawanya. Selain itu, pelacur
juga harus menghadapi sikap sebagian masyarakat yang menganggap mereka
sebagai bukan perempuan baik-baik, tidak bermoral, sampah masyarakat, sumber
penyakit kotor, manusia penuh dosa dan lain-lain.
Remaja sebagai individu yang sedang menjalani peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik
maupun secara psikis yang sangat penting dalam kehidupannya (Papalia & Olds,
1995). Peristiwa-peristiwa yang dialami sebagai pelacur ini tentu akan
berpengaruh pada perkembangan mereka dan dapat mempengaruhi konsep
dirinya.
Konsep diri merupakan konstruk sentral untuk dapat memahami manusia
dan perilakunya dan merupakan kerangka acuan yang digunakan individu dalam
berinteraksi dengan dunianya (Fitts, 1971). Konsep diri tidak terbentuk begitu
saja, tetapi merupakan hasil pengaruh terus menerus dan timbal balik antara
individu dengan lingkungannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode
pengumpulan data wawancara kualitatif Subyek penelitian sebanyak empat
orang remaja perempuan, terdiri dari dua subyek pelacur dan dua subyek bukan
pelacur berusia 17-20 tahun, pendidikan maksimal kelas 3 SMP dan berasal dari
keluarga dengan sosial ekonomi menengah kebawah.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa remaja pelacur memiliki
konsep buruk hampir pada seluruh dimensi kosep dirinya, sedangkan pada bukan
pelacur tidak diperoleh suatu gambaran umum karena konsep diri masing-masing
subyek penelitian sangat berbeda. Antara remaja pelacur dan bukan pelacur
terdapat perbedaan konsep diri pada dimensi diri etik-moral dan diri sosial.
Remaja pelacur memiliki konsep buruk pada kedua dimensi ini dibandingkan
bukan pelacur.
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, akan lebih baik hasilnya jika
wawancara dilakukan lebih mendalam dan disertakan juga data yang bersifat
kuantitatif, seperti kuesioner, tes mengenai konsep diri ataupun tes proyeksi
lainnya."
2003
S3186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tandi Skober
Jakarta: Kaki Langit Kencana, 2009
899.221 TAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hull, Terence H.
Jakarta: Penebar Swadaya, 1997
363.44 HIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Suara Bebas Penerbit, 2005
920.71 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Murray, Alison J.
Jakarta: LP3ES, 1994
362.042 MUR nt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murray, Alison J.
Jakarta: LP3ES, 1994
306 Mur p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bagong Suyanto
"Studi ini mencoba mengkaji dan memahami eksploitasi yang dialami anak-anak perempuan yang dilacurkan di industri seksual komersial dari perspektif teori kritis. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya dan di daerah wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan. Secara keseluruhan, dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara yang mendalam terhadap 45 informan, yakni anak-anak perempuan yang dilacurkan, mantan anak yang dilacurkan, germo, mucikari dan lelaki pelanggan prostitusi. Studi ini menemukan bahwa pelacuran terjadi bukan saja akibat tekanan kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan tidak dimilikinya akses yang memadai ke dunia pasar kerja, keterlibatan dan terjerumusnya anak-anak perempuan dalam industri seksual komersial juga terjadi karena perkembangan gaya hidup dan akibat dari terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak perempun. Sebagai anak yang mengalami proses komodifikasi dalam industri seksual komersial, anak-anak perempuan yang dilacurkan umumnya mengalami proses eksploitasi dan alienasi sosial.

This study attempts to assess and understand the exploitations of girls who are forced into prostitution in the sex industry through critical theory perspective. The study was conducted in Surabaya and in a touristic area Tretes, Pasuruan. Overall, the in-depth interviews were conducted to 45 informants, girls who are forced into prostitution, former young prostitutes, pimps, and also male customers. The study found that it takes more than just pressures of poverty, lack of education, and inadequate access to the labor market for young girls to be involved in the prostitution. In fact, their involvements is the impact of the life style and permissive behavior in dating, victims of dating rape, child abuse, broken home family, as well as victims of fraudulent practices and mode of recruitments that related to the increased market demand for new and young prostitutes, and also the peer groups? influences which offer shortcuts to overcome problems and life pressures. As children who experienced commodifications in the commercial sex industry, the girls who are forced into prostitution generally undergo exploitation and social alienation process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bagong Suyanto
"Studi ini mencoba mengkaji dan memahami eksploitasi yang dialami anak-anak perempuan yang dilacurkan di industri seksual komersial dari perspektif teori kritis. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya dan di daerah wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan. Secara keseluruhan, dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara yang mendalam terhadap 45 informan, yakni anak-anak perempuan yang dilacurkan, mantan anak yang dilacurkan, germo, mucikari dan lelaki pelanggan prostitusi. Studi ini menemukan bahwa pelacuran terjadi bukan saja akibat tekanan kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan tidak dimilikinya akses yang memadai ke dunia pasar kerja, keterlibatan dan terjerumusnya anak-anak perempuan dalam industri seksual komersial juga terjadi karena perkembangan gaya hidup dan akibat dari terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak perempun. Sebagai anak yang mengalami proses komodifikasi dalam industri seksual komersial, anak-anak perempuan yang dilacurkan umumnya mengalami proses eksploitasi dan alienasi sosial.

This study attempts to assess and understand the exploitations of girls who are forced into prostitution in the sex industry through critical theory perspective. The study was conducted in Surabaya and in a touristic area Tretes, Pasuruan. Overall, the in-depth interviews were conducted to 45 informants, girls who are forced into prostitution, former young prostitutes, pimps, and also male customers. The study found that it takes more than just pressures of poverty, lack of education, and inadequate access to the labor market for young girls to be involved in the prostitution. In fact, their involvements is the impact of the life style and permissive behavior in dating, victims of dating rape, child abuse, broken home family, as well as victims of fraudulent practices and mode of recruitments that related to the increased market demand for new and young prostitutes, and also the peer groups? influences which offer shortcuts to overcome problems and life pressures. As children who experienced commodifications in the commercial sex industry, the girls who are forced into prostitution generally undergo exploitation and social alienation process."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudin
Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2002
306.742 WAH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>