Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Pratiwi
"Tesis ini merupakan analisis kesusastraan dari novel Cok Sawitri yang berjudul Tantri: Perempuan yang Bercerita (2011) menggunakan teori gynocritics. Cerita tantri yang sudah akrab sebagai tradisi lisan maupun karya sastra klasik Bali, dihadirkan kembali oleh Cok Sawitri dengan mengubah nilai-nilai di dalamnya. Kesetaraan gender, serta perubahan konstruksi maskulinitas maupun femininitas tampak dalam novel ini. Representasi konsep maskulinitas dan femininitas oleh tokoh-tokoh novel diungkapkan untuk melihat permasalahan pertarungan (kontestasi) gender dalam novel ini.
Melalui teori gynocritics milik Elaine Showalter yang mengkaji hubungan antara budaya dan karya dari penulis perempuan (women's writing and women's culture), ditemukan sebuah perubahan konstruksi maskulinitas yang sudah langgeng dalam masyarakat dan budaya patriarkal Bali. Selain itu, teori Connell tentang maskulinitas mengungkapkan bahwa nilai maskulinitas berubah dan berbeda sesuai masyarakat yang menghidupinya. Melalui rekonstruksi maskulinitas dan femininitas dalam penokohan yang terjadi dalam novel ini terlihat bahwa nilai-nilai maskulinitas maupun femininitas masyarakat dan budaya Bali tidaklah tetap, tetapi dapat dinegosiasi dan dikontestasikan sehingga menghasilkan konstruksi baru.

This thesis is an analysis of the Cok Sawitri literary novel titled Tantri: Perempuan yang Bercerita (Tantri: Women of Storytelling (2011)), using the theory of gynocritics. Tantri story is a familiar Bali story as an oral traditions and classical literature, brought back by Cok Sawitri by changing the values in it. Gender equality as well as the construction changes of masculinity and femininity appears in this novel. Representation of the concept of masculinity and femininity by figures disclosed novel to see the fight the problem (conflict) gender in this novel.
Through Elaine Showalter's gynocritics theory that examines the relationship between culture and the work of women writers (women's writing and women's culture), founded a change in the construction of masculinity that has been sustained in a patriarchal society and culture of Bali. In addition, theories about Connell masculinity revealed that masculinity was changing and different values according to the people who live it. Through the reconstruction of the masculinity and femininity in characterizations that occurred in the novel is seen that the values of masculinity and femininity society and culture is not fixed, but can be negotiated and contested so as to produce a new construction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Rohmadhoni
"Dilatarbelakangi ketidaktuntasan pengusutan kasus penculikan aktivis reformasi '98, penelitian ini menganalisis keadaan psikologis kerabat dekat korban kasus tersebut dalam menghadapi kehilangan orang-orang yang dicintai dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Dengan pendekatan psikologi sastra dan teori psikoanalisis Sigmund Freud, empat tokoh kerabat dekat Laut, salah satu aktivis yang diculik sekaligus tokoh utama novel, dianalisis. Mereka adalah Ibu, Bapak, Anjani, dan Asmara. Penelitian ini menunjukkan bahwa Bapak dan Ibu lebih mengedepankan id sehingga melakukan penyangkalan terhadap kenyataan bahwa Laut telah hilang dan tak akan kembali. Karena dikuasi oleh id dalam menghadapi kesedihannya, Anjani, kekasih Laut, pun menyangkal kenyataan tentang hilangnya Laut. Ia juga menderita MDD karena tidak dapat menghadapi rasa kehilangannya. Pada akhirnya, Ibu dan Anjani terlepas dari kesedihan dan penyangkalan mereka. Ego-ideal mendorong ego dalam diri mereka, seperti yang dilakukan Asmara, untuk menerima kenyataan dan memperjuangkan keadilan dan pengusutan kasus penculikan aktivis reformasi '98. Asmara adalah tokoh yang paling tegar menghadapi kesedihannya karena kehilangan Laut, kakaknya. Sejak kecil, ego mendominasi pembentukan kepribadiannya sehingga membentuk sikap yang tegas, ulet, dan lebih mengedepankan logika. Sikap-sikap tersebut membantunya memperjuangkan keadilan untuk Laut dan korban penculikan aktivis reformasi '98 lainnya. Namun, terkadang ia juga tenggelam dan menyangkal kesedihannya. Karena hanya dapat berbagi kesedihannya dengan orang yang mampu memahami kondisi dan perasaannya, ia pun menyembunyikan kesedihannya sendiri.

Based on the kidnapping case of '98 reformation activist, this study analyses the psychological condition of relatives of victim in confront the loss of beloved persons in Laut Bercerita novel by Leila S. Chudori. This study uses literature psychology theory and psychoanalysis theory by Sigmund Freud to analyse four characters, Ibu, Bapak, Anjani, and Asmara as relatives of Laut, the main character and one of the activist who kidnapped. This study shows that Bapak and Ibu more use id, and they deny the reality about Laut who already lost and never come back. Because of she dominated by id to confront their sadness, Anjani, Laut's girlfriend also deny the reality about the lost of Laut. She also suffers from MDD because she cannot confront her feeling of loss. In the end, Ibu and Anjani loose from their sadness and denial. Ego-ideal emphasize ego in their self, as Asmara who accept reality and fight for justice in the kidnapping case of '98 reformation activist. Asmara as sister of Laut is the tough character in confront her sadness. Ego dominates her formation of personality and forming the firm, tough, and logical as her personality. Her personality helps her to fight for justice for her brother and the other victims of '98 reformation activists. However, sometimes she also feels and deny the sadness. Because of she only can share her sadness to the people who only understand the condition and feeling, she hide her sadness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vinny Shoffa Salma
"Deiksis adalah istilah dalam kajian pragmatik (dalam bahasa Yunani) pada hal yang penutur dan mitra tutur lakukan melalui tuturan atau ungkapan. Deiksis artinya ‘penunjukan’ melalui sistem bahasa dan dipakai untuk menyelesaikan ‘penunjukan’ dalam ilmu linguistik yang disebut dengan ungkapan atau bentuk deiksis. Pada tulisan ini, terdapat lima deiksis yang muncul, yaitu deiksis persona, tempat, waktu, wacana, dan sosial. Deiksis persona merupakan kata ganti yang merujuk orang atau pelaku, yaitu kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga. Deiksis penunjuk tempat bersinggungan pada arah dan tempat. Deiksis penunjuk waktu bersinggungan dengan struktur temporal atau struktur waktu dan bersinggungan dengan penuturan jarak waktu yang dilihat dari tuturan yang dituturkan penutur. Deiksis wacana berkaitan dengan anafora dan katafora dalam tuturan. Deiksis sosial memandang unsur honorifik atau kesopanan dalam berbahasa. Rumusan masalah pada tulisan ini adalah apa saja bentuk deiksis persona, tempat, waktu, wacana, dan sosial pada novel Laut Bercerita. Tujuan tulisan ini untuk menjelaskan penggunaan dan jenis kata ganti deiksis persona, tempat, waktu, wacana, dan sosial pada novel Laut Bercerita. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sumber pustaka. Tahapan penelitian dalam pengumpulan data adalah mencatat data yang mengandung deiksis melalui observasi atau pencarian langsung dari novel Laut Bercerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan deiksis dalam novel Laut Bercerita digunakan dengan lengkap dan efektif karena penempatannya yang sesuai konteks wacana untuk menunjang penggambaran tokoh, latar, alur, dan tema dalam novel.

Deixis is a term in pragmatic studies (in Greek language) on what speakers and speech partners do through speech or expressions. Deixis means 'designation' through the language system and is used to complete the 'designation' in linguistics which is called the expression or form of deixis. In this paper, there are five deixis that appear, namely person, place, time, discourse, and social deixis. Personal deixis is a pronoun that refers to a person or actor, namely the first, second, and third person pronouns. Deixis indicates the place tangent to the direction and place. Time indication deixis intersects with the temporal structure or time structure and intersects with the narration of the time distance seen from the speech spoken by the speaker. Discourse deixis is related to anaphora and cataphora in speech. Social deixis views honorific elements or politeness in language. The formulation of the problem in this paper is what are the forms of persona, place, time, discourse, and social deixis in the novel The Sea Speaks His Name. The purpose of this paper is to explain the use and types of personal deixis pronouns, place, time, discourse, and social in the novel The Sea Speaks His Name. Qualitative methods are used in this study. Data collection is done by using library resources techniques. The research stage in data collection is to record data containing deixis through direct observation or searching from the novel The Sea Speaks His Name. The results of the study indicate that the use of deixis in the novel The Sea Speaks His Name is used completely and effectively because of its placement in the context of the discourse to support the depiction of characters, settings, plots, and theme in the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Firsta Primordiyanti
"Tesis ini mengkaji novel Revolutionary Road karya Richard Yates melalui kerangka gender. Analisis tesis ini akan membahas proses pergulatan rekonstruksi maskulinitas yang ditampilkan oleh tokoh Frank melalui femininitas tokoh April dan relasi para tokoh dalam novel tersebut. Dengan latar masyarakat suburban Amerika tahun 1950an, perekonstruksian maskulinitas Frank mengalami tarik menarik antara konteks sosial yang melatarbelakangi dan representasi para tokohnya. Nilai-nilai budaya suburban yang patriarki dibenturkan dengan sikap April yang mengusung nilai feminitas masyarakat New York yang modern. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui sikap April yang dengan cara bunuh diri (mengaborsi kandungannya) mampu merubah konstruksi maskulinitas Frank yang patriarkal di tengah budaya masyarakat suburban yang tradisional.

This thesis analyses Richard Yates's novel Revolutionary Road through gender framework. It unfolds the process of reconstruction of Frank's masculinity through the femininity of April and characters relation in the novel. By having suburban America society in 1950a as the cultural and historical background of the novel, Frank's masculinity reconstruction faces polemics which relates social context as its background and representation of characters. Suburban's patriarchy cultures which constructs Frank's masculinity is reconstructed by April's femininity. The final result of this analysis, Frank's masculinity is reconstructed by the suicide action (abortion) of April."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27895
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henning Ayunda Putri Hapsari
"Dalam kehidupan sehari-hari, laki-laki senantiasa ingin mengadopsi sifat-sifat maskulin. Oleh karena itu, laki-laki cenderung memiliki gengsi untuk terlihat feminin. Gengsi yang dimiliki oleh laki-laki terkait gender dan stereotipe ini kemudian melahirkan istilah maskulinitas beracun, yaitu istilah yang merujuk pada maskulinitas yang dapat membahayakan laki-laki maupun perempuan. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk maskulinitas beracun yang terdapat dalam novel The Name of the Game karya Adelina Ayu serta pengaruhnya pada tokoh-tokoh dalam novel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Bentuk-bentuk maskulinitas beracun yang terdapat dalam novel ini meliputi stigmatisasi terhadap laki-laki yang menunjukkan karakteristik feminin, yaitu merawat diri, menunjukkan kesedihan dan kekecewaan, dan tidak melakukan kegiatan maskulin. Selain itu, maskulinitas beracun dalam novel ini juga ditunjukkan lewat kesiapan untuk menggunakan kekerasan. Pengaruh maskulinitas beracun terhadap tokoh-tokoh dalam novel ini adalah ketakutan untuk menjadi diri sendiri. Rasa takut untuk menjadi diri sendiri tersebut dipicu oleh keinginan mereka untuk dinilai sebagai laki-laki sejati.

In daily life, men always want to adopt masculine traits. Therefore, men tend to have prestige to look feminine. This prestige owned by men related to gender and stereotype then give birth to the term toxic masculinity, which is a term that refers to masculinity that can harm both men and women. This study discusses the forms of toxic masculinity depicted in 'The Name of the Game' novel by Adelina Ayu and their effects on the novel characters. This study is a qualitative study with descriptive analysis method. The forms of toxic masculinity depicted in this novel include stigmatizations of men who exhibit feminine characteristics, which are taking care of themselves, showing sadness and worries, and don’t do masculine activities. Beside that, this novel also shows toxic masculinity through the readiness to resort to violence. The effects of toxic masculinity on the novel characters is a fear to be themselves. This fear is triggered by their desire to be valued as real men."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Prameswari Prabowo
"Laut Bercerita lahir sebagai salah satu karya yang merespons rezim Orde Baru. Dengan aktivis sebagai tokoh utama, novel ini mengekspos pembaca terhadap dinamika aktivisme yang kompleks dan terduga, termasuk di dalamnya intensitas praktik kerja emosional yang dilakukan. Terlepas dari besarnya bentuk kerja emosional yang dipraktikan aktivis, isu ini masih kerap dikesampingkan dalam diskursus mengenai pergerakan sosial. Minimnya pengakuan dan perlindungan terhadap bentuk kerja emosional meletakkan aktivis dalam posisi yang rentan. Situasi ini secara khusus menjadi lebih berbahaya bagi aktivis perempuan. Melalui pembacaan kritis terhadap novel Laut Bercerita, penelitian ini berupaya mengidentifikasi jenis kerja emosional yang dilakukan oleh tokoh perempuan dalam novel tersebut. Proses identifikasi dapat membantu menentukan tingkat kemawasan publik terhadap kerja emosional, serta langkah konkret apa yang dapat dilakukan untuk memastikan perlindungannya di masa depan.

Laut Bercerita was born as one of the works responding to the New Order regime. With activists as the main characters, this novel exposed the reader to the complex and unpredictable dynamics of activism, including the intensity of emotional labor practices that are being carried out. Apart from the large forms of emotional labor practiced by activists, this issue is still often sidelined in discourses about social movements. The lack of recognition and protection against forms of emotional labor places activists in a vulnerable position. This situation is especially more dangerous for women activists. Through critical reading of the novel Laut Bercerita, this study seeks to identify the type of emotional labor carried out by the female characters in the novel. The identification process can help determine the public's level of awareness of emotional labor, as well as steps to realize what can be done to ensure its protection in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Roh, Jung Ju
"Peristiwa 1965 dan 1998 adalah salah satu sejarah traumatis bangsa Indonesia yang memiliki dampak besar terhadap eks tapol, aksi mahasiswa, dan keluarganya. Disertasi ini berupaya mengungkapkan pengalaman traumatis korban kekerasan Orde Baru dan perjuangan mereka dari peristiwa 1965 dan 1998 dalam novel Pulang (2012) dan Laut Bercerita (2017). Untuk dapat menyampaikan pengalaman traumatis itu, karya sastra meniru mekanisme trauma. Hal tersebut menyebabkan trauma bukan hanya ada pada tataran isi namun juga tecermin dalam strukturnya. Dengan menggunakan metode symptomatic reading, konsep kekerasan negara (Kira, Ashby & Lewandowski, 2013), memori kolektif dan personal (Halbwachs, 1992), dan narasi trauma (Caruth, 1996) analisis dilakukan bukan hanya menggali makna yang ada dipermukaan teks melainkan mengungkap hal yang tidak disampaikan atau disembunyikan oleh teks. Melalui struktur narasi trauma, kedua teks merepresentasikan resistensi sebagai penggambaran korban kekerasan Orde Baru yang berdaya yang melawan dan bernegosiasi dengan opresi rezim Orde Baru. Resistensi mereka untuk mempertahankan hidup melalui peristiwa tersebut di bawah opresi dan persekusi menunjukkan kemungkinan upaya mengatasi traumanya. Hal ini direpresentasikan dalam bentuk bersuara, pemilihan saluran untuk lepas dari trauma, dan working through. Dengan demikian dialektik kematian dan kesintasan, bungkam dan besuara dalam kedua teks tersampaikan tidak hanya melalui gambaran kekerasan dan traumanya, tetapi juga melalui narasi resistensi untuk lepas dari kekerasan Orde Baru.

The events of 1965 and 1998 are part of the traumatic history of the Indonesian nation which had a major impact on former political prisoners, student activists and their families. This dissertation seeks to reveal the traumatic experiences of victims of New Order violence and their struggles from the events of 1965 and 1998 in the novels Pulang (2012) and Laut Bercerita (2017). To convey this traumatic experience, literary works imitate the mechanisms of trauma. This causes trauma not only at the content level but also reflected in the structure. By using the symptomatic reading method, the concept of state violence (Kira, Ashby & Lewandowski, 2013), collective and personal memory (Halbwachs, 1992), and trauma narratives (Caruth, 1996) the analysis is carried out not only to explore the meaning on the surface of the text but also to reveal things not conveyed or hidden by the text. Through a trauma narrative structure, both texts represent resistance as a depiction of empowered victims of New Order violence who resisted and negotiated with the oppression of the New Order regime. Their resistance to survive through these events under oppression and persecution suggests a possible attempt to overcome the trauma. This is represented in speaking up, choosing channels to escape trauma, and working through. In this way, the dialectic of death and survival, silence and voice in both texts is conveyed not only by images of violence and trauma, but also by narratives of resistance to escape the violence of the New Order."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winner Se Naufallaksono
"ABSTRAK
Tulisan ini akan meneliti sifat-sifat maskulin yang direpresentasikan melalui tokoh-tokoh laki-laki di dalam novel Tschick ndash; in einfacher Sprache karya Wolfgang Herrndorf. Terdapat tiga tokoh yang akan dianalisa, yaitu Maik, Tschick, dan ayahnya Maik. Ketiga tokoh tersebut akan dianalisa sifat-sifat maskulin mereka yang paling menonjol melalui kajian gender dan seperti apa keterkaitannya dengan gaya hidup masyarakat urban. Lebih jauh lagi, tulisan ini akan meninjau apakah gender tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan konstruksi gender yang ada di dalam masyarakat dan bagaimana peran gender masing-masing tokoh mendapat pengaruh dari anggota keluarga dan teman sebaya yang direpresentasikan dalam novel ini. Orang tua dan teman sebaya memiliki peran penting dalam proses pembentukan gender seorang remaja yang sedang dalam masa transisi. Hal ini yang akan menjadi unsur utama pembahasan dalam tulisan ini.

ABSTRACT
This paper will examine the masculine traits that represent through male characters in novel by Wolfgang Herrndorf, Tschick in einfacher Sprache. There are three characters that will be analyzed, they are Maik, Tschick, and Maik 39 s father. Those three characters will be analyzed through their most prominent masculine traits within gender studies and what are their correlations within urban lifestyle. Furthermore, this paper will examine whether the gender of those characters fit in the existing gender constructions within the community and how the gender roles of each character are influenced by the family members and peers that represent in this novel. Parents and peers does have an important role in the gender forming process of a teenager in transition. These will be the main point of the discussion in this paper."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dynda Az Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dalam novel Kasha karya Miyuki Miyabe (1992) setelah peristiwa resesi ekonomi Jepang tahun 1990-an. Teori yang digunakan adalah teori maskulinitas dari R. W. Connell (2005), teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong (2009), dan teori representasi dari Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks untuk menganalisis data dalam novel berupa dialog dan tuturan pengarang yang berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dan menjelaskan maskulinitas dan femininitas pada ketiga tokoh tersebut menggunakan teori maskulinitas dari R. W. Connell dan teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskulinitas dan femininitas yang dimiliki tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo merupakan jenis maskulinitas dan femininitas yang berbeda dari maskulinitas dan femininitas hegemonik di Jepang. Tokoh Isaka memiliki maskulinitas yang gemar akan pekerjaan rumah tangga serta menjadi sosok laki-laki yang tidak ragu untuk memperlihatkan emosinya. Sementara itu, femininitas Hisae ditandai dengan menjadi pengusaha perempuan dan pencari nafkah utama bagi keluarganya. Femininitas yang dimiliki Kyoko juga tidak biasa karena Kyoko adalah perempuan kriminal yang membunuh dan mencuri identitas perempuan lain demi mencapai keinginannya.

This study aims to analyze masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo in Miyuki Miyabe’s Kasha (1992) after the Japan’s lost decade in the 1990s. This study uses R. W. Connell's theory of masculinity (2005), Rosemarie Tong's theory of liberal feminism (2009), and Stuart Hall's theory of representation (1997). The research method used in this study is the text analysis method to analyze the data in the novel in the form of dialogue and author's speech related to masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo and explain masculinity and femininity of those characters using R. W. Connell's theory of masculinity and Rosemarie Tong's theory of liberal feminism. The findings of this study are that the masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo are different from hegemonic masculinity and emphasized femininity in Japan. Isaka has a masculinity that is fond of household chores and is a man who does not hesitate to show his emotions. Meanwhile, Hisae's femininity is characterized by being a businesswoman and the main breadwinner for her family. In addition, Kyoko's femininity is unusual as she is a criminal woman who kills and steals other women's identities to achieve her desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Elfira
"This article is a literary analysis on Aleksandra Mikhailovna Kollontai? Vasilisa Maligina (1923) by using a feminist approach. Issues on masculinity are the focus of the analysis. The main argument of this article is that through the main character of this story - Vasilisa Maligina - Kollontai tried to expose the new image of Russian women by reconstructing the concept of Russian traditional masculinity in Russian society under former Uni Soviet communist government based on patriarchal culture."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>