Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sinar Islam, [date of publication not identified]
297.29 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Ridwansyah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5951
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyad Mohammad
"ABSTRAK
Bagaimanakah suatu konflik beragama ditangani di masa lalu? Sejarah menawarkan jawaban yang menarik, yakni Debat Terbuka Persis-Ahmadiyah Qadian di Bandung dan Batavia tahun 1933. Inilah debat terbuka satu-satunya yang memiliki notulensi resmi officieel verslag debat yang dapat diakses hingga hari ini. Sekalipun Debat Terbuka Persis-Ahmadiyah Qadian merupakan peristiwa menghebohkan di masa itu hingga dihadiri perwakilan organisasi serta tokoh-tokoh penting dan diliput nyaris semua media massa terkemmuka saat itu, ternyata tidak lagi diketahui dan dikenal di masa kini. Di antara konflik beragama dalam Islam, konflik dan resistensi terhadap Ahmadiyah dapat dianggap sebagai yang terbesar di Indonesia belakangan ini dengan jumlah korban perusakan, pembakaran, dan penghilangan nyawa yang signifikan. Resistensi terhadap Ahmadiyah tersebut bahkan membuat pemerintah mengeluarkan SKB tiga menteri sebagai upaya menangani masalah ini. SKB tiga menteri tersebut sejauh ini belum berhasil meredam persekusi terhadap Ahmadiyah. Tulisan ini merupakan penelitian sejarah atas Debat Terbuka yang menghebohkan itu, juga sejarah ringkas kelahiran Ahmadiyah di India, sejarah masuknya Ahmadiyah ke Indonesia Hindia Belanda, waktu itu , inti ajarannya, dan reaksi umat Islam Indonesia waktu hingga berpucak pada Debat Publik Ahmadiyah vs Persis. Ada kesejajaran antara lahirnya Ahmadiyah di India dengan lahirnya gerakan modernisme Islam di Hindia Belanda. Semangat modernisme Islam itulah yang menghasilkan ldquo;kecelakaan sejarah rdquo; ketika tiga santri Sumatra Thawalib yang hendak belajar ke Al-Azhar Mesir disarankan oleh para gurunya untuk belajar ke India agar memperluas sumber bandingan bagi gerakan modernisme Islam Hindia Belanda. Belakangan, tokoh-tokoh Sumatra Thawalib yang meresistensi kehadiran Ahmadiyah di Sumatera Barat, dan berpuncak pada resistensi keras Persis di Jawa Barat. Dabat terbuka antara Persis vs Ahmadiyah di Bandung dan Batavia berjalan keras dan panas namun sepenuhnya berjalan tertib dan kadang di sana-sini menghadirkan ldquo;kelucuan rdquo; dari kedua belah pihak. Sepenggal sejarah tersebut menunjukkan bahwa perbedaan dan konflik krusial dalam agama ternyata dapat ditangani dengan cara yang adil, beradab, dan bermartabat dalam bentuk Debat Terbuka yang memperkaya dan meningkatkan mutu intelektual umat beragama dibanding brutalitas persekusi dan kekerasan.

ABSTRACT
How was a religious conflict solved in previous time History offers an interesting answer The Public Debates of Persis vs Ahmadiyya Qadian in Bandung and Batavia, in 1933. These public debates are the only public debates that have official archives officieel verslag debat accessible to public until recent day. Although these public debates were considered remarkable event at that time, and were attended by representatives of organizations and important figures and were covered by almost all prominent mass media at the time, today, we can say that this event was forgotten. Among religious conflicts in Islam, the conflict and resistance to Ahmadiyya can be regarded as the largest in Indonesia, which includes significant numbers of victims of destruction, arson and disappearance. The resistance to Ahmadiyya had even made the government issued a decree signed by three ministers as an effort to solve this problem. However, the decree seemed not succeeded in stifling the persecution of Ahmadiyya. This paper is a historical study of the above mentioned public debates, as well as a brief history of the birth of Ahmadiyya in India, the history of Ahmadiyya rsquo s presence in Indonesia, the core of its doctrine, and the Indonesian Muslims reaction to them, up to the point 0f the public debates between The Ahmadiyya vs Persis. We can notice a kind of parallelism between the birth of Ahmadiyya in India and the birth of the Islamic modernism movement in the East Dutch Indies. It can be said that the spirit of Islamic modernism had produce an ldquo accidental history rdquo when the three Sumatran Thawalib rsquo s students who were previously planning to study in Al Azhar University, Egypt, were suggested by their teacher to study in India in order to enrich Islamic modernist movement in Dutch East Indies. Later on, the Sumatran Thawalib rsquo s prominent figures who noticed a different principal doctrine between them and Ahmadiyya began to show their resistance. The resistance to Ahmadiyya in West Java, led by Persis, was rapidly increased. The Public Debate between Persis vs. Ahmadiyya in Bandung and Batavia were quite lively and aggressive, yet still managed to maintain fairness and good manners from both sides. There were even some unintended humor happened in the middle of the debates. This piece of history shows us that crucial differences and conflicts within religions can be discussed in a fair, civilized and dignified way, such as y holding public debates that are more likely to enrich and improve our religious an intellectual quality than the brutalism of persecution."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhamra Azhari
"Penelitian ini mengkaji eksistensi Jemaat Ahmadiyah Qadian di Provinsi Riau. Di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru, ajaran Ahmadiyah awalnya dibawa oleh orang Ahmadiyah asal Sumatera Barat. Sementara itu, ajaran Ahmadiyah di Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Bangkinang, diperkenalkan oleh para transmigran asal Yogyakarta. Sebagaimana diketahui, di beberapa daerah keberadaan Jemaat Ahmadiyah sering dipermasalahkan oleh masyarakat. Namun, terdapat kejadian menarik di beberapa daerah di Provinsi Riau, di mana keberadaan Jemaat Ahmadiyah diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Contohnya, di Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Bangkinang, Kampar, kehidupan Jemaat Ahmadiyah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian menemukan beberapa faktor yang menyebabkan diterimanya Jemaat Ahmadiyah di Desa Kota Bangun dalam masyarakat setempat. Pertama, para pemuka agama setempat memiliki sikap toleran dan menghargai perbedaan. Kedua, anggota jemaat Ahmadiyah membaur dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Ketiga, sikap terbuka yang ditunjukkan oleh Kepala Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Bangkinang. Studi ini menggunakan metode sejarah dengan konsep Survice Strategy yang digunakan oleh Jemaat Ahmadiyah untuk mengatasi tantangan eksternal, serta menggunakan teori resiliensi dari gortberg.

This research examines the existence of the Qadian Ahmadiyya Congregation in Riau Province. In Riau Province, especially in Pekanbaru City, Ahmadiyya teachings were initially brought by Ahmadiyya people from West Sumatra. Meanwhile, the Ahmadiyya teachings in Kota Bangun Village, Tapung Hilir District, Bangkinang Regency, were introduced by transmigrants from Yogyakarta. As is known, in some areas the existence of Ahmadiyah congregations is often disputed by the community. However, there are interesting incidents in some areas in Riau Province, where the existence of the Ahmadiyah Congregation is well accepted by the local community. For example, in Kota Bangun Village, Tapung Hilir Sub-district, Bangkinang Regency, Kampar, the life of the Ahmadiyah Congregation can be well accepted by the local community. The results of the study found several factors that led to the acceptance of the Ahmadiyya Congregation in Kota Bangun Village in the local community. First, local religious leaders have a tolerant attitude and respect differences. Second, members of the Ahmadiyah congregation mingle in various social and religious activities. Third, the open attitude shown by the Head of Kota Bangun Village, Tapung Hilir District, Bangkinang Regency. This study uses the historical method with the concept of Survice Strategy used by the Ahmadiyah Congregation to overcome external challenges, and and using Gortberg's resilience theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Oemar Bahsan
Bandung: N.V. Melati Bandung, 1955
992.66 B 30
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekanto
Jakarta: Universitas Indonesia, 1956
340.57 Soe p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vellia, Laura
Bandung: Husaini, 1989
297.5 VEL o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moechtar
Jakarta : Pustaka Jaya, 2005
928.59 8 MOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Andriyono
"Tesis ini tentang Kajian ini mengenai organisasi keagamaan Front Pembela Islam. Perhatian utama tesis ini adalah kegiatan Front Pembela Islam dengan fokus aksi-aksi Front Pembela Islam dengan menggunakan cara-cara radikal sehingga menimbulkan kekerasan kolektif dan konflik. Dalam kajian tesis ini organisasi Front Pembela Islam dilihat dari kegiatan anti maksiat sehingga memperoleh dana (materi) untuk memenuhi kebutuhan individu anggota dan organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan tehnik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk eksistensi dan kegiatan Front Pembela Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksi-aksi Front Pembela Islam dengan menggunakan cara-cara radikal sehingga menimbulkan kekerasan kolektif dan konflik. Cara-cara radikal itu terkait dengan eksistensi dan kegiatan organisasi. Eksistensi dan kegiatan organisasi itu adalah:
a) anggota FPI sebagian besar adalah golongan masyarakat yang tidak berkecukupan dan kurang terpelajar,
b) FPI membentuk Laskar Pembela Islam yang dikerahkan untuk melakukan aksi-aksi radikal,
c) Front Pembela Islam tergolong organisasi tradisional dan menggunakan manajemen pesantren.
d) Kegiatan Front Pembela Islam dalam bentuk pelayanan keagamaan, pelayanan politik, bisnis organisasi dan aksi-aksi radikal sehingga menimbulkan kekerasan kolektif dan konflik,
e) Dukungan dana (materi) dari anggota dan donatur luar kepada organisasi FPI dan dukungan dana (materi) dari donatur luar kepada anggota FPl.
Implikasi kajian tesis ini adalah perlunya penguatan Pokes sebagai Kesatuan Operasional Dasar dalam mengantisipasi kegiatan Front Pembela Islam. Penguatan ini dilakukan melalui cara mencukupi peralatan material dan anggaran, menugaskan anggota Intelijen dan Babin kamtibmas Kelurahan untuk menggaiang pimpinan FPI dan mengawasi kegiatan dakwah FPI, melarang aksi lapangan FPI dan memberdayakan satuan kekuatan besar yang merupakan gabungan dari seluruh fungsi untuk yang melakukan upaya melakukan upaya pencegahan aksi lapangan dan penindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh FPI.
Daftar Kepustakaan : 60 buku + 36 dokumen"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oemar Bahsan
"Buku ini berisi tentang peristiwa Rengasdengklok. Beberapa kejadian dalam PETA juga diceritakan dalam buku ini. Buku ini juga dijadikan bahan untuk mengenang kawan-kawan seperjuangan yang telah mendahului kita."
Bandung: Melati Bandung, 1955
K 959.052 OEM t
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>