Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadji
"Penelitian ini bermula dari suatu peinikiran bahwa kualitas lulusan perguruan tinggi di masyarakat ada kaitanny.a dengan prestasi studi yang diperoleh nahasiswa selama studi di perguruan tinggi. Mahasiswa yang ineniiliki prestasi studi yang inenivaskan akan mexnungkinkan untuk berprestasi di masyarakat.
Prestasi belajar tnahasiswa yang diperoleh selania studi di perguruan tinggi berhubungan dengan keniaznpüan inahasiswa dalarn znenyerap ilinu pengetahuan yang disampaikan oleh setiap dosen pada waktu perkuliahan.
Untuk menyerap ilmu pengetahuan yang disajikan dosen ada faktor-faktor yang ikut inenentukannya yaitu factor dari dal am diri iridividu seperti inotivasi, inteligensi, minat dan persepsi inahasiswa terhadap kepengajaran dosen, kebiasaan belajar, sikap, serta faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan teinan, lingkungan perididika.n, sarana belajar, serta sarana pendidikan. Salah satu faktor dari dalani individu (internal) yang berhubungan dengan prestasi belajar inahasiswa adalah inotivasi berpr.estasi. Menurut McClelland (1953) siswa Yang meinpunyai niotivasi berprestasi akan belajar lebih gigih, sedangkan menurut Heckhausen (1968) pada uxnuinnya seseorang yang Inenipunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung akan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Faktor internal lainnya yang berhubungan dengan prestasi belajar inahasiswa adalah persepsi inahasiswa tentang kepengajaran dosen. Persepsi inahasiswa nerupakan pemberian arti dari inahasiswa terhadap suatu obyek yang ada pada lingkungannya. WR.Nord dikutip oleh Gibson dkk.(1973) menyatakan bahwa persepsi adalah proses peinbenian arti terhad-ap lingkungan oleh individu. Adapun lingkungan yang dimaksudkan disini adalah tentang kepengajaran dosen mereka. Sedangkan f aktor dari luar individu (eksternal) yang berhubungan dengan hasil belajar inahasiswa adalah tentang kepeng.ajaran dosen. Menurut Braskainp dan kawan-kawan (1979) terdapat korelasi antara pengajaran dosen dengan hasil belajar inahasiswa, deniikian pula studi yang pernah dilakukan oleh Centra (1979) inenunjukkan bahwa ada korelasi yang cukup baik antara kepengajaran dosen dengan hasil belajar mahasiswa.
Ada faktor lain pula yang berkaitan dengan prestasi belajar inahasiswa yaitu sikap terhadap kegiatan belajar ditentukan oleh bagaimana persepsi mahasiswa terhadap kegiatan belajar yang dialaminya. Menurut Sinibolon (1984) mahasiswa yang senang terhadap aktivitas belajar cenderung nelaksanakan tugas-tugas belajar dengan perasaan lapang dan gembira, sehingga beban studi yang ada pada mahasiswa dapat diselesaikan. Tetapi sebaliknya jika mahasiswa tidak senang terhadap kegiatan belajar ia cenderung inenghindar bahkañ menolaknya. Dengan demikian tuga-tugas tidak diselesaikannya.
Melalui kajian teoritis tentang persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen, inotivasi berprestasi serta sikap dan kebiasaan belajar dalam hubungannya dengan prestasi belajar inahasiswa diajukan empat hipotesis. untuk diuji kebenarannya. Penelitian dengari sampel dua ratus einpat inahasiswa di Universitas Borobudur, rnengungkap hasil pengujian hipotesis-hipotesis sebagai berikut; tiga hipotesis ditolak dan satu diterima, hipotesis yang diteriina adalah hipotesis ketiga sedangkan hipotesis yang lainnya ditolak.
Dengan demikian terungkap hasil penelitian sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi xnahasiswa tentang kepengajaran dosen dengan prestasi belajar inahasiswa,
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara inotivasi berprestasi dengan prestasi belajar uiahasiswa.
3. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
4. Tidak Ada hubungan yang signifikan secara bersainasama antara persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen, inotivasi berprestasi, sikap dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penulis menyarankan agar dalani penerimaan ealon-calon inahasiswa baru diadakan seleksi agar inahasiswa yang diterima adalah mahasiswa yang memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, mahasiswa yang mempunyai keinginan tinggi untuk meperdalam ilmu pengetahuan, mahasiswa yang memuliki disiplin tinggi dalam melaksanakan tugas-tuugas, serta mahasiswa yang memiliki potensi yang meniadai untuk belajar di Perguruan Tiriggi.
Selain itu penulis juga menyarankan untuk mengadakan penelitian dengan tujuan untuk inengetahui bagaimana hubungan antara persepsi nahasiswa terhadap kepengajaran dosen dengan inotivasi berprestasi inahasiswa, hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen dengan sikap dt kêbiasaart belajar. mahaiswa, serta hubungan antara irotivasi berprestasi dengan sikap dan kebiasaan belajar thahasiswa. Penulis juga menyarankan agar kesejahteraan dosen perlu dlperhatikan agar dosen dapat mengemban dedikasi secara optimal. Dalam instruinen penelitian penulis menyarankan pula perlu dicari validitas eksternal jadi tidak hanya validitas internal saja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T6939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nur Fajar
"Rasa cemas yang dirasakan oleh seorang individu dapat memberikan dampak dampak negatif yang dapat mengganggu kehidupan seorang individu termasuk pada mahasiswa Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kecemasan individu dan kecemasan akuntansi mahasiswa terhadap pencapaian prestasi akademiknya dan kepuasan atas prestasi akademiknya Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah State Trait Anxiety Inventory STAI dan instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan akuntansi adalah Accounting Anxiety Rating Scale AARS. Selain itu penelitian ini menggunakan variabel kontrol berupa motivasi hubungan dengan teman dan status ekonomi sosial Sampel penelitian ini merupakan mahasiswa akuntansi FEB UI angkatan 2012 dan 2013 sebanyak total 300 orang Data yang didapat dari penelitian ini diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kecemasan individu tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa namun berpengaruh negatif dengan kepuasan atas prestasi akademik mahasiswa Serta kecemasan akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi akademik dan kepuasan atas prestasi akademik mahasiswa akuntansi FEB UI angkatan 2012 dan 2013.

Individuals with anxiety often faced with the negative impacts caused by anxiety itself while university students also struggle with anxiety too. The purpose of this research is to determine if there is a relationship between individual anxiety and accounting anxiety with academic achievements and satisfaction of academic achievements in university students. The instrument used to measure individual anxiety is the State Trait Anxiety Inventory (STAI) while the accounting anxiety is measured with the Accounting Anxiety Rating Scale AARS Control variables of motivation relationship with friends and socio economic status were used in this research. Sample of 300 students of junior and senior year were tested with the Structural Equation Modeling SEM method. The results shows that the individual anxiety does not have effects on academic achievements however it has a negative effects on satisfaction of academic achievement While the accounting anxiety has a positive effects with both academic achievements and satisfaction of academic achievements on the FEB UI accounting students."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Bambang Sugema
"Perlu disadari bahwa prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti minat, bakat, inteligensi, keluarga, sosial ekonomi, kebiasaan belajar, motivasi belajar, harapan-harapan, genetik dan lain-lain. Dari berbagai faktor tersebut, penelitian ini hanya menelaah hubungan dua variabel batas yaitu kebiasaan belajar dan motif berprestasi dengan prestasi belajar sebagai variabel terikatnya.
Dalam kaitan itu semua, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1.) ada tidaknya hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar, (2) ada tidaknya hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar, (3) ada tidaknya hubungan kebiasaan belajar dan motif berprestasi secara bersama-sama dengan prestasi belajar, (4) ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa izin belajar dengan mahasiswa tugas belajar.
Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIA-LAN Pejompongan Jakarta Pusat, yang diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : 2000 mahasiswa izin belajar yang diambil 200 orang sebagai sampling. Selanjutnya untuk kategori yang kedua, dari sejumlah 100 mahasiswa tugas belajar diambil 80 orang sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan insidental sampling. Teknik pengambilan data dengan menggunakan angket dengan skala Likert. Angket ini sebelumnya diujicobakan kepada 30 mahasiswa dan dipilih item yang valid dan reliabel. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa STIA-LAN yang sekurang-kurangnya sudah menempuh 3 semester.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product-moment, Regresi Ganda dan T-test. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada korelasi positip antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dengan koefisien korelasi r= 0,17, (2) ada korelasi positip antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dengan koefisien r= 0,18, (3) ada korelasi positip antara kebiasaan belajar dan motif berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dengan koefisien korelasi ganda R = 0,24, (4) terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa izin belajar dengan mahasiswa tugas belajar dengan harga t = 2,57. Dilihat dari harga meannya maka ternyata menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa izin belajar lebih baik dibanding dengan mahasiswa tugas belajar.
Dari realitas demikian penelitian ini setidaknya dapat memberikan gambaran riil tentang perbedaan antara mahasiswa izin belajar dengan tugas belajar. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan dalam kebijakan terhadap mahasiswa tugas belajar dengan izin belajar para mahasiswa STIA-LAN di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T7977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Erly Susilawati
"ABSTRAK
Berdasarkan data statistik Fakultas Psikologi UI, jumlah mahasiswa angkatan
1995 yang memiliki indeks prestasi (IP) < 2.0 menunjukkan angka yang tidak sedikit.
Pada akhir tahun ajaran pertama mereka, tercatat 5 mahasiswa yang drop out dari 101
mahasiswa. Jumlah ini termasuk besar bila dibandingkan dengan angkatan sebelumnya
(1994) yang tidak memiliki mahasiswa drop out pada akhir tahun pertama. Hal ini
sangat disayangkan mengingat bahwa pada dasarnya mahasiswa yang diterima di
Fakultas Psikologi UI secara umum dapat dikatakan mahasiswa yang memiliki potensi
karena sudah lulus saringan UMPTN. Mengapa mahasiswa yang berpotensi ini tidak
dapat berprestasi secara optimal ?.
Berdasarkan studi Winkel (1983) serta Crow & Crow (1984), faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi akademis seseorang dapal dikelompokkan menjadi dua,
yaitu kelompok faktor yang berasal dari dalam siswa dan kelompok faktor yang
berasal dari luar siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain: kondisi
jasmani, kondisi kesehatan, inteligensi, kepribadian, minat, motivasi, gaya belajar,
kebiasaan belajar dan keadaan emosi. Faktor yang berasal dari luar diri siswa antara
lain: situasi keadaan sosio-ekonomi dan kultural, kurikulum pelajaran, disiplin sekolah,
fasilitas belajar, faktor sosial di sekolah dan faktor-faktor situasional lainnya.
Diantara faktor-faktor di atas, salah satu faktor yang diketahui berhubungan
secara signifikan dengan prestasi belajar adalah inteligensi (Enlwislle, !9S3). Selain
itu, Howe (1986) mengungkapkan kurangnya pelatihan dalam belajar (gaya belajar)
sebagai faktor yang memberikan sumbangan yang terbesar bila dibandingkam dengan
faktor-faktor lainnya. Hal ini didukung oleh hasil percobaan Pask (Entwistle, l983)
yang rnembuktikan bahwa mahasiswa dengun gaya belajar yang sesuai dengan mana kuliah dapat menjawab hampir semua pertanyaan tentang apa saja yang telah mereka
pelajari.
Sclain itu, lingkungan perguruan tinggi memiliki tuntutan yang berbeda dengan
lingkungan SMU. Penyesuaian diri terhadap perubahan yang tiba-tiba dari cara
pengajaran serta lingkungan sekolah menengah ke perguruan tinggi ini menuntut
mahasiswa untuk mencari dan mengadaptasikan strategi / gaya belajar yang baru yang
lebih sesuai.
Butterweck (Howe, 1986) dalam penelitiannya mengenai masalah-masalah
yang terkait dengan belajar, mencatat bahwa ketidakberhasilan mahasiswa tingkat I
dalam kegiatan belajarnya sebagian besar dikarenakan mereka tidak mempunyai tujuan
akhir yang ingin dicapai, sedikit membaca, tidak mencatat kuliah dengan baik dan
gagal menyesuaikan diri dengan tuntutan tugas (dengan kata Iain karena strategi dan
cara belajarnya yang buruk). Sedangkan mahasiswa yang sukses biasanya terbiasa
belajar dengan baik dan mengikuti tehnik / strategi belajar yang dianggap sesuai bagi
mereka sendiri.
Penelitian ini berusaha melihat seperti apa gambaran gaya belajar mahasiswa
Psikologi angkatan 1995 Serta melihat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa (da1am hal ini nilai yang didapat untuk mata kuliah Psikologi Umum
1, Statistik 1, Filsafat Umum dan Indeks Prestasi Semester 1).
Dari populasi mahasiswa Psikologi UI angkatan 1995 didapat 52 subyek
penelitian yang bersedia mengikuti penelitian dan memenuhi persyaratan (skor APM
minimal rata-rata). Dari penelitian yang dilakukan didapat bahwa 46.2% subyek
penelitian menggunakan gaya belajar divergen. 32.7% menggunakan gaya belajar
akomodasi, 19.2% menggunakan gaya belajar konvergen dan 1.9% menggunakan
gaya belajar assimilasi. Meskipun dominan dipakai oleh subyek penelitian, gaya
belajar divergen dan akomodasi tidak selalu menjamin diperolehnya nilai yang tinggi
untuk nilai mata kuliah yang diukur. Kecenderungan yang terlihat adalah frekuensi
nilai terbanyak jatuh pada nilai C (untuk mata kuliah Psikologi Umum 1 dan Statistik
1), sedangkan untuk mata kuliah Filsafat Umum frekuensi nilai terbanyak adalah pada
nilai B.
Dari penghitungan korelasi, didapat hasil yang tidak signifikan sehingga semua
hipotesa kerja diterima. Dengan demikian tidak ada hulmungan yang signifikan antara
gaya belajar yang digunakan oleh mahasiswa Psikologi UI angkatan 1995 dengan nilai
yang mereka dapat untuk mata kuliah Psikologi Umum 1. Statistik I. Filsafat Umum
dan lndeks Prestasi Semester I."
1996
S2455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Santhi Aquarini
"Pendidikan penting bagi kehidupan masyarakat. Perubahan lingkungan yang teijadi dengan cepat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang didapat antara lain dari lembaga pendidikan. Pendidikan tinggi memungkinkan manusia mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi pula. Angka Partisipasi Kasar pendidikan tinggi di Indonesia tergolong rendah. Angkatan keija yang berpendidikan tinggi juga tergolong rendah. Menurut AS Munandar sehamsnya belajar itu dilakukan seumur hidup. Belajar seumur hidup dapat memungkinkan perkembangan manusia dalam segala bidang.
Pendidikan seumur hidup (lifelong learning) terjadi pada segala bidang, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Agar individu dapat belajar mandiri seumur hidup sebaiknya menerapkan self-regttlated learning, yaitu mengatur belajamya sendiri dengan memotivasi dan mengontrol dirinya, karena mereka tahu diri mereka sendiri dan apa yang harus dikeijakan, serta strategi apa yang sesuai.dengan situasi dan kondisi belajar. Penggunaan strategi ini berguna di berbagai proses belajar.
Menurut Zimmerman dan Martinez-Pons (1998) penggunaan strategi yang efektif dan efisien menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Strategi self-regulated learning tersebut adalah self-evaluation; organizing and transforming: goal-setting and planning: seeking information: keeping records and monitoring: environmental structuring: self-consequating: rehearsing and memorizing: seeking social assisstance; reviewing records; dan non strategic behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce Carol Gabrielle
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung di Indonesia sejak awal tahun 2020 telah mengubah banyak sistem di negara ini, salah satunya adalah sistem pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara tatap muka/luring, kini mau tidak mau dilakukan secara daring. Perubahan yang terjadi memaksa para pelajar untuk ikut beradaptasi dengan cepat. Hal ini tentunya berdampak secara tidak langsung kepada prestasi yang diraihnya. Pelajar/mahasiswa yang memiliki kegigihan dan ketahanan diri yang baik akan dapat lebih mudah beradaptasi dengan keadaan, sehingga perubahan yang terjadi tidak seharusnya menjadi hambatan yang berarti untuk tetap berprestasi.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kegigihan dan ketahanan diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UI dalam belajar, keadaan sosioekonomi, dan sosiodemografinya terhadap prestasi yang diraih selama masa pandemi.
Metode: Studi cross-sectional berupa kuesioner online pada mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2021 dengan pengambilan sampel berupa total population sampling berjumlah 372 mahasiswa pada bulan Juli hingga Agustus 2021. Kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan. Digunakan uji korelasi bivariat melalui uji Kendall’s Tau dan uji beda rerata dengan melihat nilai p-value dan r (koefisien korelasi) untuk analisis statistik.
Hasil: Berdasarkan uji korelasi Kendall’s Tau, terdapat perbedaan hubungan yang signifikan (p<0,05) antara kegigihan mahasiswa terhadap Prestasi yang dinilai melalui Indeks Prestasi Mahasiswa serta terdapat hubungan antara ketahanan diri terhadap prestasi yang dinilai melalui keikutsertaan lomba selama pandemi. Untuk beberapa faktor sosiodemografi dan sosioekonomi lainnya juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi yang diraih selama pandemi.
Kesimpulan: Kegigihan dan ketahanan diri mahasiswa dalam belajar memiliki korelasi positif dengan prestasi yang diraihnya. Namun kenyataannya, selama pandemi masih banyak mahasiswa yang memiliki kegigihan dan ketahanan diri yang rendah. Oleh karena itu, faktor sosiodemografi dan sosioekonomi diharapkan dapat memberi dukungan supaya kegigihan dan ketahanan diri dapat meningkat.

Introduction: COVID-19 pandemic in Indonesia has changed many systems in this country, including the education system. Teaching and learning activities that were originally carried out physically, are now being held online. This adaptation has an indirect impact on their achievements. Students who have good grit and resilience will be able to adapt to the situation easier, so that changes that occur should not be a significant obstacle to keep achieving good grades.
Objective: To find out the relationship between the grit and resilience of preclinical dental students in Universitas Indonesia with different sociodemographic factors and socioeconomic conditions, with the academic achievements during the pandemic.
Methods: Cross-sectional study in the form of online questionnaires for Preclinical Dental Students with total population sampling of 372 students collected from July to August 2021. The questionnaire consists of 14 questions. The mean difference and correlation test is used to determine the relationship of all variables and by looking at the p-value and correlation coefficient for statistical analysis.
Results: Based on the correlation test, there’s a significant difference in the relationship between student Grit and GPA scores. There’s also a relationship between resilience and academic achievement assessed through participation in competitions during the pandemic. Some other sociodemographic and socioeconomic factors also contribute to the academic achievements achieved during the pandemic.
Conclusion: Preclinical dental students who display higher grit and resilience scores, achieve higher GPA and more participation in competitions during pandemic. Therefore, it is crucial for dental students to consider these values and the impact that they might have on their overall progress.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Mini Adi Prianto
"Pemerintah menyadari pentingnya kebutuhan pendidikan bagi rakyatnya agar siap menghadapi tantangan dalam era globalisasi yang tengah melanda dunia. Pendidikan dirasakan sangat penting untuk mengembangkan potensi seseorang. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah mengusahakan suatu lingkungan dimana setiap anak didik diberi kesempatan untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, baik sesuai dengan kebutuhannya maupun kebutuhan masyarakatnya (Utami Munandar, 1990). Oleh karena itu, pemerintah menekankan pentingnya pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, kreatif dan berprestasi di berbagai bidang.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk anak yang normal saja tetapi juga berlaku bagi anak-anak yang mengalami cacat maupun anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. Selama ini pemerintah telah mengusahakan berbagai pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi anak-anak cacat agar bisa maju dan berkembang. Dengan mengusahakan berbagai sarana dan alat bantu yang dibutuhkan. Namun bagi anak-anak dengan kemampuan yang unggul belum dapat mengembangkan potensinya dalam suatu sekolah khusus karena pemerintah selama ini hanya menyediakan sekolah-sekolah umum, sehingga anak-anak dengan kemampuan unggul berkembang bersama anak-anak normal. Anak-anak yang tergolong cerdas dan berbakat menjadi kurang dapat mencapai prestasi yang seharusnya ditampilkan karena rangsangan yang kurang sesuai. Sedangkan mereka memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan sesuai bakat dan minatnya.
Sistem pendidikan di Indonesia pada dasarnya juga mendukung perlunya perhatian khusus bagi anak-anak yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Hal ini telah dikemukakan dalam GBHN tahun 1993 dan Pasal 8 ayat 2 UU Pendidikan No. 11 tahun 1989.
Secara implisit hal-hal tersebut mengisyaratkan perlunya menyelenggarakan sekolah unggul sebagai salah satu alternatif untuk melayani anak-anak yang berbakat unggul, atau disebut juga anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
Secara khusus, sekolah unggul bertujuan menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki keunggulan dalam hal-hal sebagai betikut, yaitu (a) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi; (c) wawasan IPTEK yang mendalam dan luas; (d) motivasi dan komitmen yang tinggi. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>