Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176811 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yerrikho Bergas
"Dengan semakin banyaknya jumlah merek di pasar, semakin meningkat pula tingkat persaingan diantara merek-merek dan hanya merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut, dan menguasai pasar. Ekuitas merek (brand equity) merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek dan simbolnya yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk. Ekuitas merek terdiri atas dimensi-dimensi kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand associations), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty).
Penelitian ini untuk mengidentifikasi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek dari pelanggan XL. XL sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia harus dapat bersaing dengan kompetitornya. Melalui brand equity yang kuat, diharapkan XL akan dapat merencanakan dan menyusun strategi yang tepat terhadap hal ? hal yang dianggap masih kurang di dalam ekuitas mereknya.
Hasil dari brand awareness menunjukkan XL belum menempati posisi top of mind dari sebuah merek provider telekomunikasi tetapi dari brand recall, brand recognition, dan brand unaware, XL sudah cukup baik dan dikenal di masyarkat luas. XL juga memiliki brand image yang kuat di benak pelanggannya. Hal ini harus diperkuat dengan kualitas layanan yang baik sehingga nantinya XL akan memiliki pelanggan dengan loyalitas yang tinggi.
XL saat ini memiliki posisi loyalitas yang baik pada tingkat satisfied buyer di piramida loyalty. Melalui metode service quality dapat dianalisis dimensi apa saja dari kualitas pelayanan XL yang dirasa masih kurang dan dianalisis kembali sehingga posisi brand loyalty pelanggan XL nantinya dapat meningkat pada posisi commited buyer.

With the increasing number of brands on the market, increasing the level of competition among brands and only brand that has strong brand equity that will still be able to compete, win, and dominate the market. Brand equity (brand equity) is a set of brand assets and liabilities relating to the marks and symbols that can increase or decrease the value provided by a product. Brand equity consists of the dimensions of brand awareness, brand associations, perceived quality, brand loyalty.
This study to identify the brand awareness, brand associations, perceived quality and brand loyalty from customers XL. XL as one of telecommunication companies in Indonesia should be able to compete with competitors. Through a strong brand equity, is expected to XL will be able to plan and develop the right strategy against things - things that were deemed to be lacking in the brand equity.
The results of brand awareness shows XL has not finished top of mind of a telecommunications provider, but the brand of brand recall, brand recognition and brand unaware, XL is quite good and well known in the community at large. XL also has a strong brand image in the minds of customers. It must be reinforced with a good quality service so that later XL will have customers with high loyalty.
XL currently has a position of good loyalty customers at the level of satisfied loyalty pyramid. Through the method of service quality dimensions can be analyzed any of the XL service quality is still lacking and re-analyzed so that the position of brand loyalty XL customers will be able to increase the position commited buyer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Namanda
"Penelitian ini membahas pengaruh brand awareness, perceived quality dan brand association yang dimediasi oleh brand attitude terhadap brand loyalty. Dalam penelitian ini brand awareness, perceived quality dan brand association dikategorikan ke dalam perceptual dimension; sedangkan brand loyalty dikategorikan ke dalam behavior dimension. Hasil penelitian menunjukan bahwa brand awareness dan brand association melalui mediasi brand attitude memberikan pengaruh siginifikan terhadap brand loyalty. Selanjutnya, pada penelitian ini brand attitude dimodifikasi menjadi variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa brand attitude memberikan efek penguatan hubungan antara brand awareness terhadap brand loyalty dan brand association terhadap brand loyalty, meskipun pengaruh diantara variable tersebut tidak signifikan. Sehingga untuk dapat membangun brand loyalty, Surya Promild harus menitikberatkan kegiatan pemasaran yang dapat menguatkan brand awareness, brand association dan juga brand attitude.

This study discusses the effect of brand awareness, perceived quality and brand association is mediated by brand attitude toward brand loyalty. In this research, brand awareness, perceived quality and brand association categorized into perceptual dimension; whereas brand loyalty categorized into behavior dimension. The results showed that brand awareness and brand association through mediation brand attitude provides a significant effect on brand loyalty. Furthermore, this research modifies brand attitude be moderating variables.
The results showed that brand attitude gives the effect of strengthening the relationship between brand awareness to brand loyalty and brand association to brand loyalty, although the effect was not significant among those variables. So as to be able to build brand loyalty, Surya Promild should focus marketing activities to strengthen brand awareness, brand association and brand attitude.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Abdullah
"Sejak masuknya IT Unilever Indonesia ke jajaran produsen es krim di Indonesia pada tahun 1992 dengan merek WALL'S ,terjadi peuingkatan konsumsi es krim di Indonesia yang semula hanya sebesar 29,3 ribu kilo liter pada tahun 1991,maka pada tahun 1995 konsumsi es krim di Indonesia menjadi 73,2 ribu kilo liter.Hanya dalam rcntang waktu yang begitu singkat atau kurang lebih 4 tahun ,PT Unilever Indonesia dapat dipastikan telah menguasai pasar es krim di Indonesia.Keberhasilan itu tidak terlepas dari terobosan yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia dalam memasarkan es krim di Indonesia ,terbukti dengan banyaknya perusahaan yang mengikuti jejak WALL'S dalam pemasaran produk es krimnya.
Pemasaran saat ini merupakan pertempuran persepsi.dan membangun persepsi ini dapat dilakukan melalui strategi brand image terliadap merek suatu produk.Sangatlah tidak mudah bagi produsen dalam membangun mcreknya,mulai dari tahap menancapkan brand awareness sampai loyalitas konsumen terhadap suatu merek sehingga bisa membuat maypritas target pasamya menjadi committed AwyerAtas dasar itulah penulis mengadakan penelitian terhadap Strategi Brand Image yang telah dilakukan oleh PT Unilever Indonesia sehingga dapal menguasai pangsa pasar es krim di Indonesia melalui pent-ukuran Brand Awarc'-msm perceived Quality,dan Brand Loyalty dari es krim merek WALL'S di Indonesia.
Dari hasil penetitian terlihat bahwa es krim merek WALL'S berhasil menduduki posisi Top of Mind,yang berarti merek tersebul paling diingat pertama kali dalam benak konsumen (47%) dibandingkan es krim merek lain.Hal ini disebabkan gencamya promosi yang telah dilakukan PT Unilever Indonesia melalui media cetak maupun elektronik.ataupun menjadi sponsor penyelenggaraan even olahraga atau seni terutama even yang diperuntukkan bagi kawula muda dan game fun bagi anak-anak.
Dilihat dari Brand Loyalty .yaitu tingkat kesetiaan konsumcn terhadap es krim merek WALL's.maka merek WALL'S memiliki persentase terbesar pada Satisfied buyer ( 63,5 % ).Ini menunjukkan sebagian besar konsumen sudah merasa puas dengan rasa es krim yang ditawarkan oleh WALL'S.Sebaliknya persentase terkecil berada pada ttngkal Switcher atau price buyer ( 11,1 % ),yang menunjukkan bahwa sedikit konsumen yang mempunyai alasan mengkonsumsi WALL'S karena factor harga yang murah.Hal ini berarti alasan utama membeli es krim merek WALL'S bukan karena factor harga ,tapi lebih disebabkan oleh factor- factor lain .seperti rasanya yang sesuai dengan selera,mudah diperoleh.mcrck yang sudah dikenal dan mutu yang terjamin.
Mengenai Perceived Quality,ternyata konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap es krim merek WALL'S ,yaitu sebesar 79,4 % .artinya sebagian besar konsumen yang lelah membeli es krim merek tersebut merasa puas karena es krim merek WALL'S dapat memenuhi harapan mereka bahkan mampu melebihi haranan mereka (36,5%).
Berdasarkan hasil penelitian maka PT Unilever Indonesia tetap harus mengadakan promosi secara lebih konsisten dengan variasi pada promosi penjualan dan pemilihan media yang lebih efektif karena terbukti bahwa promosi yang dilakukan melalui radio tidak terlalu mengena pada konsumen.Selain itu perlu adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap harga jual,dan penambahan jumlah mobile cabinet unluk lebih mcndckatkan pada konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Evi Donna
"Sejak dikeluarkannya Keppres No 21/2001, yang mengakhiri monopoli Pertamina di pasar oli nasional, maka berbagai merek oli terkemuka dunia mulai memasuki pasar Indonesia. Salah satu perusahaan yang bersaing di pasar oli nasional adalah PT Caltex Oli Indonesia yang memiliki daerah opearasional di wilayah Sumatera yaitu wilayah Riau Daratan. Perusahaan ini memproduksi oli kendaraan roda 4 ringan yaitu Havoline Energy Caltex Oli yang terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu Havoline Energy yang merupakan oli sintetis yaitu semi sintesis dan fully sintetis.
Kedua produk diatas kurang mendapat sambutan dipasaran. Oleh sebab itu penelitian ini ditujukan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana brand image dari Havoline Energy Oli di wilayah Riau Daratan. Adapun fokus penelitian lebih ditujukan kepada bagaimana brand loyalty, perceived quality, brand awareness dan brand assosiation dari Havoline Energy Oli di wilayah Riau Daratan serta bagaimana implikasinya dalam strategi pemasaran.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yaitu dengan cara menyebarkan qustioner di wilayah Riau Daratan. Responden yang diambil adalah yang pernah menggunakan minimal 1 kali Havoline Energy.
Hasil penelitian untuk untuk Brand Loyalty maka loyalitas konsumen yang terbesar disebabkan oleh kepuasan akan produk dengan prosentase satisfied buyer sebesar (64.271%) dari total responden. Hal ini berarti bahwa konsumen sudah merasa puas dengan produk Havoline Energy oli. Sedangkan prosentase paling tendah adalah pada switcher atau price buyer (8.333%). Artinya dalam membeli oli Havoline Energy alasan konsumen bukanlah terletak pada harga melainkan faktor-faktor lain seperti yang seperti kemudahan memperoleh, mutu terjamin, atribut sesuai dengan kebutuhan mesin, iklan menarik dan lain-lain.
Untuk perceived quality maka sebagian besar konsumen yaitu sekitar 52.38% mengatakan bahwa kualitas Havoline Energy Caltex Oli berada jauh diatas kualitas yang diharapkan oleh konsumen. Sedangkan golongan kedua sebanyak 27.38% menyatakan kualitas oli sama dengan kualitas yang diharapkan konsumen. Adapun golongan ketiga sebanyak 20.23 % menyatakan kualitas oli berada dibawah kualitas yang diharapkan konsumen.
Untuk brand association maka sebanyak 26% reponden memiliki asosiasi bahwa Havoline Energy Caltex Oli sebagai oli yang mahal walaupun demikian, sebanyak 40% (22%+ 18%) responden berpendapat bahwa Havoline Energy adalah oli dengan kualitas bagus dan mutu terjamin. Dari uraian diatas terlihat bahwa sebenamya tidak terjadi gap antara positioning oli yang telah ditetapkan oleh perusahaan Caltex dengan asosiasi terhadap Havoline Energy oli yang hadir dibenak konsumen. Sehinggga dapat dikatakan bahwa Havoline Energy oli telah diposisikan dengan tepat dan sudah melekat dibenak konsumen.
Untuk Brand Awareness maka konsumen oli daerah Riau telah mengetahui keberadaan Oli Havoline Energy (20%), terbukti dengan merek tersebut menduduki posisi puncak dalam hal merek yang paling diingat dalam benak konsumen. Berhasilnya Havoline Energy Caltex Oli berada pada posisi Top of Mind di wilayah Riau daratan tidaklah mengherankan mengingat bahwa perusahaan minyak Caltex sendiri sudah beratus tahun berada di wilayah ini, sehingga masyarakat sudah mengenal produk dan hal-hal lain sehubungan dengan PT Caltex Pacific Indonesia dan PT Caltex Oli Indonesia sebagai bisnis unitnya.
Adapun saran yang diberikan berdasarkan kesimpulan diatas adalah implikasi pada strategi pemasaran oli Havoline Energy di daerah Riau Daratan, yaitu dengan cara lebih memfokuskan strategi pemasaran ke kelompok; Pria, usia lebih dari 40 tahun, Latar belakang pendidikan tinggi, kelas pekerja dengan SES level A/A+ (pengeluaran/bulan Rp.3-Rp 8 jt) dan sangat mengikuti anjuran dari bengkel atau showroom mobil dalarn penentuan merek oli yang dipakai.
Adapun positioning yang tepat untuk Havoline Energy oli berdasarkan gabungan antara telaah dan basil survey adalah "Oli sintetik kelas atas yang memiliki kualitas terbaik dan mutu prima" (The highest class of Sintetic Lubricant with good quality and outstanding performance).
Untuk strategi harga, karena pasar oligopoly maka sebaiknya tidak menaikkan harga apabila pemain lain tidak menaikkan harga. Alasan lain adalah Caltex Havoline sudah diasosiasikan sebagai oli mahal. Sedangkan strategi distribusi adalah memastikan setiap oli tersedia di oli dan bengkel, membina hubungan yang baik dengan dealer mobil dan bengkel sehingga terjalin kerjasama yang menguntungkan dimana dealer dan bengkel dapat bertindak lebih proaktif dalam menjaring customer. Terakhir, untuk strategi promosi adalah melalui Word Of Mouth karena terbukti cara ini cukup effisien didalarn memasarkan Caltex Havoline Energy, menjalin partnership dengan para montir, memberikan sample gratis seperti free trial dan melalui komunikasi pemasaran secara terus menerus serta menanamkan citra kualitas oli yang baik dan mutu terjamin dibenak kustomer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah Vidya
"[ABSTRAK
Banyaknya jejaring sosial yang bermunculan. Salah satu jejaring sosial yang marak digunakan adalah twitter. Kegiatan promosi produk melalui twitter sudah mulai digunakan PT XL Axiata Tbk (XL) sejak tahun 2009 melalui akun @XL123. Penggunaan twitter oleh perusahaan telekomunikasi di Indonesia masih dalam tahap penjualan dan promosi.
Namun demikian, analisis yang dilakukan hanya terbatas pada perhitungan jumlah retweet, komentar, dan follower. Analisis belum melihat sejauh mana makna komentar dari pelanggan maupun masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan membeli masyarakat jika komentar yang diberikan negatif, dan sebaliknya komentar positif akan meningkatkan citra perusahaan di mata stakeholder. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa rating yang diperoleh XL Axiata tidak sesuai dengan ekspektasi brand tersebut, yaitu rating 3 dari 10. Sedangkan ekspektasi yang diharapkan berdasarkan analisa perbandingan jumlah follower dan following, semestinya XL Axiata memiliki reputasi yang bagus yaitu 7-8.
Penelitian ini melakukan perhitungan reputasi dari produk XL Axiata, dan membandingkannya dengan produk Telkomsel dan Indosat. Selanjutnya dilakukan beberapa teknik ekstrak data, analisis sentimen, serta membandingkan tiga algoritma klasifikasi: Naïve Bayes, Support Vector Machine, dan Decision Tree. Tahap evaluasi performansi menggunakan precision, recall, f-measure, dan kurva ROC (AUC). Hasil menunjukkan bahwa model yang dibentuk oleh SVM memberikan performansi yang lebih baik untuk selanjutnya digunakan untuk melakukan perhitungan Net Brand Reputation. Perhitungan NBR dilakukan di produk 3G, 4G, Voice, SMS, dan Internet (data). Berdasarkan perbandingan kelima produk ini, XL Axiata memperoleh rata-rata nilai reputasi yang lebih di dibandingkan Telkomsel dan Indosat yaitu sebesar 24.5%, sedangkan Telkomsel hanya memperoleh 13.2% dan Indosat 19.3%.

ABSTRACT
The internet in Indonesia has grown rapidly, it proved by many social media comes up. One of famous social media is twitter. Campaign product using twitter had been used by XL Axiata since 2009 through account @XL123. Unfortunately, the using of twitter in Indonesia telecommunication company still in the stage of sales and promotions.
However, the analysis only calculated number of retweets, comments, dan followers. Analyzes haven?t seen what is the meaning of those comments, whether be positive or negative for XL brand products. Negative comments giving influence to society buying decision, while positive comments create good reputation to stakeholders. This is showned by a fact that the rating obtained XL Axiata does not correspond to the brand?s expectation, ie rating 3 out of 10. While expectation based on comparative analysis of number of followers and following, XL Axiata should have a good reputation in rate 7-8.
This study not only calculating XL product but also Telkomsel and Indosat for comparative analysis. Hereafter, we extracted features, algorithms and the classification schemes. Evaluation phase using precision, recall, f-measure and ROC curve (AUC). The sentiments are classified and compared using three different algorithms: Naïve Bayes, Support Vector Machine, and Decision Tree classifier method. The result shows model built by SVM is the best result. Using this model, we measure Net Brand Reputation in 5 products which are 3G, 4G, Voice, SMS, and Internet (data). The experiments showned XL Axiata has the highest reputation score rather than Telkomsel and Indosat with average NBR score 24,5%, while Telkomsel only 13.2% and Indosat 19.3%.;The internet in Indonesia has grown rapidly, it proved by many social media comes up. One of famous social media is twitter. Campaign product using twitter had been used by XL Axiata since 2009 through account @XL123. Unfortunately, the using of twitter in Indonesia telecommunication company still in the stage of sales and promotions.
However, the analysis only calculated number of retweets, comments, dan followers. Analyzes haven?t seen what is the meaning of those comments, whether be positive or negative for XL brand products. Negative comments giving influence to society buying decision, while positive comments create good reputation to stakeholders. This is showned by a fact that the rating obtained XL Axiata does not correspond to the brand?s expectation, ie rating 3 out of 10. While expectation based on comparative analysis of number of followers and following, XL Axiata should have a good reputation in rate 7-8.
This study not only calculating XL product but also Telkomsel and Indosat for comparative analysis. Hereafter, we extracted features, algorithms and the classification schemes. Evaluation phase using precision, recall, f-measure and ROC curve (AUC). The sentiments are classified and compared using three different algorithms: Naïve Bayes, Support Vector Machine, and Decision Tree classifier method. The result shows model built by SVM is the best result. Using this model, we measure Net Brand Reputation in 5 products which are 3G, 4G, Voice, SMS, and Internet (data). The experiments showned XL Axiata has the highest reputation score rather than Telkomsel and Indosat with average NBR score 24,5%, while Telkomsel only 13.2% and Indosat 19.3%., The internet in Indonesia has grown rapidly, it proved by many social media comes up. One of famous social media is twitter. Campaign product using twitter had been used by XL Axiata since 2009 through account @XL123. Unfortunately, the using of twitter in Indonesia telecommunication company still in the stage of sales and promotions.
However, the analysis only calculated number of retweets, comments, dan followers. Analyzes haven’t seen what is the meaning of those comments, whether be positive or negative for XL brand products. Negative comments giving influence to society buying decision, while positive comments create good reputation to stakeholders. This is showned by a fact that the rating obtained XL Axiata does not correspond to the brand’s expectation, ie rating 3 out of 10. While expectation based on comparative analysis of number of followers and following, XL Axiata should have a good reputation in rate 7-8.
This study not only calculating XL product but also Telkomsel and Indosat for comparative analysis. Hereafter, we extracted features, algorithms and the classification schemes. Evaluation phase using precision, recall, f-measure and ROC curve (AUC). The sentiments are classified and compared using three different algorithms: Naïve Bayes, Support Vector Machine, and Decision Tree classifier method. The result shows model built by SVM is the best result. Using this model, we measure Net Brand Reputation in 5 products which are 3G, 4G, Voice, SMS, and Internet (data). The experiments showned XL Axiata has the highest reputation score rather than Telkomsel and Indosat with average NBR score 24,5%, while Telkomsel only 13.2% and Indosat 19.3%.]"
2015
TA-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Triasih Laraswaty
"Semakin berkembangnya jaman, persaingan yang ada juga kian meningkat, begitupula dengan pertumbuhan kosmetik di Indonesia. Dengan maraknya pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia, diharapkan perusahaan dapat memiliki strategi-strategi yang tepat untuk bisa mendominasi pasar. Media sosial dapat menawarkan cara baru untuk perusahaan dan pelanggan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh firm-created dan user-generated social media communication terhadap brand awareness / association, brand loyalty, dan perceived quality produk lisptick, bedak padat, dan foundation merek Wardah di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei berdasarkan purposive sampling. Data diolah menggunakan SPSS dan SmartPLS melalui analisis statistik deskriptif dan SEM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa firm-created dan user-generated social media communication berpengaruh positif terhadap brand awareness / association, brand loyalty, dan perceived quality produk lisptick, bedak padat, dan foundation merek Wardah di DKI Jakarta.

Along with the development of the era, the existing competition is also increasing, as well as the growth of cosmetics in Indonesia. With the rapid growth of the cosmetics industry in Indonesia, it is hoped that the company will have the right strategies to dominate the market. Social media can offer new ways for companies and customers to communicate with each other. The purpose of this study was to analyze the effect of firm-created and user-generated social media communications on brand awareness / association, brand loyalty, and perceived quality of product lipstick, compact powder, and foundation brand Wardah in DKI Jakarta. This study uses a quantitative approach through a survey method based on purposive sampling. The data obtained were processed using SPSS and SmartPLS through descriptive statistical analysis and SEM. The results of this study indicate that the firm-created and user-generated social media communications have a positive effect on brand awareness / association, brand loyalty, and perceived quality of product lipstick, compact powder, and foundation brand Wardah in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Paramita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan yang terbagi atas moneter dan nonmoneter terhadap kesadaran merek, kesan kualitas, dan loyalitas merek di Carrefour. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi masukan demi peningkatan kesadaran merek, kesan kualitas, dan loyalitas merek di Carrefour. Berdasarkan hasil penelitian melalui survei pada 212 orang responden, maka diketahui bahwa promosi penjualan yang bersifat moneter berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kesadaran merek, kesan kualitas, dan loyalitas merek, sedangkan promosi penjualan yang nonmoneter hanya berpengaruh terhadap kesadaran merek dan loyalitas merek. Promosi penjualan moneter tidak mampu memberikan pengaruh terhadap kesan kualitas Carrefour.

ABSTRACT
This research therefore is going to analyze the effect of sales promotion which is divided into monetary and non-monetary toward brand awareness, perceived quality, and brand loyalty at Carrefour. The findings of this research may expectably become beneficial input for the continuous improvement of brand awareness, perceived quality, and brand loyalty at Carrefour. The results indicate that monetary sales promotion affects brand awareness, perceived quality and brand loyalty, while non-monetary sales promotion only affects brand awareness and brand loyalty. Non-monetary sales promotion can not affect the perceived quality of Carrefour.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Diah Lestari
"Islamic branding adalah fenomena yang terjadi dalam dunia pemasaran di Indonesia dengan semakin maraknya merek yang menggunakan klaim halal pada produknya serta juga penggunaan simbol-simbol Islami dalam komunikasi pemasarannya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pembentukan ekuitas merek (brand equity) dalam Islamic brand dengan menggunakan merek kosmetik Wardah sebagai obyek penelitian.
Menciptakan loyalitas konsumen adalah merupakan tujuan utama dari seorang pengelola merek, dan merupakan inti dari konsep brand equity. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel perceived quality, corporate brand image dan brand personality dari Islamic brand terhadap brand loyalty baik secara langsung maupun melalui variabel perantara brand attitude. Penelitian dilakukan pada 159 responden dengan menggunakan menggunakan metode kuantitatif analisa jalur.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived quality dapat memberikan pengaruh kepada brand loyalty baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui variabel brand attitude. Sementara brand personality tidak dapat memberikan pengaruh langsung pada brand loyalty melainkan hanya melalui brand attitude. Corporate brand image tidak secara signifikan dapat memberikan pengaruh baik pada brand loyalty maupun brand attitude.

Islamic branding is a phenomenon that occurs in the world of marketing in Indonesia with the increasingly widespread brands that use halal claims on their products as well as the use of Islamic symbols in their marketing communications. This research was conducted to analyze the formation of brand equity in Islamic brand by using Wardah cosmetic brand as research object. Creating brand loyalty is the main objective of a marketer and is at the core of the brand equity concept.
The purpose of this research is to analyse the effect of perceived quality, corporate brand image and brand personality of Islamic brand towards brand loyalty either directly or through the mediation of brand attitude. The research was conducted on 159 respondents by using quantitative method of path analysis.
The result of this study indicates that perceived quality variables gives effect to brand loyalty either directly or indirectly through variable brand attitude. Meanwhile brand personality does not give a direct impact on brand loyalty but only through mediation of brand attitude. Corporate brand image does not significantly effect to both brand loyalty and brand attitude.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafira Fiona Islami
"Konsumen sekarang sudah tidak lagi mencari brand yang hanya dapat memberikan mereka tangible benefits, tetapi juga yang dapat memberikan intangible benefits. Mereka mencari brand yang dapat memikat dan menyentuh hati, sesuatu yang menarik. Konsumen menginginkan sesuatu yang lebih dari sebuah produk, mereka ingin merasakan sesuatu untuk merasa puas. Penting bagi sebuah brand untuk mengaplikasikan experiential marketing, untuk mencapai keberlanjutan pada bisnis. Yang kedepannya, dapat melahirkan konsumen yang loyal pada brand. Penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang signifikan terhadap efek dari pengimplementasian brand experience terhadap terbentuknya brand loyalty, dengan efek mediasi terhadap hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek positif dari brand experience terhadap brand loyalty yang dimediasi oleh perceived quality, brand love, dan brand trust, dengan menggunakan konteks studi brand Sejauh Mata Memandang. Metode purposive sampling digunakan untuk mengambil data dari 196 responden yang berusia 15 hingga 65 tahun, yang sebelumnya telah membeli produk dari Sejauh Mata Memandang dalam kurun waktu satu tahun terakhir. PLS-SEM kemudian digunakan untuk mengolah data tersebut. Penemuan pada penelitian ini menunjukan bahwa efek dari brand experience terhadap brand loyalty terbukti tidak signifikan. Meskipun begitu, hubungan keduanya dimediasi secara signifikan melalui brand love dan brand trust.

Consumers nowadays are no longer looking for brands who can only provide them with tangible benefits, but also ones with intangible benefits as well. They seek brands who can captivate their senses and touch their hearts with something that is fascinating, real and authentic. Consumers want more than a product, they want experience to be satisfied. It is critical for brands to practice experiential marketing in order to achieve business sustainability. Ultimately this would also result in loyal consumers towards the brand. Previous studies have shown significant results from implementing brand experiences towards building brand loyalty—with mediating effects in the relationship. This study aims to examine the positive effect of brand experiences towards brand loyalty mediated by perceived quality, brand love, and brand trust, in the context of Sejauh Mata Memandang. Purposive sampling methods were used to collect data from 196 respondents aged 15 to 65 who had purchased any products from Sejauh Mata Memandang in the previous year. Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) was then used to process the data collected. The findings of this study suggest that the effect of brand experience on brand loyalty has been proven to be positively insignificant. However, the relationship between brand experience and brand loyalty are mediated by brand love and brand trust."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poengky Yudhistira
"ABSTRAK
Nama : Poengky YudhistiraProgram Studi : Manajemen Komunikasi KorporasiJudul Penelitian : Analisis Pengaruh Brand Awareness, Brand Associations dan Perceived Quality Terhadap Brand Equity Universitas Swasta Terakreditasi A di Jakarta Tahun 2016 Brand merupakan salah satu aset yang sangat bernilai bagi organisasi karena mampu memberikan nilai keunikan dan beragam bentuk karakteristik yang mampu menjadi pembeda dengan produk atau jasa sejenis dipasar. Institusi perguruan tinggi juga melakukan pengembangan brand equity untuk meningkatkan keuntungan kompetitifnya pada pasar pendidikan tinggi. Penelitian dengan metode kuantitatif eksplanatif ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh brand awareness, brand associations dan perceived quality dalam membentuk brand equity dari lima universitas swasta di Jakarta yang telah terakreditasi A oleh BAN-PT pada tahun 2016.Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness, brand associations dan perceived quality memiliki pengaruh positif terhadap brand equity, namun hanya brand associations yang memiliki pengaruh signifikan dibandingkan lainnya. Publikasi melalui situs berita online memiliki pengaruh terhadap brand awareness dan brand associations, namun tidak signifikan. Model pembentukan brand equity yang digunakan pada sektor produk-produk komersil memiliki perbedaan dengan pembentukan brand equity pada sektor pendidikan tinggi.Kata kunci: brand equity, brand awareness, brand associations, perceived quality, institusi perguruan tinggi

ABSTRACT
Name Poengky YudhistiraMajors Corporate CommunicationsThesis Title Analysis of the Influence of Brand Awareness, Brand Associations and Perceived Quality on Brand Equity of Private University Accredited A in Jakarta Year 2016 Brand is one of the most valuable assets for the organization because it is able to provide unique values and diverse forms of characteristics that can be differentiated with similar products or services in the market. Higher educations institution also develops brand equity to increase its competitive advantage in the higher education market. This explanative quantitative research method is aimed to find out how brand awareness, brand associations and perceived quality shaping the brand equity of five private universities in Jakarta that have been accredited A by BAN PT in 2016.Findings of this study indicate that brand awareness, brand associations and perceived quality have an influence on brand equity, but only brand associations have significant influence over others. Publications through online news sites have an effect on brand awareness and brand associations, but are insignificant. Model of brand equity used in the commercial products sector differs from the establishment of brand equity in the higher education sector.Keywords brand equity, brand awareness, brand associations, perceived quality, higher educations institutions"
2018
T51570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>