Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andre Riduan
"ABSTRAK
Kebutuhan akan gemuk pelumas membuat permintaan gemuk pelumas semakin
tinggi. Bahan penting penyusun gemuk pelumas adalah pengental yang terbuat
dari asam lemak. Asam lemak yang banyak digunakan adalah asam 12-hidroksi
stearat (12-HSA) yang kebutuhannya saat ini masih diimpor. Asam 12-HSA dapat
disintesis dari asam risinoleat yang berasal dari minyak jarak. Dalam penelitian ini
minyak jarak akan dihidrogenasi untuk mendapatkan minyak jarak terhidrogenasi
yang merupakan bahan baku pembuatan 12-HSA. Hidrogenasi dilakukan dengan
katalis NiO/γ-Al2O3 sebanyak 0,1% pada tekanan 3 dan 4 bar selama 4 jam
dengan variasi temperatur 140-220 °C. Hasil dikarakterisasi dengan analisis titik
tuang dan bilangan iod. Hasilnya, bilangan iod terendah didapat pada tekanan 4
bar dan temperatur 220 °C, yaitu 53,6 g I2/100 g, dengan titik tuang tertinggi -4 °C
pada kondisi operasi yang sama"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Asam 12-hidroksistearat (12-HSA) merupakan salah satu komponen utama pembuatan sabun untuk pengental (thickener) gemuk, yang sampai saat ini masih diimpor. 12-HSA dapat diperoleh melalui reaksi hidrogenasi minyak jarak (castor oil) dengan menggunakan bantuan katalis heterogen, misalnya NiO/γ-Al2O3. Pada penelitian ini dilakukan preparasi katalis NiO/γ-Al2O3 dengan memvariasikan larutan garam prekursor (pembawa inti aktif) untuk mengetahui dampaknya terhadap aktivitas katalis yang dihasilkan untuk reaksi hidrogenasi minyak jarak. Garam prekursor yang digunakan adalah nikel nitrat dan nikel klorida. Preparasi katalis menggunakan metode presipitasi dan hasilnya dikarakterisasi dengan metode BET dan XRD. Dari hasil penelitian diketahui bahwa garam prekursor yang digunakan memberikan pengaruh terhadap ukuran dari kristal dan luas permukaan katalis. Katalis yang di preparasi dengan mengunakan garam prekursor klorida menghasilkan luas permukaan yang lebih besar pada loading 10% maupun 20% serta menghasilkan ukuran kristal yang lebih besar pada katalis dengan loading 20%. Namun jenis garam prekursor ini tidak mempengaruhi ukuran kristal dari katalis dengan loading 10%. Aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi minyak jarak diketahui melalui pengukuran penurunan bilangan iod (ketidak jenuhan) asam lemak dari minyak jarak tersebut dan katalis yang lebih aktif adalah katalis 10% NiO/γ-Al2O3 turunan klorida

Abstract
12- hydroxystearic acid (12-HSA) is one of the major components for the synthesis of grease thickener, which is still imported. 12-HSA can be obtained through castor oil hydrogenation with the presence of heterogeneous catalyst, such as NiO/γ-Al2O3. In this research NiO/γ-Al2O3 catalyst was prepared by varying the precursor salt solution (carrier of the active nucleus) to determine their impact on the activity of the resulting catalyst for the hydrogenation of castor oil. Precursor salts used were nickel nitrate and nickel chloride. The catalysts were prepared with precipitation method, and the results were characterized by BET and XRD method. It has been found that the precursor salt plays an important role to the size of the crystals and the surface area of catalyst. Chloride-derived catalysts produce a larger surface area on loading of 10% and 20% and also produce a larger crystal size for the catalyst with a loading of 20%. However, the vary of precursors did not affect the crystal size for the catalyst with a loading of 10%. The activity of the catalyst for castor oil hydrogenation was determined through the reduction of castor oil iodine value and it has been showed that the more active catalyst is the chloride-derived 10% NiO/γ-Al2O3 catalyst."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43799
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Andhika Putra
"Asam 12-hidroksistearat (12-HSA) sebagai bahan baku gemuk pelumas saat ini masih diimpor oleh Indonesia. Sedangkan, data mencatat potensi minyak jarak Indonesia masih sangat besar untuk dikembangkan. Kandungan asam risinoleatnya yang tinggi dapat disintesis menjadi 12-HSA. Pada penelitian ini dilakukan hidrogenasi minyak jarak menjadi hydrogenated castor oil sebagai bahan baku 12-HSA dengan menggunakan katalis nikel dan support zeolit alam. Katalis dipreparasi dengan metode presipitasi menggunakan prekursor klorida. Suhu hidrogenasi divariasikan dari 110-190oC. Hidrogenasi direaksikan pada tekanan rendah, yaitu 2 dan 3 atm. Tingkat keberhasilan hidrogenasi ditentukan dari jumlah pemutusan ikatan rangkap yang ditunjukkan oleh penurunan bilangan iodin dan kenaikan titik tuang. Penelitian ini berhasil menurunkan bilangan iodin minyak jarak dari 81 menjadi 61 dan menaikkan titik tuangnya dari -10°C menjadi -4°C. Produk yang terbaik didapat pada hidrogenasi dengan suhu 150°C dan tekanan 3 atm dimana konversinya mencapai 24,84%.

12-hydroxystearic acid (12-HSA) as a raw material for grease is still imported by Indonesia. Meanwhile, the data noted potential of castor oil in Indonesia is still very huge to be developed. Its high ricinoleat acid content can be synthesized into 12-HSA. In this research, we carried out the hydrogenation of castor oil to be hydrogenated castor oil as raw material of 12-HSA using nickel catalyst and natural zeolite support. The catalysts were prepared by precipitation method using chloride precursor. Hydrogenation temperature was varied from 110-190°C. Hydrogenation reacted at low pressure approximately 2 and 3 atm. The success rate of hydrogenation is determined from the termination of the double bond indicated by iodine value decreasing and pour point increasing. The research was successful in reducing the iodine value of castor oil from 81 to 61 and raising the pour point from -10°C to -4°C. The best product obtained in hydrogenation with 150°C of temperature and 3 atm of pressure where the conversion reached 24,84%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anfiyus Hendry Sirenden
"ABSTRAK
Gemuk Lumas merupakan suatu jenis pelumas yang banyak digunakan oleh
sebagian besar mesin-mesin industri. Dalam Menjalankan tugasnya, gmuk
lumas harus mempunyai day pelumasan yang baik. Selain itu, gemuk lumas
juga harus mempunyai ketahanan konsistensi untuk melumasi mesin-mesin
yang cukup berat.
Gemuk lumas terdiri dari minyak dasar, pengental, dan zat aditif yang
mendukung keefektifan kerja dari gemuk lumas.
Gemuk lumas yang beredar di kalangan perindustrian umumnya mempunyai
bahan minyak dasar yang berasal dari minyak mineral. Minyak mineral
mempunyai sifat tidak ramah lingkungan, oleh karena itulah dalam kegiatan
Praktik Kerja Lapangan, pembuatan gemuk lumas menggunakan minyak
dasar yang berasal dari minyak nabati yaitu minyak jarak (Ricinus Communis
L.). Alasan menggunakan minyak jarak sebagai bahan dasar pelumasan
adalah: untuk memanfaatkan potensi minyak jarak sebagai bahan alternatif
menggantikan minyak mineral dan minyak jarak adalah sumber daya yang
dapat diperbaharui. Dalam kegiatan Praktik Kerja lapangan, pembuatan gemuk lumas memakai
pengental sabun Kalsium 12HidroksiStearat. Yang diperoleh dari reaksi
penyabunan antara Ca(OH)2 dan 12Hidroksi Asam Stearat. Serta zat aditif
yang digunakan adalah antioksidan dan Tekanan Ekstrim. Selain pembuatan
gemuk lumas, dilakukan juga pengujian karakteristik sifat fisika-kimia dari
gemuk lumas yang telah dibuat, seperti uji Dropping point, uji Penetrometer
serta uji Fourball Wear."
2008
TA1699
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sutariyono
"Surfaktan Fatty Alcohol Sulphate (FAS) merupakan salah satu surfaktan oleokimia yang mulai banyak diproduksi guna menyikapi kelemahan surfaktan petrokimia dalam hal kemampuannya untuk terdegradasi secara biologis dan keterbatasan bahan baku pembuatan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan surfaktan FAS melalui proses hidrogenasi VCO menggunakan katalis nikel dengan kondisi tekanan yang atmosferik untuk memperoleh fatty alcohol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh beberapa variabel pada reaksi hidrogenasi yang dilakukan yaitu suhu (160°C, 190°C, 220°C, 250°C, 280°C), persen berat katalis nikel (20%, 25%, 30%, 35%, 40%) dan laju alir gas H2 (0,5 mL/s, 1 mL/s, 2 mL/s, 3 mL/s, 4 mL/s).
Pada penelitian ini, diperoleh kemampuan surfaktan yang paling optimal yaitu dengan menggunakan produk hasil hidrogenasi pada suhu reaksi 280°C, katalis nikel sebanyak 30% dan laju alir gas H2 sebesar 2 mL/s berdasarkan kecenderungan data yang diperoleh dari surfaktan menggunakan produk hidrogenasi pada suhu reaksi 280°C, katalis nikel sebanyak 30% dan laju alir gas H2 sebesar 1 mL/s dan 4 mL/s.

Fatty Alcohol Sulphate (FAS) surfactant is one of oleochemical surfactant that have been produce to bridging over the petrochemical surfactant's weakness at unbiodegradable and the limitation of it raw materials. On this study, FAS surfactant is synthesize by VCO hydrogenation reaction using Nickel catalyst in atmosferical condition to produce fatty alcohol.
The aim of this study is to look the influence of some variables on hydrogenation reaction, such as temperature (160°C, 190°C, 220°C, 250°C, 280°C), %wt of catalyst (20%, 25%, 30%, 35%, 40%), and H2 flow at reaction (0,5 mL/s, 1 mL/s, 2 mL/s, 3 mL/s, 4 mL/s).
The results have showed that the optimum surfactant is reaction at condition 250°C using 30% Ni catalyst and H2 flow is 2 mL/s using an approachment from the result in hydrogenation reaction at condition 250°C using 30% Ni catalyst and H2 flow is 1 mL/s and 4 mL/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51775
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna R. Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andree, Edbert
"Minyak jarak dimungkinkan dapat dipakai sebagai pengganti bahan dasar minyak pelumas yang selama ini menggunakan minyak mineral sebagai bahan dasarnya (base oil) tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi dan karakteristik minyak jarak sebagai bahan dasar pelumas melalui kurva aliran dari minyak jarak, minyak jarak disirkulasikan dengan pompa roda gigi pada suatu sistem pemipaan. dari aliran minyak tersebut diukur kerugian tekanan per satuan panjang dan laju aliran minyak, lalu menghasilkan tegangan geser dan gradien kecepatan hasil memprlihatkan tegangan geser proposional terhadap gradien kecepatan, oleh karena itu dapat disimpukan minyak jarak adalah fluida newtonian.

Castor oil has the potential to replace mineral oil -which has been used as base oil for lubricants these days. The objective of the research is to figure out the potential and the characteristics of castor oil as a base oil for lubricants through the flow curve chart. Castor oil -was circulated with a gear pump in a piping system. Pressure drop per unit of length and the flow velocity was measured. Moreover from the parameter measured, shear stress and velocity gradient -were obtained. The result shows the shear stress is proportional to the gradient velocity, therefore the castor oil is a Newtonian fluids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ferdian
"ABSTRAK
Grease atau minyak pelumas padat merupakan dispersi dari minyak
sebagai bahan dasarnya dengan sabun sebagai pengentalnya. Percobaan
menggunakan minyak jarak sebagai bahan dasar dan 12-Hidroksi Litiumstearat
sebagai pengental, dengan penambahan zat aditif tekanan ekstrim (aditif EP).
Fungsi aditif EP adalah untuk menaikkan kemampuan dari grease dalam menahan
beban gesek sehingga mengurangi keausan dari permukaan logam. Pembuatan
grease tekanan ekstrim dilakukan dengan memvariasikan cara kerja pembuatan
grease tanpa penambahan aditif EP, kemudian diperoleh cara kerja efektif yang
digunakan dalam pembuatan grease tekanan ekstrim. Pengujian terhadap kualitas
grease dilakukan dengan parameter uji ketahanan terhadap beban ekstrim metode
4 ball, dropping point dan NLGI. Hasil pengujian untuk komposisi aditif EP 0%
dan 1% adalah 0,9535 mm dan 0,8574 mm untuk besar goresan, 173 oC dan
189 oC untuk droping point, dan skala 2 pada masing-masing komposisi untuk
NLGI. Dari hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa grease dengan
penambahan aditif EP mengakibatkan peningkatan kemampuan sebesar 10,08%
untuk sifat pelumasan, 14,45% untuk dropping point dan 0% untuk NLGI."
2008
TA1702
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Ade Putra
"Minyak jarak kaliki atau yang dikenal luas sebagai castor oil mempunyai potensi untuk menggantikan minyak bumi atau mineral oil sebagai bahan dasar pelumas, khususnya untuk pelumasan temperatur dan putaran rendah. Untuk hal tersebut perlu dilakukan pembandingan minyak jarak kaliki dengan minyak bumi. Hasil pengujian yang dilakukan menyatakan bahwa minyak jarak kaliki adalah fluida Newtonian, mempunyai ketahanan tegangan geser yang kuat terhadap regangan, mempunyai kestabilan kekentalan dinamik yang baik terhadap perubahan temperatur rendah dan tinggi, mempunyai kandungan Carbon, Sulfur, dan debu yang berada di bawah batas maksimal pelumas dasar, mudah melarutkan aditif, serta memiliki nilai TBN yang tinggi. Namun disamping itu minyak jarak kaliki mempunyai kekurangan antara lain memiliki TAN yang tinggi, rentan terhadap oksidasi dan mempunyai banyak kandungan air. Hasil pengujian menunjukkan bahwa performa minyak jarak kaliki dibandingkan dengan minyak bumi yang keduanya menggunakan bahan aditif dengan jenis dan komposisi yang sama dapat digunakan sebagai pelumas akan tetapi performa minyak jarak kaliki masih di bawah minyak bumi.

Jarak kaliki oil or well known as castor oil, has a potential to replace mineral oil as base lubricant, especially for lubrication in low temperature and rotation. Because of that, it is needed to compare castor oil with mineral oil. The result from the experiment that has been done, it is known that castor oil is Newtonian fluid, has a good shear stress resistant to shear strain, has a good viscosity stability to temperature difference, has carbon, sulfur, and ash content below maximum limit in another base lubricant, easy to dissolve additive, and has a high TBN. But castor oil also has disadvantages such as has high TAN, susceptible to oxidate, and has over water content. From the performance test, it is known performance between castor oil compared with mineral oil when both base oil added with the same kind and amount additive show that castor oil performance below mineral oil performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmiyati
"Adanya pembuatan asam 12-hidroksistearat dapat meningkatkan daya guna minyak jarak. Melalui pembuatan asam 12-hidroksistearat, minyak jarak dapat digunakan menjadi berbagai produk seperti sebagai thickener pada gemuk lumas. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi optimum pembuatan asam 12-hidroksistearat pada tekanan atmosferik dan temperatur 1300C, serta memperoleh produk yang sesuai dengan karakteristik asam 12-hidroksistearat komersil.
Berdasarkan variasi waktu hidrogenasi dari 1-5 jam, diketahui bahwa hasil terbaik diperoleh pada hidrogenasi 5 jam dengan penurunan bilangan iod sebesar 6,5 dan kenaikan titik lebur sebesar 780C. Produk komersil asam 12-hidroksistearat sedikit lebih unggul dengan penurunan bilangan iod sebesar 4,8 dan kenaikan titik lebur sebesar 78,8°C.

The presence of synthesis 12-hidroxystearic acid can increasing the usability of castor oil. Through the synthesis 12-hydroxystearic acid, castor oil can be used in various product such as lubricating grease thickener. This study was conducted to obtain the optimum conditions for synthesis 12-hidroxystearic acid atatmospheric pressure and temperature 130°C, also to obtain the product that similar with characteristic 12-hidroxystearic acid commercial.
Based on the time variation of the hydrogenation of 1-5 hours, it is known that the best condition obtained in the hydrogenation of 5-hour reduction in the amount of iodine is 6.5 and increases the melting point of 780C. Commercial Products 12-hidroxystearic acid has a slightly superior to the decrease in iodine number of 4.8 and increases the melting point of 78.8°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>