Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edhie Wurjantoro
"ABSTRAK
Salah satu bagian Sejarah Nasional Indonesia yang belum tuntas ditulis adalah masa awal kerajaan Mataram setelah pusat pemerintahannya dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur dari Jawa Tengah. Sampai saat ini, penulisan Sejarah Nasional Indonesia (Jaman Kunonya) belum dapat dilakukan secara tuntas, Ada beberapa periode yang belum dapat diuraikan secara rinci. Masalahnya adalah sumber sejarah yang ditemukan kembali sampai sekarang sangat terbatas. Kalaupun sumber sejarah ada, tetapi tidak bisa memberikan gambaran yang lengkap mengenai suatu peristiwa. Jadi, dengan sendirinya gambaran yang menyeluruh dan jelas mengenai perjalanan sejarah bangsa Indonesia dengan segala aspeknya di masa lampau, tidak bisa diperoleh secara Iengkap. Salah satu di antara periode sejarah 'kuna' Indonesia yang bclum bisa diuraikan dengan jelas ialah bagian pcrmulaan kerajaan Matararn 'kuna' setelah pusat kerajaannya dipindahkan ke Jawa Timur.
Kerajaan Mataram 'kuna' berkembang sejak permulaan abad ke-8 sampai permulaan abad ke-1O, dengan pusatnya di daerah Mdang di wilayah Poh Pitu. Pada masa itu kerajaan Mataram 'kuna' mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan raja Balitung. Pengaruh atau wilayah kekuasaannya meliputi daerah Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Namun, setelah kerajaan Mataram diperintah oleh raja
Dari sumber 23 prasasti Mpu Sindok dapat diketahui struktur pemerintahan kerajaan Mataram setelah pusatnya dipindahkan ke Jawa Timur, pada awalnya masih mengikuti struktur pemerintahan sebelumnya. Hal ini disebabkan Mpu Sindok pernah menjadi pejabat tinggi pada masa pemerintahan raja Rakai Layang Dyah Tulodhong dan raja Rakai Sumba Dyah Wawa. Demikian juga dengan sejumlah pejabat pada masa pemerintahan raja Wawa tetap dipakai sebagai pembantunya. Dalam perkembangannya kcmudian dilakukan perubahan, terutama pada pejabat yang menerima dan yang melaksanakan perintah raja, Serta pejabatan yang masuk dalam dewan penasehat raja.
Sementara itu stmktur perwilayahan juga mengalami pcrubahan. Jika pada masa pemerintahan Raja Wawa, wilayah dibagi menjadi wilayah pusat pemerintahan di mana raja dan para pejabat tinggi kerajaan tiuggal, dikenal dengan sebutan wanna i jro turns (wilayah di dalam tembok/benteng/pagar). Wilayah ini dibatasi dengan wilayah wanna yang ada di empat penjuru mata angin. Kemudian ada wilayah watak dengan para Rakai (bangsawan keluarga raja) sebagai penguasanya. Wilayah warak ini tidak selalu sama iuasnya. Ada wilayah walak yang membawahi 4 wanna (desa), tetapi ada juga yang membawahi lebih dari I2 wanna. Tiap wanua dipimpin oleh seorang rama (kepala desa), atau lebih. Selumh wilayah kerajaan yang terdiri dari sejumlah watalc dan wanna, di sebut bhumi (kerajaan atau negara). Pada masa Mpu Sindok, wilayah kerajaan tidak lagi terdiri dari walak dan wanna, tetapi terdiri dari rajya atau lingkungan disekitar raja/keraton, sejumlah thani (desa) yang dipimpin oleh seorang duwan (kepaia desa). Lalu ada wisaya yang terdiri dari sejumlah thani."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
"ABSTRAK
Penelitian awal ini dilakukan dalam upaya mewujudkan gagasan guna menyusun ikonografi Hindu-Indonesia.
Sampai sekarang para ahli kebudayaan Indonesia masih menggunakan naskah-naskah berbahasa Sanskerta dari India atau kitab-kitab ikonografi Hindu-India dalam penelitiannya yang bertalian dengan ikonografi Indonesia.
Suatu penggarapan yang khusus mengenai ikonografi Hindu-Indonesia akan sangat berguna dalam mengisi kesenjangan tersebut.
Dalam penelitian ini tidak ada hipotesa yang diajukan, sebaliknya kumpulan data dan pengelompokan data prasasti itulah yang digunakan untuk membentuk hipotesa-hipotesa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di Jawa dewa Siva sangat dominan. Ia umumnya diseru baik pada bagian seruan, maupun bagian sapatha. Pada bagian sapatha selain Siva Astamürti diseru pula keluarganya, yaitu Duga dan Ganesa. Di samping keluarganya diseru pula pengawalnya, Mahakala dan Nandisvara, Serta muridnya Agastya dan Pancakusika.
Siva, selain diseru bersama-sama dengan dewa-dewa Hindu, ada ka1anya diseru bersama-sama Buddha. Prasasti yang menyeru Siva bersama Buddha antara lain adalah prasasti Taji Gunung (tahun 910 Hasehi, Sarkar II, LXX), dan prasasti Gandakuti (1042 Masehi, OJ0 LXIII).
Dewa lain yang diseru adalah Visnu dan Sri, sakti-nya. Brahma, catur Lokapala, makh1uk-makh1uk demonis, seperti yaksa, raksasa, pretasura, gandharva, dan lain sebagainya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ninny Soesanti Tedjowasono
"Sektor pertanian merupakan tulang punggung kehidupan ekonomi kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia pada kurun waktu abad 4 sampai dengan abad 15 Masehi. Tampilnya sektor partanian di tempat teratas ini tentu saja tidak hanya disebabkan oleh keunggulan teknologi berladang atau bersawah masyarakat masa lalu saja semata-mata. Namun keterkaitan dari banyak komponen kehidupan sangat menunjang keunggulan pertanian pada masa tersebut.
Komnonen-komponen tersebut antara lain adalah faktor cuaca /iklim, faktor ekologi, faktor religi (dalam hal ini adalah pemujaan pada tokoh dewi ibu) kemudian faktor pengaruh asing, misalnya adalah dikenalnya teknologi bersawah atau berladang dan kemudian faktor sosial masyarakat petani di pedesaan, yang terakhir adalah faktor distribusi dan distribusi hasil pertanian.
Ketergantungan yang erat antar komponen secara fungsional menyebabkan proses bertani untuk mata pencaharian pokok berlangsung sebagaimana mestinya. Namun perubahan kecil pada suatu unsur di dalam komponen itu dapat menyebabkan terganggunya komponen yang lain. Misalnya, bencana alam yang terjadi di suatu daerah yaitu letusan gunung yang terjadi pada tahun 827 Saka atau 906 Masehi disebutkan telah menghancurkan desa Rukam (terletak ,di kaki gunung Merapi) dan lahar menutupi daerah tersebut sehingga untuk beberapa lama daerah tersebut tidak bisa ditanami. Kemudian muncul prasasti-prasasti sejaman yang berisi tentang permohonan pengurangan pajak dari daerah-daerah di sekitarnya, yaitu desa Rumwiga. Adapula prasasti-prasasti yang berisikan protés warga desa terhadap kecurangan para pemungut pajak yang menarik pajak lebih banyak dari aturan yang ditetapkan. Selain itu ada pula perintah raja pada rakyat desa Rukan agar membangun sebuah bangunan suci untuk nenek moyang raja."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Geertz, Clifford
Yogyakarta: Yayasan Bentang Indonesia, 2000
959.86 GRE nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Daliman
Yogyakarta: Ombak, 2012
297.409 DAL i (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Marwoto Johan
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Graaf, Hermanus Johannes de, 1899-1984
Yogyakarta: Mata Bangsa, 2019
959.8 GRA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Niel, Robert Van
Jakarta: LP3ES, 2003
959.8 Nie s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>