Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103352 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satwika Wiratama
"Sengoku Jidai adalah masa kekacauan di Jepang ketika sengketa di antara tuan tanah sekaligus penguasa militer daerah yang dinamakan daimyo berubah menjadi konflik militer antar klan. Konflik ini lalu meluas menjadi perang saudara yang hampir terus menerus terjadi selama ratusan tahun yang memuncak pada pertengahan abad ke-16 yang disebabkan oleh meluasnya penggunaan senjata api oleh para daimyo. Penelitian ini menjelaskan bagaimana senjata api mempengaruhi strategi yang digunakan para daimyo dalam jalannya peperangan di Jepang pada masa Sengoku Jidai abad ke-16.

Sengoku Jidai is a period of disorder in Japan where disputes among land-owning warlords called daimyos escalated into inter-clan military conflict. These conflicts then spread to become hundreds of years of near constant civil war that peaked in the mid-16th century AD because of widespread use of firearms by the daimyos. This research will explain how firearms affect the strategies used by daimyos in the progress of 16th century Sengoku Jidai civil war era in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seala Syah Alam
"Kepemilikan senjata api telah menjadi isu penting di kalangan TNI/Polri belakangan ini. Bermula dari tertangkapnya anggota TNI AD yang menyuruh orang untuk membeli senjata api ilegal membuktikan adanya indikasi bahwa senjata api yang bebas dijual diluar berpangkal dari beberapa oknum militer maupun Polri. Pengawasan pendataan kepemilikan senjata api yang bersifat konvensional di DitIntelkam yang sarat dengan prosedur yang berbelit-belit dan panjangnya tahapan yang makan banyak waktu diduga menjadi salah satu faktor penyebab banyak pemilik senjata api enggan untuk meregistrasikan pucuk senjata yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan digitalisasi teknologi informasi dalam upaya mengawasi kepemilikan senjata api untuk mereduksi jumlah kasus-kasus penembakan dengan senjata api yang tidak teregistrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan melibatkan wawancara kepada informan penelitian dan observasi terhadap proses pengawasan pendataan yang terjadi di DitIntelkam. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa sudah saatnya sistem konvensional yang diterapkan di DitIntelkam Polda Metro Jaya melakukan transformasi besar-besaran dengan basis Teknologi Informasi untuk mengoptimalkan pengawasan pendataan senjata api, khususnya yang ada di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

The ownership of firearms among Army and Police personnel has become an important issue lately. Beginning with the seizure of an ex-army personnel who ordered an unknown individual to buy illegal firearms has empirically proven that are illegally sold out freely come from several personnel members of army and police. The conventional way of controlling data collection of firearms in DitIntelkam which involves some complicated procedures along with long stages and time consuming is presumed to be one of the factors of lots of firearms owners feel reluctant in registering their own firearms. The aim of this research is to describe the use of information technology digitilization in an attempt to control the firearms ownership addressed to reduce the number of shootings using the unregistered firearms. The research method in this reseearch is qualitative describe by involving research informants and observations of controlling data collection in DitIntelkam Polda Metro Jaya. The research finding is that it is the time for DitIntelkam to transform from conventional way to apply the digitilization in the basis of Information Technology to optimalize the control of data collection of firearms, particularly in the DitIntelkam, Polda Metro Jaya.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diana
"Meningkatnya popularitas karya-karya budaya populer yang mengangkat tema Zaman Sengoku di kalangan anak muda Jepang, atau yang dikenal dengan Sengoku Boom, telah menciptakan kecenderungan baru dalam bidang pariwisata. Ueda merupakan kota bersejarah tempat lahirnya Klan Sanada, salah satu keluarga ternama di Zaman Sengoku yang juga sering muncul sebagai tokoh dalam karya- karya budaya populer. Skripsi ini membahas mengenai bentuk-bentuk pemanfaatan sumberdaya budaya yang dilakukan Ueda untuk mendapatkan keuntungan ekonomi melalui contents tourism. Penelitian ini merupakan kajian pustaka dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pemanfaatan sumberdaya budaya di bidang ekonomi melalui kegiatan contents tourism di Ueda adalah dengan menciptakan fasilitas-fasilitas penunjang dan mengkreasikan produk wisata sesuai dengan permintaan wisatawan.

The increasing popularity of the works of popular culture with the theme of the Sengoku Period in Japan among young people, also known as the Sengoku Boom, has created a new trend in the field of tourism. Ueda is the historic town and the birhtplace of Sanada clan, one of the leading families in the Sengoku Period who also frequently appears as a character in the works of popular culture. This script discusses the forms of cultural resource utilization which is done by Ueda for economic benefit through contents tourism. This research is a literature study with descriptive-analysis method. The results showed that the forms of cultural resource utilization in the economic field through contents tourism in Ueda was done by creating supporting facilities and creation of tourism products according to the demand of tourists."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Runturambi, Arthur Josias Simon
Jakarta: Yayasan Obor, 2015
363.33 RUN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Al Kautsar Ananputra
"ABSTRAK
Salah satu fungsi pemerintahan negara dalam memelihara kemanan danketertiban masyarakat, menegakan hukum, melindungi mengayomi dan melayanimasyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggihak azasi manusia dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan merupakan tugasdan wewenang dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Saat ini jumlahanggota Kepolisian di Indonesia sebanyak 430 ribu personel. Dari 430 ribupersonel Polri, 10 merupakan perwira dan 90 merupakan bintara dantamtama. Setiap anggota Polri dari pangkat terendah sampai pangkat tertinggimemiliki kewenangan melakukan diskresi kepolisian termasuk dalam penggunaansenjata api. Perkap No 1 Tahun 2009 telah mengatur mengenai pengunaankekuatan Polri dalam tugas penegakkan hukum dimana didalam beberapapasalnya tercantum prosedur penggunaan senjata api. Lokasi penelitian di lakukandi Polres Jakarta Pusat. Hasil penelitian didapati bahwa Personel Polri dilapanganbanyak yang belum memiliki pemahaman mengenai kode etik dan prinsip dasarpenggunaan senjata api dalam pelaksanaan kewenangan diskresi. Masih seringterjadinya abuse of power dalam penggunaan senjata api yang menimbulkanketakutan bagi masyarakat. Terjadinya multi intrepertasi di kalangan anggotaPolri yang melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang kepolisian di lapangan.Pengetahuan yang dimiliki oleh anggota Polri di Lapangan berbeda-beda sehinggatindakan yang dilakukan dalam melakukan diskresi banyak yang tidak sesuaiprosedur.
ABSTRACT
One of the functions of state government in maintaining the security and publicorder, enforcing the law, protecting the nurturing and serving the society, and theestablishment of the tranquility of the people by upholding human rights inrelation to the governance system is the duty and authority of the Police of theRepublic of Indonesia. Currently the number of Police members in Indonesia asmuch as 430 thousand personnel. Of the 430 thousand Police personnel, 10 areofficers and 90 are NCOs and enlisted. Each member of the Police from thelowest rank to the highest rank has the authority to conduct police discretionincluding in the use of firearms. Perkap No. 1 Tahun 2009 has regulated the use ofpolice force in law enforcement duties where in some articles listed procedures offirearms use. The research location is done in Central Jakarta Police Resort. Theresults of the study found that many Police Personnel in the field who do not havean understanding of the code of ethics and the basic principles of the use offirearms in the exercise of discretionary authority. Still often the occurrence ofabuse of power in the use of firearms that cause fear to the public. The occurrenceof multi intrepertation among members of the Police who carry out the duties,functions and authority of the police in the field. The knowledge possessed bymembers of the Police in the Field is different so that the actions taken indiscretion do not fit the procedures."
Depok: 2018
T49489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avrilendy Akmam Ajie Sulistyo
"Polisi oleh undang-undang diberikan kewenangan untuk menggunakan senjata api, hal ini yang membedakannya dengan masyarakat sipil pada umumnya. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan senjata api merupakan pilihan upaya terakhir dalam tindakan kepolisian setelah bentuk kekuatan lainnya yang lebih lunak. Di Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara pernah terjadi beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan senjata api. Selain itu juga terdapat beberapa penanganan pelaku tindak kejahatan yang berakhir dengan tembakan dari senjata petugas yang berindikasi pelanggaran. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap penyebab terjadinya penyalahgunaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Wawancara mendalam dilakukan kepada personel yang terlibat maupun mengetahui penggunaan senjata api dalam tindakan kepolisian selama ini. Beberapa dokumen berkaitan ditelaah untuk menemukan fakta yang sebenarnya. Observasi yang dilakukan penulis selama berdinas sebagai anggota Polri menjadi dasar tambahan dalam memulai penelitian ini. Dari tiga faktor (individu, situasional, lingkungan) yang mempengaruhi penggunaan senjata api, penelitian ini menemukan dua hal baru yang menyebabkan petugas untuk menembakkan senjata apinya, yaitu karakteristik tersangka yang berasal dari etnis tertentu dan penembakan tersangka yang dilakukan di kawasan perumahan mewah. Bentuk laporan pasca penggunaan kekuatan yang komprehensif menjadi salah satu rekomendasi untuk dapat mengawasi dan mengevaluasi penggunaan senjata api dengan baik ke depannya.

Police are given the authority by law to use firearms, which distinguishes them from the civilian. It should be noted that the use of firearms is the last option on the use of force beside other softer forms. Considering that there have been several cases of violation and handling crimes that ended with the use of firearms against some suspects at Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara, a study was conducted to reveal the causes of the abuse. In-depth interviews were conducted with officers who involved and were aware of the use of firearms in the police actions so far. Some related documents are examined to find out the real facts. Of three factors (incividual, situational, and environmental) that affect the use of firearms, this study found two novelty that caused officers to fire their gun, the characteristics of suspects who came from certain ethnic groups and the shooting of suspects carried out in elite residential areas. A comprehensive post-use of force report model is a recommendation to be able to monitoer and evaluate the use of firearms in the future."
Jakarta: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T55483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Ikhsan Doddyansyah
2010
T37826
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Surajaya
"Salah satu syarat yang mesti dipenuhi dalam menyelesaikan studi sarjana pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk Skripsi. Penulisan SKRIPSI bukan hanya semata merupakan syarat, akan tetapi bertujuan lebih memperdalam wawasan ilmiah, Mengembarkan pikir, memupuk sebuah ketrampilan yang sangat berguna untuk mengembangkan studi spesialisasi. Disamping itu juga bertujuan untuk memupuk keberanian berkarya, kemudian mempertanggung jawabkan basil karya tersebut. Penulis yang mengambil spesialisasi dalam bidang Sejarah Politik di Jepang, khususnya mengenai Gerakan Demokrasi (Jiyuu Mi ken Undoo_) pada Zaman Meiji, antara tahun 1874-18871 berdasarkan beberapa alasan tertentu. Pertama, banyak buku-buku soearah maupun tulisan-_tulisan ilmiah ditulis, mengenai perubahan besar yang terjadi pada Zaman Meiji, maupun pada Zaman sesudah perang, yang merupaken bagian terpenting dari sejarah modernisasi Jepang. Akan tetapi kebanyakan buku-buku sejarah, maupun tulisan-tulisan ilmiah tersebut ditu_lis dalam bahassa Jepang, maupun bahasa asing yang ti_dak dimengerti oleh bangsa-bangsa lain, sehingga hanya mampu diketahui oleh segolongan kecil masyarakat. Pada hal ditinjau dari kepentingan sejarah dan masyarakat sangat panting untuk mengetahui hal tersebut, mengingat kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh suatu maeya_rakat, maupun bangsa Use. dilihat dari pengalanan pengalaman sejarah yang dialami . Oleh masyarakat maupun bangsa bersangkutan. Khususnya di Indonesia, buku-buku sejarah, maupun tulisan-tulisan ilmiah mengenai Jepang yang ditulis delam bahasa Indonesia sangat sedikit, bo-leh dikatakan belum berarti kalau dibandingkan dengan tulisan-tulisan dalam bahasa asing lainnya. Dengan adanya tulisan SKRIPSI ini rmullah-mudahan menambah Iiteratur mengenai Jepang, yang sangat dibutuh_ken oleh mereka-mereka yang berminat da!am bidang studi mengenai Jepang. Penulis mengekui dengan tutus bahwa se-cara keseluruhan, dialenea ini akan ditemui kekurangan_ kekurengan, maupun kelemahan-kelemahan. Salah satu faktor penyebab ialah masih sangat terbatasnya penguasaan bahasa Jepang oleh penulis yang merupakan kebutuhan primer di delam mengadaan penelitian-penelitian tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S14040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhie Rizaldy
"Perkawinan atau pernikahan adalah fitrah manusia. Kehadiran seorang anak dalam sebuah perkawinan merupakan naluri insani setiap suami istri dan secara fitrah anak merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kepada Allah SWT. Oleh sebab itulah, orangtua sama-sama berkeinginan keras untuk dapat lebih dekat dengan anaknya agar dapat membimbing langsung dan mendidiknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan agar kelak jika anaknya telah dewasa dapat tercapai apa yang orangtuanya cita-citakan. Anak-anak juga ingin dekat dengan orangtuanya karena selalu ingin dilindungi dan diberikan kasih sayang. Hal tersebut tidak akan terwujud jika terjadi perceraian di antara orangtuanya. Salah satu akibat hukum terjadinya perceraian adalah masalah pemeliharaan anak (hadhanah).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk mencari data sekunder dengan melakukan studi dokumen dan wawancara. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah aturan-aturan dalam Al-Qur?an, Hadist dan KHI dalam menetapkan hak hadhanah bagi anak yang orangtuanya yang bercerai, pertimbangan hukum majelis hakim Pengadilan Agama menetapkan ayah sebagai pemegang hak hadhanah terhadap anak-anaknya yang belum mumayyiz dalam putusan perceraian orangtuanya yaitu putusan No No 883/Pdt.G/2005/PAJS, Putusan No 399/Pdt.G/2006/PAJS, Putusan No 1185/Pdt.G/2006/PAJS dan pelaksanaan penetapan hak hadhanah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata Pasal 105 (1) KHI yang menetapkan ibu sebagai pemegang hak hadhanah terhadap anak-anaknya yang belum mumayyiz atau belum berusia dua belas tahun ini tidak bersifat imperatif. Ibu memang diprioritaskan sebagai pemegang hak hadhanah, namun majelis hakim Pengadilan Agama dapat memberikan kewajiban hadhanah kepada ayah dalam hal ibu tidak memenuhi syaratsyarat sebagai pemegang hak hadhanah. Hal utama yang menjadi pertimbangan majelis hakim dalam menetapkan hak hadhanah berdasarkan kemaslahatan atau kepentingan anak dan bukan kepentingan ayah atau ibunya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S22115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Pranoto
"Penelitian tentang penggunaan senjata api oleh anggota reserse dalam penangkapan terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan, menempatkan gejala-gejala pada pengambilan keputusan akibat dari adanya interaksi sosial, sehingga yang menjadi unsur penelitian Serta analisis ini adalah interaksi. Adapun model analisis yang digunakan adalah rnenggunakan pendekatan teori interaksi simbolis menurut Herbert Blumer dengan mempadankan pada analisis yang digunakan oieh David F. Luckenbill tentang interaksi sosial antara pelaku dengan korban yang berakhir dengan pembunuhan. Alasannya adalah proses pentahapan dalam interaksi ini dapat mengoperasionalkan teori interaksi simbolis menurut Herber Blumer, serta cukup relevan untuk melihat gejala-gejala penggunaan senjata api oleh anggota reserse (walaupun tidak sama persis).
Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah dengan metode kualitatif, Tehnik pengumpulan data dengan wawancara dan pengamatan terhadap obyek dan subyek penelitian. Peneliti mengumpulkan informasi dari para pelaku (polisi yang bertugas melakukan penangkapan) tentang peristiwa yang telah dan sedang terjadi. Informasi yang dikumpulkan melaiui tehnik wawancara lebih difokuskan pada peristiwa yang terjadi Selama penelitian.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan senjata api oleh anggota reserse sebagai suatu bentuk keputusan yang dipengaruhi oleh proses pemaknaan ketika terjadi interaksi. Proses pemaknaan mengarah pada pemberian label yang memberikan valensi negatif terhadap pelaku kejahatan, sehingga sikap dan perilaku anggota reserse yang ditugaskan melakukan penangkapan akan memiliki rencana tindak yang telah dipersiapkan dan diputuskan sebelumnya, sehingga penggunaan senjata api terhadap pelaku kejahatan pada saat penangkapan terdapat penyimpangan dalam peiaksanaannya. Diiihat dari proses pentahapan interaksi antara polisi dengan pelaku kejahatan dengan menganalogkan proses interaksi antafa pelaku dengan korban yang berakhir dengan pembunuhan (David F. Luokenbill) terdapat beberapa persamaan (walaupun tidak sama persis) dengan interaksi polisi dengan penjahat ketika penangkapan. Perbedaan terletak adanya tahap awal sebelum tahap pertama interaksi awal dimulai. Tahap initah justru yang paling menentukan tindakan anggota polisi pada saat proses penangkapan (memasuki tahap selanjutnya). Disamping ilu pada tahap terakhir akan sangat berbeda tindakan polisi ketika meiihat penjahat telah roboh diterjang senjata api, dengan tindakan pelaku kejahatan terhadap korbannya. Tindakan polisi lebih mencari upaya pembenaran secara hukum atas tindakannya.
Kesimpulan penelitian adalah terdapat penyimpangan dalam penggunaan senjata api oleh anggota resérsle dalam penangkapan terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T 5811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>