Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roshamur Cahyan Forestrania
"Phoebe declinata Nees merupakan tanaman asli Indonesia yang berpotensi memiliki senyawa yang beraktivitas farmakologis. Pada penelitian ini, isolasi dari kulit batang Phoebe declinata Nees ditujukan untuk mendapat senyawa alkaloid. Metode ekstraksi yang digunakan dalam proses isolasi adalah metode ekstraksi refluks secara bertingkat. Proses ekstraksi dilakukan berturut-turut dengan pelarut heksana dan diklorometan. Ekstrak kental diklorometan yang diperoleh difraksinasi dengan kromatografi kolom. Kromatografi kolom pertama dilakukan menggunakan fase gerak diklorometan dan metanol serta silika gel sebagai fase diamnya. Fraksi yang diketahui menunjukkan hasil positif alkaloid dan memiliki aktivitas antioksidan selanjutnya dikolom ulang dengan fase gerak heksana dan etil asetat. Salah satu fraksi hasil kolom kedua menunjukkan terbentunya kristal yang positif terhadap pereaksi alkaloid. Kristal yang didapat dimurnikan dan ditentukan kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis 2 dimensi dan diuji titik lelehnya, selanjutnya isolat disebut sebagai PD2. Isolat PD2 dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis, IR, 1H, dan 13C-NMR, serta diketahui sebagai alkaloid yang memiliki gugus metoksi dengan inti aromatis. Isolat yang diperoleh tersebut diuji aktivitas antioksidan menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrasil (DPPH). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa isolat PD2 memiliki aktivitas antiokasidan yang lemah, yakni dengan IC50 sebesar 148,4 μg/mL. Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah boldin, yaitu dengan IC50 5,8 μg/mL.

Phoebe declinata Nees is one of potential Indonesia plant species in exhibition various therapeutic chemical constituent. Isolation from the bark of this plant is afforded to alkaloid group. The extraction method was divided into two steps. Each step used reflux with hexane and dichloromethane solvent, respectively. The yield of dichloromethane crude extract achieved to first column chromatography with dichloromethane-methanol as its mobile phase and silica gel 60 as its stationary phase. The fraction which had alkaloid and indicated highest antioxidant activity was proceeded to the next fractionation by second column chromatography with mobile phase hexane-ethylacetate and the same previous stationary phase. One of the fractions yield was found crystals positive of alkaloid reaction. The crystal was purified and determined its purities by 2D thin layer chromatography and melting point range. The crystal then named as PD2. Characterization of PD2 was established using UV-Vis, IR, 1H, and 13C-NMR spectroscopic data, and known as an aromatic alkaloid substituted by methoxy. The alkaloid isolated was also subjected to investigate of its antioxidant activity by DPPH method. IC50 was noticed to be 148.4 μg/mL which is weakly free radical scavenging activity. The standard used was boldin that had IC50 5.8 μg/mL by the same method."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Adi Candra
"Radikal bebas adalah molekul atau senyawa kimia sangat reaktif yang menyebabkan stres oksidatif, yang didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara jumlah oksidan dan antioksidan, berpotensi memicu kanker. Senyawa alkaloid dari Phoebe sp. diketahui sebagai antioksidan yang potensial dan sebagai agen sitoprotektif. Oleh karena itu, penelitian kali ini hendak dilakukan isolasi dan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak daun Phoebe declinata Nees. Daun Phoebe declinata Nees dimaserasi dengan n-heksana, kemudian diekstraksi kembali dengan metode refluks menggunakan diklorometana. Ekstrak diklorometana diisolasi dengan kromatografi kolom, fraksi yang dihasilkan dimurnikan dengan metode rekristalisasi dan KLT preparatif. Isolat diidentifikasi dengan penyemprot Dragendorff dan diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Dari penelitian ini diperoleh 26,9 mg kristal yang positif terhadap reaksi alkaloid. Nilai IC50 dari kristal tersebut adalah 147,62 μg/ml.

Free radicals are highly reactive molecules or chemical substances that cause oxidative stress, which is defined as an imbalance between oxidants and antioxidants, potentially leading to cancer. Alkaloids from Phoebe sp. is known as a potential antioxidant and cyto-protective agent. Therefore, at this research the leaves extract of Phoebe declinata Nees was isolated and tested its antioxidant activity. Leaves of Phoebe declinata Nees were macerated by n-hexane and then re-extracted by reflux method using dichloromethane. Dichloromethane extract was isolated by column chromatography and then its fraction was purified by recrystallization and TLC-preparative method. The isolate was identified by Dragendorff sprayer and its antioxidant activity was tested by DPPH method. From this research, 26.9 mg crystal was obtained and it was positive of alkaloid reaction. IC50 of this crystal was 147.62 μg/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43041
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Santy Lopa
"Calophyllum canum Hook.f adalah salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku Clusiaceae (Guttiferae). Kandungan kimia dari berbagai jenis Calophyllum telah dilaporkan, diantaranya senyawa golongan xanton, kumarin, flavonoid dan terpenoid. Pada penelitian ini dilakukan isolasi, uji aktivitas antioksidan serta karakterisasi senyawa murni dari kulit batang C. canum Hook.f. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan n-butanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan isolasi dilakukan dengan teknik kromatografi menggunakan silika gel sebagai fasa diam dengan metode SGP (Step Gradient Polarity). Hasil isolasi dimurnikan dengan metode rekristalisasi dan karakterisasi senyawa murni dilakukan dengan metode spektroskopi inframerah (IR), resonansi magnet inti proton (1H-NMR) serta liquid kromatografi spektrum massa (LC-MS) dan titik leleh. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui ekstrak etanol kulit batang Calophyllum canum Hook.f mengandung golongan senyawa flavonoid, terpenoid, tanin, antraquinon, dan saponin. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol, fraksi n-heksan, etil asetat, dan n-butanol berturut-turut mempunyai nilai IC50 sebesar 5,189 ; 8,226 ; 3,465 dan 1,781 μg/mL. Pemisahan fraksi n-heksan menggunakan kromatografi kolom diperoleh senyawa murni yang disebut senyawa CC pada eluen 8:2 (n-heksana:etil asetat) berupa kristal berwarna kuning 1,3 g, dengan titik leleh 109-111°C dan nilai IC50 83,192 μg/mL. Hasil karakterisasi senyawa diduga senyawa CC merupakan golongan flavonoid dengan berat molekul 388.

Calophyllum canum Hook.f belongs to the family Clusiaceae (Guttiferae). Chemical constituents of various type of Calophyllum have been reported, including compound xanton group, coumarin, flavonoids and terpenoid. Therefore in the study isolation, test antioxidant activity and characterization of pure compound from stem bark of Calophyllum canum Hook.f. Extraction was done by maceration, using solvent ethanol 70%. Furthermore successively fractionated using solvent n-hexane, ethyl acetate and n-butanol. Antioxidant activity assay were done using DPPH (1,1-dyphenyl-2-picrilhidrazil) and methode isolation was done by using silica gel chromatography using a stationary phase with SGP methode (Step Gradient Polarity). The isolated purified by recrystallization methode and characterization of pure compound characterized by the methode of infrared spectroscopy (IR), proton nuclear magnetic resonance (1H-NMR) and liquid chromatography mass spectra (LC-MS) so melting point. The result of the identification of the compound known to ethanol extract of the bark of Calophyllum canum Hook.f class contains flavonoids, terpenoids, tannins, antraquinon and saponin. Test show ethanol extract antioxidant activity, the fraction of n-hexane, ethyl acetate and n-butanol successively have IC50 values of 5.189 ; 8.226 ; 3.465 and 1.781 μg/mL. CC pure compound was isolated from the fraction of n-hexane at 8:2 eluent (n-hexane:ethyl acetate) of 1.3 g yellow crystal with a melting point of 109-111°C and have IC50 value 83.192 μg/mL. The result of characterized the CC compound have a flavonoid group and weight moleculer
is 388.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan D.P., Anju
"Garcinia hombroniana Pierre salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku Clusiaceae. Berbagai kandungan kimia dari berbagai spesies Garcinia telah dilaporkan, diantaranya senyawa golongan xanton, kumarin, flavonoida dan terpenoid. Berdasarkan penelusuran literatur masih sedikit informasi dan penelitian mengenai tanaman Garcinia hombroniana Pierre, sehingga perlu dilakukan penelitian terutama mengenai aktivitas antioksidan.
Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan identifikasi golongan senyawa, isolasi, uji aktivitas antioksidan ekstrak dan senyawa murni serta melakukan karakterisasi senyawa murni. Ekstraksi dilakukan dengan metode ekstraksi bertingkat dan bagian tanaman yang digunakan adalah bagian daun. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), Isolasi dilakukan dengan teknik kromatografi dipercepat serta karakterisasi senyawa murni dilakukan dengan metode spektroskopi inframerah (IR) dan resonansi magnet inti proton (1H-NMR).
Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui ekstrak metanol daun Garcinia hombroniana Pierre mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, antraquinon, dan saponin; ekstrak etil asetat mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid dan saponin; ekstrak n-heksan mengandung golongan senyawa terpenoid dan saponin Uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak metanol, etil asetat, dan n- heksan berturut-turut mempunyai nilai IC50 sebesar 7,9 μg/mL, 43,7 μg/mL, dan 112,2 μg/mL. Senyawa murni GH berhasil diisolasi dari ekstrak etil asetat pada fraksi 95:5 dan 90:10 (n-heksan:etil asetat) dan memiliki rumus molekul C30H50O, diperkirakan sebagai Friedelin, namun senyawa tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 248 μg/mL.

Garcinia hombroniana Pierre belong to Clusiaceae family. Chemical contain from some species of Garcinia have reported as xanthones, terpenoids, coumarins and flavonoids. However the search of the literature was still a little information about Garcinia hombroniana Pierre, especially information about antioxidant activity.
This research was intended to identified groups compounds, isolate, characterization compound and measure antioxidant activity from Garcinia hombroniana Pierre leaves extracts. Antioxidant activity of extracts leaves of Garcinia hombroniana Pierre performed measuring by the reduction of stable radical DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil). The isolation was conducted through the pressure chromatography technique and characterization compound by spectroscophy infra red (IR) and proton magnetic resonance spectrometry (1HNMR). Identification groups compounds known methanol extracts Garcinia hombroniana Pierre containing alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, antraquinone, and saponin; ethyl acetate extract containing alkaloids, flavonoids, terpenoids and saponin; n-hexane extract containing terpenoids and saponin.
The results showed that extracts of methanol, ethyl acetate, and n hexane in succession have radical scavengers activity with IC50 value 7,9 μg/mL,43,7 μg/mL and 112,2 μg/mL. GH compound have been found from the ethyl acetate extract fraction of 95:5 and 90:10 (n-hexane: ethyl acetate). Based on spectroscophy data GH compound have been found which has molecular formula C30H50O, known as Friedelin. The result of antioxidant, GH compound did not show antioxidant activity with IC50 value 248 μg/mL.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gine Intan Pratidinaningsih
"Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan terbesar
di dunia. Keanekaragaman tumbuhan dan senyawa kimia yang ada di dalamnya perlu
diidentifikasi untuk penggunaan yang tepat. Penelitian senyawa kimia pada tumbuhan
dilakukan dengan pendekatan kemotaksonomi dan sudah dimulai pada awal abad kedua.
Salah satu tumbuhan yang menarik untuk diteliti adalah dari genus Artabotrys, dimana
di Indonesia terdapat 20 jenis Artabotrys. Artabotrys telah diketahui mengandung
senyawa metabolit sekunder dan pernah digunakan sebagai pengobatan tradisional
untuk beberapa penyakit, kemudian dilaporkan pula adanya aktivitas sebagai
antibakteri. Maka, saat ini, potensi antioksidan menjadi salah satu potensi yang ingin
digali, khususnya pada spesies Artabotrys blumei Hook.f. & Thomson mengingat belum
banyaknya penelitian yang dilakukan pada spesies tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan kulit batang A. blumei pada tingkat fraksi
dimana ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut heksana, etil
asetat dan metanol. Fraksinasi dilakukan pada ekstrak metanol dengan menggunakan
kromatografi kolom, dan didapatkan 9 fraksi gabungan. Uji aktivitas antioksidan
dilakukan dengan menggunakan metode DPPH pada panjang gelombang 517 nm. Hasil
menunjukkan bahwa 9 fraksi gabungan memiliki aktivitas antioksidan dengan fraksi F
sebagai fraksi teraktif yang memiliki nilai IC50 17,0044 μg/mL dan bobot fraksi
2,3128 g. Dilakukan juga penapisan fitokimia dan didapatkan hasil bahwa fraksi F
mengandung senyawa flavonoid dan fenol. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
fraksi ekstrak metanol kulit batang A. blumei memiliki potensi yang cukup baik sebagai
antioksidan sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut menuju tingkat isolasi dan
pemurnian untuk memperoleh senyawa tunggal yang berkhasiat sebagai antioksidan.

Indonesia is one of the countries with the largest variety of plants in the world. Plant
diversity and chemical composition in need to be required for proper use. Research into
the chemical composition of plants is carried out by chemotaxonomy and has begun in
the early second century. One of the interesting plants to be distributed is from the
genus Artabotrys, where in Indonesia there are 20 types of Artabotrys. Artabotrys has
been known to contain secondary metabolites and has been used as a traditional
treatment for several diseases, and then published as an antibacterial activity. So, at this
time, the potential for antioxidants is one of the potential to be explored, specifically in
the species Artabotrys blumei Hook.f. & Thomson given the amount of research done
on that species. This study discusses the antioxidant of A. blumei stem bark at the
fraction level where the extract is made by maceration method using hexane, ethyl
acetate and methanol. Fractionation was carried out on methanol extract using column
chromatography, and 9 combined fractions were obtained. The antioxidant activity test
was carried out using the DPPH method at a wavelength of 517 nm. The results showed
that 9 fractions contained antioxidant activity with F fraction as the most active fraction
which had an IC50 value of 17.0044 μg/mL and a weight of fraction of 2.3128 g.
Phytochemical screening can also be obtained and the fraction F results contain
flavonoid and phenol compositions. From this study, it can be concluded that the
A. blumei stem bark extract of methanol has good potential as an antioxidant so that it
can be further developed to reach a level of isolation and purification to obtain a single
composition that is efficacious as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Apriani
"Diabetes mellitus atau penyakit gula darah adalah salah satu penyakit yang cukup menonjol di antara penyakit-penyakit lain seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta penyakit kanker. Pengobatan diabetes melitus dapat dilakukan dengan pemberian Insulin, obat hipoglikemik oral, dan obat herbal. Salah satu tanaman obat yang bisa dijadikan sebagai obat herbal untuk penyakit diabetes melitus adalah kayu manis.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, kayu manis memiliki penghambatan terhadap aktivitas α-glukosidase, namun senyawa aktif tidak diketahui kepolarannya, sehingga dilakukan fraksinasi untuk mengidentifikasi golongan senyawa dari fraksi yang aktif. Pengujian dilakukan secara in vitro terhadap ekstrak petroleum eter, etil asetat, n-butanol dan air menggunakan α- glukosidase dan substrat p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida yang menghasilkan produk paranitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 400 nm. Parameter adanya aktivitas penghambatan yang dimiliki oleh ekstrak ditunjukan oleh nilai %inhibisi dan IC50.
Hasil uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menunjukkan bahwa ke empat fraksi ekstrak kulit batang kayu manis menunjukkan aktivitas penghambatan. Fraksi ekstrak yang memiliki penghambatan terbaik terhadap aktivitas α- glukosidase adalah ekstrak n-butanol dengan nilai IC50 sebesar 1,168 μg/mL. IC50 ekstrak etil asetat, air dan petroleum eter adalah 19,239 μg/mL, 24,244 μg/mL, dan 69,717 μg/mL. Golongan senyawa yang dikandung oleh ekstrak n-butanol adalah flavonoid, glikosida dan tanin.

Diabetes mellitus or blood sugar disease is a quite prominent disease among other diseases such as heart and blood vessel, and cancer. Treatment of diabetes mellitus can be done by administering insulin, oral hypoglycemic drugs, and herbal medicine. One of the medicinal plants that could be used as herbal medicine for diabetes mellitus is cinnamon.
Based on previous studies, cinnamon has inhibitory activity against α-glucosidase, but the polarity of active compound is unknown, so that fractionation is done to identify the compound of the active fraction. The method was an in vitro model to extract of petroleum ether, ethyl acetate, n-butanol and water using α- glucosidase and substrate of p-nitrophenyl-α-D-glucopyranoside that produced p-nitrophenol. The product was measured by spectrophotometer UV-Vis at λ 400 nm. The parameters of inhibitory activity of extracts is shown by the values of % inhibition and IC50.
The test results of inhibitory activity of α-glucosidase showed that the four fractions of cinnamon bark extract, showed inhibitory activity. The extract fraction that have the best inhibitory activity against α-glucosidase is n-butanol extract with IC50 values of 1.168 mg/mL. IC50 values of ethyl acetate, water and petroleum ether extract is 19.239 μ/ml, 24.244 μ/mL, and 69.717 μ/ mL. The compounds contained by n-butanol extract are flavonoids, glycosides and tannins."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1793
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ineukeu Laraswaty
"Litsea merupakan marga terbesar dalam suku Lauraceae. Beberapa ekstrak tanaman dari marga Litsea menunjukkan aktivitas farmakologis, seperti antioksidan. Laporan-laporan ilmiah menunjukkan bahwa marga Litsea adalah sumber yang kaya antioksidan alami. Litsea firma Hook. f. merupakan salah satu spesies yang terdapat di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi alkaloid Litsea firma Hook. f., identifikasi golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak, serta menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi alkaloid. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, diklorometana, dan metanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menggunakan microplate reader. Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrak dengan aktivitas antioksidan tertinggi dengan cara kromatografi kolom. Ekstrak teraktif dengan aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu ekstrak diklorometana kulit batang, dengan %Inhibisi sebesar 56,067. kemudian, fraksi dengan aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu A-2 dengan %Inhibisi sebesar 53,062. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak dilklorometana kulit batang Litsea firma Hook. f dan fraksi A-2 memiliki potensi untuk menjadi sumber antioksidan alami.

Litsea is the largest genus in Lauraceae family. Several plant extracts from Litsea genus exhibited pharmacological activities, including antioxidant. Scientific reports suggest that the genus Litsea is a rich source of natural antioxidants. Litsea firma Hook. f. is one of the species in Indonesia which has never been studied before. This study aims to determine antioxidant activity of extracts and alkaloid fractions of Litsea firma Hook. f, identify the compound groups in the extracts, and determine antioxidant activity of extracts and alkaloid fractions. Extraction was done with reflux using different solvent with increasing polarity, n-hexane, dichloromethane, and methanol. Extracts and fractions were evaluated for in vitro antioxidant activity with the DPPH radical scavenging (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil) assay using a microplate reader. The most active extract was fractionated by column chromatography method. the most active extract with the highest antioxidant activity was dichloromethane bark extract with %Inhibition 56,067, then The most active fractions with the highest antioxidant activity was farction A-2 with %Inhibition 53,062. These results indicated that dichloromethane bark extracts of the Litsea firma Hook. f and fraction A-2 have the potential to be a source of natural antioxidants."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Delita
"Garcinia fruticosa Lauterb. merupakan anggota suku Clusiaceae. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak etil asetat kulit batang G. fruticosa Lauterb. dapat mengambat aktivitas enzim α-glukosidase dan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan uji aktivitas antioksidan dan penghambatan terhadap α-glukosidase secara in vitro dari ekstrak etil asetat kulit batang G. fruticosa Lauterb. Isolasi dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis. Hasil fraksinasi ekstrak etil asetat diperoleh fraksi dengan potensi penghambatan terhadap α-glukosidase dan antioksidan. Pemurnian dan isolasi lebih lanjut dilakukan pada Fraksi D dan I. Pemurnian Fraksi D menghasilkan isolat D7a yang memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase (IC50 297,42 μg/mL), dan aktivitas antioksidan (IC50 71,06 μg/mL dengan metode DPPH dan 7,76 μg/mL dengan metode FRAP). Hasil elusidasi struktur isolat dari data spektroskopi IR, LC-MS/MS, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR (HSQC, HMBC), dan literatur, menunjukkan bahwa isolat D7a adalah asam 4-hidroksi-3-metoksi benzoate (Asam Vanilat) dan isolat I-1 adalah β-Sitosterol dan Stigmasterol.

Garcinia fruticosa Lauterb. is the member of Clusiaceae family Previous research reported that the ethyl acetate extract of G. fruticosa Lauterb stem bark was able to inhibit α-glucosidase enzyme activity and as an antioxidant activity. This research's aim is to isolate, identify, and antioxidant activity test and inhibition of α-glucosidase in vitro from ethyl acetate extract of G. fruticosa Lauterb. stem bark. Isolation was performed by column chromatography and identified by thin-layer chromatography. The fractionation result of ethyl acetate extract was obtained fractions with potential inhibition of α-glucosidase and as antioxidant. Further purification and isolation were carried out at fractions D and I. Purification of fraction D resulting isolate D7a with α-glucosidase enzyme inhibitory activity (IC50 297.42 μg/mL), and antioxidant activity (IC50 71.06 μg/mL with DPPH method and 7.76 μg/mL with FRAP method). The results of structural elusidation by spectroscopy IR, LC-MS/ MS, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR (HSQC, HMBC), and literature, showed that the isolate D7a is 4-hydroxy-3-methoxy benzoic acid (Vanillic acid) and isolate I-1 are β-Sitosterol and Stigmasterol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T54820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Santy Budiarso
"Pada tahun 2019 penderita diabetes di dunia diperkirakan 463 juta orang pada usia 20- 79 tahun. Angka diprediksi terns meningkat hingga mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045. Kayu Sarampa {Xylocarpus moluccensis (Lam.) M. Roen) secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penderita diabetes oleh penduduk asli di Ratahan, Sulawesi Utara, Indonesia. Penelitian terdahulu terhadap ekstrak etil asetat buah Kayu Sarampa mempunyai penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase. Penelitian ini beitujuaii untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa dari ekstrak etil asetat kulit batang kayu sarampa dan uji penghambatan aktivitas enzim alfa glukosidase dan DPP-IV serta aktivitas antioksidan secara in-vitro. Kulit batang diekstraksi menggunakan metode reflux dengan pelarut heksana, etil asetat, dan metanol serta dilakukan skrining penghambatan alfa-glidcosidase dan antioksidan pada ekstrak yang diperoleh. Selanjutnya terhadap ekstrak etil asetat dilakukan pemisahan dan isolasi senyawa. Isolat yang didapat dikarakterisasi menggunakan 'H-NMR, '^C-NMR, 2DNMR, IR, LCMSMS dan diuji penghambatan aktivitas alfa-glukosidase, DPP-IV serta aktivitas antioksidan (DPPH dan FRAP). Hasil ekstraksi bertingkat menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol kulit batang kayu sarampa kosentrasi 100 pg/mL memiliki penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase berturut-tumt 49.7 dan 53,1 %, uji aktivitas antioksidan DPPH berturut- turut IC50 34,02 dm 16,51 pg/mL dan FRAP berturut-turut 131,84 dan 148,96 pmol Fe^Vg. Terhadap ekstrak etil asetat dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom diperoleh 10 ffaksi (A-J) dan diperoleh hasil fraksi D, F, G dan I kulit batang kayu sarampa memiliki penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase dan aktivitas antioksidan (DPPH dan FRAP). Selanjutnya dilakukan isolasi lebih lanjut terhadap fraksi D dan F sehingga diperoleh 3 isolat (166, 177 dan 224). Hasil karakterisasi menunjukkan hasil isolat 166 adalah Xyloccensin E dan 177 adalali Ruangenin D serta isolat 224 adalah 2,3',5,5',7- pentahidroksiflavan. Penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase berturut-turut untuk senyawa Xyloccensin E dan 2,3',5,5',7-pentahidroksiflavan dengan IC50 118,6 dan 55,1 pg/mL dan aktivitas antioksidan metode DPPH 54,69 dan 2,87 pg/mL serta kekuatan antioksidan FRAP sebesar 66,35 dan 213,82 pmol Fe^^^g. Ketiga isolat tersebut tidak memiliki penghambatan aktivitas terhadap enzim DPP-IV.

In 2019, there are an estimated 463 million people with diabetes in the world in the age of 20-79 years old. The numbers are predicted to continue to increase reaching 578 million in 2030 and 700 million in 2045. Kayu Sarampa {Xylocarpus moluccensis (Lam.) M. Roen) has traditionally been used to treat diabetics by indigenous people in Ratahan, North Sulawesi, Indonesia. The previous research on the ethyl acetate extract of the fhiit of Kayu Sarampa had an inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity. This study aims to isolate and characterize the compounds from the ethyl acetate extract of Kayu Sarampa stem bark and to test the inhibition of alpha glucosidase and DPP-IV enzyme activity as well as in-vitro antioxidant activity. The stem bark was extracted using the reflux method with hexane, ethyl acetate, and methanol as the solvents and screening for alpha-glucosidase and antioxidant inhibition in the extracts that have been obtained. Furthermore, the ethyl acetate extract is separated and isolated from the compound. The isolates that have been obtained were characterized using IH-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR, IR, LCMSMS and tested for inhibition of alpha-glucosidase activity, DPP-IV and antioxidant activity (DPPH and FRAP). The results of multilevel extraction showes that the ethyl acetate and the methanol extracts of Kayu Sarampa stem bark have the inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity 49.7 dan 53.1 %, DPPH antioxidant activity test IC50 34.02 and 16.51 pg/mL and FRAP 131.84 dan 148.96 pmol Fe^^^g, respectively. The ethyl acetate extract is separated using column chromatography obtaining 10 fractions (A-J) and the results of the fractions D, F, G and I of Kayu Sarampa stem bark had inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity and antioxidant activity (DPPH and FRAP). Thereafter, further solation is carried out on the D and F fractions obtaining 3 isolates (166, 177 and 224). The characterization results shows that the results of isolate 166 to be Xyloccensin E and 177 to be Ruangenin D and isolate 224 were 2,3',5,5',7-pentahidroxiflavan. Inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity for Xyloccensin E and 2,3*,5,5',7-pentahidroxiflavan compounds with IC50 118.6 and 55.1 pg/ mL and antioxidant activity of DPPH methods 38.85 and 2,87 pg/mL and the antioxidant strength of FRAP were 66.35 and 213.82 pmol Fe^Vg respectively. The three isolates do not have inhibitory activity against the DPP-IV enzyme.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T59216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Listiyani
"Garcinia hombroniana Pierre merupakan salah satu spesies dari genus Garcinia yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan secara tradisional digunakan sebagai antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data aktivitas antioksidan dan menilai potensi penghambatan aktivitas lipoksigenase teraktif dari ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana kulit batang G.hombroniana Pierre serta memperoleh nilai kadar flavonoida total dari ekstrak teraktif. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode ferric reducing antioxidant power (FRAP), aktivitas antiinflamasi diukur dengan dengan metode penghambatan aktivitas lipoksigenase, analisis kualitatif flavanoida menggunakan kromatografi lapis tipis serta kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3.
Hasil uji menunjukkan EC50 aktivitas antioksidan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana berturut-turut adalah 27,21; 15,34; 110,9 μg/mL dan IC50 penghambatan aktivitas lipoksigenase berturut-turut sebanyak 0,95; 0,26; 5,09 μg/mL. Ekstrak etil asetat merupakan ekstrak teraktif dengan kadar flavonoida sebesar 7,430 mg QE(quersetin equivalent)/g ekstrak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ekstrak kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki aktivitas antioksidan dan aktivitas penghambatan lipoksigenase.

Garcinia hombroniana Pierre is one species of genus Garcinia that has been known have antioxidant antivity and has been used traditionally as antiinflammatory. The aim of this study was to obtain data of antioxidant activity and to observe potential inhibition of lipoxygenase activity that most active from methanolic, ethyl acetate, and n-hexane extracts with total flavonoids content from most active extracts from the bark of Garcinia hombroniana Pierre. The antioxidant activity was measured using ferric reducing antioxidant power (FRAP), anti-inflammatory assay was measured using inhibition of lipoxygenase activity test, and qualitative analysis of flavonoids using thin layer chromatography, with total flavonoids content was measured using AlCl3 colorimetic method.
The results showed EC50 of antioxidant activity of methanolic, ethyl acetate, and n-hexane extracts respectively 27,21; 15,34; 110,9 μg/mL and IC50 inhibition of lipoxygenase activity respectively 0,95; 0,26; 5,09 μg/mL. Ethyl acetate extract was the most active extract with total flavonoids contents was 7,430 mg QE (quersetin equivalent)/g extract. The results of this study showed bark extract Garcinia hombroniana Pierre has antioxidant activity and potent to inhibit lipoxygenase activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>